Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1641 - 1660 dari 2213 ayat untuk sudah (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.12405345238095) (Kis 11:19) (sh: Penginjil tidak tenar (Kamis, 17 Juni 1999))
Penginjil tidak tenar

Penginjil tidak tenar. Penganiayaan tidak menghentikan semangat Kristen memberitakan Injil kepada orang Yahudi (19). Di antara yang memberitakan Injil, ternyata sudah ada orang sebelum mereka yang juga memberitakan Injil kepada orang Yunani, dan pelayanan ini pun diberkati Tuhan (ay. 20-21). Mereka adalah para penginjil yang tidak terkenal dan ternama, namun hasil kerja mereka merupakan awal dari penyebaran gereja mula-mula ke Utara, yaitu Antiokhia. Pekerjaan besar tidak selalu diawali dan dilakukan oleh orang besar dan ternama.

Ciri gereja sejati. Berita tentang penyebaran Injil ke Utara, harus dibuktikan kebenarannya. Untuk membuktikannya, gereja di Yerusalem mengutus Barnabas. Barnabas mengajak Saulus ke Antiokhia dan tinggal di sana selama satu tahun. Mereka mengajar banyak orang, dan hasilnya memberi sumbangan abadi bagi Kekristenan karena dari sanalah murid-murid disebut Kristen untuk pertama kalinya (ay. 26). Perkembangan yang mengagumkan ini juga diperkuat dengan kasih yang mereka tunjukkan terhadap sesama Kristen yang terancam bahaya kelaparan (27-30), yaitu ketika gereja di Yerusalem yang memiliki kemampuan mengajar, dibantu kebutuhan materinya oleh gereja di Antiokhia, yang memiliki kebutuhan akan pengajaran. Di sinilah prinsip memberi dan menerima terlaksana dengan indahnya.

(0.12405345238095) (Rm 2:17) (sh: Pengajar dan pelaku Firman Allah. (Rabu, 13 Mei 1998))
Pengajar dan pelaku Firman Allah.

Pengajar dan pelaku Firman Allah.
Apa sebab orang Yahudi cenderung merasa diri lebih dari orang kafir? Karena merasa diri berpegang pada Taurat, tahu kehendak Allah, tahu mana benar mana salah (ayat 17-18). Tetapi Firman Allah adalah kehendak Allah yang tidak cukup dipelajari dan diketahui tetapi harus ditaati. Dengan sikap yang angkuh mereka mengajarkannya dengan sangat menekankan segi hukum (legalistis)nya, agar orang kain mematuhi dengan sungguh-sungguh (ayat 20) tetapi mereka yang mengajarkannya itu, mengkhianati dan melanggarnya sendiri (ayat 21-22). Akibatnya mencemarkan nama Allah di hadapan bangsa-bangsa lain (ayat 23-24).

Bukan lambangnya, tetapi maknanya. Kemunafikan orang Yahudi itu langsung menelanjangi ketidakberdayaan manusia. Manusia memang tidak mampu menaati kehendak Allah dan menyenangkan hati Allah bila hanya bergantung pada kekuatan sendiri. Bukan Taurat yang menyelamatkan tetapi anugerah Allah. Bukan sunat menyelamatkan sebab sunat hanyalah lambang yang menunjuk kepada kuasa Injil Yesus yang mampu menyunat hati manusia menjadi tahir.

Renungkan: Dosa sudah sedemikian merusak manusia. Bagaimanapun kita berupaya mengatasinya, akhirnya hanya Nama Tuhan saja dipermalukan. Hanya kuasa Injil dapat sungguh menciptakan hati yang tulus berniat memuliakan Tuhan.

Doa: Tuhan, sadarkan kami dari segala kemunafikan kami.

(0.12405345238095) (Rm 4:13) (sh: Memegang teguh janji Tuhan. (Senin, 18 Mei 1998))
Memegang teguh janji Tuhan.

Memegang teguh janji Tuhan.
Menilik usianya yang sudah usur dan kondisi lahiriahnya sangat terbatas, maka seharusnya Abraham tidak mungkin lagi mendapat keturunan (ayat 19). Tetapi imannya tidak tergoyahkan teguh memegang janji Tuhan Allah. Ia justru semakin kuat berharap akan kegenapan janji Allah itu meski kondisi dirinya tidak memungkinkannya mengalami kegenapan jaji itu (ayat 20-21). Atas dasar iman itulah ia dibenarkan Allah (ayat 13). Bukan hanya itu, penggenapan janji yang dialaminya karena beriman teguh itu menjadikan Abraham bapa banyak bangsa (ayat 17). Semua orang beriman dari segala bangsa di dunia ini dihisapkan menjadi keturunan Abraham.

Ia akan memiliki dunia. Bertolak dari prinsip iman Abraham ini, Paulus maju selangkah lebih jauh. Jelas ia bukan saja bicara tentang abraham, tetapi tentang yang lebih besar dari Abraham. Dalam Perjanjian Lama tidak pernah dijanjikan kepada Abraham bahwa ia akan memiliki dunia (ayat 13). Dunia yang dimaksud ialah manusia-manusia yang dibenarkan dan dijadikan umat Allah karena beriman kepada hidup dan karya Yesus Kristus. Jadi yang dipikirkan Paulus ialah Yesus Kristus sendiri. Ialah pusat iman kita, yang kepada-Nya Allah berkenan memberikan seisi dunia ini untuk dimiliki dan diperintah-Nya dalam kebenaran.

Doa: Tuhan, teguhkanlah iman kami untuk tetap setia memegang janji-Mu dan tetap setia menjalankan tugas suruhan kami, yaitu menjadi berkat bagi orang lain.

(0.12405345238095) (Rm 6:1) (sh: Ikut mati dan bangkit bersama Kristus. (Kamis, 21 Mei 1998))
Ikut mati dan bangkit bersama Kristus.

Ikut mati dan bangkit bersama Kristus.
Manusia bisa lepas dari jerat dosa dan luput dari murka Allah, bukan karena usaha tetapi kasih karunia Allah. Terdengarnya mudah sekali bukan? Apakah anugerah Allah itu tidak akan disalahgunakan orang untuk tetap hidup dalam dosa? Tidak boleh! Diselamatkan berarti diberikan hidup baru (ayat 4), yaitu hidup yang datang dari Kristus yang telah mati dan bangkit bagi kita. Kebenaran rohani itulah yang dilambangkan dalam baptisan dan dialami orang beriman sepanjang hidupnya seterusnya.

Kuasa Kristus lebih besar dari kuasa dosa. Kristus mati sekali untuk selama-lamanya, Ia mati dan bangkit kembali. Dan, Ia tidak mati lagi. Bahkan Ia telah naik ke sorga. Semua itu adalah bukti bahwa tidak ada kuasa apa pun dapat mengalahkan kuasa Yesus. Apabila kita bersekutu dalam-Nya dalam iman, kita pun akan mengalami kuasa Yesus itu. Semua Kristen pasti bergumul melawan dosa. Paulus mengingatkan bahwa sifat menyukai dosa itu sudah mati oleh kuasa salib Kristus. Yang Tuhan karuniakan dalam orang percaya ialah sifat ingin menyerahkan diri bagi kemuliaan Tuhan. Persis teladan Kristus. Kebangkitan-Nya telah mengerjakan itu dalam kita.

Renungkan: Di balik pecahnya tubuh Yesus saat disalib, justru terjadi kehancuran kuasa kejahatan selama-lamanya. Sebab itu Ia bangkit dan menang bukan saja untuk-Nya, juga dalam kita.

(0.12405345238095) (Rm 7:1) (sh: Hukum Taurat. (Sabtu, 23 Mei 1998))
Hukum Taurat.

Hukum Taurat.
Apa sebenarnya fungsi Taurat (hukum Allah)? Karena Paulus orang Yahudi dan sedang menulis kepada jemaat yang sebagian besar bukan Yahudi, hukum yang dimaksudkannya bisa berarti luas. Bisa berarti Taurat (hukum Allah untuk orang Yahudi) dan bisa juga hukum alami dalam nurani yang Allah tanamkan dalam diri tiap orang (bdk. 1:20; 2:14). Dalam bagian terdahulu Paulus telah menjelaskan bahwa hukum tidak dapat menyelamatkan. Dalam bagian ini Paulus memperluas penjelasannya itu dan mengatakan bahwa hukum pun tidak dapat menguduskan. Karena itu, Kristen tak perlu lagi hidup di bawah hukum.

Hidup oleh Roh. Bagaimanakah seharusnya sikap orang Kristen terhadap hukum-hukum Allah. Dalam dunia kini banyak orang menganut paham antinomianisme, artinya menolak norma susila dan bertingkahlaku sesuka diri sendiri. Ini tentu bukan pilihan orang Kristen. Menentang sikap itu ada Kristen yang bersikap legalistis, artinya menaati hukum untuk mendapat upah keselamatan dari Tuhan. Ini pun bukan sikap Kristen. Sikap yang benar ialah sebagai orang yang telah dimerdekakan Kristus dari dosa, kita hidup sesuai hukum Tuhan dengan bantuan Roh Kudus.

Renungkan: Kita taat hukum Tuhan bukan dengan sikap budak dan motivasi ingin dibenarkan, tetapi karena sudah dibenarkan dalam kasih kita menyukai hukum-hukum Tuhan.

Doa: Tolong kami hidup bukan sebagai "istri" dari Taurat tetapi sebagai "istri" dari Kristus.

(0.12405345238095) (Rm 8:18) (sh: Penderitaan orang Kristen. (Senin, 1 Juni 1998))
Penderitaan orang Kristen.

Penderitaan orang Kristen.
Boleh dikata tiap hari kita mendengar berbagai berita tentang penderitaan yang dialami orang di dunia ini. Orang Kristen sendiri menderitakah? Ya. Seperti halnya Kristus sudah menderita, kita pun ikut menderita bersama-Nya dan karena Dia (ayat 17). Karena kita masih hidup dalam dua zaman, antara zaman lama dan zaman baru, kita sedang berjalan dari penderitaan menuju kemuliaan (ayat 18). Penderitaan itu dialami baik oleh anak-anak Allah maupun segenap isi ciptaan (ayat 21-22). Namun penderitaan yang sedang kita alami ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan kita terima kelak (ayat 18).

Sikap Kristen dalam penderitaan. Kristen tidak perlu hancur di dalam penderitaan. Ada beberapa prinsip yang memungkinkan kita menang. Pertama, kita telah menerima karunia sulung Roh yang tidak saja menguatkan kita tetapi juga menjamin bahwa kita akan tiba dalam kemuliaan kelak (ayat 23). Kedua, kita dapat berkeluh kesah kepada Allah tentang tubuh fana kita dan sifat daging dosa kita (ayat 23b). Ketiga, dalam iman dan harap kita menatap ke Hari Tuhan (ayat 24). Keempat, pengharapan itu memberi kita ketekunan, kemenangan dan keselamatan di dalam penderitaan kita.

Renungkan: Kristus yang telah menderita hadir dalam penderitaan kita melalui Roh-Nya untuk mengubah keluh kesah kita menjadi nyanyian syukur.

Doa: Kiranya kemuliaan yang Kau sediakan tidak tertutup oleh penderitaan yang hendak menghentikan ketekunan kami.

(0.12405345238095) (Rm 9:1) (sh: Keprihatinan hamba Tuhan. (Kamis, 4 Juni 1998))
Keprihatinan hamba Tuhan.

Keprihatinan hamba Tuhan.
Identitas seorang nabi yang cinta bangsa terlihat dalam diri Paulus. Demi bangsanya, ia mau terkutuk dan terpisah dari Kristus (ayat 3). Keprihatinan Paulus tulus dan serius, memberati perasaan dan pikirannya (ayat 2). Ia bertanya: Gagalkah firman Allah (ayat 6a)? Apakah Allah tidak adil (ayat 14)? Apa lagi yang ingin Allah salahkan (ayat 19)? Itulah pergumulan dan keprihatinan pemimpin sejati yang tidak mengutamakan diri sendiri tetapi berbeban tentang keselamatan bangsanya. Keprihatinan Paulus merupakan keprihatinan Kristiani yang aktif yang membuatnya berpikir, mengucurkan air mata, berjuang penuh harap.

Umat Pilihan Allah. Pedih hati Paulus memikirkan fakta Israel umat pilihan Allah itu justru menolak Yesus Mesias. Dalam pergumulan itu Paulus beroleh jawaban pada keajaiban pemilihan Allah. Dalam riwayat Israel sendiri terbukti bahwa Ishak dan Yakub dipilih Allah bukan karena mempunyai kelebihan. Posisi mereka bukan anak sulung, namun dipilih Allah beroleh hak kesulungan. Demikian pun adalah hak dan keajaiban Allah bila kini Ia memilih orang asal kafir untuk selamat. Tidak adilkah Allah? Tidak, sebab Ia mengeraskan hati mereka yang memang sudah lebih dulu mengeraskan hati. Dari segi hak, semua manusia hanya berhak untuk menerima hukuman sebab semua telah berdosa. Jadi pemilihan adalah hak dan anugerah Allah yang patut disyukuri dengan takut dan gentar.

Doa: Hanya karena kemurahan-Mu kami Dikau pilih dan selamatkan di dalam Kristus.

(0.12405345238095) (Rm 10:4) (sh: Kristus adalah kegenapan hukum Taurat. (Minggu, 7 Juni 1998))
Kristus adalah kegenapan hukum Taurat.

Kristus adalah kegenapan hukum Taurat.
Ucapan Paulus ini dapat mengandung dua arti. Pertama, Tuhan Yesuslah sebenarnya tujuan Taurat sebab hanya Ia telah memenuhi tuntutan Taurat dengan sempurna. Kedua, karena itu Ia mengakhiri Taurat. Bukan lagi Taurat jalan untuk orang berharap diselamatkan, tetapi iman kepada-Nya saja jalan keselamatan. Kenyataan itu tidak perlu dipersoalkan lagi. Sebab Yesus Kristus nyata-nyata sudah datang menjadi manusia, mati dan bangkit. Mempertanyakan ulang fakta itu seolah orang yang ingin mencoba menjelajahi jurang tak terukur yang telah dijembatani Kristus (ayat 7).

Iman di hati, pengakuan di mulut. Keduanya tak dapat dipisahkan. Berseru (memanggil dalam doa) hanya dapat dilakukan oleh orang yang percaya (ayat 14). Percaya yang sungguh akan terungkap dalam pengakuan di mulut. Israel telah menerima berita keselamatan melalui para rasul, dan nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama menunjuk kepada Kristus. Namun mereka tidak percaya. Sayang Israel tak dapat berseru kepada Kristus karena mereka menolak Kristus. Seluruh umat manusia terancam binasa dalam murka Allah. Semua suku bangsa, setiap orang perlu mendengarkan Injil. Anda yang telah mengalami kebaikan Yesus, tidakkah tergerak membawa kabar baik bagi mereka?

Doa: Mendoakan saudara-saudara kita yang masih dicengkeram oleh kebutaan rohani.

(0.12405345238095) (Rm 12:9) (sh: Kasih: tulus, aktif timbal balik. (Senin, 27 Juli 1998))
Kasih: tulus, aktif timbal balik.

Kasih: tulus, aktif timbal balik.
Kasih tak boleh pura-pura, sebab bila demikian kita menipu diri sendiri, mendustai orang yang kita kasihi. Hal itu ditolak Tuhan, sebab mengasihi sesama adalah perintah Tuhan yang harus ditaati. Di dalam Tubuh Kristus, kasih harus aktif timbal balik. Kasih yang sudah kita terima dari Tuhan, dan yang menjadi teladan bagi kita mempersatukan kita dalam suatu persekutuan kasih yaitu Gereja-Nya. Sikap Kristen, baik dalam kalangan sendiri, dan terlebih lagi keluar adalah aktif pro kasih.

Bantulah orang-orang kudus. Membantu para hamba Tuhan dalam kebutuhan hidup mereka, terutama yang sedang kekurangan berarti turut serta menunjang pekerjaan Tuhan. Sikap dan tindakan kasih itu pasti sangat diperhatikan oleh Tuhan sebab mengandung nilai sebagai persembahan kepada Tuhan sendiri (Mat. 25:40).

Balaslah kejahatan dengan kebaikan. Lakukan kebaikan, utamakan hidup damai dan berilah tempat kepada murka Allah. Dengan hati lembut, kita bawa permasalahan dalam doa kepada Tuhan. Biar Tuhan yang akan mengadili dengan kebijaksanaan-Nya yang dalam itu. Bila musuh yang lapar kita beri makan, dan yang haus kita beri minum, mereka akan takjub diperhadapkan dengan sifat-sifat Allah sendiri.

Doa: Tuhan, tolonglah, kasihku masih sangat kecil, jauh dari cukup.

(0.12405345238095) (1Kor 7:1) (sh: Seks tidak najis. (Rabu, 27 Agustus 1997))
Seks tidak najis.

Seks tidak najis.
Daya seks dalam diri manusia diciptakan Allah dalam konteks seksualitas manusia dan tujuan-tujuan mulia pernikahan. Jadi bila sebelum ini Paulus berbicara keras terhadap mereka yang bercabul, bukan berarti Paulus mentabukan atau menganggap kotor seks. Kini ia menegaskan bahwa hubungan seks antara suami dan istri adalah hal yang baik. Itu merupakan ungkapan cinta dan kesatuan yang dapat mempernyata keintiman batin yang ada. Paulus memang menyadari juga adanya hal positif dari keadaan melajang, namun ia tidak menganjurkan itu sebagai pola. Menikah adalah kehendak Allah yang umum, tetapi melajang merupakan pilihan dalam kehendak Allah yang khusus.

Pernikahan Kristen. Meski Paulus menganjurkan orang untuk menikah agar luput dari dosa seks, namun ia tidak mengajarkan bahwa nikah adalah pemuas kebutuhan seks. Paulus mengajak orang Kristen berpikir realistis. Masih bujang atau pun sudah menikah, jangan bertindak ekstrim. Di dalam hubungan seks yang sahlah orang dimungkinkan untuk mengalami kehidupan seks yang benar, aman, sehat, dan indah.

Doa: Firman-Mulah petunjuk untuk kami menerima dan menyikapi seksualitas kami dengan benar.

(0.12405345238095) (1Kor 11:17) (sh: Paulus mencela jemaat Korintus. (Kamis, 4 September 1997))
Paulus mencela jemaat Korintus.

Paulus mencela jemaat Korintus.
Dua hal dicela Paulus. Pertama, jemaat Korintus tidak bersekutu ketika berkumpul sebab ada perpecahan di antara mereka. Hal ini sudah disinggung Paulus di bagian permulaan suratnya ini. Kedua, mereka memperlakukan Perjamuan Kudus dengan tidak hormat. Seperti orang rakus dan gelojoh, mereka makan seperti orang kelaparan dan minum sampai mabuk. Memalukan! Tentu saja Paulus tidak memuji hal tersebut. Orang yang berbuat demikian menghina Allah dan tidak peka akan orang yang berkekurangan (ayat 22).

Aturan dalam perjamuan kudus. Makan dan minum adalah kebutuhan manusia yang wajar. Manusia harus makan dan minum supaya bisa hidup dengan baik. Tetapi dalam pertemuan ibadah di mana juga dirayakan perjamuan Tuhan, adalah salah besar apabila orang makan dan minum dengan sepuas-puasnya. Perjamuan Kudus harus diterima dengan sikap hormat, memeriksa diri, sambil mengingat pokok-pokok iman yang dilambangkannya.

Renungkan: Bila kita tidak menghormati Allah dalam hidup ibadah kita, Tuhan akan bertindak atas kita supaya kemuliaan-Nya tetap dijunjung tinggi.

Doa: Tuhan, tolong kami untuk dapat beribadah dengan benar.

(0.12405345238095) (1Kor 11:17) (sh: Perjamuan Kudus (Minggu, 21 September 2003))
Perjamuan Kudus

Perjamuan Kudus. Perjamuan Kudus memiliki muatan kasih yang begitu dalam dari Kristus kepada umat manusia. Namun kenyataannya di jemaat Korintus perjamuan kudus kehilangan muatan kasih-Nya. Perjamuan di Korintus lebih merupakan ajang pamer kekayaan dan pemanfaatan kesempatan. Bagi si kaya, situasi ini dimanfaatkan untuk memamerkan kekayaannya, dan bagi yang miskin ini merupakan kesempatan untuk makan makanan yang enak. Perjamuan Kudus berubah fungsi menjadi pesta pora yang memabukkan (ayat 20,21).

Makna Perjamuan Kudus yang sesungguhnya adalah: pertama, tubuh Kristus yang dipecah-pecahkan, dan darah yang dicurahkan oleh Kristus dalam peristiwa salib (ayat 23-25). Kedua, Perjamuan Kudus bukan sekadar upacara untuk mengingat kematian dan kebangkitan Kristus, tetapi lebih merupakan respons umat terhadap tindakan kasih Allah yang telah menyadarkan kita bahwa keselamatan sudah digenapi dengan kematian dan kebangkitan-Nya. Ketiga, melalui Perjamuan Kudus, Kristus meletakkan satu dasar bagi komunitas baru orang-orang percaya yang saling mengasihi (ayat 33), yang selalu menceritakan peristiwa kematian dan kebangkitan-Nya sampai Ia datang (ayat 26). Perjamuan Kudus sarat dengan muatan kasih, yang mengingatkan dan memperbolehkan kita untuk meneruskan kasih Allah dalam Yesus Kristus kepada setiap orang.

Renungkan: Ingatlah bahwa kematian dan kebangkitan Kristus dalam Perjamuan Kudus harus menjadi bagian integral dari hidup kita yang harus kita beritakan kepada semua orang.


Bacaan untuk minggu ke-16 sesudah Pentakosta

Yesaya 35:4-7; Yakobus 2:1-5; Markus 7:31-37; Mazmur 146

Lagu KJ 315

(0.12405345238095) (1Kor 14:1) (sh: Kejarlah kasih! (Senin, 8 September 1997))
Kejarlah kasih!

Kejarlah kasih!
Hal pertama yang setiap Kristen harus kejar ialah kasih. Tentu saja semua orang Kristen yang sungguh beriman dalam Kristus sudah menerima dan mengalami kasih Kristus dalam hidupnya. Bukankah kasih karunia Allah dalam Kristus yang membuat kita masuk dalam keselamatan? Tetapi sesudah mengalami kasih yang menyelamatkan itu, kita harus mengejar atau mengusahakan agar kasih sekualitas dengan itu ada dalam sikap dan tindak tanduk kita.

Tentang karunia bahasa Roh. Paulus melihat berbagai masalah pada minat jemaat Korintus akan karunia bahasa Roh. Pertama, itu bukan karunia yang terutama sebab lebih berdampak pada kepentingan diri sendiri dibandingkan kasih atau nubuat yang berdampak pada pembangunan orang lain (ayat 1-5). Kedua, bahasa Roh akan membuat orang yang tidak biasa atau tidak seiman merasa ada sesuatu yang tidak waras pada orang yang berbahasa roh (ayat 6-9). Ketiga, Paulus melihat bahaya bahwa yang mereka katakan "bahasa" bukan bahasa tetapi bunyi-bunyi tanpa makna (ayat 10-17).

Renungkan: Paulus sendiri berbicara bahasa roh lebih banyak dari orang lain. Tetapi ia lebih suka berbahasa yang dimengerti demi kepentingan orang banyak.

Doa: Tolonglah kami menilai karunia dengan benar.

(0.12405345238095) (1Kor 15:12) (sh: Yesus sungguh bangkit! (Senin, 27 Oktober 1997))
Yesus sungguh bangkit!

Yesus sungguh bangkit!
Banyak bukti bahwa Yesus sungguh bangkit. Kubur yang kosong, kesaksian para murid dalam jumlah berbeda di berbagai kesempatan berbeda, juga kesaksian para musuh Yesus sendiri. Sungguh, kebangkitan-Nya tak perlu diragukan! Yang lebih penting ialah bertanya apa jadinya dengan hidup ini bila kita tidak sungguh mengalaskannya di atas kebangkitan Kristus? Fakta kebangkitan Kristus penting karena itu pasti berdampak langsung pada kehidupan iman kita. Ia yang bangkit memberi kita hidup yang penuh kasih karunia, semarak dengan kedahsyatan kuasa hidup dalam kebangkitan-Nya. Di dalam Dia, kuasa dosa dan maut tidak lagi berkuasa atas hidup orang beriman. Puji Tuhan!

Yesus pengharapan kita. Iman yang teguh pada Kristus yang bangkit akan tampak di dalam kehidupan yang penuh pengharapan. Kristen memiliki keyakinan bahwa Tuhan yang bangkit adalah Tuhan yang memiliki segala kuasa di bumi dan di sorga. Sebaliknya keraguan atau kesalahpahaman tentang kebangkitan Yesus akan menyebabkan orang menaruh pengharapan pada hal lain. Sudah dua puluh abad Gereja mengalami bahwa hanya kebangkitan Yesus mampu memberi pengharapan sejati.

Renungkan: Jika ragu tentang kebangkitan-Nya, mengapa tidak minta Ia nyatakan bahwa Ia sungguh bangkit?

(0.12405345238095) (1Kor 15:50) (sh: Siaga selalu. (Jumat, 31 Oktober 1997))
Siaga selalu.

Siaga selalu.
Iman pada kebangkitan Kristus dan kebangkitan tubuh kita di dalam Kristus berkaitan erat dengan iman pada kedatangan Tuhan Yesus kedua kali kelak. Karena Ia bangkit, Ia pasti akan datang kembali. Karena Ia akan datang kembali, kita hidup dalam suasana menanti yang pasti. Kepastian akan keselamatan kini dan kelak di dalam kuasa kebangkitan Kristus itulah yang menjadi keyakinan Martin Luther. Keyakinan akan Injil keselamatan itu memberinya keberanian untuk mendesak gereja mengoreksi diri dan mengadakan pembaruan.

Karena itu berdirilah teguh! Karena Kristus sudah bangkit, karena Injil Yesus yang mati dan bangkit benar dan berkuasa, karena kita pasti akan dibangkitkan-Nya, karena hidup ini disertai dan dipelihara-Nya, karena kelak kita akan berjumpa Dia, karena kelak Ia akan datang kembali,... karena itu berdirilah teguh! Iman Kristen bukan sekadar rumus-rumus yang pasti namun kering tetapi adalah kekuatan Allah yang menghidupkan dan mengubahkan hidup dari hari ke hari, sampai kekal kelak. Kekuatan Tuhan sendiri landasan teguh bagi gereja-Nya.

Renungkan: Api keyakinan dan fondasi kepastian para reformator perlu menjiwai kembali para aktivis Kristen masa kini.

Doa: Di dalam-Mu Tuhan, kami beroleh hidup yang bermakna.

(0.12405345238095) (1Kor 16:1) (sh: Belajar berbagi kehidupan. (Sabtu, 1 November 1997))
Belajar berbagi kehidupan.

Belajar berbagi kehidupan.
Gereja lahir karena kasih Allah dalam Kristus. Kasih ilahi itu harus terpancar sebagai ciri utama Gereja Tuhan. Bila kasih antar kekasih, sahabat, atau keluarga dirasa kuat untuk diungkapkan, lebih lagi kasih ilahi. Kasih itu sedemikian kuat dan konkrit sehingga jemaat purba rela berbagi harta yang mereka terima dari Tuhan (Kis. 2:44,45). Mereka berbuat demikian karena sadar, sudah selayaknyalah sesama milik Kristus saling meringankan beban.

Perlu pengaturan yang baik. Apa kecenderungan sikap dan tindakan kita dalam memberikan persembahan? Apakah kita sering ayal-ayalan? Kadang kita dengar berbagai penyalahgunaan persembahan. Untuk membina jemaat memberikan persembahan yang baik, Paulus memberi nasihat berikut. Berikan sebagian harta yang telah dikaruniakan Tuhan sebagai persembahan secara teratur setiap Minggu (ayat 2). Peruntukkan persembahan itu bagi kepentingan kehidupan jemaat Tuhan dan kirimkan utusan yang dapat dipercaya dengan surat untuk menyerahkannya.

Renungkan: Persembahan adalah milik Tuhan, jangan bersikap atau bertindak salah terhadap milik Tuhan itu!

Doa: Ajarku Tuhan memberi persembahan dengan kesungguhan hati.

(0.12405345238095) (2Kor 1:8) (sh: Penderitaan adalah kekuatan. (Selasa, 01 September 1998))
Penderitaan adalah kekuatan.

Penderitaan adalah kekuatan.
Bukankah derita dan beban yang kita alami dalam pelayanan justru dapat membuat kita putus asa? Paulus mengalaminya (ayat 8,9)! Meskipun dampak buruk penderitaannya nyata, Paulus tidak hancur. Mengapa? Sebab ia dikuatkan dan dimenangkan oleh Kristus. Kristus sendiri sudah menderita dan mati. Namun Ia bangkit dan menang (ayat 9, 10). Kini, Paulus membagikan pengalaman derita dan kemenangannya itu kepada jemaat. Bukan untuk minta dikasihani atau beroleh simpati tetapi agar melalui pengalaman itu ia boleh menguatkan jemaat.

Doakan pimpinan Jemaat. Orang malah sering berpikir sebaliknya. Menurut mereka justru pimpinan jemaatlah yang harus berdoa, dan mereka menerima saja. Rasul Paulus mengajarkan sisi lainnya. Ia ternyata memperoleh kekuatan dan keuntungan sangat besar dalam pelayanannya oleh karena doa-doa jemaat (ayat 11). Anda ingin berpartisipasi mendukung pekerjaan para hamba Tuhan dan kehidupan gereja Tuhan? Berdoalah!

Renungkan: Ketika di dalam penderitaan kita sadar pentingnya doa, penderitaan bukan lagi daya yang menghancurkan melainkan cara Allah menarik kita lebih masuk dalam kuasa-Nya.

Doa: Ya Tuhan, ajar kami untuk memohon pimpinan jemaat dan pelayan kami.

(0.12405345238095) (2Kor 4:16) (sh: Pengharapan yang menguatkan. (Rabu, 09 September 1998))
Pengharapan yang menguatkan.

Pengharapan yang menguatkan.
Secara manusiawi Paulus lemah, tetapi secara rohani dengan setia Allah menyertai dan menguatkan perjuangan iman dan pelayanannya (ayat 16-17). Sekalipun daya fisik Paulus makin menurun, baik karena usia maupun penderitaan yang terus menerus, namun semangatnya menginjili tetap menyala-nyala. Mengapa? Karena dia sangat yakin bahwa di balik semua penderitaan ini kelak tersedia kemuliaan dari Tuhan (ayat 17). Bagi orang yang berorientasi pada upah yang kelihatan, seperti uang, materi dan lain-lain, ucapan Paulus ini omong kosong, tetapi bagi orang percaya, harapan itu benar (bdk. Rm. 5:2). Semangat dan harapan demikian harus tetap dipegang oleh pengikut Kristus.

Kehendak Tuhan makin nyata. Di dalam penderitaannya Paulus mengalami banyak berkat rohani. Ia belajar mengandalkan kekuatan rohani, bukan jasmaninya. Ia juga makin memusatkan perhatian kepada harapan surgawi, bukan pada gemerlap duniawi (ayat 1). Sementara menanti penggenapan janji itu, ia sudah mengalami "uang mukanya" dalam bentuk kuasa Roh (ayat 5). Dengan demikian ia belajar hidup dan melayani dalam iman bukan dalam penglihatan. Ia tahu, rumah kekalnya adalah surga, bukan dunia yang menuju kebinasaan ini (ayat 8b).

Renungkan: Siapa yang kita puaskan dalam pelayanan kita?

Doa: Berikan kami hati yang taat kepada kehendak-Mu.

(0.12405345238095) (Ef 1:15) (sh: Bagaimana mengenal kuasa Allah? (Minggu, 6 Oktober 2002))
Bagaimana mengenal kuasa Allah?

Bagaimana mengenal kuasa Allah? Dengan doa! Tanpa doa tidak mungkin mengenal kuasa Allah. Paulus berdoa agar Allah ‘menjadikan mata hatimu tenang’ (ayat 18). Mata hati harus dicerahkan agar dapat melihat betapa hebat kuasa Allah bagi kita (ayat 19). Paulus mengatakan bahwa kuasa Allah telah diungkapkan dan tidak tersembunyi. Masalahnya sekarang, kita tidak melihatnya karena mata hati kita masih gelap, akibatnya kita tidak mampu melihat karya Allah di dalam dan melalui Kristus.

Ada tida bentuk manifestasi kuasa Allah melalui Kristus.

[1]. Kuasa Allah nampak di dalam membangkitkan Kristus dari kematian (ayat 20). Musuh utama manusia adalah kematian. Tidak seorang pun mampu melawannya. Tetapi setiap yang percaya pada Yesus tidak perlu takut menghadapi kematian. Kebangkitan Kristus adalah bentuk nyata kuasa Allah.

[2]. Kuasa Allah nampak dengan mendudukkan Kristus di sebelah kanan-Nya mengatasi segala sesuatu (ayat 20-22). Musuh lain yang tidak dapat dilawan manusia adalah iblis dan pengikutnya. Kristus telah menaklukkan iblis dan meletakkan mereka di kaki-Nya. Mereka sudah tidak memiliki kuasa terhadap orang yang percaya Yesus.

[3]. Kuasa Allah nampak dengan melantik yesus sebagai kepala jemaat (ayat 22). Kristus adalah kepenuhan jemaat. Jemaat menjadi sempurna karena dipenuhi oleh Kristus. Jika Kristus memenuhi jemaat, mengapa orang Kristen menyingkirkan Kristus dari dalam jemaat? Mengapa takut menyaksikan Kristus?

Renungkan: Bila mata hati telah melihat demonstrasi kuasa Allah, mengapa kita masih takut hidup sebagai pengikut Kristus? Mengapa takut dan malu menjadi saksi Kristus?

(0.12405345238095) (Ef 1:15) (sh: Kekayaan rohani di dalam Kristus (Minggu, 2 November 2003))
Kekayaan rohani di dalam Kristus

Kekayaan rohani di dalam Kristus. Dalam doa Paulus ini kita menemukan berkat-berkat atau kekayaan ilahi yang Paulus inginkan agar dinikmati oleh orang-orang yang bertobat, yang beriman dan yang sudah berada di dalam Kristus. Akan tetapi, berkat-berkat atau kekayaan ilahi tersebut tidak dapat dipahami secara alamiah. Artinya, setiap orang memerlukan Roh yang menyatakan kebenaran firman dan yang kemudian memberi hikmat untuk memahaminya dan menerapkannya. Roh juga memberikan kuasa, kesanggupan, untuk mempraktikkan kebenaran. Paulus juga meminta dalam doanya agar Allah menjadikan mata hati jemaat terang dan terbuka untuk melihat empat kenyataan rohani yaitu agar jemaat dapat mengenal Allah (ayat 17b); agar jemaat mengenal panggilan Allah (ayat 18a); agar jemaat mengetahui kekayaan Allah (ayat 18b); agar jemaat dapat mengenal kuasa Allah (ayat 19-23). Mata hati di sini berarti batin manusia yang meliputi perasaan, pikiran, dan kemauan. Kepada kita ahli-ahli waris-Nya, Allah menunjukkan kasih-Nya, menjanjikan suatu masa depan yang indah. Allah memberikan dorongan kepada kita untuk hidup dengan penuh pengharapan (ayat 19). Paulus ingin agar jemaat mengenal Tuhan dan kuasa kebangkitan-Nya. Itulah yang kini menjadi pusat perhatian doa Paulus.

Renungkan: Apakah Anda mau mengenal Allah, panggilan Allah, kekayaan Allah dan kuasa Allah melalui pengalaman hidup Anda? Terapkanlah fungsi Anda sebagai tubuh Kristus.



TIP #02: Coba gunakan wildcards "*" atau "?" untuk hasil pencarian yang leb?h bai*. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA