Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1761 - 1780 dari 2670 ayat untuk atas [Pencarian Tepat] (0.004 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.13126493076923) (Yer 11:18) (sh: Allah melindungi hamba-Nya (Sabtu, 16 September 2000))
Allah melindungi hamba-Nya

Allah melindungi hamba-Nya. Berbagai macam perlakuan jahat dialami Yeremia, sampai nyawanyapun terancam. Orang-orang Anatot yang menolak kebenaran pemberitaan firman-Nya terusik untuk melenyapkan Yeremia karena hati mereka justru dipenuhi dengan kegeraman dan kemarahan (19). Sesungguhnya mereka tidak tahan mendengar kebenaran firman-Nya yang telah membongkar ketidaksetiaan dan dosa mereka kepada Allah, namun mereka mengeraskan hati untuk bertobat, maka hamba-Nya yang menjadi sasaran kemarahan mereka. Tuhan ada di pihak hamba-Nya dan tidak membiarkan hamba-Nya dikuasai oleh orang-orang yang memberontak kepada-Nya.

Yeremia telah melakukan seturut kehendak dan perintah-Nya, maka sepenuh hidupnya menjadi tanggung jawab yang mengutusnya, yakni Allah sendiri. Ketika ada maksud jahat dari orang Anatot, segera Tuhan memberitahukannya kepada Yeremia (18). Pada mulanya Yeremia tidak pernah berprasangka buruk terhadap orang-orang Anatot yang dilayaninya, namun Tuhan yang membukakan kebusukan hati mereka kepadanya. Mereka bersepakat melenyapkan Yeremia agar suara kebenaran-Nya tidak lagi terdengar, dengan demikian amanlah hidup mereka dalam dosa. Namun Tuhan yang menguji batin dan hati membongkar semuanya. Setelah Yeremia mengetahui semuanya, ia kembali menyerahkan perkara dan hidupnya kepada Tuhan (20). Inilah langkah tepat yang telah diambil Yeremia, karena ia yakin bahwa Tuhan sendiri yang akan mendatangkan hukuman dahsyat atas mereka pada waktu yang telah ditentukan-Nya (22-23).

Jaminan-Nya atas hidup hamba-Nya yang setia melakukan kehendak dan perintah-Nya memang sungguh nyata. Kemana pun dan apa pun yang hamba-Nya sedang lakukan di garis kehendak-Nya tidak pernah ditinggalkan-Nya sendirian. Tuhan memang tidak pernah berjanji membuat langkah hamba-Nya ringan dan lancar, justru di jalan yang berliku-liku dan penuh tantangan, janji perlindungan-Nya menjadi indah dan sangat melegakan.

Renungkan: Hai hamba-Nya yang setia, tetaplah berjalan dalam garis kehendak-Nya dan terus berjuang bagi kebenaran firman-Nya, walaupun tantangan, ancaman, dan pergumulan mewarnai pelayanan kita, yang berasal dari orang-orang yang kita layani. Tuhan ada di pihak kita.

(0.13126493076923) (Yer 21:1) (sh: Teliti sebelum berdoa (Senin, 2 Oktober 2000))
Teliti sebelum berdoa

Teliti sebelum berdoa. Akhirnya Zedekia berpaling kepada Allah memohon pertolongan-Nya, ketika Yerusalem dikepung tentara Babel. Tindakan Zedekia berdasarkan fakta sejarah bahwa lebih dari 100 tahun yang lalu ketika Yerusalem dikepung oleh Sanherib dan tentara Asyur (lihat 2Raj. 19:35-36), Allah membuat mukjizat sehingga Yerusalem selamat. Ia berharap Allah akan membuat mukjizat lagi karena situasi yang dihadapi oleh Zedekia sama dengan peristiwa yang lalu. Bagaimana jawaban Allah? Jauh dari apa yang Zedekia harapkan. Dengan tegas Yeremia mengulang pemberitaan hukuman atas Yerusalem yang sudah bertahun-tahun diberitakan. Allah tidak akan berperang bagi umat-Nya, sebaliknya Ia akan berperang melawan umat-Nya (4-7). Satu-satunya jalan untuk selamat dari pedang Babel adalah meninggalkan Yerusalem dan menyerah kepada Nebukadnezar (8-10). Mereka yang tetap bertahan di kota pasti akan mati karena ada 3 jenis serangan dahsyat yaitu pedang, kelaparan, dan penyakit sampar.

Apa yang dilakukan Zedekia semakin menunjukkan kebodohan dan kebebalannya. Bukankah Allah melalui Yeremia sudah berkali-kali memperingatkan akan datangnya penghukuman atas Yehuda dengan berbagai cara dan menyerukan pertobatan? Sekarang jika penghukuman itu tiba, mengapa mereka berharap keselamatan yang daripada-Nya? Zedekia seharusnya meneliti perjalanan hidup bangsa dan dirinya sendiri sehingga ia dapat memohon pertolongan Allah secara tepat.

Kita seringkali mengulangi kebodohan Zedekia. Sebagai contoh, setelah kita mendengar kesaksian seorang yang diselamatkan Allah dari kebangkrutan usahanya, maka ketika kita pun mengalami masalah yang sama, kita berteriak kepada Allah agar melakukan mukjizat yang sama. Kita tidak mau atau enggan meneliti perjalanan hidup kita.

Renungkan: Mungkin Allah pernah memperingatkan jika kita tidak bertobat maka hukuman akan tiba. Namun kita mengeraskan hati dan tetap hidup bermandikan dosa. Ketika hidup kita dilanda kesulitan, usaha kita mengalami kebangkrutan dan rumah tangga berantakan, maka sebelum berdoa meminta pertolongan-Nya, telitilah dahulu perjalanan hidup kita. Allah tetap akan menolong bukan dengan cara membebaskan kita dari kesulitan, tetapi dengan cara menuntun kita keluar dari segala kesulitan dan penderitaan akibat dosa dan kesalahan kita.

(0.13126493076923) (Yer 22:10) (sh: Bukti pengenalan akan Allah (Rabu, 4 Oktober 2000))
Bukti pengenalan akan Allah

Bukti pengenalan akan Allah. Allah membandingkan kehidupan saleh raja Yosia dan anaknya Yoyakim. Yosia melakukan keadilan dan kebenaran serta memperhatikan rakyat miskin (16). Apa yang dilakukan oleh Yoyakim (13-14, 16)? Ia mengambil keuntungan atas penderitaan orang lain. Para buruh dan pekerjanya tidak diperlakukan sesuai dengan hukum kasih dan keadilan. Ia membangun istana di atas penderitaan rakyat. Fokus utama dalam kehidupannya adalah mengejar keuntungan bagi diri sendiri. Kehidupan Yosia adalah contoh kehidupan seorang yang mengenal Allah, sedangkan kehidupan Yoyakim adalah contoh kehidupan seorang yang tidak mengenal Allah.

Di dalam Perjanjian Lama kata 'mengenal' merupakan terjemahan dari kata ibrani 'yada' yang berarti mendapatkan pengetahuan kemudian mengembangkan pemahaman berdasarkan pengetahuan itu dan akhirnya meresponinya sesuai dengan kehendak-Nya. Kehidupan Yoyakim tidak memperlihatkan bahwa ia mengenal Allah. Ia tidak menjalankan keadilan dan tidak menjalankan apa yang menjadi tanggung jawabnya sebagai gembala bagi rakyatnya dengan baik. Karena itu sama seperti Salum (10-12) yang menuai apa yang telah ia tabur dalam hidupnya, Yoyakim pun demikian. Pada akhir hidupnya ia mengalami kematian yang sangat mengerikan dan dalam kehinaan yang luar biasa (18-19). Sebab sesungguhnya kematian seorang raja merupakan hari perkabungan nasional dimana seluruh rakyat akan meratapi dan menangisinya. Namun Yoyakim tidak akan mengalami itu semua justru sebaliknya.

Renungkan: Pengenalan kita kepada Allah tidak cukup dibuktikan hanya dengan berbagai aktivitas rohani yang kita lakukan seperti membaca Alkitab, berdoa, beribadah ke gereja, atau memberikan persembahan. Gaya hidup kita merupakan bukti yang paling konkrit dan tidak dapat disangkal dari pengenalan kita akan Allah. Jika kita menutup mata dan telinga terhadap teriakan bawahan atau karyawan kita yang sudah tidak dapat membiayai kehidupannya dengan gaji yang kita berikan, jika kita terus mengejar kemewahan hidup dan fasilitas di tengah-tengah masyarakat yang berjuang untuk sepiring nasi, jika kita masih menuntut pengorbanan para rakyat kecil agar usaha kita tetap dapat berkembang, dlsb., dapatkah kita mengatakan bahwa aku mengenal Allah? Ingatlah, kita akan menuai apa yang kita tabur kelak.

(0.13126493076923) (Yer 25:15) (sh: Allah pengendali sejarah bangsa (Rabu, 11 Oktober 2000))
Allah pengendali sejarah bangsa

Allah pengendali sejarah bangsa. Firman Tuhan tentang piala amarah Tuhan atas bangsa-bangsa datang kepada Yeremia pada tahun keempat pemerintahan Yoyakim atau tahun pertama pemerintahan Nebukadnezar 605 s.M. (1). Piala murka Allah harus diminum oleh banyak bangsa secara bergilir dan berurutan. Bangsa Yehuda minum untuk pertama kali (29). Kemudian piala itu diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan setelah semuanya minum barulah Sesakh, nama lain dari Babel, meminumnya (26). Firman ini mengungkapkan bahwa kelak satu demi satu bangsa-bangsa yang disebutkan dalam ayat 18-25 akan mengalami penderitaan di tangan Nebukadnezar.

Semua pernyataan Allah ini benar-benar terjadi di dalam sejarah dunia. Yehuda dihancurkan oleh Nebukadnezar dan sebagian besar rakyatnya dibawa ke Babel sebagai tawanan. Mesir tak kuasa membendung serangan Babel 3 tahun setelah firman ini datang kepada Yeremia (46:2). Filistin dihancurkan oleh air yang mengamuk dari utara - arah mata angin utara menunjuk kepada Babel (47:2). Bangsa Edom, Moab, bani Amon, raja Tirus, dan Sidon beserta para sekutunya menantang Babel (27:1-3) sehingga harus menanggung konsekuensinya (48:1-49:22). Raja-raja di daerah padang pasir seperti Dedan, Tema, dan Buz yang tinggal di bagian utara semenanjung Arab juga lari tunggang langgang dihalau oleh Nebukadnezar (49:28-33).

Apa yang ingin diungkapkan melalui peristiwa yang pernah tercatat di dalam sejarah dunia ini? TUHAN Allah Israel adalah TUHAN semesta alam (15, 27-29). Firman, kekuasaan, dan kekuatan-Nya berlaku atas seluruh bangsa yang ada di dunia, bukan hanya kepada Israel. Kebenaran ini digambarkan melalui Yeremia yang diperintahkan untuk meminumkan isi cawan kepada segala bangsa. Kepada yang menolak, harus tetap meminumnya (17, 28-29). Mereka tidak mempunyai kekuatan untuk menolaknya, karena mereka diwajibkan oleh Allah. Siapa yang dapat mewajibkan bangsa-bangsa di seluruh bumi? Apakah PBB, IMF, Unesco, Nato, Amerika Serikat?

Renungkan: Segala perubahan yang terjadi dalam peta politik, sosial, budaya, dan ekonomi tidak seharusnya membuat kita takut dan gentar sebab Allah yang memegang kendali. Itu semua tercatat dalam Alkitab kita.

(0.13126493076923) (Yer 35:1) (sh: Ketaatan atau ketidaktaatan adalah sebuah pola hidup (Jumat, 4 Mei 2001))
Ketaatan atau ketidaktaatan adalah sebuah pola hidup

Ketaatan atau ketidaktaatan adalah sebuah pola hidup. Ucapan penghakiman Allah atas Yehuda dinyatakan semakin tegas dengan membandingkan ketidaktaatan bangsa Yehuda dengan ketaatan orang-orang Rekhab. Perbandingan itu merupakan kecaman yang pedas terhadap bangsa Yehuda sebab siapakah orang-orang Rekhab dan siapakah tokoh- tokoh yang terlibat dalam kehidupan mereka, dibandingkan dengan Yehuda dan Tokoh yang terlibat dalam kehidupan mereka. Identitas dan posisi Rekhab dalam kebudayaan Israel tidak begitu jelas sebab mereka hanyalah sekelompok kecil orang yang hidup secara nomaden. Dengan kata lain mereka bukanlah siapa-siapa.

Kecaman yang pedas tepat sekali bagi Yehuda sebab ketidaktaatan mereka bukanlah sekadar kekhilafan namun sudah menjadi karakteristik mereka sebagai sebuah bangsa. Ketidaktaatan adalah pola hidup mereka. Hal itu ditegaskan dengan penggunaan kata ‘terus-menerus’ sebanyak 2 kali untuk mengungkapkan frekuensi Allah berbicara secara langsung kepada mereka maupun mengutus nabi-nabi-Nya agar mereka bertobat (14-15). Bagaimana respons mereka? Sangat kontras dengan orang-orang Rekhab. Ketaatan kepada Yonadab bapak leluhur mereka adalah pola hidup seluruh anggota kelompok Rekhab mulai dari anak-anak hingga dewasa, laki-laki maupun perempuan (8-9). Ketaatan sebagai pola hidup sudah teruji ketika mereka menolak tawaran Yeremia untuk minum anggur (5-6), sekalipun dapat mendatangkan bencana ataupun risiko atas mereka sebab mereka hanyalah pengungsi di Yerusalem. Identitas mereka terletak pada ketaatan untuk melakukan perintah Yonadab, bapak leluhurnya. Inilah pola hidup dan karakteristik orang-orang Rekhab.

Renungkan: Ini merupakan cambukan keras bagi kita. Jika kepada seorang Yonadab yang hanyalah manusia biasa, mereka menjadikan ketaatan mereka kepada ajarannya sebagai pola hidup, maka seharusnya ketaatan kita kepada ajaran Yesus paling tidak harus menjadi pola hidup kita. Bukankah Yesus bukan sekadar manusia sejati namun Ia juga adalah Allah Pencipta dan Penebus kita? Namun kenyataannya seringkali ketaatan kita belum menjadi pola hidup, melainkan sebagai rayuan atau umpan kepada Allah supaya Ia sudi mencurahkan berkat-Nya. Jika itu gambaran ketaatan kita, bertobatlah agar kita tidak menjadi Yehuda yang mempunyai pola hidup ketidaktaatan.

(0.13126493076923) (Yer 49:7) (sh: Allah mampu mengatasi semua kekuatan (Kamis, 24 Mei 2001))
Allah mampu mengatasi semua kekuatan

Allah mampu mengatasi semua kekuatan. Edom terletak di daerah perbukitan sebelah selatan Wadi el-Hesa dan berbatasan dengan Wadi Arabah di sebelah barat. Karena posisi geografisnya – di daerah pegunungan - Edom sangat beruntung dalam arti negaranya sulit di jangkau musuh-musuhnya sehingga dapat dikatakan selalu dalam keadaan aman. Karena letaknya di daerah pegunungan maka tanah di Edom juga terkenal subur (17). Hal ini mendatangkan kemakmuran dan kesejahteraan kepada seluruh rakyat. Selain itu, orang Edom sangat terkenal karena kepandaiannya (7 bdk. Ob. 8).

Bergunakah kelebihan letak geografis dan kepandaian bagi perkembangan dan kemajuan sebuah negara? Tentu saja berguna namun demikian 2 hal ini tidak dapat dimutlakkan sehingga bangsa itu bergantung sepenuhnya kepadanya dan menjadi sombong. Mereka menganggap bahwa tidak akan ada musuh yang dapat menyengsarakan dan menghancurkan Edom karena itu mereka pun bersepakat dengan bangsa-bangsa lain untuk melawan Babel dan mengabaikan peringatan dari Yeremia (lih. Yer. 27). Namun realita yang dihadapi Edom berbeda. Ketika penghukuman Allah datang, kepandaian orang Edom tidak ada artinya (7-8). Tanah subur tidak lagi dapat mereka nikmati hasilnya (9), bahkan nantinya akan dibuat menjadi tandus (17). Tempat yang tinggi tidak menjamin Edom aman dari bahaya dan musuh (9, 22). Bahkan ibu kota Edom – Bozra – yang tentunya mempunyai banyak orang bijak dan secara geografis terletak di lokasi yang paling aman pun tidak luput dari hajaran Tuhan (13).

Renungkan: Nubuat penghukuman Edom kembali menyatakan bahwa tidak ada kekuatan dan kekuasaan di dunia ini yang dapat bertahan menghadapi kekuatan Allah. Namun yang harus selalu kita yakini dengan sungguh bahwa kekuatan dan kekuasaan Allah juga dapat mengatasi kematian - musuh utama manusia yang ia sendiri tidak dapat melawannya. Kenaikan Tuhan Yesus ke surga merupakan penyataan kepada seluruh dunia bahwa Ialah yang berkuasa atas seluruh alam semesta ini. Ia yang sudah mengalahkan kematian dan naik ke surga duduk di sebelah kanan Allah adalah Tuhan atas seluruh alam semesta ini dengan segala isinya. Biarlah setiap lutut berlutut dan lidah mengakui Yesus adalah Tuhan. Yesuslah yang berkuasa dan layak dihormati bukan akal ataupun harta.

(0.13126493076923) (Yer 51:1) (sh: Allah dipihak umat-Nya (Selasa, 29 Mei 2001))
Allah dipihak umat-Nya

Allah dipihak umat-Nya. Berita penghukuman Babel terus berlanjut. Ini semakin mempertegas 2 hal. Pertama, berita ini mempertegas kepastian kehancuran Babel, tingkat kehancuran yang akan mereka alami, dan masa depan mereka. Kedua, ini juga mempertegas penghiburan dan pengharapan bagi Israel. Bagaimana detilnya?

Pemberitaan rencana Allah atas Babel (1-5) bukan gertak sambal sebab Allah sudah membangkitkan raja-raja Media (11) dan menetapkan batas kejayaan Babel (13, 14). Kekuatan besar mereka tidak akan mampu menggagalkan rencana-Nya. Buktinya? Babel pasti sudah tahu siapa yang diberitakan akan menaklukkannya jauh sebelum hal itu terjadi. Mereka seharusnya sudah mengantisipasi dengan menghancurkan kerajaan Media sebelum mereka menjadi kuat. Namun sejarah mencatat bahwa Media berhasil menaklukkan Babel pada tahun 539 s.M. Tingkat kehancuran yang akan mereka alami juga sangat fatal sebab generasi muda mereka akan dilenyapkan (3b). Dapatkah membangun masa depan bangsa tanpa generasi muda? Buat apa tinggal di Babel tanpa masa depan (8-9)? Babel layak menerima semua itu karena mereka telah menghancurkan Bait Allah (50:28; 51:11). Bait Allah adalah lambang kehadiran Allah di tengah-tengah umat- Nya. Penghancuran terhadap Bait-Nya sama dengan penghinaan terhadap-Nya.

Apa yang akan dialami oleh Israel berbeda. Walaupun dalam pembuangan karena dosanya, Allah ternyata tidak pernah meninggalkan mereka (5). Pengharapan menanti di ujung jalan karena penghukuman bukan kata akhir bagi kehidupan bangsa Israel. Identitas mereka akan dipulihkan karena penghajaran Allah telah selesai dan kasih-Nya kembali menyelimuti umat pilihan-Nya (10). Bayangkan bagaimana respons bangsa Yehuda yang ada di pembuangan ketika mendengar nubuat ini? Sukacita, menangis gembira, dan bersyukur kepada Tuhan. Mengapa? Karena mereka diingatkan bahwa Allah yang berdaulat atas seluruh dunia beserta segala isinya adalah Allah yang berpihak kepada mereka walaupun mereka sedang dalam penghajaran-Nya.

Renungkan: Respons Yehuda seharusnya menjadi respons Kristen juga yakni apa pun yang Kristen alami: penekanan, pembakaran, dan pemboman gereja, Allah di pihak kita. Kasih setia-Nya tak terbatas bahkan oleh penghajaran- Nya sekalipun.

(0.13126493076923) (Yeh 6:1) (sh: Allah nomor satu (Sabtu, 21 Juli 2001))
Allah nomor satu

Allah nomor satu. Bangsa Israel yang hidup sezaman dengan Yehezkiel adalah bangsa yang religius. Namun itu adalah masalah utama mereka. Selama berabad-abad mereka senantisa tertarik kepada bentuk penyembahan asing yang mereka temukan di dataran tinggi tanah Israel. Karena itulah firman Tuhan yang disampaikan dalam pasal ini berpusat kepada gunung-gunung Israel, dataran tinggi dimana sumber perzinahan rohani bangsa Israel terletak. Berita penghukuman atas Israel beserta seluruh bukit pengorbanan dan berhala-berhala menggunakan kata-kata menegaskan tidak ada kompromi sama sekali bagi mereka yang berzinah rohani (ayat 3-8, 11-12, 14). Kebenaran ini menegaskan bahwa Allah sangat menuntut kemurnian dan kekudusan umat yang menyembah-Nya. Tidak ada tempat bagi Baal di dalam rumah Allah dan di dalam kehidupan umat-Nya.

Menarik untuk diperhatikan bahwa setiap pemberitaan penghukuman yang mengerikan selalu diakhiri dengan kata-kata `mereka akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN' (ayat 7, 10, 13, 14). Penghukuman Allah atas dosa bukan akhir dari segala-galanya. Namun penghukuman dimaksudkan untuk memberikan kesaksian akan keadilan dan kekudusan Allah. Penghukuman dimaksudkan untuk memimpin umat-Nya kembali kepada pengenalan dan pengakuan bahwa Allahlah yang utama dalam hidupnya. Dalam zaman dimana banyak orang memandang peristiwa- peristiwa hanya sebagai rentetan peristiwa yang terisolasi dan terputus dari yang lain dan mereka menemukan kebebasan untuk melakukan apa pun yang menjadi kesukaannya, kesaksian tentang tatanan moral Allah harus dinyatakan dengan lantang yaitu Allah harus selalu menjadi nomor satu dalam kehidupan manusia. Setiap tindakan yang menomorduakan Allah akan mendapatkan penghukuman- Nya.

Renungkan: Kristen harus mewartakan kesaksian ini tidak hanya dengan suara tapi juga dengan kehidupan sehari-hari yang menyatakan bahwa Allah yang nomor satu dalam hidupnya. Daftarkan hal-hal yang cenderung dinomorsatukan manusia sehingga menggeser kedudukan Allah. Lalu periksalah dalam urutan keberapakah hal-hal tersebut dalam hidup Anda. Jika menempati urutan pertama bertobatlah, jika kedua berdoalah mohon kekuatan-Nya. Jika nomor terakhir bersyukurlah untuk pimpinan dan bimbingan Tuhan dalam hidup Anda.

(0.13126493076923) (Yeh 10:1) (sh: Gereja di antara dua pilihan (Rabu, 25 Juli 2001))
Gereja di antara dua pilihan

Gereja di antara dua pilihan. Pada masa hakim-hakim sebuah tragedi yang unik terjadi. Bangsa Israel mempunyai keyakinan bahwa kehadiran Tabut Perjanjian akan memberi kemenangan dalam peperangan melawan Filistin. Keyakinan mereka ternyata salah dan Tabut Perjanjian direbut oleh bangsa Filistin. Imam Eli mati karena shock dan cucunya yang yatim piatu secara simbolis diberi nama Ikabod yang berarti `telah lenyap kemuliaan dari Israel' (1Sam. 4:21, 22). Mulai dari masa ketika Daud mengembalikan Tabut Perjanjian ke Yerusalem sampai Salomo membangun Bait Allah, kata-kata di atas tidak pernah digunakan lagi karena hadirnya Bait Allah merupakan jaminan kehadiran Allah di tengah umat-Nya.

Namun penglihatan yang diterima Yehezkiel menandai bahwa masa itu sudah berakhir, karena kemuliaan Allah akan meninggalkan Bait Suci. Namun penglihatan itu tidak menandai bahwa Allah akan menghilang sebab kemuliaan yang sama pernah dilihat oleh Yehezkiel di tepi sungai Kebar, tempat sebagian bangsa Yehuda menjalani pembuangan sebagai bentuk ketaatan terhadap kehendak Allah.

Apa yang dapat kita pelajari dari penglihatan Yehezkiel kali ini? Pertama, jaminan kehadiran kemuliaan Allah di antara umat-Nya tidak ditentukan oleh ada atau tidaknya bangunan gedung ibadah, namun ditentukan oleh ada atau tidaknya bangunan kesetiaan dan ketaatan umat Allah terhadap firman-Nya. Kedua, kehadiran kemuliaan Allah tidak selalu identik dengan kesejahteraan manusia secara fisik. Hal ini dapat dibuktikan dimana kemuliaan-Nya hadir di tengah bangsa Yehuda yang sedang dalam penghinaan dan penderitaan di tepi sungai Kebar. Ketiga, berdasarkan kebenaran pertama, ketika kemuliaan Allah tidak hadir maka yang hadir di tengah umat-Nya pasti murka Allah (ayat 2, 7). Umat Allah tidak mempunyai pilihan netral, kecuali mengalami kehadiran kemuliaan Allah atau mengalami kehadiran murka Allah.

Renungkan: Kebenaran-kebenaran di atas menyatakan secara tegas kepada kristen bahwa prioritas utama dalam pembangungan gereja Tuhan adalah pembangunan kehidupan jemaa-tNya yang setia dan taat kepada Allah dalam segala bidang kehidupan agar kemuliaan Allah selalu hadir dalam gereja Tuhan serta terpancar kepada masyarakat melalui keberadaan gereja-Nya di tengah-tengah masyarakat.

(0.13126493076923) (Yeh 29:1) (sh: Perlawanan terhadap buaya besar (Kamis, 20 September 2001))
Perlawanan terhadap buaya besar

Perlawanan terhadap buaya besar. Nubuatan perlawanan terhadap Mesir ini ditulis setelah masa pengepungan dan penaklukan Yerusalem, yakni tahun 587-585 SM, kecuali 29:17-21 ditulis pada tahun 571 SM. Firman Tuhan ditujukan kepada Firaun yang mewakili segenap bangsanya. Tuhan menghukum Firaun sesuai dengan perkataannya sendiri yang dilukiskan oleh Yehezkiel sebagai buaya besar yang berbaring di sungai Nil (ayat 3). Dengan demikian Tuhan akan membuat nasibnya sama seperti buaya besar yang dikenakan kelikir di rahangnya (ayat 4-5). Pada saat itu semua penduduk Mesir akan mengetahui bahwa tangan Tuhan telah turun atas Mesir (ayat 6-12) namun sama seperti Israel, keadaan Mesir akan dipulihkan walau tidak dalam kejayaan sebelumnya (ayat 13-16).

Bahasan selanjutnya di dalam ayat 17-21 ditulis paling akhir dari kitab Yehezkiel, sisipan ini dimasukkan sebagai tambahan di dalam nubuatan tersebut. Tercatat bahwa Nebukadnezar bekerja keras untuk merebut Tirus, kepala menjadi gundul dan bahu menjadi lecet karena pekerjaan yang sangat berat dalam membuat tanggul dari daratan ke kota Tirus. Tetapi baik ia maupun tentaranya tidak mendapat upah dari Tirus. Penduduk Tirus mempunyai cukup waktu untuk melarikan harta benda mereka yang berharga. Tuhan hendak mengganti upah hamba-Nya (Yer. 27:6) dengan memberikan kepadanya rampasan dari Mesir. Nebukadnezar menyerbu Mesir pada tahun 586 SM. Pada masa itu keadaan Israel akan dipulihkan (ayat 21).

Manusia baik secara perorangan maupun secara kelompok sering berbicara dengan nada arogansi. Dan ketika kita menatap bintang penghargaan di dalam etalase prestise, kita sering menggumam sama seperti Mesir: "Ini usahaku, ini prestasiku, medali ini aku yang punya. Penghargaan ini untuk aku." Kita boleh berbangga hati atas semua kesuksesan yang kita raih, namun bila hati tidak terkontrol, nada bicara kita akan berubah menjadi arogan.

Renungkan: Mesir disapa sebagai buaya besar karena omong besarnya. Setiap Kristen bisa jatuh ke dalam dosa yang sama bila tidak bijak dalam berkata dan bersikap. Kristen terpanggil untuk berkata-kata dengan benar dan membangun jemaat melalui kesederhanaan kata-kata dan kerendahan hati.

(0.13126493076923) (Yeh 40:17) (sh: Pelataran luar dan dalam Bait Suci baru (Rabu, 21 November 2001))
Pelataran luar dan dalam Bait Suci baru

Pelataran luar dan dalam Bait Suci baru. Dari pintu gerbang timur, malaikat mengajak Yehezkiel masuk ke pelataran luar, untuk melihat 30 kamar yang digunakan umat yang datang untuk beribadah (ayat 17). Lebar pelataran luar, diukur dari pintu gerbang luar (bawah) sampai pintu gerbang pelataran dalam, adalah 100 hasta (ayat 19).

Dari situ, Yehezkiel dibawa ke pintu gerbang utara (ayat 20-23). Deskripsi pintu gerbang utara sama dengan yang di timur, hanya dengan penjelasan tambahan bahwa ada 7 anak tangga dari luar kompleks Bait Suci menuju pintu gerbang itu (ayat 22). Sesudah itu, Yehezkiel dibawa ke pintu gerbang selatan (ayat 24-27), yang deskripsinya sama dengan pintu gerbang utara dan timur. Jadi, ada 3 pintu gerbang untuk masuk ke dalam Bait Suci, yakni di tembok timur, utara, dan selatan. Tembok barat tidak memiliki pintu gerbang.

Pelataran luar dipisahkan dari pelataran dalam oleh bilik-bilik dan tiga pintu gerbang, yang posisinya berhadapan dan segaris dengan ketiga pintu gerbang tembok luar. Yehezkiel diajak masuk ke pelataran dalam melalui pintu gerbang dalam sebelah selatan (ayat 28-31). Ukuran pintu gerbang pelataran dalam sama dengan pintu-pintu gerbang sebelumnya. Hanya, pelataran dalam lebih tinggi 8 anak tangga dari pelataran luar (ayat 31). Kemudian, Yehezkiel menuju pintu gerbang dalam sebelah timur (ayat 32-34), dan pintu gerbang dalam sebelah utara (ayat 35-37). Semua pintu gerbang ini sama deskripsinya.

Untuk masuk dari luar kompleks Bait Suci ke pelataran luar, orang harus menaiki 7 anak tangga, dan dari pelataran luar ke pelataran dalam, orang harus naik lagi 8 anak tangga. Hal ini menunjukkan suatu progresi, semakin dekat ke pusat kompleks Bait Suci, yakni Tempat Kudus dan Mahakudus, letaknya semakin tinggi. Tindakan menghampiri Allah digambarkan sebagai suatu tindakan ke atas. Bila kita beribadah kepada Allah, kita menghadap Allah yang di atas, bukan yang sejajar.

Renungkan: Dalam ibadah, kesadaran akan kekudusan dan kemuliaan Allah seringkali amat kurang. Kita merendahkan Allah setara dengan manusia, dan tidak menyembah Dia dengan khidmat. Ingatlah untuk menengadahkan hati kepada-Nya karena Dialah junjungan kita.

(0.13126493076923) (Yl 1:1) (sh: Momentum sejarah dukacita sebuah bangsa (Kamis, 14 Juni 2001))
Momentum sejarah dukacita sebuah bangsa

Momentum sejarah dukacita sebuah bangsa. Lingkungan alam beserta pohon dan hewan ciptaan-Nya telah ditata asri demi kehidupan manusia. Namun dalam bacaan hari ini, ternyata alam asri telah berubah menjadi gersang dan meratap, merupakan bencana bagi umat-Nya dan hewan-hewan peliharaan. Semua makhluk hanya bisa berteriak kepada Sang Pencipta karena sejarah dukacita telah mengukir kehidupan umat-Nya. Mengapa demikian?

Penggambaran momentum sejarah Yehuda yang diteruskan dari generasi kepada generasi (3) berawal dari pengalaman perorangan – seluruh penduduk – zaman mereka – zaman nenek moyang (2). Estafet beritanya membawa dukacita seluruh bangsa. Yehuda akan dihancurkan oleh hama belalang (4) dan Yoel meyakininya sebagai penghukuman Tuhan atas dosa Yehuda, dimana Yehuda akan dikepung bangsa-bangsa yang kuat (6). Para petani malu karena kegagalan panen (7, 10-12) dan hewan-hewan pun mengalami kekeringan (17-18). Bukan saja dekadensi moral dan sosial yang mereka alami, namun dekadensi spiritual yang membalur kain kabung bangsa (9, 13-16). Bencana dan penderitaan dialami semua makhluk: alam, pohon, binatang, dan manusia: penduduk, petani, dan imam. Sukaria dan sorak-sorai telah lenyap (16). Seruan kenabian Yoel sangat tepat (13-15) untuk mereformasi spiritual sebuah bangsa yang telah meninggalkan Allah, sehingga mengalami penderitaan yang sangat menyedihkan (19-20).

Mengamati berbagai tragedi bencana alam dan penderitaan seiring dengan bergulirnya gejolak politik negara kita, memang tidak sepenuhnya dianggap benar jikalau senantiasa dikaitkan dengan penghukuman Tuhan. Namun tidak tepat pula jika kita mengatakan bahwa bencana alam hanyalah akibat keteledoran dan tidak bertanggungjawabnya manusia terhadap alam ciptaan-Nya. Keduanya menjadi perenungan kita agar memiliki hikmat mengamati kejadian-kejadian akhir-akhir ini dan menjadikan kita bijak dalam meresponinya.

Renungkan: Tepatkah bila kita hanya disibukkan dengan pertanyaan apakah penghukuman-Nya sedang berlangsung atas bangsa kita, sampai tanah berkabung dan Kristen meratap? Seruan firman-Nya (13-14, 19) merupakan pengajaran agar Kristen memiliki respons yang tepat, menyatakan doa permohonan pengampunan bagi bangsa kita.

(0.13126493076923) (Yl 2:1) (sh: Siapakah yang dapat menahannya? (Jumat, 15 Juni 2001))
Siapakah yang dapat menahannya?

Siapakah yang dapat menahannya? Ketika banjir besar melanda, ketika sebuah gunung berapi menyemburkan apinya, ketika terjadi tanah longsor, ketika terjadi peperangan antar bangsa atau suku, ketika wabah penyakit menyerang, ketika tindakan anarki merajalela, dan seterusnya … , siapakah yang dapat menahannya? Adakah manusia yang mampu mengatur dan mengatasinya? Pertanyaan serupa walau berbeda makna diajukan Yoel di akhir perikop yang kita baca hari ini.

Siapakah yang dapat menahan datangnya hari TUHAN yang hebat dan sangat dahsyat? Semua orang gemetar ketakutan menyaksikan pasukan perang Allah yang banyak dan kuat, yang muncul bagai fajar di tengah kegelapan dan kepekatan malam (1-2). Sebelum dan sesudahnya tidak pernah ada pasukan yang sedemikian hebat dan dahsyat. Pasukan ini sangat gesit menyapu membinasakan musuhnya (4-6), berlari dan berjalan beriring tiada putus menurut aturan barisan dan kesatuan tujuan (7-8), menyerbu kota dan memanjat tembok tanpa diketahui musuh saat kedatangannya (9), membuat bumi dan langit gemetar dan seluruh benda penerang tak sanggup menatapnya (10). Mengapa pasukan ini sedemikian hebat? Karena TUHAN pemimpin di depan mereka dan mereka adalah pasukan pelaku firman-Nya.

Penggambaran kedatangan hari TUHAN yang sedemikian dahsyat mengingatkan umat-Nya bahwa tidak seorang pun dapat menunda atau membatalkan waktu dan rencana-Nya. Ada saat pintu anugerah terbuka, ada pula saat penghakiman tiba. Dialah Allah yang Maha Kuasa dan Maha Kasih, yang mengatur semuanya. Itulah sebabnya perikop ini terletak di antara pernyataan tentang hukuman Tuhan atas Yehuda dan seruan pertobatan. Baik hukuman maupun pernyataan tentang hari TUHAN, semata karena kasih dan anugerah- Nya kepada umat pilihan-Nya yang dikasihi dan dibentuk- Nya.

Renungkan: Kepastian hari TUHAN akan datang dan sudah dekat merupakan tanda peringatan keras dan serius sampai kedatangan-Nya tiba. Namun seringkali peringatan ini terdengar bagai berita usang tak bermakna kepastian, sehingga kita terlebih menikmati masa-masa penghukuman- Nya atas dosa-dosa kita. Masih bergemakah hati yang penuh tekad menjaga terang firman-Nya terpancar dalam hidupnya dan rela meninggalkan kebiasaan dosa? Jangan terlambat!!!

(0.13126493076923) (Nah 2:1) (sh: Ia juga berkarya melalui peristiwa seperti ini (Senin, 16 Desember 2002))
Ia juga berkarya melalui peristiwa seperti ini

Ia juga berkarya melalui peristiwa seperti ini.
Pada 612 SM kota Niniwe dihancurkan oleh koalisi pasukan Babel dan Media. Pasukan-pasukan ini, yang memang berseragam merah (ayat 3) maju menyerang dan berhasil masuk ke dalam kota (ayat 1, 3-5). Saat itu terjadilah kekacauan, ratapan, perendahan, dan kehancuran (ayat 7-10). Kekaisaran Asyur, yang para rajanya mempersamakan kekuatan militer mereka dengan kekuatan singa, telah kehilangan sarangnya (ayat 11). "Sarang singa" yang biasanya menampung "hasil terkaman" dari bangsa-bangsa lain yang menjadi korban (ayat 12), kini dijarah habis-habisan (ayat 9). Penduduk yang gagah berani pun, kini ketakutan dan lari meninggalkan kota mereka (ayat 8).Berita Nahum jelas. Di balik peristiwa yang menjadi tonggak sejarah besar zaman itu, Allah bertindak. Musuh utama Asyur bukanlah Babel ataupun Media, tetapi terutama Allah sendiri (ayat 13). Melalui pergolakan bangsa-bangsa, Allah melaksanakan maksudnya untuk menghukum, merendahkan, dan menghancurkan Asyur. Dan semua itu terjadi pula, demi dipulihkannya kebanggaan Yehuda, umat Allah yang juga telah sangat menderita karena penindasan Asyur (ayat 2).

Kini berita-berita di berbagai media penuh dengan ulasan mengenai perang, kehancuran atau kejayaan suatu bangsa, negara atau daerah, dan berbagai pernik perpolitikan internasional dan ataupun kondisi sosial-politik bangsa kita. Segala manuver politik, ketakutan, amarah, ketidakpastian, krisis, plus berbagai analisa sebab-akibat yang rasional seakan-akan tidak menyisakan lagi tempat bagi kehadiran dan peran Allah sebagai Tuhan atas sejarah. Namun, bagi orang percaya yang kini makin dalam situasi terdesak, berita Nahum meneguhkan prinsip iman dan seharusnya menjadi penghiburan yang menyegarkan. Allah tidak lepas tangan dari berbagai peristiwa sejarah. Ia lebih kuat dan akan melawan kekuatan dunia manapun, yang mungkin penindasannya terasa lebih riil bagi Kristen daripada kehadiran Allah.

Renungkan:
Allah memegang kendali atas perjalanan sejarah bangsa ini dan gereja yang bersaksi di dalam-Nya. Panggilan kita bukan untuk mengabarkan berita-berita burung yang menggoyahkan jiwa tetapi kabar tentang Kerajaan Allah yang basti berjaya.

(0.13126493076923) (Mat 6:5) (sh: Hubungan rahasia yang dikembangkan (Selasa, 16 Januari 2001))
Hubungan rahasia yang dikembangkan

Hubungan rahasia yang dikembangkan. Kita perlu mengembangkan hubungan kita dan Allah yang 'rahasia' itu dengan pergi ke kamar, menutup pintu, dan berdoa kepada-Nya. Artinya kita perlu menyediakan waktu dan tempat secara khusus untuk berkomunikasi dengan Allah secara pribadi, sehingga kita semakin mengenal-Nya secara pribadi dan bukan sekadar mengenal tentang Dia. Di samping itu kita pun perlu belajar prinsip doa yang benar dan sikap-sikap yang harus kita miliki ketika kita menghadap Dia dalam doa.

Perkataan Bapa kami yang di surga mengajarkan bahwa di dalam doa, Allah yang jauh dari manusia (di surga) menjadi dekat dengan umat-Nya (Bapa kami). Dikuduskanlah nama-Mu menyatakan bahwa kita mengakui Allah sebagaimana Ia telah menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang kudus. Kita mengekspresikan penghormatan kita kepada-Nya, mengakui Dia sebagai Allah yang hidup, aktif, dan berperan dalam hidup manusia. Datanglah kerajaan- Mu mengungkapkan pengakuan kita bahwa Allahlah Raja yang sah atas seluruh penciptaan dan merindukan pemerintahan-Nya secara penuh terealisasi dalam kehidupan kita dan dunia. Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga merupakan pernyataan bahwa kita tunduk dan taat kepada-Nya dalam segala hal. Kita tidak membedakan hal yang `suci' dan yang `sekuler'. Memohon Berikanlah kami... adalah pernyataan kepercayaan kita yang besar kepada Allah bahwa kita selalu dicukupkan dengan apa yang diberikan tiap hari tanpa keinginan untuk menumpuk harta bagi diri sendiri. Tiap hari yang baru kita lihat sebagai kesempatan untuk mengalami kebaikan Allah bagi kita. Permohonan Ampunilah kami. merupakan manifestasi dari merendahkan diri di hadapan Allah. Kita sadar akan kelemahan dan kegagalan kita namun kita pun bersukacita karena Allah tetap mengasihi kita. Kasih Allah yang mengampuni akan mendorong kita untuk berbelas kasihan kepada orang lain yang bersalah kepada kita. Ini merupakan kesempatan untuk mendemonstrasikan kemurahan Allah. Kita bersandar kepada Allah yang akan melepaskan kita dari pencobaan, jika kita tidak dengan sengaja mencari pencobaan ketika kita mengatakan Jauhkanlah kami....

Renungkan: Ketika kita mendatangi Allah dengan sikap seperti di atas, maka relasi dengan Allah akan semakin dalam dan bertumbuh.

(0.13126493076923) (Mat 24:29) (sh: Waspadai dan amati tanda-tanda zaman (Jumat, 30 Maret 2001))
Waspadai dan amati tanda-tanda zaman

Waspadai dan amati tanda-tanda zaman. Allah mempunyai rencana kekal atas segala ciptaan-Nya, teristimewa manusia yang diciptakan dalam gambar dan rupa-Nya. Meski Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Allah tetap pada rencana kekal-Nya. Bagi yang hidup tidak sesuai rencana Allah akan mengalami kesengsaraan yang dahsyat (22:1-14), bagi yag taat dan berjalan seturut rencana Allah akan bersama dengan Yesus Kristus apabila Ia datang kelak. Matius menyebut orang-orang ini adalah orang-orang pilihan Allah yang ada di seluruh bumi ini. Hari kedatangan Anak Manusia digambarkan dengan kedahsyatan yang bakal terjadi di seluruh bumi dan alam semesta ini. Ini menunjukkan betapa murka-Nya Allah atas dosa yang sudah diperbuat oleh manusia. Alam semesta dan manusia yang menolak menjadi umat pilihan Allah akan mengalami penderitaan yang dahsyat dan menakutkan. Saat terjadi kehancuran dan penderitaan Anak Manusia, yaitu Yesus Kristus datang dengan segala kekuasaan dan kemuliaan, diiringi oleh para malaikat dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya. Saat manusia-manusia yang hidup dalam dosa menderita, orang-orang pilihan Allah ada bersama Anak Manusia dalam kemuliaan.

Apa yang sudah difirmankan ini pasti akan terjadi. Hanya saja waktunya tiba sesuai dengan yang ditetapkan oleh Bapa. Nubuat Yesus yang dicatat Matius ini bermakna ganda, yakni yang terjadi pada waktu dekat pada tahun 70 M, saat Yerusalem dihancurleburkan. Pula bermakna untuk kedatangan-Nya yang kedua kali kelak.

Kedatangan Yesus meski tidak dapat diketahui kepastian harinya, ada tanda-tanda yang mendahului. Tunas pohon ara yang muncul; menandakan datangnya musim panas, supaya manusia bersiap. Demikian pula dengan kedatangan Anak Manusia. Matius mencatat dengan cermat apa yang Yesus ajarkan mengenai tanda-tanda yang akan terjadi. Ia akan datang dengan sangat tiba-tiba dan tidak disangka-sangka, namun bukan berarti Ia diam dan tidak memberikan peringatan. Setiap manusia perlu mencamkan tanda-tanda yang terjadi di bumi ini agar tidak terperanjat, tidak bersiap, dan tidak terlena.

Renungkan: Perkataan yang pernah dikatakan Yesus ini tidak akan berlalu sekalipun segalanya berubah. Itu pasti digenapi dan terjadi. Kita harus bersiap diri.

(0.13126493076923) (Mat 26:47) (sh: Ganjaran yang mendatangkan selamat ditimpakan kepada Dia (Senin, 9 April 2001))
Ganjaran yang mendatangkan selamat ditimpakan kepada Dia

Ganjaran yang mendatangkan selamat ditimpakan kepada Dia. Imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi dan Imam Besar menganggap Yesus musuh besar dan berbahaya, sehingga perlu melibatkan Yudas untuk membuka jalan, perlu senjata lengkap dan perlu serombongan besar orang. Yesus sama sekali tidak mengadakan perlawanan meski sebenarnya Ia memiliki kuasa. Bahkan Ia melarang murid-murid-Nya untuk melawan dengan pedang. Ia mengatakan kepada para penangkap itu bahwa apa yang terjadi adalah untuk menggenapi nubuat kitab para nabi. Oleh sebab itu Yesus rela digiring mereka ke Mahkamah Agama.

Kemudian mereka menggelar sidang 'pengadilan' atas diri Yesus dengan mendatangkan orang-orang untuk memberikan kesaksian palsu agar Yesus dapat dijatuhi hukuman mati. Berbagai tuduhan ternyata tidak dapat menyatakan kesalahan Yesus. Sampai pada puncak pertanyaan yaitu tentang kemesiasan Tuhan Yesus. Suatu tantangan yang sulit. Kalau Yesus menjawab bahwa Ia Mesias, pasti Ia akan menerima hukuman. Bagi orang Yahudi kedatangan Mesias, Sang Penyelamat, bukan seperti yang dilakukan oleh Yesus. Kalau Ia menjawab 'bukan' Ia akan terlepas dari ancaman hukuman mati, tetapi berarti Ia menyangkali keberadaan diri-Nya yang sebenarnya. Dengan jelas Yesus menyatakan 'ya' bahkan Ia bukan saja sebagai Manusia Yesus tetapi Ia adalah Anak Manusia. Yesus membukakan siapa diri-Nya yang saat ini menjadi pesakitan di hadapan pengadilan Mahkamah Agama. Ia adalah 'Anak Manusia' yang mempunyai kedudukan tinggi yakni di sebelah kanan Yang Maha Kuasa. Sebutan Anak Manusia bagi orang Yahudi adalah sebutan yang menunjuk pada seseorang yang dianugerahi kuasa dan kemuliaan kekal, Dialah Sang Penyelamat, Mesias. (Dan.7:13-14). Pernyataan ini menunjukkan keilahian dan kemesiasan Yesus. Tetapi Mesias datang bukan sebagai 'raja dunia', sebab Ia Raja atas segala raja. Ia datang ke dunia untuk menyatakan diri Allah, kehendak Allah, dan rencana Allah dalam tubuh Manusia Yesus yang tanpa dosa namun diganjar sedemikian hina demi pengampunan dosa.

Renungkan: Jalan derita ditempuh Yesus agar Anda dan saya lepas dari penderitaan kekal. Biarlah Yesus yang saat ini duduk di sebelah kanan yang Maha Kuasa menerima puji dan sembah kita

(0.13126493076923) (Luk 6:39) (sh: Pohon dikenal dari buahnya (Selasa, 11 Januari 2000))
Pohon dikenal dari buahnya

Pohon dikenal dari buahnya. Suatu hari seorang pendeta melewati pematang sawah hendak menuju ke suatu tempat. Di kiri dan kanannya terdapat tanaman jagung yang tumbuh dengan subur walaupun belum berbuah. Melihat tanaman jagung yang subur itu, sang pendeta berkomentar kepada salah seorang pemilik tanaman jagung: "Wah, jagungnya bagus ya Pak! Sang pemilik tanaman menjawab: "Belum tentu Pak. Yang bagus dan subur baru pohonnya, padahal yang penting buahnya." Di akhir bukan Desember, daerah tersebut mengadakan perayaan Natal. Acaranya sangat meriah dan bagus, khotbah pendeta itu pun sangat mengesankan. Pemilik tanaman jagung juga hadir dalam perayaan Natal tersebut. Lalu ia berkata kepada pendeta: "Ah, ya bagus perayaan dan khotbahnya. Namun yang penting buahnya, yakni bagaimana dampaknya bagi jemaat yang hadir, ada perubahan atau tidak".

Dalam perikop ini yang ingin ditekankan tentang: (1) mata yang menentukan pengetahuan dan penilaian seseorang ketika melihat sesuatu; (2) pengetahuan yang diperoleh akan mempengaruhi hati (inner-life), dan (3) tindakan adalah penampakan dari apa yang dilihat oleh mata dan kehidupan di dalam. Mata adalah pelita tubuh, karena melalui mata kita menilai segala sesuatu. Apa yang kita lihat dan bagaimana cara kita melihat akan mempengaruhi hati dan seluruh hidup kita. Bila kita menggunakan mata dengan perspektif yang benar, maka kehidupan batiniah kita pun benar. Dan selanjutnya tindakan yang nampak adalah tindakan kebenaran, Jadi apabila buah-buah tindakan seseorang tidak mencermnkan kebenaran, maka yang perlu dipertanyakan adalah bagaimana kehidupan di dalamnya, sudahkah Yesus bertakhta di dalam kehidupannya? Perubahan kualitas buah harus diawali dari perubahan pohonnya.

Renungkan: Bangunlah hidup Anda di atas dasar yang benar dan teguh, yakni Yesus Kristus. Dialah yang memberikan hati yang baru. Setelah itu tetaplah berakar dan dibangun di atas Dia, agar buah-buah yang dihasilkan adalah buah kebenaran. Hati yang dipimpin Kristus dan dipenuhi kebenaran firman Tuhan akan memimpin seluruh hidup kepada kebenaran-Nya. Selama ini siapakah yang bertakhta di hati Anda? Buah-buah apakah yang dihasilkan dari perbuatan dan perkataan Anda? Perubahan buah harus dimulai dari pohonnya, yakni dari hati.

(0.13126493076923) (Yoh 12:20) (sh: Penderitaan mendahului kemuliaan (Rabu, 27 Februari 2008))
Penderitaan mendahului kemuliaan

Judul : Penderitaan mendahului kemuliaan Mulia, agung, akbar, semua kata-kata ini kerap kita berikan kepada Tuhan Yesus. Sayangnya, kita gandrung memberi definisi sendiri kepada kata-kata tadi. Kita lupa bahwa seperti yang disampaikan dalam Injil ini, pemuliaan Yesus terjadi melalui penderitaan. Kita mengabaikan fakta bahwa kasih Allah yang agung mewujud melalui salib. Sangkaan keliru bahwa Yesus Kristus adalah sosok Mesias gagah perkasa yang gemar berperang, selain disanggah oleh nubuat dalam nas kemarin, kembali disanggah di sini.

Sayang sekali banyak pengikut Tuhan Yesus yang hanya membiarkan Tuhan Yesus menderita bagi mereka dan beranggapan bahwa mereka tidak lagi perlu ikut menderita. Dalam nas ini, khususnya di ayat 24-25, Tuhan Yesus berfirman dengan jelas, bukan hanya tentang diri-Nya, tetapi juga tentang para pengikut-Nya. Sebagaimana pemuliaan Tuhan terjadi melalui penderitaan, mati sebelum bangkit kembali, kita pun dipanggil untuk mengikuti Dia. Jika tidak, berarti kita mengabaikan sang Terang dan tidak menjadi anak-anak terang. Tentu saja hal ini tidak berarti kita dipanggil untuk menjadi masokis-masokis Kristen, yaitu orang yang mencari-cari penderitaan sebagai kenikmatan. Bacaan hari ini hendak menyatakan bahwa seorang murid harus siap dengan segala konsekuensi statusnya sebagai murid, termasuk menderita sebagai murid Kristus.

Dulu orang maklum jika sesuatu yang baik kerap hanya bisa dipertahankan atau diperoleh dengan bersusah-payah, dan bahkan menderita. Zaman ini telah menyatakan perang terhadap penderitaan. Panggilan sebagai orang tua kini bisa cukup dipenuhi secara finansial tanpa bersusah payah menjadi teladan rohani bagi anak. Panggilan sebagai Kristen kini cukup dipenuhi dengan terpenuhinya target 'setoran' persembahan, tanpa perlu berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Di tengah zaman ketika orang harus siap menderita hanya untuk bersikap jujur, kita kembali dipanggil untuk membuktikan kemuridan kita.

(0.13126493076923) (Kol 1:15) (sh: Tiada tandingnya (Rabu, 4 Juli 2001))
Tiada tandingnya

Tiada tandingnya. Seorang Guru Sekolah Minggu sempat dibuat bingung oleh seorang anak yang berkomentar: “Panji lebih hebat dari Yesus, segala masalah dan kesulitan bisa diatasinya. Kalau berdoa kepada Tuhan Yesus, tidak dijawab”. Kita dapat menanggapi komentar di atas dengan tepat dan benar sesuai dengan pengenalan yang benar akan pribadi Yesus Kristus melalui bacaan hari ini.

Di tengah pengajaran yang diterima jemaat Kolose yang menentang keunikan Yesus, Paulus perlu menegaskan kembali tentang siapakah Yesus. Mengapa Yesus dikatakan lebih utama dari segala yang ada? Karena beberapa alasan berikut ini: Pertama, Yesus adalah satu- satunya Pribadi Allah yang menyatakan siapakah Allah. Dia tidak diciptakan dan Dia mendahului segala ciptaan yang ada. Tiada satu pun ciptaan yang sama bahkan lebih tinggi dari Dia, karena Dialah Allah (ayat 15).Dengan demikian pengenalan kita kepada Allah yang tidak nampak menjadi nyata dan terselami, karena Allah telah berinkarnasi menjadi Manusia yang dekat dengan kehidupan manusia. Kedua, Dialah Allah Pencipta yang telah menciptakan segala sesuatu (ayat 16a), maka Dialah penguasa sejarah manusia dan seluruh alam semesta. Seluruh ciptaan ada di dalam kuasa-Nya dan diciptakan demi kemuliaan-Nya. Ketiga, Dialah penguasa segala kuasa, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan (ayat 16b). Keempat, dalam Dia bersumber segala kuasa (ayat 16c). Tiada penguasa yang memperoleh kuasa dari diri sendiri atau orang lain, kecuali dari Dia. Oleh karena itu segenap penguasa harus mempertanggungjawabkan kepemimpinannya kepada Dia (ayat 16d). Menyadari keunikan-Nya yang memang tidak tertandingi oleh penguasa mana pun, masihkah kita berpikir bahwa ada penguasa-penguasa baik yang hadir secara nyata dalam dunia maupun penguasa-penguasa di dunia yang tidak kelihatan berada di luar kedaulatan-Nya? Sesungguhnya hanya Yesus Sang Penguasa tunggal yang berdaulat atas semua penguasa.

Renungkan: Ia berkuasa dan menguasai segala bidang dalam kehidupan manusia, maka siapa pun kita, penguasa sekali pun tetap harus mempertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Bila kita berada dalam tangan penguasa yang seakan bebas menyalahgunakan kekuasaannya, satu hal yang menguatkan kita adalah bahwa Dia tidak akan memberikan kebebasan melampaui kedaulatan-Nya.



TIP #32: Gunakan Pencarian Khusus untuk melakukan pencarian Teks Alkitab, Tafsiran/Catatan, Studi Kamus, Ilustrasi, Artikel, Ref. Silang, Leksikon, Pertanyaan-Pertanyaan, Gambar, Himne, Topikal. Anda juga dapat mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan ayat-ayat yang anda inginkan melalui pencarian Referensi Ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.11 detik
dipersembahkan oleh YLSA