Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1661 - 1680 dari 2954 ayat untuk Israel [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.17921624375) (Mat 1:1) (sh: Wanita di balik rencana keselamatan Allah (Jumat, 24 Desember 2004))
Wanita di balik rencana keselamatan Allah

Wanita di balik rencana keselamatan Allah. Pada umumnya kedudukan seorang wanita dalam hak waris, hak belajar, hak bekerja, hak berpendapat, dll. dalam budaya dunia dianggap remeh. Akan tetapi, pandangan Allah terhadap wanita berbeda dengan dunia. Nas inilah buktinya.

Injil Matius dibuka dengan penulisan garis keturunan Yesus yang terdiri dari empat puluh dua keturunan dari Abraham sampai Daud; keturunan Daud yang terbuang ke Babel; generasi yang lahir dari pembuangan ke Babel (ayat 17). Yang menarik dari nas ini ialah dituliskannya tiga nama wanita yang memiliki riwayat hidup yang "cacat" Mengapa? Cerita tentang mereka kurang baik dan tidak terhormat. Ketiga wanita tersebut yakni: Tamar (ayat 3); Rahab (ayat 5a); Batsyeba, istri Uria (ayat 6). Pertama, sebenarnya Tamar adalah menantu dari Yehuda (Kej. 38:6, 8-11). Janji Yehuda untuk memberikan Syela menjadi suami bagi Tamar ternyata bohong (ayat 14). Jadi, Tamar menyamar sebagai "wanita nakal" untuk menggoda Yehuda dan melahirkan Peres dan Zerah. Kedua, Rahab adalah seorang "wanita nakal" Kanaan yang melindungi pasukan pengintai Israel saat mereka hendak melarikan diri dari kota Yerikho (Yos. 2). Penyebab Rahab menolong mereka karena ia memercayai Allah Israel (ayat 9-13). Ketiga, Batsyeba adalah istri Uria yang menjadi korban keinginan nafsu Raja Daud, ketika suaminya berperang membela Israel melawan Amon. Batsyeba melahirkan seorang anak yang meninggal tidak lama setelah ia lahir. Barulah kemudian Salomo lahir (ayat 2 Sam. 11).

Allah dalam kehendak-Nya dan kedaulatan-Nya memilih Tamar, Rahab, dan Batsyeba menjadi nenek moyang Yesus. Hal ini menunjukkan bahwa penggenapan keselamatan Allah melalui Yesus bagi manusia, tidak berdasarkan "bersih" tidaknya maupun terhormat tidaknya status seseorang di masyarakat. Keselamatan bagi hidup kita pun tidak didasarkan pada siapakah kita, bagaimanakah masa lalu kita, apa pekerjaan kita, dll.

Renungkan: Syarat menjadi bagian dari umat Allah bukan karena keberadaan kita melainkan hati dan iman yang tertuju kepada-Nya.

(0.17921624375) (Mrk 11:12) (sh: Kuantitas tanpa kualitas? (Senin, 31 Maret 2003))
Kuantitas tanpa kualitas?

Kuantitas tanpa kualitas? Sama seperti manusia kebanyakan, Yesus pun dapat merasakan lapar. Keberadaan pohon ara yang lebat daunnya membangkitkan selera Yesus untuk menikmati buahnya. Tetapi harapan-Nya tidak terpenuhi karena ternyata pohon itu tidak berbuah. Tentu saja Yesus tidak akan menemukan buahnya, karena saat itu belum musim buah ara. Tetapi Yesus kecewa sehingga Ia mengutuk pohon ara tersebut. Mungkinkah Yesus mengutuk pohon ara karena rasa lapar? Tindakan Yesus ini banyak menimbulkan perdebatan. Sebagian ahli berpendapat bahwa kemarahan Yesus tidak dapat diterima akal sehat.

Jangan kita terburu-buru mengeluarkan pendapat tentang peristiwa ini. Perhatikan apa yang Markus katakan. Markus melihat bahwa kutukan ajaib Yesus ini mempunyai makna simbolis. Pohon ara adalah simbol bagi umat Israel. Sebagai bangsa yang memiliki status umat Allah, Israel adalah pohon ara Allah. Allah berharap bahwa pohon tersebut menghasilkan buah-buah kebenaran sehingga makin banyak orang mengenal-Nya. Tetapi sayang, status mulia itu hanya menjadi kebanggaan hampa karena tidak diiringi kenyataan yang membuktikan keistimewaan tersebut. Secara kuantitas, umat bertumbuh pesat dalam pengetahuan dan pekerjaan keagamaan, tetapi secara kualitas, mereka mandul karena tidak menghasilkan buah-buah kebenaran. Status umat Allah tanpa diiringi dengan kenyataan, hanya akan mempermalukan nama Allah. Ini tampak jelas ketika Yesus melihat bagaimana mereka memperlakukan Bait Suci seperti pasar.

Seperti umat Israel, kita pun menyandang status umat Allah. Jangan membuat Yesus kecewa karena Dia tidak menemukan buah-buah kebenaran dalam diri kita. Membuat Yesus kecewa sama artinya dengan menyiapkan diri menerima nasib seperti pohon ara. Renungkan: Mengaku diri Kristen berarti siap mengeluarkan buah yang sepadan, dan tidak puas hanya dengan status dan simbol.

(0.17921624375) (Luk 7:18) (sh: Cara Allah memang unik (Rabu, 17 Januari 2007))
Cara Allah memang unik

Judul: Cara Allah memang unik Kecewa dan ragu? Mungkin itu yang ada dalam benak Yohanes. Ketika di penjara, ia tidak melihat dan mendengar Yesus berperilaku seperti Mesias yang dinubuatkannya (3:15-17). Yesuskah Mesias itu (7:19)?

Pertama, jawaban Yesus tegas mengutip Nabi Yesaya (22)! Memang bayangan Mesianik yang politis dan keras tidak ada sama sekali pada sosok Yesus, namun justru itulah keunikan cara Allah yang tidak boleh diragukan. Bagi orang tidak beriman hal itu mengecewakan (dalam bhs. Yunani: skandalon, berarti batu sandungan) (23). Yesus menantang Yohanes untuk memercayai cara Allah berkarya.

Kedua, Yesus membandingkan kemuliaan pelayanan Yohanes dengan diri-Nya. Pelayanan Yohanes memang luar biasa. Dia adalah pendahulu yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Mesias dan memperkenalkan Mesias kepada umat (Kel. 23:20). Ia juga adalah nabi Allah yang mempersiapkan umat bertemu dengan Mesias (Mal. 3:1). Namun, Mesias yang datang jauh lebih mulia dan dahsyat pelayanan-Nya dibandingkan dengan Yohanes (Luk. 7:28). Pelayanan Mesias adalah penyucian dan penyelamatan orang berdosa. Sayangnya, pelayanan Yesus ini diterima hanya oleh para pemungut cukai dan orang berdosa lainnya, sedangkan para pemimpin agama justru menolaknya, sama seperti mereka menolak pelayanan Yohanes (29-30). Mereka yang menolak ini sesungguhnya menolak untuk mengambil komitmen apapun terhadap rencana dan karya Tuhan, baik melalui Yohanes, apalagi melalui Yesus (31-35).

Cara Allah dalam tindakan penyelamatan-Nya sering tidak terduga dan memang tidak konvensional, namun pasti tepat sasaran. Kita dipanggil terlibat dalam pelayanan dengan belajar menyesuaikan diri dengan kreativitas-Nya serta percaya bahwa rencana-Nya paling baik dan pasti berhasil.

Renungkan: Manusia melihat keterbatasannya. Allah dapat memakai manusia menembus batas-batas tersebut.

(0.17921624375) (Luk 9:51) (sh: Fokus pada tujuan (Kamis, 5 Februari 2004))
Fokus pada tujuan

Fokus pada tujuan. Ayat 51 dengan jelas menekankan bahwa Tuhan Yesus kini melangkah menuju kegenapan seperti yang telah diajarkan-Nya kepada para murid. Ia tahu Ia datang dari siapa, untuk apa, dan harus melalui jalan hidup yang bagaimana. Bahwa misi-Nya akan ditolak oleh sementara orang, adalah sesuai dengan rencana Allah yang telah dinubuatkan sejak zaman Perjanjian Lama dan selaras dengan tekanan ajaran-Nya bahwa Ia harus menderita (bdk. Yes. 53).

Dalam bacaan ini Lukas memaparkan kepada kita bahwa ada masalah yang mengganjal Yesus, yaitu reaksi murid-murid-Nya, Yakobus dan Yohanes terhadap orang Samaria yang menolak memberikan bantuan setelah tahu bahwa Yesus dan rombongan-Nya menuju ke Yerusalem (ayat 53). Memang Kerajaan Israel bersatu terpecah menjadi Israel Utara (Samaria) dan Israel Selatan (Yehuda=Yerusalem). Hubungan antara Samaria dan Yehuda semakin memburuk. Bahkan orang-orang Samaria digolongkan sebagai orang-orang yang harus dimarginalkan oleh orang-orang Yerusalem. Lukas menggambarkan penolakan ini sebagai bagian dari penggenapan nubuat Allah sebagai tanda bahwa Mesias akan menderita penolakan. Bagaimana rombongan Yesus bersikap terhadap penolakan tersebut? Yakobus dan Yohanes, khususnya, menganggap bahwa penolakan itu lebih merupakan penghinaan terhadap Yesus, yang seharusnya diperlakukan dengan segala hormat. Itulah sebabnya mereka mengusulkan untuk bertindak keras terhadap mereka (ayat 54)—mungkin seperti yang pernah dilakukan Elia dalam 2Raj. 1:10,12.

Reaksi Yesus sama sekali berbeda (ayat 55)! Justru Ia menilai bahwa reaksi yang ditunjukkan oleh Yakobus dan Yohanes ternyata belum menghayati bahwa salib adalah keharusan bukan saja bagi Yesus tetapi juga dalam misi dan kehidupan para pengikut-Nya.

Renungkan: Mengikut Yesus adalah satu-satunya yang harus secara serius dijalani dengan segala konsekuensinya.

(0.17921624375) (Yoh 1:19) (sh: Bersaksi tanpa kompromi (Rabu, 26 Desember 2001))
Bersaksi tanpa kompromi

Bersaksi tanpa kompromi. Hari ini kita akan merenungkan berita dan akibat kesaksian Yohanes. Yohanes sering dikenal sebagai pembaptis. Namun, rasul Yohanes yang menuliskan Injil Yohanes menggambarkan Yohanes Pembaptis sebagai saksi. Yohanes bersaksi bahwa Yesus adalah Anak Allah (ayat 34). Lebih jauh, dapat dilihat isi kesaksian Yohanes. Pertama, ia bukanlah mesias yang ditunggu- tunggu umat Israel. Yohanes hanyalah merupakan suara yang menyaksikan Yesus Sang Mesias (ayat 20-23). Kedua, Yesus akan membaptis dengan Roh Kudus (ayat 33). Yohanes membaptis untuk menyatakan Yesus kepada Israel (ayat 26, 31). Melalui baptisan yang dilakukannya, ia dapat memperkenalkan Yesus. Ketiga, Yesus adalah Anak domba Allah (ayat 29). Istilah Anak domba Allah dikaitkan dengan dosa dan dunia. Hal ini memberikan pengertian bahwa Kristus, sebagai kurban, berasal dari dan disediakan oleh Allah. Tujuan pengurbanan Kristus adalah untuk menghapus dosa manusia. Lingkup penebusan-Nya tidak terbatas kepada umat Israel saja, melainkan kepada seluruh suku yang ada di dunia. Sekali lagi, sentralitas Yesus dalam kesaksian Yohanes terlihat jelas.

Berita Yohanes berpusat pada Kristus. Ia diutus Allah. Apakah dengan demikian berita yang disampaikannya secara otomatis diterima manusia? Para imam, orang Lewi, dan orang Farisi datang ke Yohanes untuk meminta penjelasan dan penegasan (ayat 19, 24). Tidak diberitahukan apakah mereka kemudian percaya pada Yesus sebagai akibat kesaksian Yohanes. Tetapi, jelas hal ini tidak membuat Yohanes menjadi kendur semangatnya atau kecewa. Keesokan harinya, Yohanes kembali bersaksi tentang Yesus (ayat 29). Juga, tidak diberitahu kepada siapa Yohanes bersaksi dalam ayat 29-34. Bagaimana akibat kesaksiannya juga tidak dinyatakan. Apakah ini membuat Yohanes patah semangat dan kecewa? Kita akan melihatnya besok.

Renungkan: Jangan mengharapkan hasil yang luar biasa ketika bersaksi bagi Yesus. Tidak penting hasilnya. Yang lebih utama dan terutama adalah berita Injil yang disampaikan kepada semua umat manusia tetap berpusatkan Kristus. Bersaksilah tanpa kompromi, tanpa bergeser dari inti pemberitaan, meskipun orang lain menolaknya.

(0.17921624375) (Kis 13:13) (sh: Karya penyelamatan sempurna (Minggu, 20 Juni 1999))
Karya penyelamatan sempurna

Karya penyelamatan sempurna Rupanya ada cukup banyak orang-orang bukan Yahudi yang berasal dari lingkungan kafir mulai menaruh perhatian pada agama Yahudi. Mereka mengikuti ibadah-ibadah di dalam rumah sembahyang. Kehadiran dan ketertarikan mereka pada agama Yahudi dimanfaatkan Paulus untuk menjelaskan kedudukan istimewa bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah. Paulus mengajak para pendengar ajaran Injil itu melihat perbuatan-perbuatan Allah yang besar. Bahwa bukan dengan kekuatan senjata, Israel berhasil keluar dari Mesir tetapi karena kuasa Allah. Allah pun berpanjang sabar mendidik, membangun, dan mengampuni dosa umat-Nya. Tetapi Allah juga kasih, Dia menerima pertobatan umat-Nya dan mengampuninya. Pada intinya pengajaran Paulus ini ingin memperlihatkan bahwa meskipun pilihan Israel itu adalah karya penyelamatan, namun kuasa penyelamatan Allah baru mewujud sempurna di dalam diri Yesus.

Kesempatan penginjilan. Tugas "penginjilan" seringkali tidak kita laksanakan karena merasa tidak ada kesempatan yang terbuka. Sebenarnya bila kita pandai membawa diri dan tahu memanfaatkan keadaan, akan ada cukup kesempatan terbuka. Kemauan dan keyakinan akan Injil akan menciptakan kreativitas menemukan kesempatan penginjian.

Tiap hari kita berjumpa dengan banyak orang dalam situasi yang berbeda-beda. Pernahkah Anda merenungkan bahwa keselamatan yang kita miliki sekarang ini sedemikian penting dan tak ternilai harganya? Bila kita pernah merasakan bahwa makanan yang pernah kita makan di suatu tempat sangat enak, tempatnya nyaman, pelayanannya memuaskan, dan harganya terjangkau, maka ketika kita bertemu dengan saudara atau teman, dengan rasa puas kita ingin menceritakannya kepada mereka agar mereka pun mencobanya. Kita telah menerima anugerah keselamatan yang hanya dinyatakan melalui Yesus Kristus yang telah mati dan bangkit bagi kita. Hidup yang telah diselamatkan selayaknya menjadi persembahan bagi-Nya. Bagikanlah anugerah keselamatan itu! Apakah Anda rindu membagikan kesukacitaan setelah menerima anugerah keselatan?

(0.17921624375) (Ef 2:11) (sh: Ingatlah masa lalu (Rabu, 9 Oktober 2002))
Ingatlah masa lalu

Ingatlah masa lalu. Masa lalu yang manis dan indah bila diingat akan menyenangkan hati. Sebaliknya, masa lalu yang gelap dan kelam bila diingat akan membuat depresi dan hati sedih. Mengapa Paulus mengingatkan masa lalu jemaat Efesus? Dengan mengingat masa lalu mereka akan semakin menyadari perubahan yang telah Allah kerjakan. Kesadaran ini akan membuk mata rohani betapa ajaibnya anugerah Allah.

Bagaimana keadaan jemaat Efesus sebelum menerima Kristus? Dalam ayat 11-12 terungkap 5 bentuk: [1]. Jemaat Efesus dahulu tanpa Kristus. Jika jemaat Efesus tanpa Kristus maka semua berkat-berkat dan pekerjaan Allah melalui Kristus tidak dapat dialami. Mereka tidak mengenal Kristus. [2]). Jemaat Efesus dahulu tanpa kewargaan. Mereka dikatakan tidak tidak termasuk warga negara Israel. Apa maksudnya? Menjadi Kristen tidak berarti menjadi warga negara Israel. Ungkapan ini menunjukkan bahwa jemaat Efesus dahulu tidak hidup di bawah pemerintahan Allah. Semua hukum-hukum Allah yang mengatur umat-Nya tidak mereka kenal. Dahulu jemaat Efesus tidak termasuk anggota kerajaan Allah. [3]. Jemaat Efesus dahulu tanpa perjanjian. Allah tidak mengikat perjanjian dengan mereka seperti Allah mengikat perjanjian dengan Israel. Sehingga janji-janji sebagai umat perjanjian tidak berlaku pada mereka. [4]. Jemaat Efesus dahulu tanpa pengharapan. Mereka tidak memiliki pengharapan bahwa suatu hari Allah akan menjadikan mereka umat-Nya. Hidup tanpa pengharapan. Mereka tidak memiliki pengharapan bahwa suatu hari Allah akan menjadikan mereka umat-Nya. Hidup tanpa pengharapan untuk menjadi umat Allah. [5]. Jemaat Efesus dahulu tanpa Allah. Mereka menyembah banyak allah. Mereka tidak memiliki relasi pribadi dengan Allah yang hidup. Inilah keadaan manusia yang tidak percaya pada Yesus.

Renungkan: Semua kita pun seperti jemaat Efesus bukan Yahudi, maka tidak memiliki hak-hak. Ingatlah semua perubahan yang telah dilakukan Allah melalui dan di dalam hidup kita masing-masing. Apakah kita semakin menjadi serupa dengan Kristus? Mengapa orang sekitar kita tidak melihat perubahan dalam diri kita?

(0.17921624375) (Ibr 3:7) (sh: Ketegaran hati yang membinasakan (Jumat, 22 Juli 2005))
Ketegaran hati yang membinasakan

Ketegaran hati yang membinasakan Apa yang akan terjadi pada seorang anak yang bebal bila tidak ada yang menghajar dan mendidiknya secara benar? Anak seperti itu akan bertumbuh menjadi seorang dewasa yang berperangai keras kepala dan tidak tunduk pada otoritas. Ia hanya akan menjadi pengacau masyarakat.

Perilaku umat-Nya, bangsa Israel terhadap Allah pada masa lampau bagaikan seorang anak yang bebal. Mereka telah melihat dan mengalami kuasa Allah, namun tetap menolak percaya kepada-Nya. Kutipan Mazmur 95:7-11 di nas ini dan perjalanan bangsa Israel keluar dari Mesir menunjukkan ketegaran hati mereka (ayat 7-11). Sikap inilah yang membuat Allah murka kepada mereka serta tidak mengizinkan mereka masuk ke Tanah Perjanjian untuk menikmati semua janji dan kemurahan-Nya.

Cara penulis Surat Ibrani mengutip Perjanjian Lama menunjukkan bahwa suratnya itu ditujukan kepada para pembaca Yahudi (ayat 16-19). Tujuannya menjadikan ketegaran hati Israel yang menuai murka Allah ini sebagai contoh agar para pembaca suratnya jangan ikut menegarkan hati. Ketegaran hati berasal dari hati yang jahat dan yang menolak percaya pada Yesus. Ketegaran hati ini dapat membuat seseorang menjadi murtad (ayat 12). Penulis tidak menginginkan akibat ini terjadi pada para pembaca suratnya karena mereka telah menjadi milik Yesus (ayat 14-15).

Tidak sedikit orang yang mengaku Kristen, namun tidak memercayai Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat meskipun ia telah mengalami kuasa, kemurahan, dan kasih Allah. Orang seperti ini menganggap percaya kepada Yesus karena iman dan akan menerima hidup kekal sebagai akibatnya merupakan sesuatu yang tidak masuk akal. Orang seperti ini akan sangat mudah berpaling dari Tuhan Yesus kepada hal-hal dunia yang menawan hatinya.

Camkan: Yesus Kristus tanpa pamrih telah memberi diri-Nya untuk keselamatan kita. Iman asal-asalan kita kepada-Nya adalah sikap menghina Dia.

(0.17921624375) (1Ptr 2:4) (sh: Diselamatkan untuk memberkati (Sabtu, 16 Oktober 2004))
Diselamatkan untuk memberkati

Diselamatkan untuk memberkati. Tujuan orang Kristen diselamatkan ada dua. Pertama, agar kita bisa menjadi "alat di tangan" Tuhan untuk membangun gereja-Nya. Kedua, agar Tuhan dapat menggunakan kita untuk menjadi berkat bagi dunia ini. Kedua tugas ini berjalan bersama-sama di dalam diri setiap anak Tuhan.

Petrus menggunakan dua ilustrasi untuk menggambarkan kedua tugas kristiani tersebut. Pertama, ilustrasi batu hidup menunjuk kepada tugas pembangunan tubuh Kristus yaitu Gereja sebagai tugas kristiani pertama (ayat 5). Sebagaimana Kristus sudah menjadi batu penjuru bagi bangunan "rumah rohani" demikian juga, setiap anak Tuhan harus menjadi "batu hidup" untuk pembangunannya. Dengan demikian, Kristus adalah dasar persekutuan anak-anak Tuhan yang menjadi pengikat mereka menjadi satu. Persekutuan anak-anak Tuhan ini disebut juga imamat yang rajani. Istilah imamat yang rajani menunjuk kepada fungsi imam atau "jembatan" antara manusia dan Tuhan. Hal ini berarti setiap anak Tuhan adalah imam bagi sesamanya dan alat bagi orang yang belum percaya untuk mengenal Tuhan Yesus. Kedua, ilustrasi bangsa yang kudus untuk mengungkapkan tugas kristiani kedua (ayat 9). Istilah bangsa yang kudus diambil dari Perjanjian Lama dan menunjuk kepada Israel yang dipilih Tuhan untuk menjadi bangsa yang dikhususkan (Kel. 19:6). Tujuannya adalah supaya Israel menjadi teladan sebuah bangsa yang hidup seturut dengan firman Tuhan, dan sekaligus menjadi saluran berkat bagi bangsa lain untuk mengenal Tuhan yang sejati. Umat Tuhan pada masa kini bagaikan bangsa Israel rohani yang dikhususkan Tuhan untuk memberkati dunia ini.

Kita dipanggil untuk menjadi saksi hidup kudus dalam bentuk persekutuan imamat yang rajani (tugas pertama), dan untuk membawa setiap orang yang belum percaya bertemu dengan Tuhan Yesus dan memperoleh keselamatan (tugas kedua).

Yang kulakukan: Aku akan hidup kudus supaya dapat menjadi teladan di keluarga, pekerjaan, dan lingkunganku. Aku siap membawa mereka dan memperkenalkan Kristus kepada mereka.

(0.17921624375) (Yud 1:5) (sh: Awas, banyak penyesat! (Selasa, 11 Desember 2001))
Awas, banyak penyesat!

Awas, banyak penyesat! Di dalam bagian ini, Yudas memberikan peringatan kepada pembacanya agar bersikap kritis dalam menghadapi para penyesat yang ada bersama-sama dengan mereka di dalam satu lingkungan. Yudas membeberkan beberapa contoh pemberontakan yang secara gamblang dan pasti mendatangkan hukuman. Ia mulai dengan sejarah ketidaktaatan bangsa Israel (ayat 5), malaikat yang tidak taat (ayat 6), dan dosa penyimpangan penduduk Sodom dan Gomora (ayat 7). Yudas juga mempertajam tulisannya dengan menyebutkan tingkah laku para penyesat yang cepat menghujat semua yang mulia di surga (ayat 8-9), dan bertindak seperti Kain: sang pembunuh saudara, atau seperti Bileam: si pengajar bangsa Israel untuk berbuat dosa.

Para penyesat ini ibarat gembala palsu yang tidak mempunyai rasa tanggung jawab kepada orang lain, kecuali bagi dirinya sendiri. Pangkal perbandingan dalam ayat 12b adalah jelas karena awan-awan dan pohon-pohon memang menjanjikan suatu hasil, namun kenyataannya gagal sama sekali.

Sama seperti bangsa Israel, sekalipun telah menerima hak istimewa, mereka tetap dapat jatuh ke dalam malapetaka. Kita juga tidak dapat memandang diri kita sudah aman, oleh sebab itu kita perlu selalu berada di dalam kewaspadaan terhadap hal-hal yang keliru. Untuk mengantisipasi kondisi ini maka kita harus mengingat bahwa demikian juga mereka yang mengacaukan gereja tidak pernah memandang diri mereka sebagai musuh-musuh gereja dan kekristenan, melainkan menganggap diri mereka sebagai pemikir-pemikir yang sudah lebih maju atau suatu golongan yang berada di atas orang Kristen biasa. Kelompok ini sering dikenal sebagai kelompok elite rohani palsu. Kita perlu mewaspadai mereka dengan sungguh-sungguh.

Renungkan: Para penyesat yang sedang melancarkan propaganda ajarannya tidak pernah memasang plang atau spanduk yang bertuliskan bahwa mereka adalah penyesat. Kitalah yang harus selalu memperingatkan diri sendiri dan saudara seiman agar tidak tertipu oleh para penyesat yang berada dekat dengan jemaat. Alih-alih mereka yang mempengaruhi kita, kitalah yang seharusnya mempengaruhi mereka.

(0.177378078125) (Kej 1:2) (ende)

Dahulu kala, djuga di Israel, dunia ini dilukiskan bagaikan tjakram jang terapung-apung diatas samudera purba, membentang dibawah tjakrawala, jakni lengkungan besar dari bahan amat keras, tempat peredaran matahari, bulan, serta bintang-bintang. Djuga diatas tjakrawala ini terdapat air, jang kadang-kadang masuk melalui lubang-lubang: air hudjan jang turun diatas bumi. (ajat 6-7) (Kej 1:6-7). Dalam melukiskan alam-semesta pengarang sutji tentu sadja menggunakan gambaran ini djuga.

(0.177378078125) (Kej 1:14) (ende)

Pentjiptaan terang ditempatkan pada hari pertama (a.3)(Kej 1:3). Karena itulah pemerintjian selandjutnja dalam hari-hari djadi mungkin. Selain itu menurut pandangan orang djaman itu terang adalah sematjam zat jang tidak tergantung pada matahari. Dalam ajat ini disebut-sebutlah matahari, bulan serta bintang-bintang bukannja pertama-tama selaku sumber-sumber terang, melainkan dalam fungsi mereka akan penentuan hari-raja-raja ibadat, jang amat penting peranannja dalam masjarakat Israel.

Disebut terang besar dan terang ketjil, karena pada suku-suku atau bangsa-bangsa disekitarnja "matahari" dan "bulan" adalah nama-sebutan berhala-berhala.

(0.177378078125) (Kej 3:1) (ende)

Ular adalah pengatjau keadaan bahagia manusia jang baru ditjiptakan, dan melambangkan kekuasaan kedjahatan.

Lambang ular dipilih, karena ular itu binatang jang berbahaja bagi manusia. Selain itu djuga karena ibadat kafir terhadap ular merupakan godaan besar bagi umat Israel untuk mengchianati Tuhan. Bagi suku-suku Kanaan dan lain-lain ular melambangkan kehidupan, kesuburan, dan pengetahuan magis.

Perhatikan penggunaan kata carum dengan arti jang berlainan: Kej 2:25: telandjang; disini: litjin, litjik; Kej 3:7,10,11: telandjang = kehilangan kesutjian dan kehormatan.

(0.177378078125) (Kej 5:2) (ende)

Daftar ini berasal dari kalangan tradisi Imam, seperti djuga fasal 1. Maksudnja menghubungkan Adam dengan Noah. Pengarang harus meliputi djangka waktu jang amat pandjang, sedangkan djumlah nama-nama jang dikenalnja dari tradisi kuno Israel adalah sangat terbatas. Hal ini menerangkan sangat pandjangnja usia-usia para Bapa bangsa. Djikalau daftar ini kita bandingkan dengan daftar susunan pengarang Jahwistis (Kej 4:17 dan Kej 4:25), kita ketemukan kembali nama-nama jang kira-kira sama.

Pada umumnja, dari Adam sampai Noah usia-usia mendjadi makin pendek. Mungkin demikianlah pengarang bermaksud menggambarkan makin meradjalelanja dosa dan maut.

(0.177378078125) (Kej 6:5) (ende)

Siksaan jang didjatuhkan oleh Tuhan atas umat manusia digambarkan memakai tjerita kuno berasal dari Babilonia. Di Babilonia sering kali ada air bah jang dahsjat. Disitulah timbul tjerita-tjerita mitologis tentang permusuhan dewa-dewa dengan manusia.

Demikianlah tjerita Kitab Sutji tentang air bah ada persamaannja dengan sebagian dari apa jang disebut epos (sjair-kedjajaan) Gilgamesj. Tetapi dalam tradisi Israel sjair ini mengalami saduran jang mendalam: tjiri-tjiri politeisme dan mitologi dihapuskan. Hasilnja ialah suatu gambaran kongkrit tentang pengadilan Tuhan, jang menjiksa orang-orang dosa dan menjelamatkan umat jang saleh. Djadi maksud tjerita ini bukanlah pertama-tama menguraikan peristiwa-peristiwa sedjarah, melainkan memberi adjaran dan peringatan.

(0.177378078125) (Kej 11:7) (ende)

Ibadat kepada Tuhan jang Maha Esa, monoteisme, adalah dasar persatuan para bangsa. Politeisme memetjah-belah umat manusia. Seperti halnja dalam Kej 3:14 dsl., begitu pula disini keadaan umat manusia sekarang ini didasarkan atas adanya dosa. Persatuan batu akan dibangun lagi dalam Israel, dan kelak- kemudian pada djaman messianis akan meliputi seluruh dunia (ump. Yes 2:1- 4). Begitu djuga oleh beberapa Bapa Geredja mukdjidjat bahasa pada hari Pentekosta (Kis 2:4 dsl.) dipandang sebagai pentjiptaan persatuan berkat rahmat Roh Kudus, jang melaksanakan djandji-djandji messianis.

(0.177378078125) (Kej 22:13) (ende)

Maksud tjerita ini adalah djuga: mendjelaskan bahwa Tuhan berhak atas anak sulung, baik manusia maupun binatang (Kel 22:28,29), akan tetapi tidak menghendaki pengorbanan kanak-kanak. Anak jang sulung harus ditebus dengan korban binatang (Kel 13:13; 34:19,20). Lihat Luk 2:23-24.

Djadi disini tertjantum suatu peringatan: melarang kebiasaan kafir mengorbankan kanak-kanak, seperti kemudian djuga terdjadi dalam kalangan umat Israel (2Ra 16:3; 21:6; 23:10; Yer 7:31; 19:5; Yeh 16:20; 20:31).

(0.177378078125) (Kej 28:12) (ende)

Malaikat-malaikat jang turun menjampaikan Wahju dan firman-firman Tuhan, dan para malaikat jang naik mempersembahkan djawaban serta doa-doa manusia. Demikian teranglah maksud tempat-pemudjaan, ialah: tempat surga dan dunia bertemu, tempat manusia bertemu dengan Tuhan.

Bapa-bapa Geredja memandang penampakan ini suatu gambaran Penjelenggaraan Ilahi, ataupun lukisan melambangkan Pendjelmaan Allah Putera.

Yoh 1:51 mengingatkan kita akan penampakan ini: Kristus adalah Israel baru. Dimanapun djuga Kristus berada, disitu berlangsunglah pertemuan antara surga dan dunia. Dalam Kristus bersatulah Tuhan dan manusia.

(0.177378078125) (Kej 29:31) (ende)

Dalam ajat-ajat berikutnja diterangkan arti nama-nama para putera Jakub, disusun selaras dengan adanja persaingan antar Rachel dan Lea.

Putera-putera Jakub adalah para Bapa dari keduabelas suku Israel. Tetapi dalam tjerita ini tidak kita ketemukan tanda-tanda, seakan-akan pengarang bermaksud mengenakan sifat-sifat serta watak-watak suku-suku pada Bapa-suku masing-masing. Sifat realistis tjerita ini, jang menggambarkan persaingan antar kedua Ibu-suku Rachel dan Lea, kiranja menundjukkan, bahwa inti tjerita ini suatu tradisi historis kuno. Keterangan nama-nama sering bersifat dibuat-buat.

(0.177378078125) (Kej 38:8) (ende)

Pada bangsa Israel, seperti djuga halnja pada berbagai bangsa sekitarnja, terdapat kewadjiban perkawinan levirat (latin: "levir" = ipar). Kalau seorang suami meninggalkan tanpa mempunjai anak, kakak atau adiknja berwadjib mengambil iparnja mendjadi isterinja. Maksudnja ialah mengadakan keturunan bagi suami jang telah meninggal itu, dan dengan demikian mengabadikan namanja (lihat tjatatan pada Kej 37:35). Dalam keadaan sematjam itu anak laki-laki jang sulung dianggap sebagai anak sjah dan ahliwaris suami jang telah meninggal (lihat Ula 25:5-10; Mat 22:23 dsl.).



TIP #34: Tip apa yang ingin Anda lihat di sini? Beritahu kami dengan klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA