Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 141 - 160 dari 233 ayat untuk ingat (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.16588025) (Yes 37:21) (sh: Jawaban doa (Minggu, 26 September 2004))
Jawaban doa

Jawaban doa. Doa Hizkia tidak sia-sia sebab Allah yang kepada-Nya ia berdoa itu adalah Allah yang hidup dan mengendalikan sejarah. Jawaban Allah ditujukan kepada Hizkia, meski berisi teguran dan pemaparan rencana tindakan-Nya terhadap Sanherib.

Pertama, Allah menegur kesombongan Asyur. Mengganggap diri adikuasa karena kemenangan atas Mesir adalah kebodohan. Pada intinya semua keberhasilan dan kekuasaan tidak mungkin terjadi di luar kehendak dan izin Allah (ayat 26,27). Sebagai alat Asyur meninggikan diri melampaui perancangnya, Asyur sebenarnya sedang menghina kemuliaan Allah sendiri. Itu mengundang Allah bertindak mempermalukan dan merendahkan mereka (ayat 28,29). Kedua, Sion sama sekali tidak hancur sebaliknya akan bertahan dan berkembang (ayat 30-31). Faktor penyebab utamanya adalah sikap Allah membela kemuliaan diri-Nya sendiri (ayat 32). Penyebab Allah membela umat yang sering berontak bukan karena Ia memanjakan mereka, tetapi karena Ia berpegang teguh pada janji dan rencana kekal-Nya. Akhirnya kelak siapa pun harus menerima kehendak Allah, dan suka atau tidak harus tunduk kepada-Nya. Ketiga, Asyur tidak akan pernah memasuki Yerusalem sebab malaikat Allah membunuhi mereka. Sanherib sendiri malah mati di negaranya karena dibunuh anak-anaknya (ayat 38).

Segala usaha manusia yang dilakukan untuk menentang Allah maupun umat-Nya akan berakhir seperti yang dialami oleh Raja Sanherib.

Ingat: Kesombongan adalah awal kehancuran. Kemuliaan sejati didapat dalam perendahan diri ke bawah kemuliaan Allah.

(0.16588025) (Yes 41:8) (sh: Cinta Allah dan cinta manusia. (Selasa, 22 Desember 1998))
Cinta Allah dan cinta manusia.

Cinta Allah dan cinta manusia.
Cinta kasih manusia kepada Allah mudah berubah. Cintanya di kala senang dan di kala susah berbeda. Meskipun dikatakan umat begitu mencintai Allah, namun faktanya beberapa kali mereka memberontak kepada Allah. Berbeda halnya dengan cinta kasih Allah kepada umat-Nya. Meskipun umat pilihan-Nya memberontak kepada-Nya, namun kasih Allah tidak berubah dan tetap untuk selamanya. Hukuman merupakan salah satu bentuk cinta kasih Allah kepada umat pilihan-Nya. Dalam keadilan-Nya Allah memberi hukuman. Ingat, kasih-Nya tidak berubah! "Jangan takut, sebab Aku menyertai engkau, jangan bimbang ... Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau" (ayat 10).

Si "cacing" Yakub, si "ulat" Israel. Karena dosa, manusia menjadi sangat tidak berharga di hadapan Allah. Yesaya mengumpamakannya seperti "cacing" dan "ulat" yang menjijikkan. Hanya belas kasihan dan anugerah-Nya, umat memperoleh pertolongan, bahkan dihormati sebagai hamba yang dikasihi dan layak melayani Allah yang Mahakudus. Tindakan Allah itu untuk menyatakan satu tujuan, yaitu supaya semua orang tahu bahwa "tangan Tuhan yang membuat semuanya ini" (ayat 20). Saat menjelang hari kelahiran Kristus, renungkanlah makna kasih Allah yang diwujudkan dalam inkarnasi-Nya menjadi manusia.

(0.16588025) (Yes 43:8) (sh: Saksi Tuhan (Sabtu, 06 Februari 1999))
Saksi Tuhan

Saksi Tuhan. Dalam sebuah proses persidangan, salah satu faktor penentu bersalah atau tidaknya seorang terdakwa adalah kesaksian para saksi. Karena itu sebelum bersaksi, seorang saksi diangkat sumpahnya agar mengatakan yang sebenarnya. Seorang saksi haruslah jujur mengatakan hal-hal yang didengar dan dilihatnya. Bangsa Israel dipilih Allah untuk menjadi saksi-Nya. Memberitakan tentang kemahakuasaan Allah sampai ke seluruh bumi. Dipilihnya Israel sebagai saksi mengandung pengertian bahwa bangsa Israel dipercaya sebagai saksi-Nya, dan suatu pernyataan kasih Allah kepada umat yang meskipun telah menyakiti hati-Nya, tetap memperoleh pengampunan-Nya.

Tuhan sudah mengampuni kita. Dia tidak mengingat-ingat dosa kita lagi. Karena itu seharusnyalah kita juga tidak terus menodai diri sendiri dengan berpaut pada dosa-dosa yang telah diampuni. Yang lama sudah berlalu, yang baru sudah datang. Yesus telah menjadikan kita ciptaan baru (2Kor. 5:17). Marilah kita hidup dalam pembaruan yang telah diadakan-Nya, hidup dalam terang kebenaran-Nya dan jadi saksi yang memberitakan kebenaran-Nya.

Renungkan: Sampai kapankah kita memberati dan menyusahkan Dia dengan dosa dan kesalahan kita?

Doa: Sesungguhnya hanya Engkaulah yang layak menerima hormat, kemuliaan dan puji-pujian. Haleluya.

(0.16588025) (Mat 24:1) (sh: Akhir Zaman. (Selasa, 14 April 1998))
Akhir Zaman.

Akhir Zaman.
Bait Allah di zaman Yesus adalah bangunan yang kokoh dan megah. Tak seorang pun bermimpi bahwa bangunan itu tinggal puing-puing saja. Ternyata apa yang Yesus katakan itu sungguh terjadi. Kehancuran dahsyat yang orang Israel alami di tahun 70, sungguh menggenapi nubuat tersebut. Tetapi nubuat itu mencakup juga hal-hal yang akan terjadi di akhir zaman kelak. Zaman yang jahat ini akan diakhiri, karena Tuhan akan menerbitkan zaman baru.

Penderitaan menjelang zaman baru. Kedatangan zaman baru itu akan didahului oleh berbagai tanda dan penderitaan. Para pengajar dan nabi palsu (ayat 4, 11) akan bermunculan. Tujuan mereka ialah menyesatkan orang beriman. Dengan tidak segan, mereka bahkan berani menyebut dirinya sebagai orang yang diurapi Allah (Kristus). Selain bertujuan membingungkan dan menyesatkan orang, para nabi palsu itu juga berusaha menjerat orang beriman ke dalam kehidupan tak bermoral. Selain itu juga akan terjadi berbagai peristiwa yang menggoncangkan hati seperti perang, dlsb. (ayat 6, 7). Betapapun beratnya, semua itu barulah tanda awal. Tuhan Yesus ingin kita waspada. Itu sebabnya Ia memberikan peringatan ini

Renungkan: Sungguhkah zaman ini akan berakhir? Jika Anda ragu, ingat bahwa yang bicara itu ialah Yesus yang sudah bangkit!

(0.16588025) (Mrk 15:1) (sh: Memilih yang terbaik (Kamis, 17 April 2003))
Memilih yang terbaik

Memilih yang terbaik. Dalam hidup, kita sering dihadapkan dengan dua pilihan: memilih yang baik atau yang jahat. Sudah tentu bahwa setiap orang akan memilih yang baik menurut pandangannya. Menentukan pilihan berarti mengambil suatu keputusan untuk menyatakan sikap.

Dalam pembacaan ini dipaparkan tentang pilihan yang ditawarkan oleh Pilatus kepada orang banyak untuk memilih Yesus atau Barabas yang akan dibebaskan. Sebenarnya, Pilatus tidak perlu memberi tawaran pilihan sebab dalam diri Yesus tidak ia temukan kesalahan yang setimpal dengan hukuman mati. Karena itu Pilatus harus membebaskan Yesus, tetapi bagaimana caranya? Ia menyandingkan Yesus dengan penjahat bernama Barabas dengan harapan rakyat akan memilih Yesus. Tetapi ternyata orang banyak berteriak memilih Barabas untuk dibebaskan. Itu berarti Yesus harus disalibkan. Mereka lebih suka memihak pada kejahatan dari pada memihak pada keadilan.

Ini adalah kedua kalinya Yesus menerima teriakan umat. Teriakan pertama ketika Yesus memasuki kota Yerusalem, orang banyak itu mengeluelukan dan menghormati Dia sebagai seorang raja (bdk. Mrk 11:1-11). Teriakan kedua ketika Yesus di hadapan pengadilan Pilatus. Kata-kata sanjungan yang Yesus terima ketika masuk Yerusalem telah diganti dengan olok-olokan. Persahabatan telah diganti dengan permusuhan. Penghormatan diganti dengan penghinaan.

Dalam menentukan pilihan terhadap berbagai alternatif yang dihadapkan kepada kita, kita dituntut untuk berhati-hati dan waspada sehingga tidak salah memilih yang terbaik bagi pertumbuhan iman kita. Ingat bahwa tidak semua yang berkilau adalah emas.

Renungkan: Tidak semua tawaran yang mengiurkan membawa keselamatan dan kesejahteraan. Oleh sebab itu berwaspadalah!

(0.16588025) (Luk 1:26) (sh: Ada apa dengan Maria? (Minggu, 22 Desember 2002))
Ada apa dengan Maria?

Ada apa dengan Maria?
Jawabannya jelas: begitu banyak hal-hal yang besar. Pertama, bertemu dengan malaikat Gabriel bukanlah kejadian yang biasa dialami seorang Yahudi, apalagi seorang wanita. Kedua, mendengar berita yang disampaikan Gabriel, bahwa ia akan mengandung. Pertanyaan spontan Maria pada ayat 34 menunjukkan keterkejutannya karena dirinya dikatakan akan mengandung sebelum menikah dan hidup serumah dengan Yusuf, tunangannya (lih. 3:5). Maria memikirkan akibat sosial yang akan dialaminya karena peristiwa itu (bdk. 1:48a). Sudut pandang Lukas dari pihak Maria ini (kontras dengan Matius yang melihatnya dari sisi Yusuf) mengajak kita untuk merenungkan sikap Maria dalam menghadapi rencana Allah yang begitu mengejutkan ini. Jika dibandingkan dengan kisah sebelumnya, mungkin kita bertanya: mengapa Maria tidak menerima hukuman seperti Zakharia karena mempertanyakan pemberitaan Gabriel. Jawabannya sederhana, orang lanjut usia dikaruniai anak bukanlah hal yang baru dalam sejarah bangsa Yahudi (ingat Abraham dan Sara), sementara kelahiran dari seorang perawan tanpa keterlibatan seorang laki-laki belum pernah terjadi. Tetapi, setelah penjelasan Gabriel, kita melihat justru tekad dan keberserahan Maria untuk menerima kehendak dan rencana Allah yang disampaikan melalui Gabriel (ayat 38). Teladan yang kita dapatkan dari Maria adalah, kerelaannya untuk mempercayakan perjalanan hidupnya kepada rencana Allah, betapapun drastisnya rencana itu menyebabkan perubahan dalam hidupnya.

Renungkan:
Teladanilah Maria yang dalam tiap situasi apa pun—meski sulit, berkata: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut kehendak-Nya"

(0.16588025) (Luk 4:1) (sh: Manusiawi Yesus Kristus (Jumat, 31 Desember 1999))
Manusiawi Yesus Kristus

Manusiawi Yesus Kristus. Setelah menekankan kemanusiaan Yesus, Lukas memaparkan kemanusiaan yang sesungguhnya dikehendaki Allah yaitu manusia yang mampu untuk tidak berdosa, mampu menolak godaan yang seringkali membuat manusia jatuh yaitu keangkuhan (ingat Hawa!), kekuasaan, dan kekayaan. Yesus sebagai manusia mampu melakukan itu. Memang itulah seharusnya manusia itu. Kristen tidak boleh mempunyai konsep bahwa orang yang jatuh dalam godaan adalah manusiawi. Itu justru bukan manusiawi. Manusiawi yang sesungguhnya adalah seperti yang didemontrasikan oleh Yesus.

Firman tertulis yang berkuasa. Sebagai manusia, Yesus mampu menolak godaan dan cobaan karena Ia menggunakan firman Tuhan sebagai perisai dan pedang untuk menghancurkan segala serangan. Dari ucapan yang Yesus katakan "sebab ada tertulis ..." menyatakan bahwa tulisan-tulisan itu mempunyai sifat yang sakral (kudus), artinya mempunyai suatu otoritas yang berasal dari Allah. Kegagalan kita melakukan godaan adalah karena kita tidak menggunakan firman Tuhan sebagai perisai.

Renungkan: Firman Allah yang tertulis mempunyai kuasa bagi kita dalam peperangan rohani. Kristen harus mampu hidup seperti Yesus yang berhasil menangkis segala godaan iblis, sehingga tidak berdosa.

(0.16588025) (Luk 5:12) (sh: Menjamah dan mengampuni (Selasa, 9 Januari 2007))
Menjamah dan mengampuni

Judul: Menjamah dan mengampuni Sebelum ini penyembuhan penyakit dan pengusiran roh jahat, Yesus lakukan hanya dengan bersabda. Namun pada kasus orang kusta ini, secara sengaja Yesus menyentuhnya (13). Padahal penyakit kusta kerap dikaitkan dengan dosa dan kenajisan. Menyentuh kenajisan berarti menajiskan diri.

Tindakan berani Yesus bukan tidak beralasan. Pertama, Yesus hendak maju selangkah memperkenalkan diri-Nya sebagai Mesias yang menyandang otoritas Allah secara penuh. Dengan otoritas Allah, Yesus bisa menjamah seseorang yang najis tanpa diri-Nya sendiri menjadi najis, sebaliknya membawa pentahiran pada diri si najis (13). Maka perintah Yesus agar orang kusta yang baru disembuhkan itu melaporkan kesembuhannya kepada imam dengan sendirinya merupakan klaim Yesus akan otoritas-Nya atas dosa dan kenajisan (14). Hal itu diperkuat lagi, dan kali ini di hadapan beberapa pemimpin agama Yahudi, dengan menyembuhkan dan mengampuni dosa seorang yang lumpuh. Inilah yang menjadi alasan kedua, Yesus ingin menyatakan kuasa dan identitas diri-Nya. Secara teoretis, mengampuni orang berdosa lebih sulit daripada menyembuhkan sakit fisik. Namun, secara kasat mata, pengampunan dapat dilakukan hanya dengan kata-kata tanpa seorang pun tahu kebenarannya, sedangkan kesembuhan yang terjadi dalam sekejap mustahil dilakukan oleh manusia biasa. Maka kesembuhan si lumpuh memperlihatkan kuasa Yesus yang sesungguhnya. Di sinilah untuk pertama kali Yesus menyebut diri-Nya Anak Manusia, yang menegaskan status diri-Nya lebih daripada manusia biasa (24)! Dia adalah Mesias dari Allah.

Dia berkuasa menyembuhkan, bukan hanya fisik tetapi juga jiwa. Dia peduli dengan pergumulan orang dan sanggup menyelesaikannya. Mintalah agar Dia pun menyatakan kuasa-Nya dalam hidup Anda. Percayakan masalah Anda kepada-Nya.

Renungkan: Yesus adalah Mesias untuk keselamatan kita karena jamahan kasih-Nya dan otoritas pengampunan-Nya.

(0.16588025) (Luk 11:33) (sh: Menerima terang atau tetap gelap? (Minggu, 22 Februari 2004))
Menerima terang atau tetap gelap?

Menerima terang atau tetap gelap? Melalui perikop ini Yesus melukiskan arti firman-Nya dan bagaimana respons orang terhadapnya.

Pertama, firman yang Yesus ucapkan seumpama terang yang terpancar dari sebuah pelita. Terang dari pelita hanya berguna bila pelita itu ditempatkan pada tempat yang benar (ayat 33). Demikian juga halnya dengan firman-Nya. Firman-Nya memancarkan terang sebab Ia menyatakan kebenaran Allah sendiri yang bertujuan memberi hidup bagi manusia. Namun, dampak nyata firman Yesus itu ke dalam hidup seseorang bergantung pada bagaimana orang itu menempatkan firman dalam hidupnya. Hanya mereka yang menjunjung tinggi firman dan mengutamakan firman dalam hidup, yang akan mengalami pengaruh terang firman itu.

Perumpamaan kedua adalah tubuh manusia. Meski seluruh anggota tubuh memiliki peran dan kepentingan masing-masing, mata sangat besar artinya. Dengan melihat melalui mata, seluruh tubuh beroleh orientasi gerak. Dengan demikian mata tepat diumpamakan sebagai pelita tubuh (ayat 34). Orientasi gerak dapat juga diartikan sebagai orientasi tujuan. Apabila mata tidak berfungsi dengan baik, maka rusaklah orientasi gerak seseorang. Apabila hidup tidak memiliki sesuatu yang memberi orientasi tujuan dengan baik, maka seluruh hidup akan mengalami disorientasi tujuan. Dengan kata lain, hidup tanpa terang firman adalah hidup yang kehilangan tujuan alias tersesat.

Renungkan: Ingat! Hati memerlukan terang firman supaya arah hidup tertuju pada Allah. Sebab itu, tempatkanlah firman di pusat hati dan peliharalah sesuai isi firman.

(0.16588025) (Kis 4:23) (sh: Keputusan Tuhan dan kesetiaan untuk bertekun (Senin, 16 Juni 2003))
Keputusan Tuhan dan kesetiaan untuk bertekun

Keputusan Tuhan dan kesetiaan untuk bertekun. Para murid Tuhan menghadapi dilema besar: memberitakan Injil dan merisikokan diri untuk ditangkap atau tidak memberitakan Injil dan hidup aman. John Bunyan pernah menghadapi dilema yang serupa dan ia memilih untuk memberitakan Injil walau ia harus dipenjarakan tiga kali selama bertahun-tahun. Pendeta Wang Ming Tao juga merisikokan hidupnya tatkala komunisme menguasai Tiongkok.

"Setia sampai mati" adalah tema sentral kristiani. Kita masih ingat pengalaman Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yang dengan berani menolak menyembah patung yang didirikan Nebukadnezar. Itu pulalah yang dilakukan oleh Petrus, Yohanes, serta murid Tuhan yang lainnya. Mereka tidak berhenti memberitakan Injil meski maut membayangi mereka.

Melalui sikap dan keputusan para tokoh iman dan para murid untuk terus memberitakan Injil meskipun berisiko kehilangan nyawa, kita belajar tentang dua hal penting. Pertama, mereka yakin bahwa yang mereka lakukan adalah hal yang sudah ditentukan Allah. Sehingga yang mereka perjuangkan adalah bagaimana agar hidup dan pekerjaan mereka menjadi pujian bagi Allah. Kedua, mereka mengandalkan kekuatan Allah melalui doa. Dalam doa keyakinan mereka diteguhkan, iman mereka dikuatkan untuk tekun bersaksi. Ketiga, yakin bahwa orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi, dan bermalam dalam naungan-Nya akan memperoleh kepastian dan ketenangan (bdk. Mzm. 91). Memang tidak selalu anak Tuhan memiliki keberanian untuk bersaksi karena mungkin kita akan kehilangan banyak kesempatan bagi masa depan kita. Tetapi apakah sikap seperti itu yang sudah Allah tentukan untuk kita lakukan?

Renungkan: Manusia dapat dipenjarakan tetapi berita Injil tidak bisa dipenjarakan.

(0.16588025) (Rm 5:12) (sh: Kristus melebihi Adam. (Sabtu, 20 Mei 1998))
Kristus melebihi Adam.

Kristus melebihi Adam.
Asal muasal dosa di dunia ini bermula dari keinginan manusia pertama (Adam dan Hawa) menjadi sama dengan Allah (Kej. 3). Akibatnya mereka dan seluruh umat manusia masuk ke dalam arak-arakan para pemberontak melawan Allah. Bersama dengan Adam semua manusia terseret ke dalam dosa dan terancam maut dan kebinasaan kekal. Akan tetapi kasih dan kemurahan Allah tidak membiarkan manusia tetap dalam dosa dan maut. Tuhan Allah mengutus Adam terakhir yaitu Yesus Kristus (1Kor. 15:45) yang berlawanan dengan Adam justru merendahkan diri dan taat sempurna kepada Allah. Pengorbanan-Nya di kayu salib menjadi kekuatan yang menganugerahkan hidup bagi semua yang percaya kepada-Nya.

Kuasa dosa dan kuasa anugerah. Kristus telah mengalahkan kuasa iblis, dosa dan maut. Tetapi sehari-hari dalam kehidupan sebagai orang beriman, kita berada di antara pelanggaran Adam dan kasih karunia Allah. Kita benar-benar mengalami dasyatnya pergumulan, kita harus menentukan pilihan yang tepat. Dalam pergumulan sengit itu acap kali kita merasa tak kuat melawan dosa, ingin menyerah saja. Ingat betapa besar korban kasih Kristus dan betapa kuat dahsyat kuasa anugerah-Nya mengalahkan dosa!

Doa: Tuhan, bimbinglah kami untuk memilih jalan anugerah keselamatan-Mu, daripada memilih jalan menuju kebinasaan.

(0.16588025) (Rm 12:3) (sh: Kita adalah Gereja. (Sabtu, 25 Juli 1998))
Kita adalah Gereja.

Kita adalah Gereja.
Kebanyakan kita memahami keselamatan sebagai pengalaman pribadi akibat meresponi anugerah Allah dengan iman dan tobat pribadi. Itu tidak salah, hanya jangan berhenti di situ; sebab Allah menyelamatkan kita dalam konteks Gereja-Nya. Bukankah kita tahu tentang Injil, dibaptiskan, disidi, dibina terus dalam Gereja? Itu sebabnya Paulus langsung mengarahkan kita kepada kebenaran tentang hidup bergereja.

Perlu penguasaan diri. Pengalaman Kristen yang unik, berbagai karunia rohani yang khusus, dapat menggoda kita, melupakan fakta bahwa kita saling memerlukan, saling dukung, saling layan satu kepada lain. Ingat, bahwa perpecahan jemaat Korintus terjadi karena mengabaikan prinsip ini pada mutu gereja dan individu. Kebersamaan hanya terjadi bila kelebihan diri ditumbuhkan dalam penguasaan diri.

Satu tubuh banyak anggota. Seperti halnya Tuhan Allah adalah Esa dalam Ketigaan-Nya, demikianlah jemaat Tuhan harus selalu satu dalam keberanekaragaman. Gereja adalah Tubuh Kristus. Masing-masing kita adalah seperti anggota tubuh dari suatu tubuh. Anggota tubuh itu hanya berarti bila ada dan hidup dalam konteks tubuh, yaitu dalam keserasian dengan anggota-anggota tubuh lainnya, yang masing-masing unik, punya peran serta tempat tersendiri.

(0.16588025) (Rm 13:1) (sh: Sikap terhadap pemerintahan. (Selasa, 28 Juli 1998))
Sikap terhadap pemerintahan.

Sikap terhadap pemerintahan.
Setiap pemerintah yang sah berasal dari Tuhan. Karena itu Kristen tidak boleh melawan, tetapi harus tunduk kepada pemerintah. Memang tidak ada pemerintah mana pun yang sempurna, bahkan tidak sedikit yang salah dan jahat. Tetapi ingat bahwa perintah ini dituliskan Paulus kepada jemaat yang hidup dalam konteks pemerintah Roma yang tidak ramah kepada Kekristenan. Barangsiapa melawan pemerintah melawan ketetapan Tuhan, berarti juga melawan Tuhan sendiri. Tujuan Tuhan memberikan pemerintah ialah agar dunia tertib dan aman. Jika mandat yang Tuhan percayakan itu tidak lagi terlaksana, entah karena pemerintah itu tidak berdaya mengekang kejahatan, atau sistem pemerintahan itu sendiri merosot menjadi jahat, tugas orang beriman bukanlah berontak, tetapi berdoa agar Tuhan campur tangan, dan menyuarakan kebenaran firman Allah!

Kewajiban terhadap pemerintah. Penyelenggaraan pemerintahan memerlukan dana. Maka rakyat perlu membayar pajak, cukai dan berbagai kewajiban yang lain. Semua ditetapkan menurut peraturan dan disesuaikan dengan kemampuan rakyat. Kita tidak boleh menolak, bersungut-sungut, menipu, juga tak boleh menuruti keinginan salah aparat pejabat tertentu. Kita berpegang pada prinsip membayar apa yang harus kita bayar. Pemerintah juga harus bisa dipercaya dan jujur.

(0.16588025) (Rm 16:1) (sh: Menyambut Pelayan Tuhan. (Selasa, 04 Agustus 1998))
Menyambut Pelayan Tuhan.

Menyambut Pelayan Tuhan.
Tinggal di kota besar dengan banyak kesibukan, membuat kita kurang dapat memberi perhatian pada tamu. Paulus mengingatkan kita agar menyambut dan melayani mereka yang bekerja keras bagi Injil. Kristus mengingatkan bahwa pelayanan kita bagi seorang murid Tuhan adalah bagaikan menjamu malaikat. Febe, adalah seorang yang sungguh-sungguh memberikan hidup seutuhnya bagi pelayanan Injil. Ia seorang diaken yang setia, melayani orang-orang sakit, yang miskin, kesepian. Ia juga banyak mendukung pelayanan Paulus. Melalui bagian ini kita diingatkan untuk lebih respek (hormat) dan mendukung para hamba Tuhan dan pengurus jemaat di mana kita berbakti.

Menghargai rekan sekerja. Apa rahasia keberhasilan pelayanan Paulus? Kerja tim dalam kebersamaan! Inilah kunci sukses Paulus: mengingat, memuji serta memberi penghargaan secara khusus terhadap teman-teman sekerjanya yang berjuang bagi Injil Kristus. Dengan karunia berbeda, mereka bersatu melayani gereja. Ia ingat akan Priscila dan Aquila yang telah mempertaruhkan nyawa baginya; yang pernah dipenjara bersama-sama dia. Ia menghargai mereka yang lebih senior dan lebih dahulu Kristen daripada dirinya. Dalam pekerjaan dan pelayanan kita prinsip Paulus ini harus kita jalani.

(0.16588025) (Flp 3:17) (sh: Reformasi hidup. (Sabtu, 31 Oktober 1998))
Reformasi hidup.

Reformasi hidup.
Kristen tidak lagi hidup secara daging. Rupanya di antara jemaat Filipi terdapat orang-orang yang memberi teladan salah. Mereka tidak menolak Injil dengan jalan mengandalkan usaha moral dan keagamaan mereka, sebaliknya mereka meniadakan kuasa Injil dengan menganjurkan kehidupan yang memenuhi nafsu tubuh (ayat 19). Dengan berbuat demikian, mereka hidup sebagai musuh salib Kristus (ayat 18). Lagi-lagi kehidupan Paulus adalah contoh tentang bagaimana hidup Kristen seharusnya. Apabila anugerah Tuhan telah menjamah hidup kita, pastilah hidup itu akan mengeluarkan hal-hal yang benar.

Warganegara sorga. Dengan suatu kepastian yang kokoh, Paulus memberitahukan, bahwa jemaat Filipi adalah warga sorga yang tinggal di dunia ini (ayat 20). Keadaan jasmani kita kini bersifat sementara saja, sebab kelak kita akan diberikan tubuh surgawi yang mulia (ayat 21). Kita akan luput dari pengaruh keduniawian dengan hawa nafsunya yang membinasakan, bila kita ingat kedua kebenaran tersebut. Hiduplah sebagai warganegara sorga, bukan dunia ini. Hiduplah dalam perspektif mengharapkan kemuliaan tubuh sorgawi kita kelak, yang terpancar dalam tubuh jasmani kita kini!

Doa: Ya Tuhan, oleh pertolonganmu, jadikan hambamu teladan dalam seluruh hidupku.

(0.14514521875) (Kel 3:13) (sh: TUHAN, nama dan otoritas-Nya (Kamis, 31 Maret 2005))
TUHAN, nama dan otoritas-Nya

TUHAN, nama dan otoritas-Nya
Setiap pemimpin paling tidak memiliki tiga kebutuhan. Pertama, kebutuhan otoritas untuk mempengaruhi orang yang dipimpinnya. Kedua, seorang pemimpin rohani harus memiliki visi yang berasal dari Tuhan. Ketiga, pemimpin perlu kekuatan untuk mengatasi berbagai rintangan. Ketiga isu ini muncul dalam dialog Musa dan Allah.

"Siapa nama-Mu?" Pertanyaan ini penting karena apa yang akan dilakukan Musa bukan perkara kecil. Musa diutus untuk merubah kondisi dan nasib bangsa Israel. Visi itu secara manusiawi sangat mustahil diwujudkan. Untuk meyakinkan Israel bahwa visi ini harus diperjuangkan, Musa memerlukan ketegasan bahwa otoritas Allahlah sumbernya. Menyelamatkan Israel dari perbudakan dan pemusnahan yang dicanangkan Firaun memerlukan kuasa yang mampu menghancurkan kuasa dewa-dewi yang diandalkan orang Mesir.

TUHAN memperkenalkan nama-Nya: "Aku adalah Aku" (ayat 14). Nama itu unik karena merupakan kata kerja "ada" yang dikaitkan dengan ungkapan lain yaitu Yahweh adalah Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Kedua ungkapan tersebut merupakan penegasan bahwa segala sesuatu bergantung penuh kepada-Nya. Ia satu-satunya Allah sejati yang berdaulat dan berkuasa penuh mengendalikan perjalanan sejarah. Dialah Allah yang mengikat perjanjian dengan Abraham dan sekarang sedang menggenapinya melalui Musa. "Aku yang adalah Aku ini" tidak dapat dielakkan baik oleh Musa, umat Israel, juga Firaun.

Jadi, tidak ada alasan bagi Musa atau Israel untuk meragukan kedaulatan Allah. Nama itu sumber visi dan otoritas Musa memimpin Israel. Nama itu sumber kuasa Musa menghadapi Firaun dan kekuatan-kekuatan mistik yang diandalkannya. Nama itu juga sumber visi, otoritas, dan kekuatan kita dalam penginjilan, pelayanan masyarakat, pelayanan gereja, dan karya-karya kita lainnya.

Ingat: Dia yang mengutus kita lebih besar daripada ilah-ilah dunia ini.

(0.14514521875) (Kel 13:1) (sh: Hak Allah (Minggu, 17 April 2005))
Hak Allah

Hak Allah
Anak sulung penting bagi banyak keluarga. Anak sulung menjadi penerus keturunan atau nama keluarga. Apa yang terjadi kalau anak sulung itu diambil dari keluarga? Itulah yang terjadi pada umat Israel. Tuhan mengklaim setiap anak sulung sebagai milik-Nya. Mengapa demikian? Tengah malam sebelum bangsa Israel keluar dari Mesir, Allah memisahkan anak-anak sulung dari setiap rumah dengan memberikan tanda darah pada setiap muka pintu. Pada malam tulah kesepuluh dijalankan anak-anak sulung bangsa Israel selamat. Karena Allah menyelamatkan hidup anak-anak sulung, maka Ia memiliki hak untuk mengklaim mereka sebagai milik-Nya. Namun, Allah memerintahkan bangsa Israel untuk menebus anak-anaknya (ayat 12-14).

Penebusan ini memiliki 2 tujuan. Pertama, penebusan ini mengingatkan Israel bagaimana Allah telah memisahkan anak-anak mereka dari kematian dan telah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir. Kedua, penebusan ini menunjukkan bagaimana Allah menghargai manusia dan berlawanan dengan ilah-ilah kafir yang mereka sembah yang justru meminta manusia sebagai kurban persembahan. Inilah yang harus diajarkan oleh setiap orang tua Israel kepada anak-anak mereka sesudah masuk ke tanah perjanjian (ayat 3-10). Penebusan ini juga adalah simbol ke depan ketika Yesus membeli kita dengan harga untuk dosa kita sekali dan selamanya.

Bila pada zaman Perjanjian Lama tindakan Allah untuk menyelamatkan manusia masih merupakan suatu bayang-bayang, maka bagi kita yang hidup dalam zaman Perjanjian Baru, hal tersebut sudah menjadi fakta. Allah telah menggenapi keselamatan dengan mengirimkan Kristus bagi kita. Puji Tuhan untuk keselamatan yang Tuhan berikan kepada kita.

Ingat: Keselamatan yang kini Anda alami adalah pemberian Allah. Sudahkah Anda hidup senantiasa memberikan yang terbaik bagi Allah dari hidup Anda? Memberi yang terbaik adalah pengakuan bahwa semua yang kita alami berasal dari Tuhan.

(0.14514521875) (Kel 20:18) (sh: Gentar akan Tuhan (Sabtu, 24 September 2005))
Gentar akan Tuhan

Gentar akan Tuhan Pernah merasa takut dan gentar? Terhadap apa dan mengapa timbul perasaan demikian? Biasanya manusia takut terhadap sesuatu yang membahayakan dirinya atau terhadap seseorang yang jauh lebih berkuasa daripadanya. Jika Allah melalui tindakan-Nya membebaskan Israel dari perbudakan Mesir terbukti baik adanya, mengapa kini Israel takut dan gentar?

Allah yang baik itu juga adalah Allah yang dahsyat meng-gentarkan. Penyataan kedahsyatan Allah itu datang melalui gejala-gejala alam yang mematikan (ayat 18). Penyataan ini terjadi sesudah Allah memberi sepuluh hukum-Nya kepada umat perjanjian-Nya. Ini untuk menegaskan bahwa Allah menuntut umat tidak bermain-main dengan kasih, perjanjian, dan hukum-hukum-Nya. Memang Israel sudah menguduskan diri mereka sesuai perintah Tuhan sebelum Tuhan menyatakan diri-Nya di hadapan mereka (ayat 19:10-15). Namun, pengudusan itu harus terus-menerus dilakukan dan bukan hanya secara ritual atau lahiriah semata melainkan dalam seluruh aspek hidup mereka.

Dalam peristiwa ini Israel tidak tahan dan meminta Musa saja mewakili mereka (ayat 20:19). Memang tidak ada orang yang mampu menghampiri hadirat Tuhan karena dosa-dosanya. Namun, di dalam Tuhan Yesus orang beriman dimungkinkan untuk mendekat ke hadirat Allah sebab dosa-dosanya telah ditutupi oleh korban keselamatan-Nya secara sempurna (Ibr. 12:18, 19, 24). Dalam hidup sehari-hari kini kita menghayati setiap perjalanan di hadapan hadirat-Nya. Kita sekaligus menghayati rasa akrab dari kasih-Nya dan rasa gentar ka-rena kedahsyatan-Nya. Kepekaan akan sifat-sifat Allah itu membangkitkan sikap hidup yang bersuasana tunduk dan menyembah Dia senantiasa.

Ingat: Orang yang belum mengalami pembaruan hidup gentar dan menghindar dari Allah. Orang yang sedang mengalami pembaruan dari-Nya gentar dan hormat dalam dekapan kasih-Nya.

(0.14514521875) (Im 8:1) (sh: Melayani Allah yang kudus (Selasa, 10 September 2002))
Melayani Allah yang kudus

Melayani Allah yang kudus. Pasal ini dimulai dengan memberikan garis besar dari bagian bagian selanjutnya (ayat 1-5). Pendahuluan ini berfungsi untuk menegaskan bahwa perintah ini memang berasal dari Allah. Kita memperhatikan adanya pengulangan frasa, “seperti yang diperintahkan Tuhan kepada Musa” berkali-kali (ayat 9,13,17,dst.). Hal ini ingin menunjukan bahwa Musa, Harun dan keturunannya taat kepada Allah, dan ingin menyatakan kepada Israel bahwa asal mula ibadah mereka buan dari tradisi manusia, namun dari Allah.

Kemudian kita melihat 2 upacara yang berbeda, namun terkait. Pertama, pengudusan mezbah dan kemah pertemuan, serta pengudusan Harun sebagai imam besar (ayat 6-12). Umat mula-mula dikumpulkan “didepan pintu kemah pertemuan”. Lalu Harun dan anak-anaknya dibasuh dengan air, sebagai pembasuhan secara fisikal, juga sebagai pemurnian. Musa mengenakan pakaian imam untuk anak-anak Harun, dan pakaian imam besar untuk Harun yang mencakup hal-hal seperti tercatat dalam Kel. 28 dan 39.

Kedua,penahbisan Harun dan anak-anaknya sebagai imam-imam, yang dilakukan dengan rangkaian persembahan kurban dan upacara pemurnian, dilakukan selama 7 hari (ayat 13-36). Penahbisan merupakan pengalihan atau transfer status/jabatan. Darah kurban menyucikan Harun dan anak-anaknya, serta mengikat mereka dalam perjajian untuk melayani Allah dalam kemahNya. Selanjutnya persembahan unjukan diserahkan di telapak tangan Harun untuk dipersembahkan kekpada Tuhan karena persembahan itu adalah untuk kepentingannya dan anak-anaknya (ayat 27). Terakhir Musa menyelesaikan penahbisan itu dengan minyak urapan (ayat 30).

Melalui perikop ini kita belajar bahwa seseorang yang telah dipilih Allah menjadi pelayanNya, tidak otomatis dapat menjalankan tugas tersebut sebab orang tersebut harus terlebih dahulu dikuduskan, dan menjadi kudus.

Renungkan: Ingat bahwa sebeum anda melayani, memimpin, bersaksi, berbagi, anda perlu menguduskan diri anda, dan seterusnya hidup kudus karena Allah yang anda layani adalh kudus.

(0.14514521875) (Ul 23:1) (sh: Identitas sejati umat TUHAN (Kamis, 1 Juli 2004))
Identitas sejati umat TUHAN

Identitas sejati umat TUHAN. "Yesus cinta semua bangsa. Semua bangsa di dunia. Putih, kuning dan hitam semua dicinta Yesus. Yesus cinta semua bangsa di dunia". Anda ingat lagu ini? Lagu ini menyatakan sikap tidak diskriminatif Yesus terhadap semua bangsa. Semua bangsa dicintai Yesus. Umat Tuhan terdiri dari orang-orang dari berbagai suku, bangsa, dan bahasa.

Seperangkat peraturan di perikop ini terlihat asing bahkan diskriminatif bagi kita masa kini, namun dalam konteks saat itu merupakan masalah identitas diri (ayat 1-8). Ayat 1 melarang orang yang dikebiri untuk menjadi bagian dari umat Tuhan, sangat mungkin berhubungan dengan penyembahan berhala (orang mengebirikan diri sebagai bagian dari ibadah kepada dewa-dewa tertentu). Tuhan juga melarang anak haram menjadi bagian umat Tuhan, mungkin karena merupakan hasil perzinahan dengan pelacur bakti (pelacur di kuil) (ayat 2). Lalu, Tuhan melarang keturunan Amon dan Moab untuk menjadi bagian dari umat Tuhan karena kedua bangsa itu adalah bangsa yang secara sengaja memusuhi Israel, dengan demikian secara sengaja pula memusuhi Allah (ayat 3-6)! Sebaliknya, Edom adalah saudara Israel yang harus dirangkul, dan Mesir pun harus dikasihi oleh karena Israel dulu pernah tinggal di sana (ayat 7-8). Sedangkan peraturan-peraturan berikutnya (ayat 9-14) lebih berkaitan dengan kebersihan diri dalam bersekutu dengan umat Tuhan.

Masalah identitas yang dulu mengikat Israel, sekarang dalam terang Perjanjian Baru diperjelas makna rohaninya. Identitas umat Tuhan bukan terletak pada pernah menjadi penyembah berhala, anak haram hasil perzinahan di kuil, anggota dari suatu bangsa yang jahat, atau tidak. Melainkan setiap orang yang mengaku Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya adalah bagian dari umat Tuhan. Yang diutamakan adalah pengenalan jati diri umat Tuhan. Umat Tuhan adalah umat yang dikuduskan, umat yang menjaga diri dari hal-hal yang najis.

Renungkan: Bukan siapa aku dulu, tetapi siapa aku sekarang yang menentukan apakah aku termasuk umat Tuhan atau tidak.



TIP #31: Tutup popup dengan arahkan mouse keluar dari popup. Tutup sticky dengan menekan ikon . [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA