| (0.19903291836735) | (Ibr 3:18) |
(full: MEREKA TAKKAN MASUK KE TEMPAT PERHENTIAN-NYA.
) Nas : Ibr 3:18 Kemungkinan seseorang percaya kehilangan perhentian yang dijanjikan Allah digambarkan dengan orang Israel yang tidak dapat memasuki tanah perjanjian setelah Musa memimpin mereka ke luar dari Mesir (lihat cat. --> Bil 14:29; lihat cat. --> Ul 1:26). [atau ref. Bil 14:29; Ul 1:26] Penulis surat ini menunjukkan dua hal:
|
| (0.19903291836735) | (Kel 21:25) | (jerusalem: bengkak ganti bengkok) Hukum pembalasan ini, bdk Ima 24:17-20; Ula 19:21, terdapat juga dalam Kitab Hukum Hammurabi dan dalam kitab-kitab hukum bangsa Asyur. Hukuman ini mempunyai ciri kemasyarakatan dan bukan ciri pribadi dan perorangan. Dengan hukuman yang setimpal dengan rugi yang disebabkan, hukum ini mau mengekang pembalasan yang melampaui batas, bdk Kej 4:23-24. Pengertian hukum itu yang paling jelas ialah hukuman mati yang dijatuhkan pada seorang pembunuh, Kel 21:31-34; bdk Kel 21:12-17; Ima 24:17. agaknya pengetrapan hukum itu tidak lama kemudian sudah kehilangan kekerasannya yang semula. Kewajiban seorang "penuntut darah", go'el, Bil 35:19+, pada pokoknya menjadi kewajiban untuk menebus, Rut 2:20+, melindungi, Maz 19:14+; Yes 41:14+. Asas yang terungkap dalam hukum itu tetap dipertahankan, tetapi pengetrapannya semakin lunak, Sir 27:25-29; Wis 11:16; bdk Kel 12:22. Di kalangan umat Israel sendiri pengampunan diwajibkan, Ima 19:17-18; Sir 10:6; 27:30-28:7. Kewajiban ini oleh Yesus ditingkatkan, Mat 5:38-39+; Mat 18:21-22+. |
| (0.19903291836735) | (Ul 1:5) | (jerusalem: katanya) Wejangan Musa yang pertama, Ula 1:6-4:40, ini meringkaskan sejarah umat Israel mulai dengan waktu tinggal pada gunung Sinai sampai tibanya di gunung Pisga di tepi sungai Yordan. Ringkasan itu disusul sebuah seruan supaya umat menepati perjanjian serta seluruh syaratnya. Bagian terakhir itupun memberitahukan pembuangan umat kelak sebagai hukuman atas ketidaksetiaan umat pada perjanjian. Tetapi ia juga berkata tentang kembalinya umat dari pembuangan. Jelaslah bagian ini ditambahkan waktu kitab Ulangan untuk kedua kalinya diterbitkan di masa pembuangan. Wejangan Musa ini mengambil sebagian bahannya dari tradisi Yahwista dan terutama dari tradisi Elohista, sebagaimana termaktub dalam Keluaran dan Bilangan. Tetapi Ulangan memilih bagian-bagian yang dianggap sesuai lalu menyadurnya dengan titik pandangan yang berbeda. Khususnya wejangan Musa ini menekankan penyelenggaraan Allah dan kepilihan Israel. Pikiran pokok ialah: Pemberian Tanah Suci yang dijanjikan Tuhan. Bab 1-3 berupa semacam pendahuluan dan mempunyai ciri historis, khususnya Ula 1:19 dst, dan pikiran pokok tsb terutama dalam bagian historis ini menonjol. Bab 1-3 itupun boleh dianggap pengantar untuk "Kitab Sejarah Ulangan" yang merangkap juga kitab Yosua, Hakim-hakim, Samuel dan Raja-raja. Sejarah itu berakhir dengan berita bahwa umat Israel kehilangan Tanah Suci yang dianugerahkan kepadanya. |
| (0.19903291836735) | (Kel 33:1) |
(sh: Kehadiran Tuhan. (Kamis, 18 September 1997)) Kehadiran Tuhan.Kehadiran Tuhan. Allah yang akrab. Allah menjauhkan diri dari bangsa Israel, namun "setiap orang yang mencari Tuhan" boleh pergi ke Kemah Pertemuan. Allah berbicara langsung dengan Musa "berhadapan muka", bukan melalui mimpi atau penglihatan. Tuhan mendengarkan doa Musa, bahkan Ia memperlihatkan "cahaya susulan" kemuliaan-Nya kepada Musa. Kita juga boleh masuk ke hadirat Tuhan melalui Tuhan Yesus. "Marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh" (Ibr. 10:22). Renungkan: Untuk apa mati-matian merenggut berkat Tuhan bila hadirat Tuhan tidak kita alami? Doa: Kami tidak mungkin hidup tanpa hadirat-Mu. |
| (0.19903291836735) | (Ul 21:1) |
(sh: Menghargai kehidupan (Minggu, 27 Juni 2004)) Menghargai kehidupanMenghargai kehidupan. Kehidupan kudus adalah anugerah Tuhan. Orang modern kurang menghargai kehidupan manusia. Binatang lebih dihargai daripada manusia. Ada binatang yang disakralkan dan haram untuk dibunuh. Namun untuk aborsi, euthanasia, atau alasan apapun, manusia tak segan membunuh sesamanya. Ironis bukan? Israel diperintahkan untuk hidup sesuai dengan firman Allah dan lebih utama lagi untuk menghargai kehidupan. Allah tidak membeda-bedakan apakah itu umat pilihan atau bangsa kafir. Kehidupan siapa pun, harus dihargai. Allah memerintahkan umat Israel untuk peduli kepada mereka yang dibunuh dan ditinggalkan jasadnya (ayat 1-9). Umat Israel harus mencari tahu apa penyebabnya dan apabila itu bukan kesalahan mereka, mereka harus jelas mencuci tangan atas diri orang yang terbunuh itu. Allah memerintahkan umat Israel untuk menghargai tawanan perang (ayat 10-14). Tawanan perang dan wanita harus dilindungi dan dinafkahi. Cara yang biasa dipakai masa itu adalah dengan menikahi wanita tersebut dan bertanggung jawab atas kelangsungan hidupnya. Jadi orang Israel diperintahkan untuk menghargai kehidupan. Sebagai Kristen, kita sudah mengalami penebusan hidup oleh Kristus, kita dipanggil menghargai kehidupan orang lain. Renungkan: Jangan sampai kita kehilangan kemanusiaan kita. Tunjukkan bahwa Anda menghargai hidup dalam sikap kepada orang lain, juga dalam kebiasaan hidup sehari-hari. |
| (0.19903291836735) | (Hak 10:1) |
(sh: Tinggalkan Tuhan: Celakalah! (Jumat, 17 Oktober 1997)) Tinggalkan Tuhan: Celakalah!Tinggalkan Tuhan: Celakalah! Kembali kepada Tuhan: Selamatlah! Israel berseru kepada Tuhan, mengakui dosa secara rinci (ayat 10-15). Lalu mereka menjauhkan para allah asing dari tengah-tengah mereka, untuk beribadah lagi kepada Allah yang benar. Akibat pertobatan yang benar orang mengalami janji pengampunan Allah. Itulah langkah menuju pemulihan. Apakah Anda mengalami berbagai kesukaran sesudah meninggalkan Tuhan? Apakah Anda kehilangan sukacita dan sejahtera yang dahulu pernah Anda miliki? Kembalilah dari petualangan dosa itu. Bertobat dan mohon ampun serta penyucian dari-Nya. Renungkan: "Karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus Tuhan kita" (Rm. 6:23b). |
| (0.19903291836735) | (Rut 1:1) |
(sh: Rindu tanah kelahiran (Jumat, 9 April 1999)) Rindu tanah kelahiranRindu tanah kelahiran. Ketika bahaya kelaparan terjadi di Israel, Elimelekh dan Naomi meninggalkan Israel menuju Moab. Harapan untuk memperoleh hidup layak, terbentang di pelupuk mata. Namun, setelah sepuluh tahun berada di Moab, Naomi harus menerima kenyataan bahwa suami dan kedua anak laki-lakinya meninggal dunia. Tinggallah dia bersama kedua menantunya, Rut dan Orpa. Berada jauh dari tanah kelahiran, kehilangan orang-orang yang paling dicintai dalam hidupnya membawa kesedihan besar dan mendalam bagi Naomi. Ketika didengarnya bahwa Tuhan telah memperhatikan umat-Nya di Israel, Naomi ingin pulang ke tanah airnya. Pertimbangan manusia. Ketika kita mengalami kesulitan, masalah besar, pertimbangan apakah yang biasanya menguasai kita dalam pengambilan keputusan? Cara pandang kita sebagai manusia memang sangat terbatas, apalagi bila pikiran kita sedang keruh dan hati penuh luapan emosi, maka sulit bagi kita untuk mengambil keputusan yang tepat dan benar. Mungkin inilah yang dialami keluarga Naomi ketika bencana kelaparan menimpa tanah airnya. Adakalanya Tuhan mengizinkan kita mengalami berbagai penderitaan yang tak dapat dihindarkan; supaya kita belajar melihat rencana Allah, dengan belajar bertahan dan tabah; sampai akhirnya kemenangan itu menjadi bagian kita. |
| (0.19903291836735) | (1Sam 23:1) |
(sh: Pahlawan Allah. (Senin, 02 Februari 1998)) Pahlawan Allah.Pahlawan Allah. Kecemburuan mengalahkan kebaikan. Keinginan Saul untuk terus membinasakan berkobar. Tetapi kasih Daud tak pernah pudar. Niat baik Daud untuk membantu menyelamatkan bangsanya, dilihat sebagai peluang emas untuk menjalankan niat busuknya. Itulah yang akan terjadi jika manusia kehilangan kontrol diri. Kesetiaan Daud berperang demi bangsa dan negaranya, tidak lagi masuk pertimbangan Saul. Apabila kejahatan sudah sedemikian kuat mempengaruhi jiwa seseorang, kesempatan berpikir logis-realistis tidak ada, apalagi berpikir untuk kemuliaan Allah. Renungkan: Jika Allah dipersilahkan menguasai seluruh eksistensi hidup kita, tak ada kesempatan roh jahat mempengaruhi kita. Doa: Kiranya hati kami diluapi kasih-Mu sehingga kebencian dan kejahatan tak beroleh tempat di dalamnya. |
| (0.19903291836735) | (1Sam 25:20) |
(sh: Yang bebal dan yang bijak. (Jumat, 06 Februari 1998)) Yang bebal dan yang bijak.Yang bebal dan yang bijak. Berjuang demi kebenaran. Pendekatan yang bijak oleh Abigail tidak saja telah menyelamatkan Daud dari dosa dan orang-orang yang tidak bersalah dari kematian, tetapi juga memberi kesempatan kepada keadilan Allah berlaku atas Nabal. Orang beriman diberi Tuhan kebijakan yang mengalahkan kejahatan dunia ini. Selain perlu berjuang demi menegakkan kebenaran, orang beriman pun perlu meminta hikmat Allah agar mampu menyatakan kasih dan menegakkan kebenaran di dalam kasih. Renungkan: Anda dipilih Tuhan bukan saja untuk enak sendiri, tetapi untuk membagi-bagikan kasih Tuhan itu kepada orang lain. |
| (0.19903291836735) | (2Sam 3:2) |
(sh: Keluarga dan kehidupan. (Selasa, 17 Februari 1998)) Keluarga dan kehidupan.Keluarga dan kehidupan. Memberlakukan yang diucapkan. Ucapan dalam keadaan marah seringkali hanyalah ancaman yang tidak dilaksanakan. Namun Abner benar-benar bertindak sesuai ucapannya. Ia tahu risiko dan tuntutan Raja Daud akan berat kepadanya tetapi sebagai pahlawan sejati, Abner tidak gentar menghadapinya. Perundingan antara panglima Abner dan Raja Daud berjalan dengan baik, karena kedua belah pihak sama-sama mempunyai prinsip untuk berdamai yang saling menguntungkan (ayat 12-21). Doa: Tuhan, mampukanlah kami untuk selalu memikirkan hal-hal yang terbaik. |
| (0.19903291836735) | (2Sam 22:1) |
(sh: Ketika diambang maut. (Jumat, 17 Juli 1998)) Ketika diambang maut.Ketika diambang maut. Semakin kenal semakin mantap. Semakin berat perjalanan, semakin bertubi-tubi penderitaan. Hal ini membuat Daud semakin yakin bahwa sesungguhnya hanya Tuhan yang membuatnya bertahan. "Tuhan adalah sandaran bagiku", begitulah ungkapan imannya. Bila Tuhan mengizinkan ada kerikil-kerikil tajam di perjalanan hidup kita, tak lain agar kita makin erat menyerahkan tangan kita dalam genggaman tangan Tuhan supaya langkah ini tidak tergelincir. Doa: Tolonglah kami terus memandang Engkau ditengah kekelaman hidup sekalipun |
| (0.19903291836735) | (1Taw 21:1) |
(sh: Dosa dan Anugerah Allah (Minggu, 17 Februari 2002)) Dosa dan Anugerah AllahDosa dan Anugerah Allah. Kembali kita terperangah oleh kisah kejatuhan Daud dalam dosa kejemawaan militer yang diresponi Allah dengan keajaiban anugerah-Nya yang menakjubkan. Mengetahui kekuatan demi kepentingan pengaturan strategi tidak salah, bahkan Allah sendiri pernah memerintahkan Israel zaman Musa untuk melakukan penghitungan tersebut. Menghitung kekuatan berdasarkan motif kebanggaan diri, itulah kesalahan Daud dalam peristiwa ini. Dengan tajam firman Allah menyatakan bahwa ide-ide yang segaris dengan kesombongan tidak berasal dari Allah tetapi dari Iblis. Karena itu kesalahan Daud besar sekali, terlebih karena sebelumnya Yoab telah memberikan teguran. Dosa selalu membawa dampak buruk, kali ini sedemikian banyak rakyat harus mati terkena penyakit sampar (ayat 14). Mengapa akibat buruk dari dosa pemimpin harus ditanggung oleh rakyat? Pertama, bagian ini memberi kita peringatan bahwa tidak ada seorang pun dapat hidup seolah hidupnya adalah urusannya sendiri. Kedua, dalam kepemimpinan zaman itu, kehilangan seorang pemimpin berakibat kehancuran seluruh bangsa. Sebab itu, Allah dalam anugerah-Nya memulihkan dan mempertahankan Daud demi kepentingan seluruh Israel juga. Tanpa mencari alasan, Daud segera mengakui dosanya di hadapan Allah. Ia juga memilih jenis hukuman berdasarkan prinsip "biarlah aku jatuh ke dalam tangan Tuhan," bukan karena ingin mencari enak sendiri. Sikap ini menunjukkan bahwa ia menerima tanggungjawab dari perbuatan dosanya. Allah tidak pernah berubah, juga di dalam anugerah-Nya yang di luar jangkauan pertimbangan manusia. Renungkan: Ketika kita beribadah menyembah Allah, kita memperbarui ingatan tentang kegagalan kita dan kemuliaan anugerah Allah yang mengubah kegagalan itu menjadi keberhasilan. |
| (0.19903291836735) | (Ayb 6:1) |
(sh: Jangan lari dari Tuhan (Minggu, 21 Juli 2002)) Jangan lari dari TuhanJangan lari dari Tuhan. Dewasa ini ada sebagian orang Kristen yang berpandangan bahwa Tuhan akan menganugerahkan kemakmuran dan kesehatan kepada setiap anak-Nya. Mereka beranggapan, orang Kristen tidak seharusnya mengalami kesusahan, apalagi kemiskinan. Kitab Ayub membantah keyakinan ini. Ayub bukan saja kehilangan hartanya dan menjadi miskin, ia pun menderita sakit yang membuat kulitnya dipenuhi oleh cacing (ayat 7:5). Sungguh suatu penderitaan yang teramat besar! Memang, Kitab Ayub penuh dengan kepedihan dan barang siapa membacanya dengan saksama, akan merasakan kepedihan yang dalam itu. Pasal 6 dan 7 merupakan salah satu bagian yang paling menyedihkan dari Kitab Ayub dan bahkan dari seluruh Alkitab. Dengarlah ungkapan-ungkapan Ayub, "Kiranya Allah berkenan meremukkan aku, kiranya Ia melepaskan tangan-Nya dan menghabisi nyawaku!" (ayat 6:9,10; 7:16,20). Dalam menghadapi penderitaan, kita bisa memilih untuk melakukan kedua hal ini. Pertama, mendekatkan diri kepada Tuhan, atau, kedua, menjauhkan diri dari-Nya. Mendekatkan diri kepada-Nya tidaklah berarti bahwa kita sudah dapat menerima semua penderitaan ini. Mendekatkan diri kepada Tuhan berarti kita membawa semua kepedihan, kebingungan, dan kekecewaan ini kepada-Nya. Dalam ketidakmengertian tentang penderitaan yang dialaminya, Ayub tidak lari dari Tuhan, justru sebaliknya, ia mendekatkan dirinya kepada Tuhan. Renungkan: Apakah reaksi kita dalam menghadapi penderitaan? Apakah kita lari dari-Nya ataukah kita lari kepada-Nya? Larilah kepada-Nya karena hanya Dialah yang mengerti keberadaan kita dan yang memedulikan kita. |
| (0.19903291836735) | (Ayb 23:1) |
(sh: Jangan lari dari Tuhan (Minggu, 4 Agustus 2002)) Jangan lari dari TuhanJangan lari dari Tuhan. Dewasa ini ada sebagian orang Kristen yang berpandangan bahwa Tuhan akan menganugerahkan kemakmuran dan kesehatan kepada setiap anak-Nya. Mereka beranggapan, orang Kristen tidak seharusnya mengalami kesusahan, apalagi kemiskinan. Kitab Ayub membantah keyakinan ini. Ayub bukan saja kehilangan hartanya dan menjadi miskin, ia pun menderita sakit yang membuat kulitnya dipenuhi oleh cacing (ayat 7:5). Sungguh suatu penderitaan yang teramat besar! Memang, Kitab Ayub penuh dengan kepedihan dan barang siapa membacanya dengan saksama, akan merasakan kepedihan yang dalam itu. Pasal 6 dan 7 merupakan salah satu bagian yang paling menyedihkan dari Kitab Ayub dan bahkan dari seluruh Alkitab. Dengarlah ungkapan-ungkapan Ayub, "Kiranya Allah berkenan meremukkan aku, kiranya Ia melepaskan tangan-Nya dan menghabisi nyawaku!" (ayat 6:9,10; 7:16,20). Dalam menghadapi penderitaan, kita bisa memilih untuk melakukan kedua hal ini. Pertama, mendekatkan diri kepada Tuhan, atau, kedua, menjauhkan diri dari-Nya. Mendekatkan diri kepada-Nya tidaklah berarti bahwa kita sudah dapat menerima semua penderitaan ini. Mendekatkan diri kepada Tuhan berarti kita membawa semua kepedihan, kebingungan, dan kekecewaan ini kepada-Nya. Dalam ketidakmengertian tentang penderitaan yang dialaminya, Ayub tidak lari dari Tuhan, justru sebaliknya, ia mendekatkan dirinya kepada Tuhan. Renungkan: Apakah reaksi kita dalam menghadapi penderitaan? Apakah kita lari dari-Nya ataukah kita lari kepada-Nya? Larilah kepada-Nya karena hanya Dialah yang mengerti keberadaan kita dan yang memedulikan kita. |
| (0.19903291836735) | (Mzm 73:21) |
(sh: Bersama Tuhan dalam pergumulan. (Sabtu, 08 Agustus 1998)) Bersama Tuhan dalam pergumulan.Bersama Tuhan dalam pergumulan. Iman yang dewasa. Di dalam Tuhan, Asaf bukan saja beroleh kehangatan pelukan Tuhan, tetapi juga pengenalannya akan Tuhan menjadi makin jelas dan dewasa. "Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya" (ayat 26). Iman yang dewasa, iman yang telah dimurnikan, adalah iman yang tidak lagi dikaitkan pada kondisi lahiriah dan berkat-berkat material. Iman itu bersandar penuh pada Allah saja dan menjadikan seluruh hidup baik yang sedang dilalui kini maupun tujuan kekal kelak sepenuhnya dari Tuhan, oleh Tuhan, untuk Tuhan saja. Doa: Dalam kepahitan dan kekecewaan, Engkaulah perlindunganku. |
| (0.19903291836735) | (Mzm 102:1) |
(sh: Doa seorang sengsara (Rabu, 24 Maret 1999)) Doa seorang sengsaraDoa seorang sengsara. Seseorang yang sedang mengalami kesengsaraan dan penderitaan yang teramat sangat, akan kehilangan nafsu makan, tiada semangat, lemah lesu, sulit tidur, hatinya terpukul dan layu, dst. Di saat yang seperti itu, siapakah yang mampu menolong dan memulihkannya? Pemazmur datang pada jawaban yang tepat, yakni Tuhan, satu-satunya jawaban yang pasti. Ia mencurahkan pengaduannya kepada Tuhan, yang berkuasa menolong dan memulihkan. Ia berteriak, meminta agar Tuhan mendengar doanya dan segera menjawabnya. Bagaimana dengan Anda? Ketika mengalami penderitaan, kepada siapakah Anda berteriak minta tolong dan mencurahkan pengaduan? Jangan menolak pertolongan. Melepaskan diri dari penderitaan dengan melakukan seperti yang telah dilakukan pemazmur, tidak mudah. Sering kita membandingkan kadar penderitaan kita dengan orang lain. Sebenarnya, apa pun bentuk penderitaan yang kita alami, tidak dapat dibanding-bandingkan. Hal ini hanya akan membuat kita semakin tertekan dan tidak dapat berpikir jernih. Tidak ada cara lain yang dapat membebaskan dari tekanan dan penderitaan, selain mengikuti langkah pemazmur. Allahlah yang memiliki berbagai cara untuk membebaskan kita dari tekanan dan penderitaan. Bukalah diri terhadap dukungan dan pertolongan Allah, melalui siapa pun dan bentuk apa pun! |
| (0.19903291836735) | (Mzm 119:113) |
(sh: Taurat Tuhan adalah perisai (Minggu, 2 Juni 2002)) Taurat Tuhan adalah perisaiTaurat Tuhan adalah perisai. Pengalaman hidup pemazmur menunjukkan bahwa Taurat adalah perisai yang telah membela dan mempertahankan kesetiaannya kepada Tuhan dan janji-Nya (ayat 116). Ia juga menyadari bahwa usahanya untuk setia dan taat terhadap Taurat Tuhan bukanlah jalan untuk memperoleh keselamatan (ayat 117), "Sokonglah aku, supaya aku selamat." Bahkan ketika pemeras-pemeras menindas pemazmur (ayat 121,122), ia mengatakan, "Mataku sangat merindukan keselamatan ... dari pada-Mu dan ... " (ayat 123,124). Dengan demikian, walaupun pemazmur sudah sekuat tenaga berusaha setia dan menjalankan Taurat Tuhan, ia tetap sadar bahwa jaminan keselamatan itu ada pada Allah (ayat 122). Keselamatan yang dimaksudkan di sini juga berarti selamat dari godaan untuk berbuat jahat; selamat dalam menjalankan firman Tuhan agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan jahat. Hal ini tampak dari kata-kata pemazmur, "menjauhlah dariku, hai penjahat-penjahat; aku hendak memegang perintah-perintah Allahku "(ayat 115). Beberapa ayat dari pemazmur ini menggambarkan bahwa ia berada dalam keadaan tertindas. Tertindas bukan secara materiil, tetapi moril. Ia digoda untuk meninggalkan Taurat dan Allah. Saat itu, masa pembuangan, adalah masa pencobaan berat bagi mereka yang setia kepada Allah dan Taurat-Nya. Mereka dipaksa untuk hidup menurut kepercayaan bangsa Babel yang politeistis. Banyak orang percaya yang merasa kehilangan kesempatan untuk meraih keuntungan dari jalan-jalan yang jahat. Renungkan: Pernahkah Anda berdoa, "Ya Tuhan lepaskan aku dari godaan yang menggiurkan ini," ketika berhadapan dengan godaan yang jahat, tetapi menawarkan kesukaan dunia? |
| (0.19903291836735) | (Ams 5:1) |
(sh: Seks, uang, dan kuasa potensi dosa (Minggu, 23 November 2003)) Seks, uang, dan kuasa potensi dosaSeks, uang, dan kuasa potensi dosa. Seks, uang, dan kuasa itu bukanlah dosa tetapi ketiganya memiliki kesanggupan atau potensi yang luar biasa untuk mengobarkan nafsu dalam diri manusia. Inilah yang menjerumuskan kita ke dalam perangkap dosa. Bak singa jantan, nafsu adalah kekuatan yang bersemayam dalam diri kita; seks, uang, dan kekuasaan adalah tongkat-tongkat yang mampu membangunkan dan membuatnya mengamuk tanpa batas.Amsal 5 adalah peringatan bagi kita yang tengah tergoda untuk berzinah atau telah jatuh ke dalam dosa zinah. Perhatikan julukan yang Alkitab kenakan pada perzinahan: kematian (ayat 5), kekejaman (ayat 9), penyesalan (ayat 11-14), perangkap (ayat 22), dan kebodohan (ayat 23). Betapa berbedanya realitas dengan fantasi! Selingkuh bukan sembarang selingan; selingkuh adalah selingan yang membelokkan hidup kita ke jurang maut!Firman Tuhan memberikan dua antidot untuk melawan ajakan berzinah: pertama, nikmatilah pasangan sendiri (ayat 15-19). Jangan biarkan pikiran kita menerawang jauh ke rumah orang lain. Fokuskan pandangan kita hanya pada pasangan sendiri. Kembangkanlah relasi nikah kita sehingga kita terpuaskan olehnya. Kedua, sadarlah bahwa Tuhan mengawasi perbuatan kita. Tidak ada satu perbuatan pun yang luput dari tatapan-Nya (ayat 21). Jangan mengelabui diri dan berkata bahwa Tuhan tidak melihat. Ia melihat dan akan membuat perhitungan. Renungkan: Ibarat obat bius, perzinahan mematikan indera, membuat kita kehilangan kesadaran akan Tuhan dan orang yang mengasihi kita. |
| (0.19903291836735) | (Yes 28:14) |
(sh: Kesalahan turun-temurun. (Jumat, 20 November 1998)) Kesalahan turun-temurun.Kesalahan turun-temurun. Harapan dalam Perjanjian Baru. Keluarga Kristen yang telah berpuluh tahun menjadi Kristen dapat saja kehilangan makna memperTuhankan Kristus, karena terjerumus dalam tradisi. Semangat cinta Tuhan dapat menjadi pudar jika Kristen tidak memperbarui ikatan perjanjian kasih dengan Tuhan terus-menerus. Perjanjian baru di dalam Kristus memiliki makna berbeda dari perjanjian lama. Kristus memberikan kita harapan baru dan jaminan baru yang tidak didasarkan pada sifat perjanjian melalui keturunan melainkan perjanjian dalam keadilan Tuhan (ayat 17). Sifat adil Tuhan tercermin dalam tindakan-Nya yang rela mengorbankan putra-Nya |
| (0.19903291836735) | (Dan 11:10) |
(sh: Penyebab peperangan (Jumat, 2 Juli 1999)) Penyebab peperanganPenyebab peperangan. Penglihatan Daniel ini sungguh sangat menyedihkan dan memprihatinkan. Diungkapkan bahwa peperangan demi peperangan akan terjadi dari generasi ke generasi secara beruntun yang mengakibatkan penderitaan. Peperangan adalah merupakan akibat dari nafsu manusia yang ingin menguasai materi, wilayah, dan kekuasaan. Nafsu serakah yang menguasai manusia menyebabkan manusia lepas kendali dan berambisi memenuhi hasrat diri. Sesungguhnya manusia dapat belajar dari pengalaman pahit akibat peperangan yang pernah terjadi, namun seringkali peperangan terulang kembali karena ambisi pribadi atau kelompok tertentu. Hal ini menggambarkan bahwa sejarah mengulang dirinya sendiri. Akibat peperangan. Peperangan menguakkan penderitaan ke permukaan dan dirasakan oleh banyak orang. Peperangan mengakibatkan penderitaan total: kelumpuhan bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dlsb. Banyak orang akan kehilangan suami, istri, bapak, ibu, anak, atau sahabatnya. Namun tak dapat dielakkan bahwa kini peperangan antar bangsa atau di dalam suatu bangsa telah menjadi berita hangat setiap hari, baik di koran atau siaran berita TV. Renungkan: Segala perbuatan yang dilandasi nafsu akan selalu berakibat bencana dan penderitaan. |



pada halaman