"Haruslah engkau membuat bejana<x id="h" /> dan juga alasnya dari tembaga, untuk pembasuhan, dan kautempatkanlah itu antara Kemah Pertemuan dan mezbah, dan kautaruhlah air ke dalamnya.

Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan, haruslah mereka membasuh tangan dan kaki dengan air, supaya mereka jangan mati.<x id="k" /> Demikian juga apabila mereka datang ke mezbah itu untuk menyelenggarakan kebaktian dan untuk membakar korban api-apian bagi TUHAN,

yakni meja<x id="v" /> dengan perkakasnya, kandil<x id="w" /> dari emas murni dengan segala perkakasnya, mezbah pembakaran ukupan,<x id="x" />

mezbah<x id="s" /> pembakaran ukupan dengan kayu pengusungnya, minyak urapan<x id="t" /> dan ukupan dari wangi-wangian;<x id="u" /> tirai pintu untuk pintu Kemah Suci;<x id="v" />

mezbah<x id="w" /> korban bakaran dengan kisi-kisi tembaganya, kayu pengusungnya dan segala perkakasnya, bejana<x id="x" /> pembasuhan dengan alasnya;

Dibuatnyalah mezbah pembakaran ukupan<x id="l" /> itu dari kayu penaga, sehasta panjangnya dan sehasta lebarnya, empat persegi, tetapi dua hasta tingginya; tanduk-tanduknya<x id="m" /> seiras dengan mezbah itu.

Dibuatnyalah mezbah korban bakaran itu dari kayu penaga, lima hasta panjangnya dan lima hasta lebarnya, empat persegi, tetapi tiga hasta tingginya.

Dan dimasukkannyalah kayu-kayu pengusung itu ke dalam gelang-gelang yang pada rusuk mezbah itu, supaya dengan itu mezbah dapat diangkut. Mezbah itu dibuatnya berongga dan dari papan.

mezbah<x id="a" /> dari emas, minyak urapan,<x id="b" /> ukupan<x id="c" /> dari wangi-wangian, tirai<x id="d" /> pintu kemah,

mezbah<x id="e" /> tembaga dengan kisi-kisi tembaganya, kayu-kayu pengusungnya dan segala perkakasnya, bejana<x id="f" /> pembasuhan dengan alasnya,

Kautaruhlah mezbah<x id="s" /> emas untuk membakar ukupan di depan tabut hukum. Kaugantungkanlah tirai pintu Kemah Suci.

Apabila mereka masuk ke dalam Kemah Pertemuan dan apabila mereka datang mendekat kepada mezbah<x id="f" /> itu, maka mereka membasuh kaki dan tangan--seperti yang diperintahkan<x id="g" /> TUHAN kepada Musa.

Didirikannyalah tiang-tiang pelataran<x id="h" /> sekeliling Kemah Suci dan mezbah itu, dan digantungkannyalah tirai<x id="i" /> pintu gerbang pelataran itu. Demikianlah diselesaikan Musa pekerjaan itu.

Dan mereka harus mengatur potongan-potongan korban itu dan kepala serta lemaknya<x id="u" /> di atas kayu<x id="v" /> yang sedang menyala di atas mezbah.

Tetapi isi perutnya dan betisnya haruslah dibasuh dengan air<x id="w" /> dan seluruhnya<x id="x" /> itu harus dibakar oleh imam di atas mezbah<x id="y" /> sebagai korban bakaran,<x id="z" /> sebagai korban api-apian<x id="a" /> yang baunya menyenangkan bagi TUHAN<n id="1" />.<x id="b" />

Kemudian haruslah ia memotong-motongnya menurut bagian-bagian tertentu, dan bersama-sama kepalanya dan lemaknya<x id="g" /> diaturlah semuanya itu oleh imam di atas kayu yang sedang menyala di atas mezbah.

Isi perut dan betisnya haruslah dibasuhnya dengan air,<x id="h" /> dan seluruhnya itu haruslah dipersembahkan oleh imam dan dibakar<x id="i" /> di atas mezbah:<x id="j" /> itulah korban bakaran,<x id="k" /> suatu korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.

Maka korban sajian yang diolah menurut salah satu cara itu haruslah kaupersembahkan kepada TUHAN, yakni harus disampaikan kepada imam, yang membawanya ke mezbah.

Lalu ia harus meletakkan tangannya di atas kepala<x id="x" /> persembahannya itu, dan menyembelihnya<x id="y" /> di depan pintu Kemah Pertemuan,<x id="z" /> lalu anak-anak Harun, imam-imam itu haruslah menyiramkan<x id="a" /> darahnya pada mezbah<x id="b" /> sekelilingnya.<x id="c" />

Anak-anak<x id="g" /> Harun harus membakarnya di atas mezbah,<x id="h" /> yakni di atas korban bakaran<x id="i" /> yang sedang dibakar di atas api,<x id="j" /> sebagai korban api-apian yang baunya menyenangkan bagi TUHAN.<x id="k" />