kata-Nya: "Aku akan memberitakan nama-Mu kepada saudara-saudara-Ku, dan memuji-muji<x id="d" /> Engkau di tengah-tengah jemaat,"

Sebab itu, hai saudara-saudara<x id="s" /> yang kudus<n id="1" />, yang mendapat bagian dalam panggilan<x id="t" /> sorgawi, pandanglah kepada Rasul dan Imam Besar<n id="2" /><x id="u" /> yang kita akui,<x id="v" /> yaitu Yesus,

Dan Musa memang setia dalam segenap rumah<x id="z" /> Allah sebagai pelayan<x id="a" /> untuk memberi kesaksian tentang apa yang akan diberitakan kemudian,

di mana nenek moyangmu mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka melihat perbuatan-perbuatan-Ku,<x id="h" /> empat puluh tahun lamanya.

Dan siapakah yang telah Ia sumpahi, bahwa mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Nya<n id="1" />?<x id="t" /> Bukankah mereka yang tidak taat?<x id="u" />

Dan tidak seorangpun yang mengambil kehormatan itu bagi dirinya sendiri, tetapi dipanggil untuk itu oleh Allah, seperti yang telah terjadi<x id="d" /> dengan Harun.

Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.

namun yang murtad lagi<n id="1" />, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat,<x id="k" /> sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah<x id="l" /> bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.

agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut<x id="q" /> mereka yang oleh iman dan kesabaran<x id="r" /> mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan<x id="s" /> Allah.

Sebab ketika Allah memberikan janji-Nya kepada Abraham, Ia bersumpah demi diri-Nya sendiri,<x id="t" /> karena tidak ada orang yang lebih tinggi dari pada-Nya,

Sebab manusia bersumpah demi orang yang lebih tinggi, dan sumpah itu menjadi suatu pengokohan baginya, yang mengakhiri segala bantahan.<x id="w" />

di mana Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita,<x id="c" /> ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek,<x id="d" /> menjadi Imam Besar<x id="e" /> sampai selama-lamanya.

Camkanlah betapa besarnya orang itu, yang kepadanya Abraham, bapa leluhur<x id="k" /> kita, memberikan sepersepuluh dari segala rampasan<x id="l" /> yang paling baik.

--sebab hukum Taurat sama sekali tidak membawa kesempurnaan<n id="1" /><x id="y" />--tetapi sekarang ditimbulkan pengharapan<x id="z" /> yang lebih baik, yang mendekatkan kita kepada Allah.<x id="a" />

Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat.<x id="y" />

Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka.<x id="m" /><x id="n" />"

Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus<x id="a" /> dengan darah yang bukan darahnya sendiri.<x id="b" />

Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa<x id="s" /> setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya.

Tetapi Ia, setelah mempersembahkan hanya satu korban saja karena dosa,<x id="h" /> Ia duduk untuk selama-lamanya di sebelah kanan Allah,<x id="i" />

karena Ia telah membuka jalan<x id="r" /> yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir,<x id="s" /> yaitu diri-Nya sendiri,