Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1801 - 1820 dari 4891 ayat untuk Karena [Pencarian Tepat] (0.006 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.21941675862069) (Hak 17:1) (sh: Dalam lima pasal terakhir ini, (Senin, 3 November 1997))
Dalam lima pasal terakhir ini,

Dalam lima pasal terakhir ini,
Hakim-hakim membongkar tiga kasus yang menunjukkan kekacauan zaman itu.

Dosa mencuri. Mikha mencuri uang perak ibunya. Ia sempat membuat ibunya menduga, orang lain yang mencuri. Kesalahannya jelas tidak ringan. Namun begitu ia mengaku, ibunya segera mengampuni. Sikap ibunya yang lunak itu mungkin dapat kita benarkan karena alasan sayang. Tetapi hal itu tidak mendidik. Pengampunan dan pemulihan memang harus terjadi di antara umat Tuhan, namun tidak dengan menyepelekan dosa.

Dosa penyembahan berhala. Bisa dimengerti, kalau ibu itu tidak memiliki prinsip jelas tentang disiplin, karena tidak tahu tentang kebenaran. Firman Tuhan menyatakan:1) larangan penyembahan berhala, 2) hanya keturunan Harun yang boleh menjadi imam, 3) kurban harus diberikan di kemah sembahyang, 4) berkat hanya datang karena ketaatan bukan oleh upacara ibadah. Bila orang Lewi saja tidak paham aturan itu, apalagi keluarga tersebut. Tidak heran bila umat Tuhan itu hidup liar.

Renungkan: Paham dan taat Firman Allah adalah prasyarat kepribadian yang berintegritas, keluarga rukun, masyarakat yang diberkati Tuhan.

(0.21941675862069) (Hak 20:29) (sh: Bukan sekadar kemarahan. (Sabtu, 8 November 1997))
Bukan sekadar kemarahan.

Bukan sekadar kemarahan.
Suku-suku Israel memerangi suku Benyamin bukan sekadar bermodalkan kemarahan. Mereka maju melawan suku Benyamin dengan strategi yang matang. Mula-mula mereka memancing Benyamin untuk keluar kota (ayat 31). Kemudian mereka berbuat seolah mereka kalah (ayat 33). Karena lengah dan karena merasa sudah menang, Benyamin menjadi tidak siaga, akhirnya terpencar dan terpukul kalah. Tetapi kekalahan Benyamin bukan saja disebabkan oleh strategi perang suku-suku Israel tetapi karena Tuhan menghukum mereka (ayat 35).

Mengalahkan dunia ini. Bila perang secara fisik memerlukan strategi dan keandalan kekuatan yang tinggi, lebih lagi perang rohani. Tentu saja kita tidak dipanggil untuk memusnahkan orang yang melakukan kejahatan. Kita dipanggil untuk mengalahkan kecenderungan jahat dalam diri kita sendiri, baru melalui kehidupan yang benar kita mempersempit ruang gerak dan pengaruh kejahatan dalam dunia sekitar kita. Namun perang moral dan spiritual itu sangat berbahaya. Itu sebabnya kita harus dikuduskan oleh Roh Allah dan memanfaatkan semua kekuatan rohani yang telah Allah sediakan.

Renungkan: Perang rohani sekecil apapun tak dapat kita menangkan tanpa Tuhan.

(0.21941675862069) (1Sam 17:1) (sh: Tekanan terhadap Saul. (Jumat, 12 Desember 1997))
Tekanan terhadap Saul.

Tekanan terhadap Saul.
Setelah Allah memilih Daud menjadi calon pengganti Saul, tekanan Saul semakin berat, karena Filistin siap menyerang Israel (ayat 1). Dalam keadaan ditinggalkan Tuhan, pasti jiwanya merana. Kondisi rohani berpengaruh ke kondisi jiwa dan jasmani. Saul tentu lemah dan tak berdaya karena tidak berkenan kepada Tuhan (ayat 16:14). Ejekan Goliat yang menakutkan dan menyakitkan hati itu, semakin menekan jiwanya. Ancaman Goliat mengandung konsekuensi berat. Israel terancam diperhamba ulang oleh Filistin. Saul takut dan cemas, seluruh rakyatnya pun terpengaruh tak bisa berbuat lain.

Dari mana datangnya takut dan cemas? Mengapa Saul takut dan cemas? Apakah hal itu disebabkan oleh besarnya tubuh dan dahsyatnya kekuatan Goliat? Tidak! Sumber terdalam takut dan cemas dalam diri Saul adalah kesadaran telah ditinggalkan Tuhan. Kini semua ancaman bahaya harus dihadapi sendiri tanpa Allah. Itulah konsekuensi orang yang coba-coba berjalan mengikuti kemauan sendiri dan membangkang terhadap perintah Tuhan!

Renungkan: Meski iman saya kecil asalkan ditujukan pada Tuhan yang Maha Besar, sebesar apa pun masalah yang saya hadapi, dapat saya atasi karena Tuhan.

Doa: Tuhan, tolongku menilai masalahku dalam iman dan ketergantungan penuh kepada-Mu.

(0.21941675862069) (2Sam 11:1) (sh: Awasi mata Anda. (Rabu, 24 Juni 1998))
Awasi mata Anda.

Awasi mata Anda.
Saat sedang santai sehabis tidur siang. mata Daud melihat seorang perempuan yang sedang mandi. Sekejap Daud tergoda oleh kecantikan tubuh perempuan itu. Perempuan itu, Betsyeba, istri Uria, tidak merayunya, juga tidak menggoda Daud. Tetapi karena diri dan mata Daud tidak terkendali, membuatnya jatuh dalam keinginan jahat, yaitu menginginkan istri orang lain. Godaan mata membuat Daud tanpa pikir panjang berbuat yang tidak senonoh terhadap Betsyeba. Mata memang perlu ada. Mata diberikan Tuhan. Tetapi mata yang disalahgunakan membawa petaka.

Awas akal licik. Perbuatan Daud tidak senonoh terhadap Betsyeba membuatnya harus mencari akal agar perbuatan jahat itu tidak terungkap.

Muncullah akal licik Daud. Dia berusaha agar Uria meniduri istrinya. Kalau Uria meniduri istrinya, dan istrinya hamil, tentulah orang menduga kehamilan itu karena Uria. Tapi kalau Uria tidak tidur dengan istrinya, dan istrinya hamil, maka akan terungkap perbuatan jahat Daud. Begitulah, kejahatan selalu ditutupi dengan akal licik. Dan, akal licik ini adalah kejahatan yang lebih berbahaya.

Renungkan: Kejahatan yang diselesaikan dengan kejahatan menjadi kejahatan yang lebih besar. Kejahatan yang disesali menuju keselamatan.

Doakan: Orang yang menderita karena kelicikan orang lain.

(0.21941675862069) (1Taw 21:1) (sh: Dosa dan Anugerah Allah (Minggu, 17 Februari 2002))
Dosa dan Anugerah Allah

Dosa dan Anugerah Allah. Kembali kita terperangah oleh kisah kejatuhan Daud dalam dosa kejemawaan militer yang diresponi Allah dengan keajaiban anugerah-Nya yang menakjubkan. Mengetahui kekuatan demi kepentingan pengaturan strategi tidak salah, bahkan Allah sendiri pernah memerintahkan Israel zaman Musa untuk melakukan penghitungan tersebut. Menghitung kekuatan berdasarkan motif kebanggaan diri, itulah kesalahan Daud dalam peristiwa ini. Dengan tajam firman Allah menyatakan bahwa ide-ide yang segaris dengan kesombongan tidak berasal dari Allah tetapi dari Iblis. Karena itu kesalahan Daud besar sekali, terlebih karena sebelumnya Yoab telah memberikan teguran. Dosa selalu membawa dampak buruk, kali ini sedemikian banyak rakyat harus mati terkena penyakit sampar (ayat 14). Mengapa akibat buruk dari dosa pemimpin harus ditanggung oleh rakyat? Pertama, bagian ini memberi kita peringatan bahwa tidak ada seorang pun dapat hidup seolah hidupnya adalah urusannya sendiri. Kedua, dalam kepemimpinan zaman itu, kehilangan seorang pemimpin berakibat kehancuran seluruh bangsa. Sebab itu, Allah dalam anugerah-Nya memulihkan dan mempertahankan Daud demi kepentingan seluruh Israel juga. Tanpa mencari alasan, Daud segera mengakui dosanya di hadapan Allah. Ia juga memilih jenis hukuman berdasarkan prinsip "biarlah aku jatuh ke dalam tangan Tuhan," bukan karena ingin mencari enak sendiri. Sikap ini menunjukkan bahwa ia menerima tanggungjawab dari perbuatan dosanya. Allah tidak pernah berubah, juga di dalam anugerah-Nya yang di luar jangkauan pertimbangan manusia.

Renungkan: Ketika kita beribadah menyembah Allah, kita memperbarui ingatan tentang kegagalan kita dan kemuliaan anugerah Allah yang mengubah kegagalan itu menjadi keberhasilan.

(0.21941675862069) (2Taw 26:1) (sh: Berkat berubah menjadi kutuk (Minggu, 30 Juni 2002))
Berkat berubah menjadi kutuk

Berkat berubah menjadi kutuk. Uzia dipilih bangsa Yehuda menggantikan Amazia ayahnya sejak usia enam belas tahun dan memerintah sampai lima puluh dua tahun lamanya. Satu hal yang langka. Pada awal masa pemerintahannya ia sangat memperhatikan Tuhan -- peranan nabi Zakharia yang menjadi pendamping besar sekali di sini. Berkat Tuhan melimpah ke atasnya. Mulai dari penaklukan bangsa-bangsa Filistin, Amon, dan Arab, bahkan nama Uzia tersohor sampai ke Mesir -- salah satu negara raksasa pada zamannya (ayat 8). Tuhan memberinya kesempatan untuk menambahkan beberapa bangunan dan memperkuat tembok kota Yerusalem, memberkati ekonomi rakyat terutama dalam bidang pertanian dan peternakan (ayat 10). Juga dalam bidang militer, Yehuda menjadi negara yang kuat karena mempunyai pasukan elite yang hebat dan berhasil mengembangkan teknologi militer yang canggih pada zamannya (ayat 11-15).

Sayang berkat tidak disambut dengan rendah hati. Uzia lupa diri, ngelunjak, takabur, arogan, meremehkan Tuhan. Ketetapan Tuhan yang membagi kuasa pemerintahan dari penyelenggaraan ibadah tak ia hiraukan. Ia lancang membakar sendiri ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan di tempat kudus (ayat 17), melecehkan Azarya yang seharusnya bertugas dan marah besar ketika diperingatkan. Akibatnya, Tuhan membuatnya mendadak terkena kusta di dahi yang memaksanya keluar dari rumah Tuhan karena najis. Ia dikarantina karena penyakit itu. Ironis bahwa seorang raja yang tersohor harus mati dalam kesepian dan kesendirian dengan tanda kutuk hadir seterusnya di tubuhnya.

Renungkan: Kesombongan bukan saja akar segala dosa, tetapi juga awal segala celaka.

(0.21941675862069) (Mzm 65:1) (sh: Berkat yang berkelimpahan (Senin, 27 April 1998))
Berkat yang berkelimpahan

Berkat yang berkelimpahan
Berkat yang berkelimpahan telah Tuhan sediakan bagi umat yang hidup serasi dengan-Nya. Ia tahu persis apa yang manusia perlukan secara utuh. Perhatikan unsur-unsur berkat itu:

Mental dan Rohani. Bisa bersikap mental yang benar terhadap Allah, terhadap harta benda, terhadap janji, dan nazar, adalah berkat Tuhan. Keampunan dosa (ayat 5), perasaan mantap karena jaminan perlindungan Allah merupakan sebagian berkat rohani. Betapa sering orang yang berharta cukup, namun tidak pernah merasa cukup. Kristus berkata, "Bukannya dengan roti saja manusia boleh hidup, melainkan dari setiap Firman yang keluar dari mulut Allah".

Jasmani dan Sosial. Tuhan memahkotai tahun-tahun kehidupan orang percaya dengan kebaikan-Nya (ayat 12-14). Padang kering kerontang memberi hasil. Padang rumput penuh ternak. Lembah-lembah menghasilkan roti. Ini semua karena irigasi lancar dan hasil melimpah, dst. Hubungan sosial baik, kerukunan tercipta, karena masyarakat takut akan Tuhan. Pergaulan orang percaya dengan orang lain menjadi serasi. Sorak-sorai terdengar dan umat bernyanyi ria. Bukankah Tuhan membangkitkan orang-orang yang sehat secara jasmani dan sosial untuk menolong orang yang memerlukan?

Renungkan: Adakah hal lebih mulia daripada Tuhan yang memahkotai hari-hari kita?

(0.21941675862069) (Mzm 70:1) (sh: Iman yang mampu menerobos keadaan genting (Kamis, 18 Oktober 2001))
Iman yang mampu menerobos keadaan genting

Iman yang mampu menerobos keadaan genting. Keadaan yang genting, kacau, dan tak terkendali seringkali memperhadapkan kita pada berbagai kemungkinan, risiko, kepanikan, dan tindakan yang harus diambil secara cepat. Tidak jarang, pada situasi seperti ini kita harus berhadapan dengan ketegangan, berbagai kebingungan, dan tersudut oleh berbagai tindakan yang gegabah. Pada situasi seperti ini, iman memegang peranan yang penting. Iman akan menuntun kita untuk mengambil tindakan-tindakan yang tepat, yang tidak berdasarkan pada pertimbangan yang kacau, melainkan pada kebergantungan kepada Allah yang mengendalikan keadaan.

Mazmur 70 ini merupakan pancaran iman Daud yang mampu menerobos keadaan genting. Pengenalannya akan Allah menolongnya untuk tidak putus asa ataupun terpancing untuk bertindak gegabah, ketika diperhadapkan dengan situasi yang tidak terkendali. Sebaliknya, ia menunjukkan respons yang sangat mengagumkan. Dalam keadaan genting, ia menyediakan waktu sejenak untuk berdiam diri di hadapan Tuhan, berinteraksi dengan-Nya, dan berdoa memohon agar Tuhan memberikan pertolongan-Nya dengan segera (ayat 2, 6). Ia menyadari ketidakberdayaannya, namun memiliki pengharapan yang kuat kepada Tuhan (ayat 3-5). Ia tidak bertindak gegabah mengandalkan kekuatan dan strateginya sendiri, melainkan bergantung sepenuhnya kepada pertolongan Tuhan. Inilah teladan dari iman yang terpancar kuat di tengah keadaan yang genting.

Keputusan untuk bergantung sepenuhnya kepada Tuhan dalam situasi yang genting, bukanlah tindakan yang mudah diterapkan. Tetapi di sinilah letak nilai iman. Karena di dalam iman terkandung risiko. Iman yang mampu menerobos segala keadaan dan keterbatasan adalah iman yang mampu bertahan ketika diperhadapkan dengan pertaruhan dan risiko yang besar.

Renungkan: Ketika kita menghadapi situasi yang penuh dengan kepanikan, di mana kita tidak lagi dapat menguasai keadaan, janganlah bersandar pada kekuatan sendiri. Sediakanlah waktu sejenak untuk berdiam diri di hadapan Tuhan, berinteraksi dengan-Nya, dan bersandar sepenuhnya pada pertolongan-Nya yang akan datang tepat pada waktunya.

(0.21941675862069) (Mzm 103:1) (sh: Kasih Allah yang besar (Jumat, 26 Maret 1999))
Kasih Allah yang besar

Kasih Allah yang besar. Beban kehidupan yang kita alami kadang membuat kita mudah berkecil hati dan mengeluh. Dengan memperhatikan daftar panjang mazmur Daud, seharusnya segala kesusahan dan kegelisahan diganti dengan semangat memanjatkan puji syukur kepada Tuhan. Betapa tidak, Allah telah mengampuni dosa kita, menyembuhkan kita, menebus kita dari kebinasaan, melimpahi kita dengan kasih sayang, dengan kebenaran dan keadilan. Semua itu diberikan Allah kepada kita bukan karena kita berhak untuk memperolehnya, melainkan karena anugerah Allah.

Semakin mengenal kasih Allah. Kalau pun sekarang semua orang percaya mampu memanjatkan puji syukur kepada Allah, itu karena Allah telah menganugerahkan kasih dan pengampunan-Nya. Semua tindakan Allah ini, menjadi dasar pujian dalam sukacita kekristenan kita. Sebagai orang yang telah dianugerahi kasih dan pengampunan, kita harus mendisiplin diri belajar kebenaran firman Tuhan dengan penghayatan segar dalam ibadah kepada Tuhan. Itulah yang dapat kita lakukan sebagai respons umat tebusan.

Renungkan: Makin mengenal Allah, makin kita menyadari keterbatasan kita. Makin dekat Tuhan, makin kita alami kuasa dan kasih-Nya, yang memampukan kita menjadi pujian dan hormat bagi-Nya.

(0.21941675862069) (Mzm 124:1) (sh: Ditindas namun tak binasa (Sabtu, 4 September 1999))
Ditindas namun tak binasa

Ditindas namun tak binasa. Sungguh luar biasa, karena anugerah Tuhan maka kita berada dalam perlindungan-Nya. Ia tidak mau milik-Nya rusak binasa. Pengalaman membuktikan bahwa ketika kita hidup dalam ancaman kebinasaan, kita tetap mengalami pertolongan tangan Tuhan tepat pada waktu-Nya. Sepanjang sejarah, manusia beriman tak henti-hentinya mengalami kemelut. Walaupun kita sadar akan keadaan ini, masih sering kita hanyut terbawa arus kemelut karena kecerobohan sendiri. Allah pemilik hidup ini, tak membiarkan buah tangan-Nya binasa begitu saja (ayat 1). Pemazmur yakin akan peranan tangan Tuhan yang ajaib itu. Ia memuji Tuhan karena pertolongan yang ajaib itu berasal dari Tuhan, Pencipta langit dan bumi (ayat 6-8).

"Pertolongan TUHAN". Penyataan "TUHAN" ingin menegaskan kedaulatan TUHAN sebagai Allah Israel yang telah mengikat perjanjian dengan umat-Nya Israel. Allah yang berdaulat bukan saja memberikan pertolongan tetapi menyatakan diri sebagai pemilik tunggal kehidupan umat-Nya. Totalitas keberadaan umat adalah dalam tangan-Nya, tidak dibiarkannya seorang pun atau kuasa mana pun merebut umat-Nya dari tangan-Nya. TUHAN menjamin keselamatan umat-Nya.

Doa: Tuhan, umat-Mu mengakui dan percaya akan perlindungan kekal-Mu sehari lepas sehari. Terima kasih Tuhan.

(0.21941675862069) (Mzm 126:1) (sh: Perbuatan Allah masa lampau dan kini (Senin, 6 September 1999))
Perbuatan Allah masa lampau dan kini

Perbuatan Allah masa lampau dan kini. Setelah menghadapi pergumulan panjang, Tuhan memulihkan keadaan. Kemungkinan saat itu Tuhan membawa mereka keluar dari pembuangan di Babilonia. Mimpi menjadi kenyataan! Mereka keluar dari pengalaman pahit. Hati mereka diliputi sukacita dan sorak kegirangan. Ingatan yang kuat akan pertolongan Tuhan di masa lampau mendorong mereka untuk kembali melanjutkan iman percaya kepada Tuhan. Melalui pengharapan itu pula, umat menemukan jaminan akan kebebasan dan keselamatan mereka. Sekalipun Kristen menghadapi pergumulan karena penindasan dan pemasungan hak untuk beribadah, beriman, dan berkarya; tetap ada anugerah Allah yang menguatkan umat untuk berharap dan menikmati kemenangan.

Allah hidup dan dinamis. Allah tidak pernah pasif atau tinggal diam melihat umat-Nya menderita. Seringkali sebelum umat berseru memohon belas kasihan, penyertaan dan pertolongan telah dinyatakan-Nya secara ajaib (ayat 1). Kapan dan bagaimana Allah bertindak tidak semata-mata tergantung pada permohonan dan kebutuhan manusia, karena Ia tahu saat dan cara yang tepat menyatakan pertolongan-Nya. Tetaplah berdoa dan berhentilah untuk "mengatur" saat dan cara Allah bekerja, karena Ia tahu yang terbaik bagi kita.

(0.21941675862069) (Ams 8:14) (sh: Kuasa hikmat (Senin, 2 Agustus 1999))
Kuasa hikmat

Kuasa hikmat. Hikmat memimpin para raja memerintah dan para pembesar menetapkan keadilan. Hikmat membuat para pembesar, para bangsawan, dan semua hakim berkuasa. Tanpa hikmat, pemerintahan rapuh, keadilan diputarbalikkan, kuasa disalahgunakan. Itu sebabnya, banyak kita jumpai hal demikian dari generasi demi generasi. Sedikit sekali kita menemukan seorang pemimpin yang mau dipimpin dengan kuasa hikmat. Mereka cenderung memimpin dengan kuasa dan kemampuan dirinya sendiri, sehingga tidak menghasilkan rakyat yang makmur, adil, dan sejahtera; sebaliknya menimbulkan perpecahan, ketidakpuasan, rusaknya citra bangsa dan kemerosotan standar moral.

Jangan mengabaikan hikmat. Berbahagia orang yang tidak mengabaikan hikmat tetapi mencintainya, karena ia akan menjadi orang bijak dan hidupnya berkenan di hadapan Tuhan. Hikmat juga ada ketika Allah membentuk bumi dan segala isinya. Allah tidak pernah bertindak tanpa hikmat-Nya. Ia tidak pernah mengabaikannya. Raja Salomo memerintah dengan adil karena hikmat yang dari Allah ada di dalam hatinya (1Raj. 3:28). Daniel dapat mengartikan mimpi raja yang tidak berhasil diartikan oleh semua orang bijaksana di Babel, juga karena ada hikmat Allah.

Renungkan: Perkara besar dan ajaib terjadi melalui kita apabila mau dipimpin oleh hikmat Allah.

(0.21941675862069) (Yes 30:27) (sh: Murka Allah! (Kamis, 26 November 1998))
Murka Allah!

Murka Allah!
Tidak selamanya Allah berdiam diri dan membiarkan umat-Nya ditindas oleh bangsa yang tidak mengenal-Nya. Allah sendiri akan bangkit membela umat-Nya. Asyur ditimpa murka yang keluar dari keadilan dan kesucian Allah (ayat 27-28). Ketika Allah menghukum Asyur, bangsa fasik yang menindas umat-Nya dan berkeras berontak melawan-Nya, ketika itu pula bangsa Israel menyanyikan pujian karena anugerah pembebasan dari Allah. Dua segi sifat Allah adalah menghukum sekaligus membebaskan. Bila keduanya dihayati benar dan ditempatkan pada porsi penghayatan sungguh maka selalu bersikap hormat, takut, taat, bergantung penuh kepada-Nya menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita.

Nyanyian umat. Firman Tuhan menyatakan bahwa kita memiliki Allah yang sekaligus jauh dan dekat. Di satu pihak, Dia tak terhampiri karena kemuliaan-Nya, di pihak lain, Allah yang sama itu datang melawat umat-Nya, hadir dan diam bersama, menyertai umat-Nya. Tidak ada lagi lintasan pertanyaan: "Di manakah Allah?"; karena Allah ada di tengah-tengah kita, memperhatikan kita dan membebaskan kita. Bibir kelu kaku, yang tadinya tidak mampu berucap, kini mampu bernyanyi: "Terpujilah Allah, sebab kasih setia-Nya untuk selama-lamanya!"

(0.21941675862069) (Yes 36:1) (sh: Allah tak berkuasa? (Kamis, 3 Desember 1998))
Allah tak berkuasa?

Allah tak berkuasa?
Pesan yang diungkapkan raja Asyur kepada bangsa Israel melalui juru minuman agungnya, sungguh memalukan! Bayangkan, karena perbuatan bangsa Israel yang lebih percaya pada kekuatan militer Mesir daripada Allah, raja Asyur merendahkan kuasa dan kedaulatan Allah yang selama ini disembah bangsa Israel. Apa sebenarnya yang Hizkia harapkan dan banggakan dari Mesir? Kekuatan militer, ekonomi, atau budaya? Bangsa Israel lebih percaya kepada kekuatan yang tampak mata. Tak berkuasakah Allah karena Ia tak tampak? Pertolongan Allah tak akan ada, bila kita mempertanyakan dan memperhitungkan kuasa Allah. Sebab Allah berkuasa atas keberadaan kita seutuhnya.

Dengarkanlah Allah! Setelah juru minuman agung mempertanyakan: "Benarkah Allah yang Israel sembah itu memang patut dipercayai?", kini dia mulai menghasut rakyat agar tidak mempercayai perkataan Hizkia. Dalam keadaan genting dan susah, Hizkia berusaha mengembalikan kepercayaan umat kepada Allah, bahwa Allah yang mereka sembah itu mampu melepaskan, membebaskan dan menggenapi perjanjian-Nya. Demikianlah Allah, sekalipun umat telah mempermalukan Allah di hadapan raja Asyur karena bergantung pada Mesir, tapi Allah tetap pada kesetiaan-Nya dan perjanjian-Nya.

(0.21941675862069) (Yes 37:1) (sh: Pengharapan dalam kesulitan. (Jumat, 4 Desember 1998))
Pengharapan dalam kesulitan.

Pengharapan dalam kesulitan.
Raja Hizkia dalam kesulitan karena seluruh kota Yerusalem dikepung oleh tentara Asyur. Bahkan Sanherib, raja Asyur dengan amat kasar menghina nama Allah. Dalam kesulitannya, raja Hizkia menyadari dan mengakui segala kesalahannya di hadapan Allah. Seluruh stafnya pun diperintahkan melakukan hal yang sama. Mereka bersehati, berdoa, memohon pertolongan Allah. Allah berkenan mendengarkan permohonan yang dilandasi penyesalan, kesungguhan dan kerendahan hati.

Permohonan orang percaya. "Jangan takut karena apa yang kamu dengar, tetapi percayalah terhadap yang kamu dengar dari Allah." Hizkia meresponi dengan benar semua penghinaan dan sindiran yang dilontarkan raja Asyur. Dia datang ke hadapan Allah, menyesali segala perlakuannya yang menyakitkan hati Allah. Dan, Allah berkenan terhadap respons positif Hizkia. Banyak orang Kristen yang menjadi limbung ketika ada orang mengejek bahkan menertawakan imannya kepada Kristus Yesus. Pada intinya ejekan itu sebenarnya ditujukan kepada Allah. Adukanlah itu pada-Nya seperti yang telah Hizkia lakukan! Niscaya, Allah Sang Pengendali sejarah mampu mengatasinya.

Renungkan: Allah adalah tempat kita mencurahkan segala kesesakan hati, karena Ia mendengar dan berkuasa menolong.

(0.21941675862069) (Yes 43:1) (sh: Kasih Tuhan (Jumat, 05 Februari 1999))
Kasih Tuhan

Kasih Tuhan. Walaupun Israel telah berdosa kepada Tuhan, tetapi Tuhan tetap mengasihinya. Kasih yang bukan dilandaskan keadaan umat, tetapi karena Dia adalah Tuhan. Tuhan juga berotoritas menghibur dan memberi keamanan kepada umat-Nya dengan mengatakan, "Janganlah takut, engkau ini kepunyaan-Ku" (1). Tuhan yang telah menebus berjanji akan memelihara mereka. Sebagai orang-orang tebusan Tuhan, kita pun mempunyai jaminan pemeliharaan-Nya. Pada waktu kita takut menghadapi hidup ini, ingatlah bahwa Tuhan telah menebus kita dan berpeganglah pada janji-janji-Nya.

Manusia berharga. Jika kita telah ditebus dengan darah Yesus, adakah hal lain yang membuat kita mempertanyakan kasih Tuhan kepada kita? Dia melakukan semuanya ini karena sebagai ciptaaan-Nya, kita berharga di hadapan-Nya. Kekuatan, kejayaan, dan kekayaan Mesir, Etiopia, dan Syeba tak memiliki arti apa-apa bila dibandingkan dengan darah Yesus. Dia menciptakan kita untuk kemuliaan-Nya (7b). Diciptakan dan hidup dalam Yesus Kristus untuk melakukan pekerjaan baik, yang telah dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalam-Nya. Bila kita berharga di mata Tuhan, layakkah kita menyia-nyiakan hidup?

Doa: Terima kasih Tuhan, karena diriku berharga di hadapan-Mu. Terima kasih atas jaminan keselamatan yang Engkau berikan.

(0.21941675862069) (Yes 48:12) (sh: Hubungan timbal balik (Rabu, 17 Februari 1999))
Hubungan timbal balik

Hubungan timbal balik. Ada bagian Allah dan ada bagian kita. Inilah hubungan dua arah yang timbal balik. Allah mengajar kita tentang apa yang memberi faedah dan menuntun kita di jalan yang harus kita tempuh (17). Bagian kita adalah memperhatikan perintah-perintah-Nya (18). Dengan demikian maka damai sejahtera akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaan akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti (18). Hubungan ini dimungkinkan karena Yesus Kristus, Penebus umat-Nya. Betapa mulia dan indahnya bila kita tetap dalam persekutuan dengan Allah, karena di dalamnya terpancar damai sejahtera dan kebahagiaan sejati.

Allah tetap membimbing umat-Nya. Allah tetap bekerja merobohkan perintang-perintang terhadap rencana-Nya (14-16) dan membimbing umat-Nya. Karena itu, barangsiapa merindukan kehidupan yang berbahagia, penuh damai sejahtera dan hidup berkelimpahan (17-19), patutlah setia kepada-Nya dan berpegang pada ajaran-ajaran-Nya. Kini kita mengenal Allah dalam Kristus dan firman-Nya. Marilah kita sepenuhnya bergantung pada kasih karunia Kristus dan sepenuhnya terbuka pada pengajaran firman-Nya.

Doa: Ya, Tuhan Engkaulah satu-satunya sumber damai sejahtera dan kebahagiaan dalam hidup kami.

(0.21941675862069) (Yes 52:1) (sh: Kemerdekaan tanpa bayar (Sabtu, 13 Maret 1999))
Kemerdekaan tanpa bayar

Kemerdekaan tanpa bayar. Kemerdekaan adalah sesuatu yang sangat didambakan setiap orang maupun bangsa yang berada dalam keadaan tertindas. Bagi mereka tidak ada yang paling diharapkan kecuali bebas, merdeka. Sukacita ini dirasakan oleh bangsa Israel ketika Allah memerdekakan mereka dari penjajahan, karena dosa-dosa mereka bahkan mereka tidak harus membayar apa-apa untuk kemerdekaan itu. Allah membawa umat-Nya yang suci untuk kembali ke Yerusalem, kota Allah yang kudus. Wajarlah jika mereka menikmati suatu sukacita karena karya besar pembebasan Allah.

Kemerdekaan dari dosa. Sejarah membuktikan bahwa ketika manusia tidak sanggup menolak keinginan berbuat dosa, ketika itu pula manusia masuk dalam perbudakan dosa. Tetapi Allah yang maha mulia, melalui Putra-Nya Yesus Kristus memerdekakan manusia dari kuasa dosa. Seperti halnya Israel yang dibebaskan tanpa membayar apa pun, demikian juga orang yang percaya kepada Kristus. Kini kita hidup dalam masa-masa penuh kemerdekaan. Sukacita menikmati anugerah keselamatan Allah sepatutnyalah mewarnai kehidupan setiap orang percaya. Karena itu janganlah sia-siakan anugerah yang begitu agung dan mulia itu, melainkan hiduplah sebagai orang percaya yang benar-benar merdeka dari perbudakan dosa.

Doa: Bapa ajarlah kami mengisi hari-hari kami dalam perjalanan bersama dengan Engkau dengan sukacita dan ketaatan yang penuh. Amin.

(0.21941675862069) (Mat 1:18) (sh: Perawan hamil. (Rabu, 24 Desember 1997))
Perawan hamil.

Perawan hamil.
Seorang gadis hamil pada zaman ini dianggap biasa. Tetapi di zaman Maria, hal itu suatu aib besar yang dituntut hukum mati (Ul. 22:23,24). Kebudayaan Yahudi mengenal tiga tahap perkawinan. Pertama, kedua pihak keluarga setuju. Kedua, diumumkan kepada orang banyak. Kemudian terjadi pertunangan. Namun keduanya belum bergaul secara seksual. Sekalipun demikian, apabila batal harus dilangsungkan perceraian kecuali terjadi kematian. Ketiga, keduanya hidup bersama.

Yesus Manusia Allah. "Dilahirkan dari perawan Maria" menjadi sangat penting bagi iman Kristen. Yesus, Anak Allah, maka Ia bebas dari kodrat manusia yang berdosa yang diwariskan oleh Adam (Rm. 5:17). Karena dilahirkan Maria, Yesus sungguh manusia. Namun bukan hasil persetubuhan. Yesus manusia yang tidak dicemari dosa sedikit pun. Karena keberadaan-Nya itulah, Dia dapat memahami pencobaan yang kita derita dan pengalaman manusiawi kita tanpa harus ikut berdosa (Ibr. 4:15,16). Karena itu pula Dia menjadi korban yang berkuasa melepaskan kita dari dosa dan maut.

Renungkan: Bila Sang Pencipta sendiri rela menjadi ciptaan, pastilah keadaan ciptaan itu sangat serius dan penting di hadapan-Nya

Doa: Ya Yesus, Bebaskanlah aku dari dosa, dan hidup bagi-Mu.

(0.21941675862069) (Mat 19:1) (sh: Allah yang mempersatukan. (Sabtu, 21 Maret 1998))
Allah yang mempersatukan.

Allah yang mempersatukan.
Yesus boleh hidup berbeda zaman dari Musa, tetapi tentang apa kehendak Allah bagi pernikahan, mereka sependapat. Kebenaran Allah memang kekal adanya. Menurut Tuhan Yesus, Musa mengijinkan perceraian bukan karena rencana Tuhan, tetapi karena kekerasan hati orang zamannya yang tidak menaati kehendak Tuhan. Allah tidak pernah merencanakan hal yang buruk bagi manusia. Tetapi bila manusia mengeraskan hati, rencana baik Allah itu tidak dapat dialami. Pernikahan yang baik bisa berakhir pada perceraian karena dosa dan keras hati.

Karunia harus dipelihara. Semua hal baik pemberian Tuhan, tidak boleh diterima begitu saja. Ada tanggungjawab tertentu yang harus dipikul oleh tiap orang agar karunia itu boleh tetap dialami. Hal melajang atau menikah, adalah karunia Tuhan khusus. Kedua karunia itu sama-sama dapat dirusak oleh hawa nafsu dan berbagai sikap hati atau kebiasaan seksual lain yang tidak kudus. Bukan saja orang di luar Tuhan dapat menjadi korban, Kristen pun bisa. Namun bila karunia Tuhan itu dipelihara dalam anugerah Tuhan, Kristen dapat memberi harapan bagi sesamanya.

Renungkan: Perilaku seks bebas bukanlah kebebasan tetapi kemerosotan dan perbudakan dosa.



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA