(0.17770785806452) | (1Kor 15:45) | (jerusalem: makhluk yang hidup) Harafiah: jiwa yang hidup. Sesuai dengan tradisi alkitabiah "jiwa" (Yunani: psikhe; Ibrani: nefesy, Kej 2:7) dalam pandangan Paulus adalah prinsip kehidupan yang menjiwai tubuh manusia, 1Ko 15:45. Ia merupakan "hidup" tubuh. Rom 16:4; Fili 2:30; 1Te 2:8; bdk Mat 2:20; Mar 3:4; Luk 12:20; Yoh 10:11; Kis 20:10, dll, atau "jiwanya yang hidup", 2Ko 1:23 (terj.: aku); ada kalanya "jiwa" berarti seluruh manusia, Rom 2:9; 13:1; 2Ko 12:15; Kis 2:41,43, dll. Tetapi jiwa itu hanya sebuah prinsip alamiah, 1Ko 2:14; bdk Yud 19, yang harus menyingkir terhadap "pneuma" (roh), supaya manusia menemukan hidup ilahi. Penggantian itu yang sudah dimulai selagi orang hidup di dunia ini berkat karunia ialah Roh Kudus, Rom 5:5+; bdk 1Ko 1:9+, sepenuhnya terwujud setelah orang meninggal dunia. Para filsuf Yunani mengharapkan bahwa jiwa tertinggi (nous) hidup terus dalam kebakaan, setelah akhirnya sama sekali dibebaskan dari tubuh. Tetapi agama Kristen hanya dapat memikirkan suatu kebakaan yang menyangkut pemulihan seluruh manusia, yaitu dengan dibangkitkannya tubuh oleh Roh Kudus, ialah sebuah prinsip ilahi yang diambil Allah dari manusia akibat dosanya, Kej 6:3; prinsip ilahi itu dikembalikan kepada manusia melalui persatuannya dengan Kristus yang dibangkitkan, Rom 1:4+; Rom 8:11+, yaitu Manusia sorgawi dan roh yang menghidupkan, 1Ko 15:45-49. Selanjutnya tubuh tidak hidup lagi "berjiwa", tetapi "berRoh" dan karenanya tidak fana lagi dan tidak dapat mati, 1Ko 15:53; tubuh menjadi mulia, 1Ko 15:43; bdk Rom 8:18; 2Ko 4:17; Fili 3:21; Kol 3:4, bebas dari ikatan jasmaniah seperti ada di dunia ini, Yoh 20:19,26, dan rupa tubuh juga berlainan sekali dari rupanya di dunia ini, Luk 24:16. Dengan arti lebih luas "jiwa" (psikhe) diperlawankan dengan tubuh dan dianggap pokok-pangkal budi pekerti dan perasaan, Fili 1:27; Efe 6:6; Kol 3:23; bdk Mat 22:37 dsj; Mat 26:38 dsj; Luk 1:46; Yoh 12:27; Kis 4:32; 14:2; 1Pe 2:1, dll (kalau demikian artinya kerap diterjemahkan dengan kata Indonesia: hati); bahkan "jiwa" dapat juga berarti: jiwa rohani yang tidak dapat mati, Mat 10:28,39 dsj; Kis 2:27; Yak 1:21; 5:20; 1Pe 1:9; Wah 6:9, dll. |
(0.17770785806452) | (2Kor 5:14) | (jerusalem: mati untuk semua) Kristus telah mati untuk semua, artinya: sebagai pengganti semua manusia. Sebagai kepala umat manusia Kristus mewakili semua. Tetapi apa yang dalam kematian Kristus itu bernilai bagi Allah ialah ketaatan kasih yang menyatakan diri dalam seluruh hidup Kristus demi orang lain, Rom 5:19+; Fili 2:8; bdk Luk 22:42 dsj; Yoh 15:13; Ibr 10:9-10. Orang beriman mengambil bagian dalam kematian Kristus itu melalui baptisan, Rom 6:3-6, tetapi kemudian wajib meneguhkan korban Kristus itu dalam hidup mereka, 2Ko 5:15; Rom 6:8-11. |
(0.17770785806452) | (Gal 4:3) | (jerusalem: roh-roh dunia) Harafiah: unsur-unsur dunia. Ialah unsur-unsur dunia materiil. Tetapi dalam pikiran Paulus ungkapan itu, bdk Gal 4:9; Kol 2:8,20, menunjuk kepada hukum Taurat yang dengan teliti mengatur penggunaan barang materiil itu, Gal 4:10; Kol 2:16. Sekaligus ungkapan itu menunjuk kepada roh-roh atau kuasa-kuasa di angkasa, khususnya binatang-binatang yang menurut kepercayaan orang melalui hukum Taurat, Gal 3:19+; Kol 2:15+, memelihara dan melindungi dunia. |
(0.17770785806452) | (Gal 4:21) | (jerusalem: tidakkah kamu mendengarkan hukum Taurat) Ialah mendengarkan kesaksian Kitab Suci, bdk Rom 3:19+. Hendaklah menjadi waris dari apa yang dijanjikan tidak cukuplah orang keturunan Abraham, bdk Mat 3:9; orang harus menjadi keturunan Abraham bukan seperti Ismael, tetapi seperti Ishak, ialah berdasarkan janji, Gal 4:23, yang menjanjikan keturunan lebih berpaut dengan roh dari pada dengan daging, Gal 4:29, sehingga Ishak sebagai keturunan "rohani" Abraham melambangkan orang Kristen, Gal 4:28; bdk Rom 9:6 dst. Jalan pikiran fundamentil itu dijelaskan lebih lanjut dengan hal-hal lain yang dangkal dan sedikit banyak dicari-cari saja. |
(0.17770785806452) | (Kol 3:10) | (jerusalem: menurut gambar Khaliknya) Manusia yang dijadikan menurut "gambar Allah", Kej 1:26 dst, jatuh binasa karena mengejar pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat berlawanan dengan kehendak Allah, Kej 2:17. Selanjutnya manusia menjadi hamba dosa dan hawa nafsunya, Rom 5:12+. Begitu ia menjadi "manusia lama" yang harus mati dahulu, Rom 6:6; Efe 4:22. Adapun "manusia baru" dijadikan kembali dalam Kristus, Efe 2:15+, yang adalah gambar Allah, Rom 8:29+, sehingga kembali memperoleh kebenaran yang semula dan mendapat pengetahuan susila yang sejati, Kol 1:9; Ibr 5:14. |
(0.17770785806452) | (1Tes 4:3) | (jerusalem: pengudusanmu) Kehendak Allahlah, bdk Mat 6:10, yang mewujudkan kekudusan, 1Te 4:3,7; 2Te 2:13; Efe 1:4. Allahlah yang menguduskan, 1Te 5:23; 1Ko 6:11; bdk Yoh 17:17; Kis 20:32, dan Kristus telah menjadi pengudusan kita, 1Ko 1:30, sedangkan Roh Kuduspun turut serta, 1Te 4:8; 2Te 2:13; 1Ko 6:11. Tinggal saja orang Kristen mewujudkan kekudusan itu, Rom 6:19+. Mereka lazimnya disebut "orang kudus", Kis 9:13+. |
(0.17770785806452) | (1Tes 5:23) | (jerusalem: roh, jiwa dan tubuhmu) Bahwa manusia terdiri atas tiga unsur ini, oleh Paulus tidak pernah dikatakan, selain di sini. Pada umumnya Paulus tidak mempunyai suatu "antropologia" yang rapi tersusun dan seimbang. Kecuali tubuh, Rom 7:24+ dan jiwa, 1Ko 15:44+, disebut di sini "roh". Roh itu dapat berarti: prinsip ilahi yang menjiwai hidup baru dalam Kristus, Rom 5:5+, yaitu Roh Kudus. Tetapi lebih tepat kiranya kalau dimengerti sebagai unsur paling luhur dalam manusia; unsur itu terbuka terhadap pengaruh Roh Kudus, Rom 1:9+. Tekanan terletak pada keseluruhan hasil pengudusan Allah, 1Te 3:13; 4:3+, yang tidak lain kecuali hasil kesetiaanNya. |
(0.17770785806452) | (1Tes 5:27) | (jerusalem: semua saudara) Var: semua saudara kudus. Untuk pertama kalinya di sini dikatakan bahwa surat Paulus dibacakan di depan umum, agaknya waktu jemaat berkumpul untuk beribadat. Dalam 2Ko 1:1 dan Kol 4:16 diminta, supaya surat itu dikirim kepada jemaat-jemaat lain juga. Lama kelamaan jemaat-jemaat Kristen menempatkan tulisan-tulisan rasuli di samping injil-injil dan Kitab Suci (Perjanjian Lama), 2Pe 3:15-16+; bdk 1Ma 12:9; 1Ti 5:18-19+. |
(0.17770785806452) | (2Tes 1:7) | (jerusalem: kepada kami) Paulus suka menonjolkan bahwa malang untungnya sendiri terikat pada malang untung jemaat-jemaatnya, bdk 1Te 2-3; 1Ko 4:8; Fili 1:30 dll |
(0.17770785806452) | (1Tim 6:20) | (jerusalem: apa yang telah dipercayakan kepadamu) Yunani: paratheke; Latin: depositum. Ialah "depositum fidei", ajaran berdasarkan Injil melalui tradisi, bdk 1Ti 1:11. Ini sebuah gagasan penting dalam surat-surat pastoral, 2Ti 1:12,14 Isinya ialah "iman" (obyektip), 1Ti 4:6; 2Ti 1:13; Tit 1:9, atau tradisi, 2Te 2:15+; 2Te 3:6. Gagasan itu berasal dari hukum dan menekankan bahwa orang yang kepadanya dipercayakan iman dan tradisi itu wajib memeliharanya, lalu secara utuh menyerahkannya kepada orang lain. Bdk Wah 2:25; 3:11: "Peganglah apa yang ada padamu". |
(0.17770785806452) | (Yak 1:1) |
(jerusalem) SURAT-SURAT KATOLIK PENGANTAR Di dalam Perjanjian Baru tercantum tujuh surat yang bukan karangan Rasul Paulus. Agak segera ketujuh surat ini dijadikan suatu kelompok tersendiri meskipun asal- usulnya berbeda sekali. Ada sepucuk surat yang dikatakan karangan Yakobus, lagi karangan Yudas, dua pucuk surat karangan Petrus dan tiga karangan Yohanes. Judulnya "katolik" kiranya berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan surat itu tidak tertuju kepada jemaat atau orang tertentu melainkan kepada orang-orang Kristen pada umumnya (katolik). Surat Yakobus hanya lama kelamaan diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci. Agaknya di Mesir Yak tidak pernah diragukan sebagai Kitab Suci. Yak dikutip oleh Origenes sebagai karangan suci. Tetapi pada awal abad keempat Eusebius dari Kaisarea (Palestina) mengatakan bahwa Yak masih ditolak oleh sementara orang. Jemaat-jemaat yang berbahasa Siria baru dalam abad keempat memasukkan Yak ke dalam daftar kitab-kitab sucinya. Di Afrika utara Tertulianus dan Kiprianus ternyata tidak mengenal Yak. Daftar kitab-kitab suci yang disebut "Kanon Mommsen" (disusun sekitar th 360) belum memuat Yak. Di Roma Kanon Muratori (dikatakan susunan Hippolitus sekitar th. 200) juga tidak memuatnya. Sangat tidak pasti apakah Klemens dari Roma dan pengarang buku yang berjudul "Pastor Harmae" (lihat di bawah) mengutip Yak. Jadi baru pada akhir abad keempat surat Yakobus umum diterima sebagai Kitab Suci oleh jemaat-jemaat di Timur dan di Barat. Mana kala surat Yakobus oleh jemaat-jemaat diterima sebagai Kitab Suci, maka pada umumnya pengarangnya disebut "Yakobus, yaitu saudara Tuhan", Mat 13:55 dsj; bdk 12:46+, yang berperan besar dalam jemaat purba di Yerusalem, Kis 12:17+; 15:13-21; 21:18-26; 1Kor 15:7; Gal 1:19; 2:9, 12. Peranannya itu diakhiri dengan kemartiran oleh tangan orang Yahudi sekitar th. 62 (Yosefus, Hagesippus). Yakobus "saudara Tuhan" itu jelas orang lain dari Yakobus anak Zebedeus, Mat 10:2 dsj, yang dalam th. 44 dibunuh oleh raja Herodes, Kis 12:2, tetapi boleh jadi ia sama dengan Yakobus lain, yaitu anak Alfeus, Mat 10:3 dsj. Sejak awal mula hingga dewasa ini kesamaan itu diperdebatkan, meskipun dewasa ini kebanyakan ahli membedakan kedua tokoh itu. Apa yang dikatakan paulus dalam Gal 1:19 diartikan dengan cara yang berbeda-beda juga. Tetapi masalah yang sesungguhnya terletak di tempat lain dan ditingkat lebih mendalam. Adakah Yak sungguh karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan"? Ada berbagai keberatan yang dapat dikemukakan terhadap pendapat itu. Jika Yak benar- benar dikarang oleh tokoh yang penting itu, bagaimana gerangan mungkin bahwa surat itu begitu lambat diterima oleh Gereja sebagai Kitab Suci dan, sebaliknya, begitu lama diragukan dan bahkan ditolak? Selebihnya, Yak langsung ditulis ke dalam bahasa Yunani yang bagus dan lancar, dengan perbendaharaan kata dan seni berpidato (diatribe) yang mengherankan, seandainya Yak ditulis oleh seorang yang berasal dari Galilea. Sudah barang tentu mungkin Yakobus menggunakan seorang murid yang berkebudayaan Yuanani. Tetapi hipotesa dan dugaan itu sukar dibuktikan. Akhirnya dan khususnya: Yak sangat serupa dengan beberapa karangan yang disusun pada akhir abad pertama atau pada awal abad kedua, teristimewanya dengan surat Klemens dari Roma dan buku yang berjudul "Pastor Harmae". Kerap kali dikatakan bahwa karangan-karangan itu menggunakan Yak. Tetapi dewasa ini semakin banyak sekali ahli berpendapat, bahwa kesamaan antara Yak dan karangan- karangan tersebut yang ternyata ada, disebabkan oleh sumber-sumber bersama yang dipakai. Kecuali itu Yak dan karangan-karangan lain itu mesti menghadapi masalah-masalah yang sejenis. Maka dari itu banyak ahli berkeyakinan bahwa Yak ditulis pada akhir abad pertama atau bahkan pada awal abad kedua. Memang ajaran Yak tentang Kristus memberi kesan ketuaan. Tetapi hal itu tidak membuktikan bahwa Yak ditulis pada awal mula agama Kristen. Sebab mungkin juga bahwa Yak berasal dari kalangan orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang menjadi penerus pikiran-pikiran Yakobus, sedangkan menutup dirinya bagi perkembangan lebih lanjut dalam teologi Kristen semula. Jika orang terus mau mempertahankan bahwa Yak benar-benar karangan "Yakobus yaitu saudara Tuhan", maka harus dikatakan bahwa Yak ditulis sebelum th. 62. Sebab dalam tahun itu Yakobus mati. Lalu dua hipotesa dapat dikemukakan, sesuai dengan pendirian orang dalam masalah hubungan antara Yak dan Gal-Roma dalam soal "pembenaran oleh iman" (lihat di bawah ini). Sementara ahli yakin bahwa Yak menentang Paulus, tegasnya mereka yang menyalah-artikan ajaran Paulus. Kalau demikian, Yakobus menulis suratnya menjelang ajalnya. Ahli-ahli lain, yang jumlahnya semakin berkurang berpendapat bahwa Paulus mau menentang pikiran Yak. Kalau demikian, Yak ditulis menjelang th 45-50. Dengan jalan itu juga dapat diterangkan mengapa ajaran Yak tentang Kristus nampaknya tua sekali. Tetapi mengingat apa yang dikatakan di muka kurang mungkin Yak sudah ditulis sekitar th. 45. Bagaimanapun juga asal-usul Yak tulisan itu tertuju kepada "Keduabelas Suku di perantauan", 1:1, kiranya tidak lain artinya dari orang-orang Kristen keturunan Yahudi yang tersebar di dunia Yunani-Romawi, terutama di daerah-daerah yang berdekatan dengan Palestina, misalnya Siria atau Mesir. Bahwasannya orang-orang yang dituju oleh surat ini adalah orang keturunan Yahudi disarankan oleh bagian pokok surat sendiri. Pengarang terus menggunakan Kitab Suci (Perjanjian Lama) begitu rupa sehingga jelas mengandaikan bahwa para pembaca baik-baik mengenal Kitab Suci itu, apa lagi oleh karena pengarang tidak mendasar pemikirannya pada kutipan jelas dari Perjanjian Lama (seperti misalnya Paulus atau pengarang Ibr), tetapi lebih-lebih menaruh Kitab Suci sebagai latar belakang pikirannya. Pengarang Yak terutama dijiwai oleh sastera Hikmat-kebijaksanaan dan dari padanya mengambil pelbagai pengajaran mengenai akhlak pembaca. Tetapi pengarang juga secara luas bergantung pada pengajaran Injil, sehingga suratnya jelas bukan sebuah karangan Yahudi, sebagaimana dikatakan oleh sementara ahli. Sebaliknya dalam Yak orang terus menemukan pikiran dan ungkapan sebagaimana disukai Yesus sendiri. Tetapi dalam hal inipun pengarang tidak langsung mengutip tradisi tertulis. Sebaliknya ia terutama memanfaatkan tradisi lisan. Pendek kata: pengarang Yak ialah seorang berhikmat Kristen keturunan Yahudi yang secara baru memikirkan kembali pepatah-pepatah dari hikmat Yahudi berdasarkan penyempurnaan yang diberikan Yesus kepada hikmat Yahudi itu. Karangan Yak ini kurang sesuai dengan gaya bahasa yang lazim dalam surat-surat. Sebaliknya karangan itu lebih-lebih berupa khotbah, sebuah contoh pengajaran yang lazim pada jemaat-jemaat Kristen keturunan Yahudi di zaman itu. Disajikan sederetan ajakan praktis yang secara agak bebas dan lepas susul-menyusul; kadang-kadang pepatah-pepatah itu dikelompokkan berdasarkan pokok sama yang diuraikan; kadang-kadang juga dikelompokkan hanya berdasarkan kata yang sama yang terdapat dalam beberapa pepatah. Ada nasihat-nasihat mengenai kelakuan orang di tengah percobaan, 1:1-12; 5:7-11, mengenai asal-usul percobaan godaan, 1:13-18, tentang pengekangan lidah, 1:26; 3:1-12, tentang pentingnya hikmat, saling mengerti dan belas-kasihan, 2:8, 13; 3:13-4:2; 4:11 dst, dan mengenai kekuatan dosa, 1:5-8; 4:2 dst; 5:13-18, dll. Adapun sakramen pengurapan orang sakit ia dapat disimpulkan dari 5:14 dst (Konsili Trente). Adapun dua pokok utama yang sangat menonjol dalam paranese yang disajikan Yak. Yang satu memuji orang miskin dan dengan keras menegur orang kaya, 1:9-11; 1:27 -2:9; 4:13-5:6; perhatian untuk orang miskin yang diutamakan oleh Allah berurat-berakar dalam suatu tradisi alkitabiah dan terutama dalam Ucapan bahagia dari Injil, Mat 5:3+. Pokok yang lain menekankan pengalaman iman, sedang memberi peringatan tentang iman yang tidak berbuah, 1:22-27; 2:10-26. Mengenai pokok terakhir ini bahkan ada sebuah diskusi yang berupa polemik, 2:14-26. Banyak ahli beranggapan bahwa polemik itu terarah kepada Paulus. Memang harus diakui bahwa ada hubungan cukup jelas antara Yak dan Gal-Rom, terutama dalam penafsiran yang berbeda sekali atas nas Kitab Suci yang sama tentang Abraham. Dan tentu saja mungkin bahwa Yakobus mau menentang bukanlah kiranya Paulus sendiri tetapi sementara orang Kristen yang dari ajaran Paulus mengambil kesimpulan yang membahayakan. Namun demikian dua hal perlu dipertahankan. Yang pertama ialah: di belakang pertentangan pada permukaan yang disebabkan oleh keadaan yang berbeda, Paulus dan Yakobus dalam hal pokok sependapat, bdk 2:14+. Yang kedua ialah: masalah "iman dan amal" yang secara wajar ditimbulkan oleh agama Yahudi mungkin sekali suatu pokok diskusi yang tradisionil. Paulus dan Yakobus masing-masing dengan caranya sendiri kiranya membahas masalah yang sama dengan tidak bergantung satu sama lain. Yudas, yang menyebut dirinya "saudara Yakobus", ay 1, haruslah seorang "saudara Tuhan" juga Mat 13:55 dsj. Tidak ada alasan menyamakan Yudas ini dengan rasul yang mempunyai nama yang sama, Luk 6:16; Kis 1:13; bdk Yoh 14:22. Sebab Yudas pengarang surat membedakan dirinya dengan para rasul, ay 17. Tetapi tidak ada alasan juga menyangka bahwa Yudas hanya nama samaran. Hal semacam itu sukar dimengerti bahwa Yudas adalah seorang tokoh yang sama sekali tidak menyolok. Surat Yud ini sejak th. 200 diterima oleh kebanyakan jemaat Kristen sebagai Kitab Suci. Dahulu memang ada orang yang meragukan surat ini karena mengutip buku-buku apokrip (Henokh, ay 7, 14 dst; Pengangkatan Musa ke sorga, ay 9). Tetapi kutipan semacam itu tak perlu mengkhawatirkan orang, sebab sekali-kali tidak berarti berarti bahwa pengarang berpendapat bahwa buku-buku yang di zaman itu laku sekali di kalangan Yahudi benar-benar Kitab Suci. Maksud tujuan Yud tidak lain kecuali membuka kedok pengajar-pengajar palsu yang membahayakan kepercayaan Kristen. Ia mengancamkan kepada mereka hubungan ialah yang sama dengan hukuman yang dalam tradisi Yahudi menimpa orang fasik, ay 5-7. Apa yang dikatakan Yud tentang pengajar-pengajar itu kiranya juga terpengaruh oleh cerita-cerita tentang zaman dahulu, ay 11. Pada umumnya keterangan Yud tentang pengajar-pengajar palsu itu agak kabur, sehingga tidak dapat dibuktikan bahwa mereka menganut "gnosis" dari abad II. Kefasikan dan kemerosotan akhlak yang dituduhkan kepada mereka oleh Yud, terutama bahwa mereka menghujat Tuhan Kristus dan malaikat-malaikat, ay 4,8-10, mungkin muncul di kalangan Kristen sendiri dalam abad I terpengaruh oleh aliran-aliran yang mencampur-adukkan agama Kristen, agama Yahudi dan paham kafir, sebagaimana ditentang oleh Kol, surat- surat pastoral dan Why. Tetapi ada beberapa keterangan dalam surat Yudas yang menyarankan bahwa ditulis pada akhir abad I. Pewartaan Injil oleh para rasul dikatakan terjadi "dahulu", ay 17. Iman dipikirkan sebagai suatu ajaran yang disampaikan sekali untuk selama-lamanya, ay 3. Rupanya surat-surat Paulus dipakai oleh pengarang. Memanglah surat kedua Petrus menggunakan Yud, tetapi nanti akan dikatakan bahwa 2Ptr mungkin ditulis sesudah Petrus meninggal dunia. Maka boleh dikatakan bahwa Yud ditulis pada akhir zaman para rasul. Ada dua surat katolik yang dari sendiri menyatakan bahwa ditulis oleh Petrus. Surat pertama yang dalam alamatnya memuat nama ketua rasul, 1:1, sejak awal mula diterima oleh Gereja tanpa keraguan atau pertentangan. Surat ini barangkali sudah digunakan oleh Klemens dari Roma dan pasti dipakai oleh Polikarpus. Sejak Ireneus, dengan tandas dikatakan bahwa surat itu karangan rasul Petrus. Petrus menulis surat ini di Roma (Babilon, 5:13). Di sana Petrus ada bersama Markus yang disebutnya sebagai "anaknya". Meskipun kita tidak tahu banyak tentang akhir hidup Petrus, namun sebuah tradisi yang cukup dipercaya mengatakan bahwa Petrus datang ke ibu kota, lalu mengalami kemartiran selama pemerintahan Kaisar Nero (th. 64 atau 67). Surat Ptr ini dialamatkan kepada orang-orang Kristen "di perantauan", 1:1 (terj: yang tersebar) dengan menyebut nama lima propinsi yang pada pokoknya merangkum seluruh Asia-Kecil. Apa yang dikatakan tentang hidup mereka dahulu, 1:14, 18; 2:9 dst; 4:3, menyarankan bahwa mereka dahulu kafir, meskipun tetap mungkin bahwa juga ada orang Kristen keturunan Yahudi di kalangan mereka. Itulah sebabnya maka Petrus menulis suratnya dalam bahasa Yunani. Bahasa Yunaninya adalah sederhana tetapi tepat dan halus, sehingga nampak terlalu bermutu untuk dapat dipakai oleh seorang nelayan asal Galilea, tetapi kali ini kita mengenal nama murid-juru-tulis yang kiranya menolong darlam mengarang surat itu. Namanya ialah Silwanus, 5:12, yang umumnya disamakan dengan rekan Paulus yang bernama Silas, Kis 15:22+. Maksud tujuan surat ini ialah mempertahankan iman pada mereka yang dituju dan dilanda banyak percobaan. Ada orang yang berpendapat bahwa apa yang dimaksudkan dengan pencobaan itu ialah penganiayaan dari pihak pemerintah, misalnya dari fihak Kaisar Domitianus atau bahkan Kaisar Trayanus. Kalau demikian maka surat itu ditulis setelah Petrus meninggal. Tetapi apa yang dikatakan surat itu sekali-kali tidak menyarankan bahwa ada penganiayaan dari pihak pemerintah, apa lagi dari pihak Dominitianus atau Trayanus. Apa yang dimaksudkan tidak lain kecuali gangguan-gangguan dari pihak lingkungan orang-orang Kristen itu, fitnah dan penghinaan dari pihak mereka yang merasa tersinggung oleh karena orang Kristen tidak mau ikut dalam adat istiadat dan kebejatan akhlak mereka, 2:12; 3:16; 4:4,12-16. Terhadap keaslian 1Ptr (sebagai karangan Petrus) masih diketengahkan kesulitan lain. Kesulitan itu ialah: Rupanya 1 Ptr banyak menggunakan karangan-karangan Perjanjian Baru lain, khususnya Yak, Rom dan Efesus, sedangkan anehnya Injil hanya sedikit dipakai. Namun demikian 1Ptr sering meski secara halus meskipun menyinggung Injil. Seandainya Injil dengan lebih jelas dikutip kiranya orang berkata bahwa pengarang berbuat demikian justru dengan maksud supaya suratnya diangggap sebagai karangan Petrus. Adapun hubungan 1Ptr dengan Yak dan Paulus jangan dibesar-besarkan. Tidak ada satupun pokok utama dari surat-surat Paulus (ciri sementara hukum Taurat, Tubuh Kristus, dll) yang tampil dalam 1Ptr. Banyak pokok yang dikatakan berasal dari Paulus oleh karena terutama dibahas dalam surat-surat Paulus kiranya tidak lain dari pokok-pokok yang banyak dibahas dalam teologi Gereja Purba pada umumnya (kematian Kristus sebagai penebusan, iman dan baptisan, dll). Makin banyak ahli menerima bahwa di zaman itu ada rumusan- rumusan tertentu dalam pengajaran agama dan kumpulan-kumpulan ayat-ayat Kitab Suci dan semuanya itu mungkin dipakai oleh macam-macam karangan tanpa tergantung satu sama lain. Namun demikian ada beberapa bagian dalam 1Ptr yang dijiwai oleh Rom dan Ef. Tetapi hal itu dapat diterima walaupun tidak perlu menolak 1Ptr sebagai karangan Petrus: Petrus tidak mempunyai keunggulan di bidang teologi seperti Paulus; maka ia dapat menimba dari karangan-karangan Paulus, terutama kalau berbicara kepada kalangan orang Kristen yang meresapkan ajaran Paulus ke dalam hati. Jangan dilupakan pula bahwa juru tulis Petrus yaitu Silwanus, adalah murid Paulus juga. Perlu masih dicatat pula bahwa di samping kedekatan dengan Paulus, ada juga sementara ahli yang menemukan kesamaan antara 1Ptr dan karangan-karangan lain yang berasal dari lingkungan Petrus, yaitu injil kedua dan wejangan-wejangan Petrus yang termaktub dalam Kis. Surat Petrus ini tentu saja mendahului kematiannya dalam th. 64 dan 67. Namun ada kemungkinan juga bahwa menurut petunjuk-petunjuk Petrus Silwanus menulis surat ini setelah Petrus meninggal dunia, lalu mengumumkannya dibawah kewibawaan Petrus. Dugaan semacam ini terutama masuk akal seandainya benar bahwa surat ini sebenarnya terdiri atas beberapa kepingan, antara lain sebuah homili yang diucapkan dalam rangka upacara baptisan. Tetapi ini hanya dugaan belaka yang tak mungkin dibuktikan. Meskipun 1Ptr terutama berisikan nasihat-nasihat praktis, namun ajaran yang termaktub di dalamnya bermutu tinggi. Terdapat di dalamnya sebuah ikhtisar bagus dari teologi Kristen di zaman itu dan ikhtisar itu mengharukan hati justru dalam kesederhanaannya. Sebuah gagasan pokok ialah: dengan berani dan sabar orang Kristen mesti menanggung percobaan sesuai dengan teladan Kristus sendiri, 2:21- 25; 3:18; 4:1, sama seperti Kristus orang Kristen harus menderita dengan berkanjang dan merasa gembira kalau sengsaranya yang disebabkan iman dan kelakuannya yang suci, 2:19 dst; 3:14; 4:12-19; 5:9, mereka harus menentang yang jahat dengan kasih sambil mentaati pemerintah sipil, 2:13-17, dan dengan lembut dan rendah hati terhadap sekalian orang, 3:8-17; 4:7-11, 19. Ada bagian sulit dalam surat ini yang diartikan dengan berbagai cara, yakni 3:19 dst; bdk 4:6. Pemberitaan (Injil) oleh Kristus sementara ahli mengartikannya sebagai pemberitaan keselamatan atau hukuman, sedangkan "roh-roh" yang di dalam penjara, diartikan entah sebagai orang fasik yang mati di waktu air bah, entah sebagai malaikat-malaikat yang menurut tradisi alkitabiah dan apokaliptik berdosa. Tetapi bagaimanapun juga tindakan Tuhan itu ditempatkan di saat wafatNya. Dan karena itu nas menjadi dasar utama bagi ajaran tentang turunnya Kristus ke dunia orang mati (penantian kurang tepat). Tidak dapat diragukan bahwa juga surat kedua memperkenalkan diri sebagai karangan Petrus. Rasul tidak hanya menyebut namanya dalam alamat surat, 1:1, tetapi iapun menyinggung nubuat Yesus tentang kematian Petrus, 1:14; ia mengatakan bahwa menyaksikan Yesus waktu dimuliakan di gunung, 1:16-18. Akhirnya masih menyinggung salah satu suratnya dahulu dan surat itu kiranya tidak lain kecuali 1Ptr. Kalau untuk kedua kalinya menulis surat bagi orang yang sama, maka maksudnya rangkap dua: memperingatkan mereka terhadap pengajar-pengajar palsu, 2, dan meredakan kegelisahan mereka yang disebabkan ditundanya Parusia Tuhan, 3. Tentu saja mungkin saja bahwa pengajar-pengajar palsu semacam itu dan juga kegelisahan itu muncul di bagian terakhir hidup Petrus. Tetapi ada pertimbangan lain yang membuat orang ragu-ragu tentang keaslian 2Ptr dan menyarankan bahwa surat itu ditulis di zaman lain. Bahasa 2Ptr sangat berbeda dengan bahasa 1Ptr. Bab 2 seluruhnya hanya dengan bebas (meskipun jelas) mengulang surat Yudas. Rupanya sudah ada sebuah kumpulan surat-surat Paulus 3:15 dst. Kelompok para rasul ditempatkan di tingkat sama dengan kelompok para rasul, 3:2. Pertimbangan- pertimbangan itu membenarkan keraguan yang sejak awal mula ada mengenai 2Ptr. Dengan pasti surat ini baru dimulai dipakai oleh Gereja dalam abad III, dan waktu itu masih ada orang yang blak-blakan menolaknya, seperti dikatakan oleh Origenes, Eusebius dan Hieronimus. Pada giliriannya banyak ahli dewasa ini tidak mau menerima bahwa 2Ptr adalah karangan Petrus, dan kiranya mereka benar juga. Tetapi kalau seorang murid kemudian menggunakan kewibawaan Petrus, maka ia barangkali berhak berbuat demikian. Boleh jadi pengarang termasuk kalangan orang Kristen yang bergantung pada Petrus, atau ia mungkin menggunakan salah satu karangan dari tangan Petrus, yang disadur dan dilengkapi dengan pertolongan Yud. Kalau demikian pengarang tidak "menipu" sebab di zaman dahulu orang mempunyai pandangan lain dan kita mengenai "hak pengarang" dan boleh tidaknya menggunakan nama orang lain. Bagi kepercayaan kita juga cukup kalau surat ini oleh Gereja umum diterima sebagai sebagian dari Kitab Suci dan karenanya menyampaikan warisan dari zaman para rasul. Maka ajaran 2Ptr terjamin kebenarannya. Dari ajaran itu boleh disebutkan: panggilan orang Kristen untuk mengambil bagian dalam kodrat ilahi, 1:4; ajaran mengenai Kitab Suci yang diinspirasikan, 1:20 dst; keyakinan mengenai Parusia Tuhan yang akan datang meskipun saatnya ditunda; Parusia itu akan terjadi setelah dunia musnah oleh api, dan dunia baru dijadikan di mana terdapat kebenaran, 3:3-13. Kegiatan surat Yohanes dibahas dalam pengantar Injil keempat. |
(0.17770785806452) | (1Ptr 1:15) | (jerusalem: kudus) Manusia perlu menuruti kekudusan Allah (Ima 19:15). Yesus menegaskan bahwa dengan mengasihi sesama manusia orang mengikuti teladan Allah, membedakan diri dengan orang yang tidak mengenal Allah, lalu menjadi anak Allah (Mat 5:43-48) dsj. Tetapi dari manakah kekuatan yang diperlukan? Tradisi rasuli membalikkan urutan tsb: oleh karena menjadi anak Allah (1Pe 1:14-16; 1Yo 3:2-10; Efe 5:1 dst). Sebab Allah adalah kasih, 1Yo 4:8, dan menjadi pokok pangkal perbuatan-perbuatan kita. Menurut pandangan Paulus mengikuti teladan Allah berarti memulihkan ciptaan, Kol 3:10-13; Efe 4:24. |
(0.17770785806452) | (1Ptr 2:21) | (jerusalem: mengikuti jejakNya) "Karunia" untuk menanggung ketidak-adilan, 1Pe 2:19-20, bersumberkan teladan Kristus, bdk Yoh 13:15; 1Ko 11:1; Fili 2:5; 2Te 3:7+. 1Pe 2:21-25 yang menyinggung Yes 53 mungkin berasal dari salah satu nyanyian. Orang-orang Kristen yang dianiaya perlu ingat akan Yesus yang disalibkan oleh karena dosa kita, 1Pe 3:18; Kis 2:23; dll, dan yang meskipun tidak bersalah dengan sabar menderita, Luk 23:41; Yoh 8:46; 2Ko 5:21; Ibr 4:15. |
(0.17770785806452) | (1Ptr 3:18) | (jerusalem) Dalam bagian ini terdapat berbagai unsur dari syahadat iman: kematian Kristus, 1Pe 3:18; turunnya ke dalam dunia orang mati, 1Pe 3:19; kebangkitanNya, 1Pe 3:21; dudukNya di sebelah kanan Allah, 1Pe 3:22; penghakiman orang yang hidup dan yang mati, 1Pe 4:5. |
(0.17770785806452) | (1Ptr 4:11) | (jerusalem: orang yang menyampaikan firman Allah) Yang dimaksudkan ialah orang yang mendapat karunia Roh Kudus untuk berbicara sebagai nabi atau juga untuk berbicara dengan bahasa-roh, bdk 1Ko 14:2-19; Kis 11:27+ dan Kis 2:4+. Tetapi dimaksudkan juga orang yang menunaikan tugas mengajar dan menasihati, Rom 12:7-8 |
(0.17770785806452) | (1Ptr 5:13) | (jerusalem: dari kawanmu) Var: dari jemaat kawanmu |
(0.17770785806452) | (1Yoh 2:13) | (jerusalem: yang jahat) ialah Iblis yang tetap penggoda, Kej 3:1-6; Ayu 1:6; Mat 4:1+. Ia mendorong manusia untuk berbuat jahat, 1Yo 3:8+. Tetapi kita sudah mengenal Anak, 1Yo 2:3, yang tinggal di dalam kita, 1Yo 1:3+, 1Yo 1:7+. Dan Ia menjaga kita dari yang jahat, 1Yo 3:6-9; 5:18; Yoh 17:15, dan menjadikan kita pemenang yang mengalahkan "dunia", 1Yo 4:4; 5:4-5; Yoh 16:33; Mat 6:13; bdk Yoh 1:9+; Yak 4:4; Gal 6:14. |
(0.17770785806452) | (1Yoh 3:20) | (jerusalem) Manusia yang mendengar tuduhan hatinya (hati nuraninya), bdk 1Ko 4:4+; Efe 1:18+, insaf bahwa Allah mengetahui segala sesuatu, bdk Yoh 16:30, dan bahwa Allah adalah kasih, 1Yo 3:1; 4:8+. Jadi Allah tahu dengan lebih baik dari pada hati nurani kita dan juga lebih berbelas-kasihan. Hanya diandalkan bahwa orang mengamalkan kasih dan mentaati perintah. Terjemahan lain, 1Yo 3:19-20: Dan di hadapan Allah kita meyakinkan hati kita, jika kita dituduh olehnya, bahwa Allah adalah lebih besar dari pada kita dan bahwa Ia mengetahui segala sesuatu. |
(0.17770785806452) | (1Yoh 4:6) | (jerusalem: Kami) Ialah pemberita-pemberita Injil, terutama para rasul |
(0.17770785806452) | (1Yoh 4:8) | (jerusalem) Allah mengasihi Israel Yes 43:4; 54:8; Ula 4:37; 10:15; Yer 31:3; Zef 3:17; Mal 1:2. Tugas Anak Tunggal sebagai Juruselamat dunia, 1Yo 4:9; Yoh 3:16; 4:42; bdk Rom 3:24-25+; Rom 5:8; dll, ialah menyatakan bahwa kasih berasal dari Allah, 1Yo 4:7, oleh karena Allah sendiri adalah kasih, 1Yo 4:16; 3:16, dan membuat anak Allah yang percaya, 1Yo 1:3+, mengambil bagian dalam kasih itu, 1Yo 4:10,19. |