Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 161 - 180 dari 259 ayat untuk dosa-dosa [Pencarian Tepat] (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.25106028571429) (Hos 8:1) (sh: Klimaks penghukuman Allah (Minggu, 8 Desember 2002))
Klimaks penghukuman Allah

Klimaks penghukuman Allah.
Akar dosa Israel terletak pada sikap Israel yang menyimpang dari perjanjian dan menolak taurat Tuhan (ayat 1). Maka jelaslah mengapa teguran-teguran Allah melalui berbagai malapetaka tidak membawa manfaat, dan mereka tetap berkanjang dalam dosa-dosa mereka. Tidak ada pilihan bagi Allah selain memutuskan untuk menimpakan malapetaka peperangan, hingga mereka binasa, dan dibuang ke negeri asing (ayat 13).Apa yang dialami bangsa Israel juga disebabkan oleh pemimpin atau raja Israel, karena mereka yang memerintah tidak diangkat atas persetujuan Allah. Padahal jelas-jelas Allah memberikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh seorang pemimpin atau raja Israel, yaitu: [1]. Pemimpin atau raja Israel seharusnya seorang yang dipilih, dan diangkat atas persetujuan Allah (ayat 4). bukan diangkat berdasarkan persekongkolan para pemuka yang berjuang untuk kelompoknya. [2]. Pemimpin atau raja harus memiliki kesadaran integritas dan solidaritas yang tinggi sebagai umat Allah (bdk. Ul. 17:14-20). Ternyata para raja dan pemuka bangsa memerintah dengan lalim.

Dalam kepemimpinan umat Allah, peranan Allah dan ajaran-ajaran-Nya harus mendapat tempat yang sentral. Pengajaran/taurat Allah yang berintikan kasih, kebenaran, kebaikan dan keadilan Allah merupakan landasan kepemimpinan Allah. Jika itu yang menjadi dasar pemerintahan umat Allah, pasti tidak akan ada penindasan, tidak akan ada ketamakan, dan terutama tidak meninggalkan Allah.

Renungkan:
Kita semua adalah pemimpin, paling tidak bagi diri kita sendiri. Apakah tingkah laku, pikiran, dan perkataan kita mencerminkan taurat-Nya?

(0.25106028571429) (Mat 24:37) (sh: Ciri orang zaman Nuh. (Jumat, 17 April 1998))
Ciri orang zaman Nuh.

Ciri orang zaman Nuh.
Komentar Tuhan Yesus tentang kondisi orang akhir zaman, perlu kita simak. Menjelang kedatangan-Nya kelak, orang akan menjadi seperti orang zaman Nuh. Bagaimana ciri orang zaman Nuh? Mereka tetap saja menjalankan kegiatan mereka sehari-hari, termasuk dosa-dosa dan kejahatan mereka, tanpa sedikit pun bereaksi, mendengarkan peringatan Tuhan melalui Nuh. Firman Allah yang tegas memperingatkan akan datangnya hukuman Tuhan, dianggap angin lalu saja. Tidakkah ciri yang sama makin tampak kini? Orang makin tak peduli akan Tuhan, kebenaran, dan keadilan, apalagi peringatan bahwa Ia akan datang kembali.

Hidup yang waspada. Orang yang berjaga-jaga pasti berbeda dari orang yang lengah lalu tertidur. Orang yang serius akan kedatangan Tuhan, akan tambah bertekun dalam iman dan karya kasihnya bagi Tuhan. Orang yang yakin bahwa ia akan berjumpa Tuhan, akan tekun menjalani hidup pertobatannya. Orang yang demikianlah yang kelak akan disambut Tuhan dengan ucapan, "Berbahagialah engkau, hai hamba yang setia".

Renungkan: Diperlukan usaha yang penuh keyakinan untuk tidak terlelap di zaman yang makin gelap, demi menyongsong fajar kedatangan Tuhan kedua kali.

(0.21967773809524) (Kel 28:1) (full: HARUN ... MEMEGANG JABATAN IMAM BAGI-KU. )

Nas : Kel 28:1

Tuhan memberikan pengarahan mengenai pelayanan Harun selaku imam besar, dan tugas-tugas keimaman pada umumnya (pasal Kel 28:1-29:46). Imam adalah seorang yang berdiri di hadapan Allah sebagai wakil umat.

  1. 1) Imam bertugas membakar kemenyan, mengawasi kaki dian dan meja roti Kehadiran Allah, mempersembahkan korban di atas mezbah, dan memberkati umat. Mereka juga menghakimi kasus-kasus perdata (mis. Bil 5:5-31) dan mengajarkan Taurat (bd. Neh 8:8-9).
  2. 2) Para imam bertindak selaku perantara di antara umat dengan Allah (bd. ayat Kel 28:12,29-30), menyampaikan kehendak dan perjanjian Allah kepada umat (Yer 33:20-26; Mal 2:4,7), dan menjadi perantara dosa-dosa umat di hadapan Allah. Dalam melaksanakan tugas-tugas itu, mereka mengadakan pendamaian bagi dosa umat dan dosa mereka sendiri (Kel 29:33; Ibr 9:6-8) dan menyatakan kekudusan Allah (ayat Kel 28:38; Bil 18:1).
  3. 3) Bagi orang percaya PB Yesus adalah imam umat Allah. Ia memulai perjanjian yang baru melalui kematian-Nya (Ibr 9:15-22) dan mempersembahkan diri-Nya sebagai korban sempurna (Ibr 9:23-28). Ia turut merasakan kelemahan kita (Ibr 4:15), tampil di hadapan Allah demi kita (Ibr 9:24), menyelesaikan keselamatan kita (Ibr 10:14), dan memungkinkan kita menghampiri Allah Bapa (Ibr 4:16; 6:19-20; 7:25; 19:19-22).
(0.21967773809524) (Yer 31:31) (full: PERJANJIAN BARU. )

Nas : Yer 31:31-34

Inilah satu-satunya pernyataan yang tegas dalam PL tentang "perjanjian baru."

  1. 1) Ayat-ayat ini dikutip dalam Ibr 8:8-12, yang menunjukkan bahwa orang percaya PB melihat penggenapan kata-kata Yeremia di dalam perjanjian baru yang ditetapkan oleh Yesus Kristus bagi semua yang bertobat dari dosa-dosa mereka dan percaya kepada-Nya

    (lihat art. PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU).

  2. 2) Akan tetapi, PB juga mengajarkan bahwa kata-kata Yeremia baru akan digenapi secara sempurna pada hari-hari terakhir zaman ini ketika sebagian besar bangsa Israel berbalik kepada Tuhan Yesus sebagai Mesias dan Juruselamat mereka yang sejati (Rom 11:25-27; bd. Yeh 36:24-28; Za 12:10-13:1;

    lihat art. ISRAEL DALAM RENCANA KESELAMATAN ALLAH).

(0.21967773809524) (Rm 4:16) (full: JANJI ITU BERLAKU ... DARI IMAN. )

Nas : Rom 4:16

Orang percaya diselamatkan oleh iman saja karena kasih karunia. Tetapi, dua kebenaran alkitabiah mengenai sifat iman yang menyelamatkan harus diperhatikan.

  1. 1) Sekalipun seseorang diselamatkan hanya oleh iman, iman yang menyelamatkan itu tidak berdiri sendiri. Yakobus mengatakan, "Iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati" (Yak 2:14-26); Paulus mengatakan, "Iman yang bekerja oleh kasih" (Gal 5:6). Iman yang menyelamatkan itu begitu vital sehingga mustahil untuk tidak mengasihi dan menaati sang Juruselamat serta melayani orang lain. Iman yang hanya mempercayai Allah untuk mengampuni dosa tanpa pertobatan yang sungguh-sungguh dan penyerahan yang aktif kepada Kristus sebagai Tuhan bukan iman yang menyelamatkan dari PB

    (lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).

  2. 2) Tidaklah sesuai dengan Alkitab bila menekankan "iman" dan mengabaikan gambaran keselamatan yang lebih luas. Keselamatan oleh iman bukan hanya meliputi diselamatkan dari hukuman dosa tetapi juga diselamatkan untuk bersekutu dengan Allah, hidup kudus dan melakukan pekerjaan baik (Ef 2:10).
(0.21967773809524) (Ibr 9:14) (full: DARAH KRISTUS. )

Nas : Ibr 9:14

Darah Kristus merupakan pusat dari konsep penebusan dalam PB (1Kor 10:16; 11:27; Ef 2:13; 1Pet 1:2; Wahy 7:14; 12:11). Di atas salib, Kristus mencurahkan darah-Nya yang tidak berdosa agar dapat menghapus dosa-dosa kita serta mendamaikan kita dengan Allah (Ibr 5:8; Rom 5:19; Fili 2:8; bd. pasal Im 16:1-30).

Dengan darah-Nya, Kristus mengerjakan hal-hal berikut:

  1. 1) Darah-Nya mengampuni dosa semua orang yang bertobat dan percaya (Mat 26:28).
  2. 2) Darah-Nya menebus semua orang percaya dari kuasa Iblis dan kejahatan (Kis 20:28; Ef 1:7; 1Pet 1:18-19; Wahy 5:9; 12:11).
  3. 3) Darah-Nya membenarkan semua orang percaya kepada-Nya (Rom 3:24-25).
  4. 4) Darah-Nya menyucikan hati nurani orang-orang percaya sehingga mereka dapat melayani Allah tanpa kesalahan dengan penuh keyakinan (Ibr 9:14; Ibr 10:22; 13:18).
  5. 5) Darah-Nya menyucikan umat Allah (Ibr 13:12; 1Yoh 1:7-10).
  6. 6) Darah-Nya membuka jalan bagi orang-orang percaya untuk langsung menghampiri Allah melalui Kristus untuk memperoleh kasih karunia, kemurahan, pertolongan, dan keselamatan (Ibr 7:25; 10:19; Ef 2:13,18).
  7. 7) Darah-Nya adalah jaminan untuk semua janji dari perjanjian baru (Ibr 10:29; 13:20; Mat 26:28; 1Kor 11:25).
  8. 8) Kuasa darah Kristus yang menyelamatkan, mendamaikan, dan menyucikan itu senantiasa tersedia untuk orang-orang pada waktu mereka menghampiri Allah melalui Kristus (Ibr 7:25; 10:22; 1Yoh 1:7).
(0.21967773809524) (Ibr 12:1) (full: PERLOMBAAN YANG DIWAJIBKAN BAGI KITA. )

Nas : Ibr 12:1

Perlombaan ini merupakan ujian iman seumur hidup kita di dalam dunia ini (Ibr 10:23,38; 11:1-40; 12:25; 13:13).

  1. 1) Perlombaan ini harus dilaksanakan "dengan tekun" (Yun. _hupomone_), yaitu dengan kesabaran dan ketabahan (bd. Ibr 10:36; Fili 3:12-14). Cara untuk mencapai kemenangan sama dengan cara yang dipakai orang-orang kudus dalam pasal Ibr 11:1-40 -- maju terus hingga mencapai akhir (bd. Ibr 6:11-12; 12:1-4; Luk 21:19; 1Kor 9:24-25; Fili 3:11-14; Wahy 3:21).
  2. 2) Perlombaan ini harus dilaksanakan dengan membuang dosa-dosa yang menghalangi atau menghambat kecepatan kita dan dengan mengarahkan pandangan, hidup, dan hati kita kepada Yesus dan teladan ketaatan yang tabah yang ditunjukkan oleh-Nya ketika di bumi (ayat Ibr 12:1-4).
  3. 3) Perlombaan ini harus dilaksanakan dengan kesadaran bahwa bahaya terbesar yang menghadang kita adalah pencobaan untuk menyerah lagi kepada dosa (ayat Ibr 12:1,4), kembali "ke negeri yang telah kita tinggalkan" (Ibr 11:15; Yak 1:12), dan kembali menjadi warga dunia ini (Ibr 11:13; Yak 4:4; 1Yoh 2:15;

    lihat cat. --> Ibr 11:10).

    [atau ref. Ibr 11:10]

(0.21967773809524) (Rm 5:12) (jerusalem) Dosa bercokol di dalam manusia, Rom 7:14-24: nah, maut yang merupakan hukuman dosa, sudah masuk ke dalam dunia ini dikarenakan kesalahan Adam, Wis 2:24: maka Paulus menyimpulkan bahwa dosa sendiri memasuki bangsa manusia melalui kesalahan semula itu; ini tidak lain dari ajaran mengenai dosa asal. Sang Rasul di sini menaruh perhatian padanya oleh karena memberi kesempatan baik untuk memperlihatkan kesejalanan (paralel) antara tindakan sial Adam pertama dan pemulihan melimpah yang dikerjakan "Adam yang akhir", Rom 5:15-19; 1Ko 15:21 dst, 1Ko 15:25. Justru sebagai Kepala Keturunan Adam yang baru, sebagai Gambar yang di dalamnya Allah memulihkan ciptaanNya, Rom 8:29+; 2Ko 5:17+, maka Kristus menyelamatkan bangsa manusia.
(0.21967773809524) (Kej 18:16) (sh: Ujian bagi rasa keadilan Abraham (Kamis, 6 Mei 2004))
Ujian bagi rasa keadilan Abraham

Ujian bagi rasa keadilan Abraham. Seorang anak Tuhan yang dijanjikan berkat, akan sekaligus menghadapi ujian untuk membuktikan apakah ia layak menerima berkat itu untuk membagikannya kepada sesama manusia. Berkat tidak pernah dimaksudkan untuk dinikmati sendiri. Berkat diberikan supaya orang lain ikut menikmatinya secara limpah.

Kepada Abraham, Tuhan membukakan maksud-Nya hendak menghancurkan Sodom dan Gomora oleh karena dosa-dosa penduduk kedua kota tersebut (ayat 20-21). Allah bersifat adil maka Ia harus menjatuhkan hukuman atas orang berdosa.

Abraham tahu bahwa Lot, keponakannya ada di Sodom atas pilihannya sendiri. Abraham sudah pernah menyatakan belas kasihnya dengan menyelamatkan Lot dari bangsa yang menawannya (lihat pasal dosa-dosa&tab=notes" ver="">14). Namun, Lot tetap memilih tinggal di situ. Sekarang apakah yang seharusnya dilakukan Abraham dengan pengetahuan seperti itu?

Rasa keadilan Abraham digugah, walau ia tahu Lot bukan lagi tanggung jawabnya sebagai paman. Lot sudah memilih jalannya sendiri, dan sebagai orang dewasa harus menerima akibat pilihannya tersebut. Namun, Abraham melihat dari perspektif lain. Abraham memperhitungkan nama Tuhan yang akan dihujat bila membiarkan orang benar dibinasakan bersama-sama orang fasik (ayat 23-25). Keadilan Tuhan harus ditegakkan. Abraham tergugah untuk bersyafaat demi kemuliaan Tuhan tetap dipertahankan.

Saat di mana nama Tuhan kita dipertaruhkan oleh kelemahan saudara-saudara kita, apa yang akan kita perbuat? Apakah kita akan berdiam diri atau akan menyatakan keprihatinan kita? Mungkin kita perlu dalam kasih dan demi kemuliaan Allah menegur saudara kita!

Untuk dilakukan: Jaga dirimu, agar jangan sampai oleh perbuatanmu nama Tuhan dipermalukan. Tegur dalam kasih sau-daramu yang sedang jatuh!

(0.21967773809524) (Kel 12:1) (sh: Ketika Tuhan "berjalan melewati" (Kamis, 14 April 2005))
Ketika Tuhan "berjalan melewati"

Ketika Tuhan "berjalan melewati"
Bagian ini menjelaskan makna Paskah yang pertama kali dirayakan oleh orang Israel. Kata Paskah memiliki akar kata 'psh' dari rumpun bahasa Semit (termasuk bahasa Arab, Ugarit, dan Ibrani) yang berarti "berjalan melewati."

Melalui ritual Paskah ini kelak umat Israel akan mengenang kejadian yang begitu penting di dalam sejarah mereka ketika Tuhan menyelamatkan ("berjalan melewati") mereka dari perbudakan di Mesir. Peristiwa ini merayakan klimaks pembebasan umat Israel, yaitu ketika Tuhan memberikan tulah kesepuluh berupa kematian anak sulung semua keluarga Mesir kecuali di dalam rumah tangga Israel. Perayaan ini berupa pengurbanan domba yang darahnya dibubuhkan pada pintu rumah orang Israel, supaya mereka terhindar dari kematian anak sulung (ayat dosa-dosa&tab=notes" ver="">7,12-13). Domba tersebut lalu dipanggang dan dimakan dengan roti tidak beragi dan sayur-sayuran pahit. Mereka harus memakannya dengan berpakaian lengkap untuk bepergian. Hal ini menunjukkan ketergesaan dan kesiapan untuk meninggalkan Mesir. Nanti ketika perayaan ini diulang, perayaan ini harus dilanjutkan dengan perayaan hari roti tidak beragi selama seminggu penuh (ayat dosa-dosa&tab=notes" ver="">18-20). Umat Israel diperintahkan untuk melakukan kembali secara dramatis apa yang telah terjadi pada waktu itu di Mesir. Dengan mengenang peristiwa ini berarti mereka akan selalu mengingat kasih Allah kepada mereka di dalam sejarah keselamatan orang Israel.

Peristiwa Paskah ini merupakan suatu cara untuk mengingatkan umat Israel di Mesir dan keturunan mereka bahwa Allah betul-betul hadir, menghukum orang-orang Mesir, dan menyelamatkan umat Israel. Allah menjadi nyata di dalam peristiwa ini. Demikian juga di dalam Yesus Kristus, kehadiran Allah nyata. Di dalam Yesus Kristus Allah hadir di dalam hati orang-orang yang memercayai Dia. Kristuslah domba Paskah yang menebus dosa manusia (Yoh. 1:29).

Renungkan: Tuhan Yesus telah membayar dan menghapus dosa-dosa kita. Ia telah menjadi domba Paskah bagi kita.

(0.21967773809524) (Kel 20:17) (sh: Jauhi iri hati (Jumat, 23 September 2005))
Jauhi iri hati

Jauhi iri hati Hal yang membuat terjadinya dosa pertama yang adalah iri hati. Hawa iri hati melihat Tuhan berdaulat atas dirinya. Ketika Iblis melalui ular menipu Hawa dengan mengatakan bahwa setelah makan buah ia akan menjadi sama seperti Allah, Hawa segera memakannya.

Dalam masyarakat majemuk yang memungkinkan orang-orang yang berbeda hidup berdekatan, iri hati bisa menjadi dosa besar. Perintah kesepuluh ini menekankan pen-tingnya menjaga hati dari motivasi salah. Menginginkan sesuatu tidaklah salah. Yang salah adalah menginginkan sesuatu yang bukan haknya. Dosa ini bisa berkait atau menyebabkan dosa-dosa lainnya seperti mencuri, membunuh, berzina, dll. Berbagai kejahatan keji sebenarnya bersumber dari sikap hati yang iri dan menginginkan hak orang lain. Dosa ini identik dengan tidak menghargai batas-batas diri dan orang lain.

Perintah kesepuluh ini menunjukkan bahwa Perjanjian Lama memberikan penekanan yang seimbang antara dosa perbuatan dan dosa pikiran/hati. Peristiwa saat Allah mengingatkan Kain akan perasaan marah dan cemburunya terhadap Habil memperlihatkan dosa sudah terjadi ketika masih direncanakan (Kej. 4:5-7). Perintah ini menegaskan bahwa kecenderungan dosa selalu dimulai dari pikiran dan hati yang tidak kudus. Oleh karena itu, menjaga pikiran dan hati dari hal-hal yang tidak berkenan kepada Tuhan merupakan keharusan. Perintah ini juga menekankan pentingnya rasa puas dan syukur untuk anugerah Tuhan atas hidup ini sehingga tidak mudah iri hati melihat keadaan orang lain.

Iri hati muncul ketika seseorang tidak menyadari anugerah Tuhan sudah melimpah dalam hidupnya. Ia merasa Tuhan lebih memberkati orang lain daripada dirinya sendiri. Hal ini sama dengan tidak memercayai janji Tuhan bahwa Ia pasti memberikan sesuatu yang terbaik untuk hidupnya.

Renungkan: Memiliki Tuhan dalam hidup kita berarti kita memiliki segala-galanya. Dalam terang ini, tidak ada alasan apa pun untuk iri hati terhadap orang lain.

(0.21967773809524) (Kel 27:1) (sh: Mezbah Korban Bakaran. (Minggu, 17 Agustus 1997))
Mezbah Korban Bakaran.

Mezbah Korban Bakaran.
Mezbah Korban Bakaran dipergunakan untuk mempersembahkan hewan sebagai korban pendamaian (Im. 4). Darah hewan yang dikorbankan itu harus dibubuhkan pada tanduk-tanduk mezbah dan akhirnya dicurahkan pada bagian bawah mezbah. Tanduk yang juga melambangkan kekuatan itu, dapat dipegang oleh orang yang memberikan persembahan sebagai tanda bahwa ia berlin-dung penuh pada kemurahan Allah. Itulah kebenaran yang dilam-bangkan dalam upacara pemberian korban bakaran. Manusia yang berdosa hanya patut diupah dengan maut, karena itu perlu korban agar dapat berdamai dengan Allah. Kata pendamaian dalam bahasa Iberaninya ialah _kippurim_ dari kata _khapar_ artinya "menutupi". Allah menutupi dosa-dosa kita setelah korban tebusan dibayarkan.

Dari dalam ke luar. Sejauh ini kita temui pola pembangunan Kemah Sembahyang yang bergerak dari dalam ke luar. Pertama dibuat Tabut Perjanjian, lalu kandil. Kemudian kita diajak memi-liki dulu pemandangan menyeluruh terkait, yaitu pembangunan seluruh bagian Kemah Sembahyang. Sesudah itu pembuatan mezbah, demikian seterusnya. Selain gerak dari dalam ke luar, kita temui juga bahwa rinci bahan-bahan yang dipakai berangsur menurun dari bahan-bahan yang mulia dan mahal, ke bahan-bahan yang lebih sederhana dan murah. Jelas lambang apa yang dimaksudkan itu. Yang harus terutama diperhatikan, yang menjadi pusat seluruh kehidupan umat Allah ialah kehadiran Allah sendiri. Pusat hidup itulah yang harus dibangun sepenuh pengabdian dan pengorbanan.

Hari ini kita mensyukuri Hari Kemerdekaan RI. Kemerdekaan itu adalah karunia Tuhan yang diberikan-Nya melalui proses sejarah yang tidak mudah. Untuk memampukan kita mengisi dan menata kehidupan kemerdekaan bangsa kita, kita harus mulai dari pusatnya yaitu pemerintahan Allah atas hidup dan bangsa kita.

(0.21967773809524) (Ul 29:1) (sh: Pelajaran sejarah (Selasa, 13 Juli 2004))
Pelajaran sejarah

Pelajaran sejarah. Kita ini cenderung melupakan apa yang tidak ingin kita ingat. Negarawan Inggris, Sir Winston Churchill mengatakan bahwa bangsa yang melupakan masa lalunya akan dikutuk untuk mengulanginya. Umat Israel diajar melalui sejarah hidup mereka untuk mengingat kasih setia Tuhan. Tuhan telah membebaskan mereka dari perbudakan Mesir dan membawa mereka melewati padang gurun untuk menuju ke tanah Perjanjian. Mereka seharusnya mengerti dan mempercayai Tuhan dengan sepenuh hati (ayat 2-9). Namun, kenyataan membuktikan mereka tidak pernah belajar dari sejarah untuk setia kepada Tuhan. Akibatnya mereka harus mengulang kembali proses pembentukan dari Tuhan dari nol.

Tuhan melalui Musa sekali lagi menantang mereka untuk setia kepada perjanjian Tuhan dengan mereka. Musa mengingatkan jika mereka mengira tetap akan selamat sekalipun mereka melakukan kedegilan, maka murka Tuhan akan menimpa mereka tanpa dapat diampuni (ayat dosa-dosa&tab=notes" ver="">19-20). Murka Tuhan menimpa mereka sesuai dengan ucapan kutuk yang disampaikan di gunung Ebal dan di kitab perjanjian itu (ayat 21). Akibat murka Tuhan juga akan dirasakan oleh anak cucu mereka. Tuhan tidak menghukum anak cucu mereka oleh karena dosa-dosa mereka. Namun, akibat murka Tuhan secara alami akan menimpa keturunan mereka (ayat 22-23). Bangsa lain akan melihat kedahsyatan malapetaka yang menimpa umat Israel karena meninggalkan Tuhan untuk menyembah ilah-ilah lain (ayat 24-28).

Bangsa kita adalah bangsa yang dikasihi Tuhan sampai sekarang. Namun, bila kita membiarkan dosa bahkan turut ambil bagian di dalamnya, bukan mustahil Allah akan menegakkan keadilan, kebenaran, dan murka-Nya akan menimpa bangsa kita. Hanya dengan berpihak pada kebenaran Allah, orang Kristen membela bangsa dan negaranya.

Renungkan: Pelajaran sejarah Israel tidak perlu terulang bagi negara kita. Mari, kita bangkit untuk bertobat, mengikrarkan janji setia kepada perjanjian Tuhan sekali lagi, dan membangun kehidupan yang berkenan kepada-Nya!

(0.21967773809524) (Ul 32:34) (sh: Kasih yang tidak berkesudahan (Senin, 19 Juli 2004))
Kasih yang tidak berkesudahan

Kasih yang tidak berkesudahan. Allah yang menghukum karena cemburu-Nya, Allah juga yang membela umat kepunyaan-Nya. Namun, Ia menantikan saat-saat umat-Nya sadar akan kesalahan mereka, lalu berpaling dan bertobat. Saat itulah Ia bertindak menyatakan penyelamatan-Nya sekali lagi.

Bagian terakhir nyanyian Musa ini sekali lagi menunjukkan belas kasih dan kasih setia Allah yang tidak pernah memudar dari umat-Nya. Kalau sepertinya Allah membiarkan mereka menderita di dalam dosa, itu bukan karena Ia membenci mereka. Bukan pula karena Ia sudah habis akal dan habis sabar. Semua penderitaan dimaksudkan agar Israel sadar bahwa mereka sudah berdosa kepada-Nya. Allah sengaja membiarkan mereka 'tenggelam' dalam pergumulan kesesakan dosa-dosa mereka, supaya mereka mencari kelepasan. Tatkala mereka menyadari bahwa kelepasan tidak akan mereka temukan pada ilah-ilah yang mereka sembah, barulah mereka berpaling kepada Dia (ayat 36-37).

Saat itulah Ia akan bangkit kembali menebus umat-Nya dari tangan para musuh yang mencengkeram mereka. Dengan keperkasaan Allah menghancurkan lawan-lawan-Nya, supaya umat-Nya dibebaskan, Nama-Nya kembali dipuji bukan hanya oleh Israel, tetapi juga oleh bangsa-bangsa lain yang melihat kebesaran-Nya (ayat 39-43).

Dengan berakhirnya nyanyian itu, tuntas sudah segala nasihat yang harus disampaikan Musa kepada umat Israel. Musa akan segera meninggalkan mereka, karena Tuhan tidak mengizinkan Musa masuk ke tanah perjanjian (ayat 48-52).

Buat umat Tuhan masa kini, nyanyian peringatan Musa ini seharusnya menolong kita untuk mawas diri. Allah setia dan mengasihi kita, tetapi kita tidak boleh mempermainkan kasih setia-Nya. Mempermainkan kasih setia-Nya akan mendatangkan penghukuman Allah bagi kita. Maukah kita dipukul dahulu oleh tangan penghukuman-Nya agar kita bertobat sungguh-sungguh?

Doaku: Tuhan, aku tidak mau bermain-main dengan dosa. Karena aku tahu Engkau membenci dosa. Tolong aku untuk hidup setia kepada-Mu, karena Engkau senantiasa setia dan mengasihiku.

(0.21967773809524) (1Raj 15:25) (sh: Hukuman Allah (Selasa, 17 Agustus 2004))
Hukuman Allah

Hukuman Allah. Sejarah bangsa Israel dalam Alkitab menunjukkan bahwa Allah berdaulat atas sejarah. Allah membangkitkan satu bangsa untuk menghukum bangsa yang lain. Bangsa yang dipakai Allah untuk menghukum pun tidak luput dari penghukuman-Nya. Israel dipakai untuk menghukum bangsa-bangsa Kanaan. Allah juga menghukum Israel melalui bangsa-bangsa lain.

Dalam skala yang lebih kecil, Allah memakai orang-orang tertentu untuk menghukum raja Israel yang berdosa kepada-Nya. Hal ini mulai terlihat dari perikop yang kita baca hari ini dan akan diteruskan menjadi salah satu model penghukuman Allah atas kerajaan Israel (Utara).

Nadab, anak Yerobeam menjadi raja atas Israel. Komentar mengenainya singkat (ayat dosa-dosa&tab=notes" ver="">25-26,31), yaitu "Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN, serta hidup menurut tingkah laku ayahnya dan menurut dosa ayahnya, yang mengakibatkan orang Israel berdosa pula" (ayat 26). Mungkin saja Nadab besar di mata manusia, namun dalam komentar Allah ia tidak ada artinya. Tuhan membangkitkan Baesa untuk menghukum Nadab. Bukan hanya Nadab, tetapi seluruh keluarga Yerobeam ikut dimusnahkan. Baesa membunuh seluruh keluarga Yerobeam setelah ia naik takhta menjadi raja dengan menggulingkan Nadab (ayat 29). Tujuannya agar tidak ada anggota keluarga Yerobeam yang akan membalas dendam kepadanya. Hal ini sesuai dengan nubuat tentang nasib keturunan Yerobeam (ayat 27-30). Di satu sisi, penghukuman terhadap keluarga Yerobeam adalah sesuai dengan nubuat Tuhan, di sisi lainnya pembunuhan itu jelas bermotifkan politik.

Allah berdaulat dalam hidup kita. Ia menghukum kita untuk kebaikan kita. Allah terkadang mengizinkan orang lain menjadi alat untuk menghukum kita. Bahkan kejahatan orang lain dapat menjadi alat Allah untuk memurnikan kita dari dosa-dosa kita!

Renungkan: Kalau Anda sedang menderita karena ulah orang lain, langkah pertama adalah periksalah diri kalau-kalau ada dosa yang menimbulkan murka Allah. Bertobatlah! Bereskan hidupmu.

(0.21967773809524) (1Raj 16:15) (sh: Kejahatan semakin menjadi-jadi (Kamis, 19 Agustus 2004))
Kejahatan semakin menjadi-jadi

Kejahatan semakin menjadi-jadi. Walaupun kita menemukan stereotip (= pengulangan yang khas) di dalam sejarah kerajaan Israel, kenyataannya sejarah bisa lebih kompleks dari pada itu. Kalau beberapa raja yang kita pelajari beberapa hari lalu menunjukkan perilaku yang sama, maka raja-raja berikut berbeda.

Zimri yang mengudeta Ela, ternyata hanya mampu bertakhta tujuh hari saja. Sebab ia dikudeta pula oleh Omri. Catatan Alkitab dari I Raja-raja terhadap Zimri ternyata sama dengan komentarnya terhadap raja-raja sebelumnya (ayat 19). Hal ini cukup aneh. Zimri hanya memerintah tujuh hari. Apa yang bisa diperbuat Zimri sebagai raja untuk membawa seluruh Israel berdosa? Mungkin sekali, tidak ada perbuatan dosa yang baru. Yang ada hanyalah perbuatan meneruskan dosa dan penyembahan berhala yang dilakukan oleh raja yang ia kudeta. Seseorang bisa disebut berdosa dan membuat orang lain berdosa bukan saja karena ia memperkenalkan dosa yang baru, tetapi dengan mengizinkan dan meneruskan dosa-dosa lama. Seringkali situasi dijadikan alasan untuk membiarkan dosa. Jelas hal itu tidak benar dan jahat di mata Tuhan.

Catatan Alkitab terhadap perbuatan Omri melebihi komentar serupa terhadap perbuatan raja-raja sebelumnya, yakni ditambahkan dengan "Ia melakukan kejahatan lebih daripada segala orang yang mendahuluinya" (ayat 25). Catatan Alkitab terhadap Ahab, putra Omri ternyata sama (ayat 30). Bahkan daftar dosa Ahab ditambahkan dengan memasukkan penyembahan terhadap dewa Baal dan dewi Asyera.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan caranya sendiri dosa dapat bertumbuh dan semakin merajalela. Sikap membiarkan dosa harus dilihat sama jahatnya dengan perbuatan dosa aktif sebab melaluinya dosa dibiarkan merajalela dan berkembang-biak. Kedua perbuatan tersebut sama jahatnya di hadapan Allah.

Camkan: Kita akan terus diperbudak oleh dosa bahkan semakin tenggelam di dalamnya, kecuali kita meninggalkan dosa dan berhenti melakukannya.

(0.21967773809524) (2Raj 1:1) (sh: Selalu ada peringatan yang lebih dari cukup (Minggu, 14 Mei 2000))
Selalu ada peringatan yang lebih dari cukup

Selalu ada peringatan yang lebih dari cukup. Karena begitu besar kasih Allah akan umat manusia baik sebagai individu maupun kelompok, maka Ia akan menggunakan berbagai cara dan media untuk menegur, memperingatkan, dan menyadarkan seorang manusia agar ia bertobat. Selain keberagaman cara dan media, Allah juga menggunakan keberagaman intensitas dalam menggunakan cara dan media. Itu semua disesuaikan dengan kondisi dan situasi seseorang, khususnya disesuaikan dengan berapa lama lagi manusia itu masih mempunyai kesempatan untuk hidup.

Pemahaman ini tergambar jelas dalam kisah Ahazia. Sebagai pengganti Ahab - ayahnya, ia hanya memerintah selama 2 tahun. Waktu yang singkat itu dipenuhi oleh perbuatan jahat, sehingga menimbulkan sakit hati Allah (1Raj. 22:54). Di dalam waktu yang singkat itu pula, terjadi beraneka ragam bencana, baik yang nampaknya alamiah maupun supranatural yang harus ditanggung oleh Ahazia. Di dalam bidang politik, terjadi pemberontakan oleh Moab setelah Ahaz meninggal. Peristiwa ini pasti mempengaruhi kondisi, sosial, ekonomi, dan keamanan negara Israel. Dalam bidang ekonomi, Allah menggagalkan kerjasama ekonominya dengan Yosafat (2Taw. 20:36-37). Hukuman ini adalah cara Allah memperingatkan Ahazia agar bertobat.

Ketika Ahazia 'meniadakan' Allah dengan cara mencari petunjuk dari Baal-Zebub dan dilanjutkan dengan rencananya menangkap Elia, Allah masih mau memberikan peringatan yang lebih jelas dan keras melalui hukuman api yang menimpa 2 orang perwira Ahazia dan 50 bawahannya. Hukuman ini dimaksudkan untuk menyatakan dengan lebih tegas lagi bahwa Ia ada dan jauh lebih berkuasa dari Baal.

Renungkan: Begitu besar kasih Allah kepada manusia. Itulah sebabnya Allah tetap selalu memperingatkan dosa-dosa kita lebih dari cukup.

Bacaan untuk Minggu Paskah 4:

Kisah Para Rasul 2:36-41 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Kis/T_Kis2.htm#dosa-dosa&tab=notes" ver="">2:36 1Petrus 2:19-25 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/1Pe/T_1Pe2.htm#dosa-dosa&tab=notes" ver="">2:19 Yohanes 10:1-10 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Yoh/T_Yoh10.htm#dosa-dosa&tab=notes" ver="">10:1 Mazmur 23 http://www.bit.net.id/SABDA-Web/Maz/T_Maz23.htm

Lagu: Kidung Jemaat 157

(0.21967773809524) (2Raj 8:16) (sh: Lukisan ilahi di kanvas sejarah (Jumat, 13 Mei 2005))
Lukisan ilahi di kanvas sejarah

Lukisan ilahi di kanvas sejarah
Sejarah kerajaan di kitab Raja melukiskan kasih karunia Allah yang tak putus-putusnya atas umat-Nya meskipun mereka berulang-ulang berkhianat kepada-Nya. Allah tetap setia memelihara dan menopang bangsa Israel, namun mereka tetap harus mengalami konsekuensi perbuatan dosa-dosa mereka.

Yoram, raja Yehuda lebih memilih untuk mengikuti jalan Ahab, mertuanya dengan menyembah Baal dan bukan menyembah Tuhan, Allah Israel yang disembah Yosafat, ayahnya (ayat 18). Pengkhianatan rohani ini harus dibayar mahal dengan terlepasnya Edom dan Libna dari kekuasaan Yehuda (ayat 20-22). Setelah Yoram mati dalam peperangan maka Ahazia, anaknya dari Atalya (putri Ahab) menggantikannya. Ahazia juga meniru jejak ayahnya yang hidup dalam dosa keluarga Ahab (ayat 26-27). Akibatnya, ketika keluarga besar Ahab kelak dimusnahkan oleh Yehu, Ahazia ikut pula dibunuh (ayat dosa-dosa&tab=notes" ver="">9:27). Meski Yoram dan Ahazia tidak menyembah Allah Israel, Dia tidak menghancurkan kerajaan Yehuda sebab mereka adalah keturunan Daud. Sebagai keturunan Daud, mereka memiliki ikatan perjanjian dengan-Nya untuk duduk di atas takhta kerajaan Israel (ayat dosa-dosa&tab=notes" ver="">8:19; lihat 2Sam. 7:15-16). Akan tetapi, sesuai dengan isi perjanjian itu juga, kedua raja itu harus mempertanggungjawabkan kesalahan mereka dengan mendapatkan hukuman-Nya (ayat 2Sam. 7:14).

Sejarah gereja juga menggambarkan kesetiaan Allah dan pengkhianatan umat. Acapkali gereja mendewakan kuasa politik. Bahkan tidak jarang kemewahan dan harta dunia pun menjadi tujuan hidup para pemimpinnya. Maka tidak heran kalau perjalanan sejarah gereja dipenuhi kerikil-kerikil masalah sebagai konsekuensi ketidaktaatan pada Allah. Meski demikian, oleh kasih setia dan perlindungan-Nya gereja dan umat-Nya tetap ada sampai kini.

Renungkan: Allah berdaulat atas umat-Nya. Dia ingin kita menorehkan karya iman agar tercipta lukisan indah dalam sejarah umat-Nya.

(0.21967773809524) (2Raj 10:18) (sh: Ketaatan total (Kamis, 23 Juni 2005))
Ketaatan total

Ketaatan total
Tidak mudah membasmi dosa korupsi yang telah membudaya. Sama seperti sulitnya menghancurkan kebiasaan korupsi, dosa penyembahan berhala pun tidak dapat dihapuskan dengan memusnahkan para perintisnya saja. Harus ada tindakan "pembersihan" total, yaitu memusnahkan para pelaku penyembah berhala.

Tinggal satu langkah terakhir yang harus dilakukan Yehu, yakni menghabisi semua orang Israel yang pernah menyembah Baal mulai dari para pelayannya sampai dengan para simpatisannya. Cara Yehu memusnahkan para penyembah Baal itu sungguh taktis. Yehu berpura-pura ingin menyembah Baal yang juga diagungkan Ahab. Akibatnya sungguh dahsyat, tidak seorang pun penyembah Baal yang tidak hadir (ayat 18-22). Setelah mereka datang, Yehu menjebak mereka di rumah Baal saat mereka sedang menyembah Baal, dan memusnahkan mereka semua (ayat dosa-dosa&tab=notes" ver="">23,25-28).

Tepat sebagaimana nubuat Elisa terhadapnya, demikianlah Yehu melenyapkan semua hal tentang Ahab (ayat 24). Ketaatan Yehu mendatangkan berkat Tuhan baginya dan bagi keturunannya (ayat dosa-dosa&tab=notes" ver="">30). Sayangnya, hati Yehu tidak sepenuhnya berpaut pada Allah, ia masih melakukan dosa-dosa seperti yang dilakukan Yerobeam bin Nebat (ayat dosa-dosa&tab=notes" ver="">29,31; Lihat 1Raj. 12:28-30). Oleh karena itu, pemerintahan Yehu akan berakhir pada keturunannya yang keempat. Dan daerah kekuasaannya pun berkurang (ayat dosa-dosa&tab=notes" ver="">30,32-33).

Allah menghendaki ketaatan total dari umat-Nya ketika kita memutuskan untuk mengikut Dia. Salah satu bentuknya adalah tidak boleh ada hal apa pun yang lebih penting dari pada Tuhan. Sikap Tuhan Yesus yang taat kepada Bapa sampai akhirlah yang menjadi teladan nyata bagi kita. Mari kita memeriksa kehidupan kita, supaya jangan ada berhala-berhala yang menjauhkan kita dari ibadah sejati kepada-Nya dan yang akhirnya membuat kita menuai murka-Nya.

Doaku: Tuhan ajarku setia pada-Mu dan jadikan aku umat-Mu yang taat sepanjang hidupku.

(0.21967773809524) (2Raj 11:21) (sh: Teman rohani (Jumat, 2 Juni 2000))
Teman rohani

Teman rohani. Seorang perempuan kristen baru-baru ini menceritakan bahwa ia baru saja melewati masa krisis kejiwaan. Namun ia mengalami frustasi karena tidak seorang kristen pun yang kepadanya ia dapat berpaling. Dia berasal dari keluarga yang baik namun mereka tidak siap untuk menolongnya. Dia pun rajin mengikuti ibadah Minggu walaupun khotbah-khotbah Minggu tidak cukup membantu dia di dalam persoalan pribadinya. Dia sudah mencoba untuk menemui pendeta dan hamba Tuhan yang lain, namun nampaknya mereka tidak mempunyai cukup waktu untuknya. Kemana ia harus pergi? Dia butuh teman rohani agar ia dapat melewati krisis dengan tetap mempertahankan imannya.

Itulah juga yang dialami oleh Yoas. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa ia melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan seumur hidupnya selama imam Yoyada mengajar dia. Apa yang dilakukan oleh Yoas sangat bertentangan dengan Ahazia orang tuanya. Walaupun tidak menjauhkan bukit-bukit pengorbanan, Yoas tidak menyembah Baal. Karena pengaruh Yoyada, Yoas berinisiatif untuk memperbaiki Bait Allah. Bahkan ketika para imam belum memperbaikinya, Yoas sendirilah melalui panitera raja yang memimpin pengumpulan dana dan membayarkan kepada para pekerja. Namun apa yang terjadi setelah Yoyada meninggal? Di dalam 2Taw. 24:15-21 diungkapkan bahwa setelah kematian Yoyada, Yoas mendapatkan pengaruh dari para pemimpin Yehuda dan meninggalkan Allah untuk berpaling kepada berhala. Bahkan ketika anak Yoyada berusaha mengingatkan Yoas, ia malah dibunuhnya.

Karena dosa-dosa itulah maka Yehuda dan Yerusalem tertimpa murka Allah. Salah satunya adalah majunya Hazael raja Aram menyerang dan merebut Gat. Serangan ini berlanjut hingga mengarah ke Yerusalem. Dalam keadaan demikian, Yoas mengalami krisis baik kejiwaan maupun rohani. Ia tidak lagi mempunyai teman rohani seperti Yoyada selain para pemimpin Yehuda yang justru menyesatkan. Ia menggunakan persembahan yang dikhususkan buat Allah sebagai persembahan kepada Hazael. Seharusnya ia berpaling kepada Allah dan bukannya merampok Allah untuk meminta pertolongan manusia.

Renungkan: Kita pun membutuhkan sahabat-sahabat rohani, agar kita dapat mempertahankan komitmen kita kepada-Nya.



TIP #10: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab menjadi per baris atau paragraf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA