| (0.28064640909091) | (Bil 5:11) |
(sh: Kesetian dan kepercayaan yang teruji (Jumat, 13 Agustus 1999)) Kesetian dan kepercayaan yang terujiKesetian dan kepercayaan yang teruji. Kasih antara suami isteri dalam sebuah pernikahan dirasakan kurang lengkap apabila tidak disertai sikap saling setia dan saling percaya. Perselingkuhan adalah salah satu wujud ketidaksetiaan yang lahir dari kasih yang tidak benar. Hasil dari kasih yang tidak benar dan ketidaksetiaan ini adalah ketidakpercayaan. Bagian firman Tuhan ini memberikan contoh tentang murka Allah atas isteri yang tidak setia, hal ini tentu saja tidak berarti bahwa suami akan luput dari murka Allah apabila mereka melakukan perselingkuhan. Bagaimana supaya kita memiliki kesetiaan dan kepercayaan yang teruji? Hidup setia di hadapan Allah. Pencobaan untuk berselingkuh tak dapat dihindari dari kehidupan suami isteri. Namun, tidak berarti bahwa kita harus menyerahkan diri pada pencobaan itu. Alasan Yusuf untuk tidak jatuh ke dalam pencobaan dari isteri Potifar adalah karena ia takut melakukan perbuatan dosa kepada Allah. Yusuf menyadari bahwa ia hidup di hadapan Allah dan untuk Allah, bukan di hadapan Potifar dan untuk Potifar. Kunci keberhasilan Yusuf keluar dari cobaan adalah tetap mempertahankan kesetiaan pada Allah yang hidup. Doa: Tuhan Yesus, tolonglah aku untuk hidup benar di hadapan-Mu dan hidup bagi-Mu; supaya aku tidak membiarkan pencobaan menghancurkan hidupku. |
| (0.28064640909091) | (Bil 33:1) |
(sh: Melihat ke belakang, itu perlu! (Rabu, 24 November 1999)) Melihat ke belakang, itu perlu!Melihat ke belakang, itu perlu! Allah sudah membawa Israel dari Mesir sampai ke perbatasan tanah perjanjian. Meskipun diwarnai dengan kegagalan di pihak Israel, kekurangan air dan makanan, bahaya yang ditimbulkan oleh musuh; Allah tetap setia. Melihat ke belakang membuat kita dimampukan untuk belajar. Melihat ke belakang berarti ada keberanian untuk melihat kegagalan-kegagalan, kekurangan, dan kesalahan kita. Namun yang lebih penting dari itu semua adalah bahwa dengan melihat ke belakang, kita dimampukan untuk melihat juga karya besar Allah yang sudah membawa dan memimpin kita melalui saat-saat itu hingga sekarang. Melihat ke belakang, melompat ke depan. Sebenarnya perjalanan yang harus ditempuh secara normal oleh bangsa Israel menuju tanah perjanjian tidak sampai memakan waktu 40 tahun. Bila kita melihat kembali hal-hal yang terjadi selama masa perjalanan tersebut; maka dapat disimpulkan bahwa Allah menghukum umat karena kebebalan dan ketidakpercayaan umat kepada Allah. Namun dengan melihat ulang dan memahami semua yang telah Allah lakukan bagi umat Israel, kita seharusnya menyadari dan mengakui kesetiaan Allah. Renungkan: Kesetiaan Allah di masa lampau menguatkan kita untuk menatap masa depan yang penuh tantangan dan pergumulan. |
| (0.28064640909091) | (Hak 2:17) |
(sh: Mengabaikan kepedulian Tuhan. (Jumat, 3 Oktober 1997)) Mengabaikan kepedulian Tuhan.Mengabaikan kepedulian Tuhan. Ketegasan Allah. Dalam murka-Nya, Tuhan memutuskan untuk tidak menghalau musuh-musuh Israel. Kehadiran bangsa-bangsa itu di sekitar Israel akan memperlihatkan bagaimana sikap Israel selanjutnya. Apakah mereka akan kompromi menyembah allah lain atau mendengarkan Tuhan. Tuhan yang Maha Kudus menuntut mereka bersikap tegas dalam kesetiaan mereka kepada Allah. Ketegasan mencerminkan keyakinan iman dan kesetiaan yang kuat. Tanpa ketegasan tentang "Siapa" yang disembah dan diimani, nyata bahwa orang itu tidak beriman. Renungkan: Iman yang hidup tidak melahirkan sikap dan pendirian yang plin-plan. Doakan: Bagi mereka yang ragu. |
| (0.28064640909091) | (1Sam 19:1) |
(sh: Kesetiaan dan dendam. (Rabu, 28 Januari 1998)) Kesetiaan dan dendam.Kesetiaan dan dendam. Berjalan bersama Tuhan. Dilihat dari pertimbangan sehat, sangat sulit bagi Daud untuk melepaskan diri dari kejaran tentara Saul. Tetapi ternyata Daud mampu membebaskan diri secara ajaib. Tuhan memiliki banyak cara, termasuk cara yang dianggap manusia tidak mungkin terjadi. Allah menyelamatkan Daud dari rencana keji Saul. Pengalaman Daud ini mengajarkan kita untuk tidak perlu ragu menempuh hidup sekalipun tampaknya penuh kesulitan dan tantangan. Pertanyaannya bukanlah apa yang saya alami, tetapi berjalan bersama Tuhankah saya? Renungkan: Waspadalah! Jikalau dendam menguasai pikiran kita, tidak ada lagi tempat bagi kemuliaan Allah. |
| (0.28064640909091) | (Mzm 52:1) |
(sh: Percaya akan kasih setia Allah (Minggu, 6 Juni 2004)) Percaya akan kasih setia AllahPercaya akan kasih setia Allah. Seorang pemuda berkata bahwa ia sudah enam tahun mengikut Tuhan tetapi belum pernah melihat pertolongan Tuhan dalam hidupnya. Sebaliknya ada orang yang dilihatnya tidak mengikut Tuhan tetapi selalu berhasil dalam berbagai hal. Timbul pertanyaan dalam hatinya. Di manakah kesetiaan Allah? Bukankah Ia berjanji akan memberkati umat-Nya, melindunginya dan membuat hidupnya berhasil? Mazmur ini menggambarkan kehidupan orang yang dikasihi Allah tetapi menderita bahkan hendak dibunuh oleh karena mengatakan kebenaran. Kitab 1 Samuel 22 menceritakan bagaimana atas perintah raja Saul dalam satu hari ada delapan puluh lima orang imam mati dibunuh. Saul menyuruh Doeg, seorang kafir untuk mengeksekusi orang-orang yang dikasihi Allah itu. Ternyata Saul lebih mencintai kejahatan dan dusta (ayat 5), bahkan bermegah atas kejahatan yang dilakukannya (ayat 3). Akan tetapi pemazmur yakin bahwa Allah sendiri akan menghukum orang berdosa. Mereka tidak akan tinggal di rumahnya (ayat 7). Sementara ia sendiri akan tetap berada di dalam rumah Allah, dan percaya akan kasih setia Allah untuk seterusnya dan selamanya (ayat 10). Demikian kita lihat bahwa di akhir hidupnya, Saul jatuh oleh pedang. Sebaliknya Daud naik takhta dan tetap kokoh sebagai bukti kasih setia Allah terhadap janji dan perjanjian-Nya. Renungkan: Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habis rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu (Rat. 3:22-23). |
| (0.28064640909091) | (Mzm 117:1) |
(sh: Komunitas Ilahi (Rabu, 18 Agustus 1999)) Komunitas IlahiKomunitas Ilahi. Puncak sejarah akan tercapai ketika komunitas Ilahi seperti yang digambarkan di Why. 5:9 terwujud. Mazmur ini juga menyatakan komunitas tadi. Segala bangsa dan suku bangsa akan bersatu dengan umat pilihan Tuhan dan menjadi bagian dari Kerajaan Sorgawi (117:1, 118:1-4), yang dimulai dengan kedatangan Yesus yang pertama. Mereka memuji dengan pujian yang sama, alasan yang sama dan memuji Allah yang sama (117:1, 118:1). Pernyataan ini bukan berarti mendukung paham pluralisme ataupun universalisme; karena semua ini didasarkan atas kesetiaan dan kasih Allah yang hebat dan yang tidak mendatangkan murka-Nya pada dosa manusia dan kelemahan manusia berdosa. Sebaliknya, Allah mengaruniakan Putra tunggal-Nya. Injil yang mengubah Kristen. Dampak pembebasan Israel dari Mesir tidak saja menghasilkan suatu bangsa yang memiliki sikap hidup dan cara pandang, tetapi juga bangsa yang mampu menerapkan kehidupannya sejalan dengan kasih dan kesetiaan Allah. Kristen yang sudah menerima pembebasan dari kuasa dosa haruslah menghasilkan hal yang sama. Itulah sebabnya Kristen di Indonesia tidak perlu gentar dengan tekanan-tekanan, karena ketidaksukaan dan usaha yang mendatangkan malapetaka. Kita mempunyai Allah yang sudah memberikan Kristus Anak-Nya yang Tunggal. |
| (0.28064640909091) | (Yes 48:1) |
(sh: Tegar tengkuk (Selasa, 16 Februari 1999)) Tegar tengkukTegar tengkuk. Seperti seorang anak kecil yang ingin mengatur hidupnya sendiri, padahal tidak memiliki kemampuan. Sifat inilah yang dimiliki Israel, umat pilihan Allah. Ketegartengkukan telah menyelubungi mata hati mereka untuk menguak tabir kasih dan kesetiaan Allah; bahkan sifat kepala batu telah membuat mereka menolak Allah dan berpaling kepada berhala (5). Allah kenal benar sifat Israel ini, namun Ia tetap mengasihani mereka sehingga tidak melenyapkan mereka (9). Betapa besar kasih dan kesetiaan Allah kepada umat pilihan-Nya. Memurnikan dalam dapur kesengsaraan. Apakah Allah yang penuh kasih akan membiarkan umat-Nya tenggelam dalam dosa pemberontakan? Allah tidak kompromi dengan dosa Israel yang telah menajiskan nama-Nya. Karena nama-Nya, kehendak-Nya, dan diri-Nya sendiri, Allah akan memurnikan umat-Nya dalam dapur kesengsaraan, bukan supaya umat menderita, tetapi agar umat menyadari kasih dan kekudusan Allah. Melalui ujian kesengsaraan inilah Allah akan kembali memurnikan kasih umat dan memberi masa depan yang baru. Renungkan: Kehancuran hati Allah yang mengasihi umat-Nya terwujud dalam tindakan pemurnian bagi yang tegar tengkuk, keras kepala, dan berkepala batu. |
| (0.28064640909091) | (Yoh 7:53) |
(sh: Adakah orang yang tidak berdosa? (Senin, 18 Januari 1999)) Adakah orang yang tidak berdosa?Adakah orang yang tidak berdosa? Usaha orang Farisi untuk mencelakakan Tuhan Yesus terus dilakukan tanpa henti. Bahkan demi menjerat Dia, mereka melakukan tindakan yang sangat memalukan, dengan maksud menguji-Nya, dan tanpa belas kasihan (8:3), menyeret perempuan yang tertangkap basah berzinah (dan membiarkan yang laki-laki pergi!) ke hadapan-Nya. Mata hati mereka yang buta hanya melihat satu hal: menghukum orang berdosa. Pedih hati Tuhan Yesus menyaksikannya. Dia yang Suci, terdiam! Sementara mereka, ahli Kitab Suci, menyangka diri tidak bernoda, terus menantikan tindakan Yesus (8:7). Akhirnya, Tuhan Yesus menantang mereka: "Siapa tidak berdosa, yang pertama menghukum!" Sunyi. Seorang demi seorang pergi. Adakah yang tidak berdosa? Tidak ada yang suci selain Dia! Hanya Dia satu-satunya yang suci, yang hati-Nya penuh cinta dan pengampunan. Dengan kasih yang kudus, Dia berkata: "Pergilah dan janganlah berbuat dosa lagi." Sepanjang abad dan masa, Dia tetap penuh kasih, pengampunan dan kekudusan. Ketika kita terjatuh, tersesat dalam dosa, dan tidak setia, Dia tetap setia (2Tim. 2:13). Kesetiaan-Nya telah mendahului kesetiaan umat. Doa: Tuhan, apabila menyadari keberadaan kami di hadapan-Mu yang suci, tak ada kata lain yang terucapkan selain puji syukur kepada-Mu. |
| (0.28064640909091) | (Kis 4:23) |
(sh: Keputusan Tuhan dan kesetiaan untuk bertekun (Senin, 16 Juni 2003)) Keputusan Tuhan dan kesetiaan untuk bertekunKeputusan Tuhan dan kesetiaan untuk bertekun. Para murid Tuhan menghadapi dilema besar: memberitakan Injil dan merisikokan diri untuk ditangkap atau tidak memberitakan Injil dan hidup aman. John Bunyan pernah menghadapi dilema yang serupa dan ia memilih untuk memberitakan Injil walau ia harus dipenjarakan tiga kali selama bertahun-tahun. Pendeta Wang Ming Tao juga merisikokan hidupnya tatkala komunisme menguasai Tiongkok. "Setia sampai mati" adalah tema sentral kristiani. Kita masih ingat pengalaman Sadrakh, Mesakh, dan Abednego yang dengan berani menolak menyembah patung yang didirikan Nebukadnezar. Itu pulalah yang dilakukan oleh Petrus, Yohanes, serta murid Tuhan yang lainnya. Mereka tidak berhenti memberitakan Injil meski maut membayangi mereka. Melalui sikap dan keputusan para tokoh iman dan para murid untuk terus memberitakan Injil meskipun berisiko kehilangan nyawa, kita belajar tentang dua hal penting. Pertama, mereka yakin bahwa yang mereka lakukan adalah hal yang sudah ditentukan Allah. Sehingga yang mereka perjuangkan adalah bagaimana agar hidup dan pekerjaan mereka menjadi pujian bagi Allah. Kedua, mereka mengandalkan kekuatan Allah melalui doa. Dalam doa keyakinan mereka diteguhkan, iman mereka dikuatkan untuk tekun bersaksi. Ketiga, yakin bahwa orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi, dan bermalam dalam naungan-Nya akan memperoleh kepastian dan ketenangan (bdk. Mzm. 91). Memang tidak selalu anak Tuhan memiliki keberanian untuk bersaksi karena mungkin kita akan kehilangan banyak kesempatan bagi masa depan kita. Tetapi apakah sikap seperti itu yang sudah Allah tentukan untuk kita lakukan? Renungkan: Manusia dapat dipenjarakan tetapi berita Injil tidak bisa dipenjarakan. |
| (0.25779018181818) | (1Raj 4:21) |
(sh: Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan...? (Selasa, 1 Februari 2000)) Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan...?Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan...? Apa yang paling Anda inginkan dari Anda untuk diingat orang lain, setelah Anda meninggal nanti? Mungkin akan muncul berbagai jawaban: kebaikan, kesalehan, kepandaian ataupun kekayaan. Setelah Salomo meninggal, yang paling diingat oleh manusia sepanjang zaman adalah kebesarannya, kekayaannya, kepandaiannya, istri dan gundik yang banyak. Wilayah kekuasaan Salomo begitu besar, mulai dari sungai Efrat sampai negeri orang Filistin dan sampai tapal batas Mesir. Tidak hanya itu, bangsa-bangsa lain pun memberi upeti kepada Salomo seumur hidupnya. Karena begitu besar kerajaannya, Salomo mempekerjakan banyak staf, ini berarti ia memerlukan jumlah makanan yang besar setiap harinya. Kedamaian mewarnai seluruh kerajaannya seumur hidupnya. Ia pun memiliki kuda yang begitu banyak dengan makanan yang terjamin. Bahkan kepandaian Salomo melebihi siapa pun dari bangsa-bangsa lain dan ia pun menguasai ilmu pengetahuan (ayat 32-34). Secara singkat kebesaran Salomo dalam hal-hal di atas jauh melebihi Daud ayahnya. Namun sepanjang sejarah raja-raja Israel yang selalu menjadi tolok ukur di hadapan Allah adalah Daud. Allah tidak pernah menggunakan kebesaran yang dimiliki oleh Salomo sebagai tolok ukur bagi raja-raja selanjutnya. Tolok ukur yang Allah gunakan adalah kesetiaan dan ketaatan raja-raja Israel kepada perintah Allah. Daud sudah membuktikan kesetiaan dan ketaatannya kepada Allah Israel dan tidak pernah menyimpang daripada-Nya. Sebaliknya, Salomo di dalam kebesarannya telah menjauh dari apa yang digariskan Tuhan. Misalnya, seorang raja tidak boleh mempunyai banyak kuda (Ul. 17:16), tetapi Salomo melanggarnya; seorang raja harus menyuruh menulis salinan hukum-hukum Allah dan membacanya siang malam, tetapi Salomo tidak melakukannya. Artinya kebesaran dan kejayaan Salomo tidak mengandung nilai-nilai kekal dan illahi yang sesuai dengan tolok ukur Allah. Itulah sebabnya ia terkenal untuk hal yang lain. Renungkan: Manakah yang ingin kita pilih, seperti Salomo dengan segala kebesarannya atau seperti Daud yang terkenal karena kesetiaan dan ketaatannya kepada Allah. Ataukah Anda ingin seperti kedua-duanya? |
| (0.25779018181818) | (Mzm 89:1) |
(sh: Kasih setia Allah (Kamis, 8 November 2001)) Kasih setia AllahKasih setia Allah. Kita semua ingin memiliki pemerintahan yang bersih. Keadilan, kebenaran, kerukunan, keamanan, dan kesejahteraan merupakan nilai-nilai umum yang didambakan oleh warga masyarakat. Sayang sekali, dalam dunia ini tidak ada satu bangsa dan negara pun yang sempurna. Mungkinkah kehidupan yang ideal terwujud? Mazmur 89:1-19 menunjukkan adanya kemungkinan terwujudnya idealisme dalam sebuah bangsa dan negara, yakni terletak pada kasih setia Tuhan. Pemazmur memulai nyanyiannya dengan suatu tekad yang indah, yaitu bersyukur atas kesetiaan Allah, bahkan ingin menceritakan-nya dari generasi ke generasi (ayat 2). Ia tahu bahwa Allah yang memimpin bangsa-Nya telah menetapkan rencana-Nya di surga (ayat 3) untuk memberkati takhta Daud seterusnya (ayat 4-5). Kasih setia Tuhan begitu luar biasa, sehing-ga makhluk-makhluk surgawi pun kagum akan keagungan-Nya (ayat 6-9). Dalam pengertian aslinya, istilah "kasih setia" biasanya dipakai dalam sebuah hubungan perjanjian antara 2 pihak. Ketaatan manusia akan menghasilkan berkat, sedangkan ketidaktaatan membawa hukuman. Maka memang ada unsur kesetiaan di dalam istilah "kasih setia". Namun demikian, kesetiaan bukan satu- satunya unsur di sana. Yang lebih penting adalah "kasih". Allah memberikan kasih setia-Nya bukan melulu karena syarat yang telah dipenuhi manusia, tapi terutama karena pemberian- Nya berdasarkan anugerah semata. Ia menegakkan takhta Daud karena kasih-Nya yang cuma-cuma, dan inilah yang membuat langit kagum. Allah yang memberikan kasih setia-Nya menjalankan kuasa pemerintahan di atas takhta Daud dengan tongkat keperkasaan- Nya yang mulia (ayat 10-17). Mereka yang berbagian dalam anugerah ini disebut ber-bahagia. Allah sendiri yang melindungi kerajaan yang dikasihi-Nya dan raja yang diurapi- Nya untuk menjadi wakil-Nya di dunia (ayat 18-19). Renungkan: Segala kekuasaan dan nilai yang mulia hanya mungkin terwujud bila kasih setia Allah menopangnya. Marilah kita ber-syukur kepada-Nya dan mewujudkan nilai-nilai kerajaan-Nya di dunia. Doakan juga agar pemerintah kita selalu sadar akan sumber kekuasaan mereka, sehingga mereka bisa menjalankan roda pemerintahan berlandaskan takut akan Tuhan. |
| (0.25779018181818) | (Hos 8:1) |
(sh: Lain di mulut lain di hati (Rabu, 10 November 2004)) Lain di mulut lain di hatiLain di mulut lain di hati. Pernah melihat gambar pria dan wanita yang berangkulan, sementara itu seorang wanita lain duduk di samping pria itu? Ternyata dengan tangan yang satu lagi (lewat belakang tentunya), jari pria itu menggenggam jemari wanita lain itu. Inilah yang dilakukan Israel terhadap Tuhannya. Bagaikan sepasang kekasih, Israel mengeluarkan kata-kata, "Aku mengasihi Engkau." Akan tetapi, pada saat yang sama Israel berselingkuh dengan ilah lain (ayat 4) dan melakukan berbagai tindak kejahatan (ayat 3). Israel mengabaikan pengajaran dan perintah Tuhan (ayat 1, 12) dengan cara berbuat semau mereka sendiri (ayat 4-6). Mereka juga menodai hubungan dengan Tuhan secara memalukan dan menjijikkan. Itu sebabnya, Tuhan menolak dan merendahkan ibadah mereka (ayat 11a, 13). Ibadah lahiriah itu hanya menambah panjang daftar dosa mereka (ayat 11b) sebab tidak disertai ketaatan (ayat 12). Maka menurut Tuhan, apa yang mereka lakukan adalah ibarat mereka sedang menabur angin, sehingga mereka akan menuai puting beliung. Artinya, karena Israel sedang menabur dosa maka mereka akan menuai kehancuran dan penghukuman-Nya (ayat 7). Kehancuran Israel akan menjadi kenyataan ketika Raja Asyur menghancurkan mereka tahun 722-723 sM (ayat 2Raj. 17:7-23). Asyur dan Mesir adalah dua negara adi kuasa yang silih berganti menjadi andalan Israel. Namun, yang terjadi, justru Israellah yang dihancurkan oleh Asyur. Tuhan adalah kekasih Israel yang menuntut kesetiaan mereka, dan akan menghakimi Israel bila Israel "berselingkuh" dengan ilah lain. Demikian juga, hari ini Tuhan meminta kita memelihara komitmen kesetiaan total kepada Tuhan Yesus Kristus. Ia telah lebih dulu mengasihi dan berkorban demi pengampunan kita. Tunjukkan kesetiaan kita ini melalui perbuatan. Buktikan komitmen itu dengan hidup yang bersih, jujur, dan adil. Tekadku: Aku harus menyatakan kesetiaanku dengan tidak mengantikan kedudukan Tuhan di hati. Aku akan menjauhi andalan-andalan selain Tuhan. Singkirkan bukan saja dosa-dosa kasar dan besar, tetapi juga dosa-dosa terselubung yaitu kerohanian semu, kemunafikan, ketergantungan pada diri sendiri. |
| (0.24805871590909) | (Ul 19:21) |
(ende) Hak untuk melandjutkan pembalasan atas dasar kesalahan merupakan hal jang sangat biasa didalam masjarakat timur kuno. Hukuman jang lebih ringan daripada kesalahan jang dilakukan tidak tjukup efektif untuk menghalang-halangi orang melakukan kekerasan terhadap musuhnja. Dilain pihak harus didjaga djangan sampai orang jang membuat kerugian bagi orang lain: mendjadi kurban dari pembalasan jang tidak setimpal. Aturan itu menundjukkan suatu moralitas: jang masih harus dibina dengan hukum dan hukuman. Akan tetapi hukum Deut. mengandaikan bahwa kebanjakan diantara umat mempunjai kesetiaan batin kepada Allah. Itu tidak berarti: bahwa hukuman tidak lagi perlu bagi pelanggaran-pelanggarannja: tetapi bahwa itu diatur menurut hukum dan bukan dibiarkan sekehendak hatinja sadja. Dalam Perdjandjian Baru persesuaian batin dengan hukum sebagai Kehendak Penjelamatan Allah akan disempurnakan oleh Jesus dengan mentjurahkan Roh Kudus didalam diri manusia jang beriman. Dengan demikian bukan hukuman sendiri jang dibatalkan: melainkan segala matjam bentuk balas dendam kepada musuh. (Mat 5:38-41). |
| (0.24805871590909) | (Im 21:7) |
(full: JANGANLAH ... MENGAMBIL SEORANG PEREMPUAN SUNDAL.
) Nas : Im 21:7 Imam dilarang menikah dengan wanita yang tunasusila atau bahkan yang telah diceraikan oleh suaminya. Mereka hanya boleh menikah dengan perawan atau janda para imam yang lain (bd. ayat Im 21:13-15; Yeh 44:22). Melalui hukum ini Allah menyatakan bahwa para pemimpin rohani-Nya diharapkan menjadi teladan dari norma-norma tertinggi Allah bagi pernikahan dan keluarga. Di dalam PB Allah menuntut agar laki-laki harus merupakan contoh kesetiaan kepada istri dan keluarganya supaya dapat dipilih untuk jabatan penilik jemaat (lihat art. SYARAT-SYARAT MORAL PENILIK JEMAAT). |
| (0.24805871590909) | (Bil 14:11) |
(full: TIDAK MAU PERCAYA KEPADA-KU.
) Nas : Bil 14:11 Inti pemberontakan Israel ialah ketidakpercayaan yang tumbuh dari kegagalan mereka untuk mengingat kesetiaan Allah pada waktu lalu, mempercayainya sebagai Tuhan dan mempercayai firman-Nya. Menurut cara berpikir mereka, mereka tidak bisa lagi bersandar kepada Tuhan dalam segala keadaan.
|
| (0.24805871590909) | (Ul 9:5) |
(full: BUKAN KARENA ... KEBENARAN HATIMU.
) Nas : Ul 9:5 Israel memiliki tanah Kanaan bukan sebagai pahala atas kesetiaan mereka pada masa lalu. Sebaliknya, tanah itu menjadi milik mereka karena karunia Allah yang berlandaskan kasih dan kemurahan-Nya. Sekalipun demikian, Musa mengingatkan umat itu bahwa kesinambungan pemilikan tanah itu tergantung kepada ketekunan mereka dalam iman dan ketaatan kepada Allah; jikalau bangsa Israel hidup fasik seperti orang Kanaan, maka mereka juga akan diusir dari tanah (Ul 30:15-20). Dengan kata lain, kasih dan kemurahan Allah dalam mengaruniakan tanah itu bukan tanpa syarat; jikalau mereka meninggalkan Tuhan dan melupakan firman-Nya, mereka pasti akan binasa juga (Ul 8:11,14,19-20; bd. Ul 11:22-28). |
| (0.24805871590909) | (Yos 14:14) |
(full: KALEB ... MENGIKUTI TUHAN ... DENGAN SEPENUH HATI.
) Nas : Yos 14:14 Kaleb tetap setia kepada Allah dan menerima sepenuhnya milik pusaka yang dijanjikan kepadanya (ayat Yos 14:9-14). Kehidupannya melukiskan kesetiaan orang percaya dan menerima janji Bapa di bawah perjanjian baru -- yaitu, Roh Kudus (Kis 1:4-5). Setelah bertobat dan menerima syarat-syarat perjanjian yang baru, orang percaya harus maju untuk menerima karunia-karunia rohani apa pun yang ingin diberi oleh Allah (bd. Rom 12:6-8; 1Kor 12:4-31), menunjukkan buah Roh (bd. Gal 5:22-25) dan mempertunjukkan hikmat (bd. Kis 6:3; 1Kor 2:6-16; Ef 1:17; Yak 3:13-18). Semua ini merupakan milik pusaka yang layak bagi mereka yang dipenuhi dengan Roh dan kuasa (bd. Kis 1:4-8; 2:4). |
| (0.24805871590909) | (Yos 24:15) |
(full: TETAPI AKU DAN SEISI RUMAHKU, KAMI AKAN BERIBADAH KEPADA TUHAN.
) Nas : Yos 24:15 Soal pilihan pribadi memang termasuk dalam keselamatan yang disediakan Allah. Setiap orang percaya harus senantiasa memilih siapa yang akan dilayaninya. Seperti dengan Yosua dan orang-orang Israel, melayani Tuhan bukan suatu pilihan sekali saja (bd. Yos 1:16-18; Ul 30:19-20); kita harus berkali-kali memutuskan untuk bertekun di dalam iman dan menaati Tuhan. Membaharui pilihan-pilihan yang benar oleh orang percaya meliputi takut akan Tuhan, kesetiaan kepada kebenaran, ketaatan dengan hati yang sungguh-sungguh, dan penyangkalan dosa serta kesenangan-kesenangan yang terkait dengannya (ayat Yos 24:14-16). Lalai memilih untuk melayani dan mengasihi Tuhan akhirnya akan mendatangkan hukuman dan kebinasaan (ayat Yos 24:20; 23:11-13). |
| (0.24805871590909) | (1Sam 9:9) |
(full: PELIHAT.
) Nas : 1Sam 9:9 Seorang pelihat (Ibr. _ro'eh_, "dia yang melihat") adalah seorang yang diberi kemampuan khusus oleh Allah untuk melihat dunia rohani atau melihat peristiwa-peristiwa yang akan datang (bd. ayat 1Sam 9:19; 2Sam 24:11; 2Taw 29:25; 35:15). Sering kali Allah menyatakan aneka peristiwa masa kini atau masa depan kepada seorang nabi melalui mimpi atau penglihatan (bd. Bil 12:6); jadi, ketika karunia nubuat jarang terlihat, maka diberitahu bahwa "penglihatan-penglihatan pun tidak sering" (1Sam 3:1). Kemudian dalam sejarah Israel nabi menjadi lebih terkemuka daripada seorang pelihat, karena tugas utama nabi adalah berbicara kepada umat perjanjian Allah mengenai apa yang dilihat atau yang didengarnya dari Allah mengenai kesetiaan mereka kepada Allah (lihat art. NABI DI DALAM PERJANJIAN LAMA). |
| (0.24805871590909) | (1Sam 25:1) |
(full: DAN MATILAH SAMUEL.
) Nas : 1Sam 25:1 Kematian Samuel mengakhiri kehidupan salah seorang hamba Allah yang paling setia.
|


