(0.10852723333333) | (Luk 1:67) |
(sh: Allah melawat umat-Nya (Sabtu, 27 Desember 2003)) Allah melawat umat-NyaAllah melawat umat-Nya. Pernahkah kita berpikir secara serius bahwa Allah yang Mahatinggi, Mahakudus, Mahamulia itu melawat umat-Nya? Jika kita melihat keberadaan kita di hadapan Allah, rasanya mustahil mengharapkan Allah melawat kita. Tetapi, dalam nyanyian Zakharia ini kita melihat paling sedikit dua hal penting tentang alasan mengapa Allah melawat umat-Nya. Pertama, lawatan Allah menyelamatkan umat-Nya memang merupakan rencana Allah sejak awal oleh karena kesetiaan-Nya terhadap perjanjian-Nya dengan Abraham, nenek moyang Israel (ayat 68-75). Kedua, sekarang lawatan itu berkembang luas, tidak lagi menjadi milik satu bangsa, tetapi sudah melampaui batasan bangsa dan berkat-berkat jasmaniah, karena yang dijanjikan-Nya adalah pengampunan dosa, kelepasan dari naungan maut dan anugerah untuk menikmati damai sejahtera-Nya (ayat 77-79). Supaya lawatan yang sekarang itu tercapai, Yohanes dibangkitkan untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan yang akan datang melawat (ayat 76). Yohanes akan disebut sebagai nabi Allah yang Mahatinggi karena pemberitaan-pemberitaan pertobatannya yang menyadarkan umat akan dosa-dosa mereka dan mengarahkan kepada kebutuhan pengampunan dosa, supaya mereka dilepaskan dari ikatan kegelapan dan dituntun kepada kehidupan yang berdamai dengan Allah. Jadi lawatan Allah akan disambut dengan pertobatan sejati, yang akhirnya dilanjutkan dengan ibadah sejati. Betapa indahnya, jika kita menjadi seperti yang Yohanes maksudkan dalam pemberitaan-pemberitannya. Kita tidak hanya akan menjadi pendahulu dan penyiap jalan bagi Tuhan untuk melawat umat manusia, tetapi kita menjadi alat Allah untuk mewartakan Injil. Renungkan: Hidup yang berguna adalah bila kita boleh dipakai Allah sebagai tim pendahulunya sebelum lawatan Allah itu tiba. Allah memakai orang-orang yang menyiapkan sesamanya agar siap menyambut lawatan Allah. |
(0.10852723333333) | (Luk 2:1) |
(sh: Tiga alasan untuk meremehkan Natal (Rabu, 25 Desember 2002)) Tiga alasan untuk meremehkan Natal
Tiga alasan untuk meremehkan Natal.
Renungkan: |
(0.10852723333333) | (Luk 2:8) |
(sh: Yang terendah untuk yang termulia (Minggu, 26 Desember 1999)) Yang terendah untuk yang termuliaYang terendah untuk yang termulia Mengapa Lukas perlu menuliskan kejadian yang tercatat dalam perikop ini? Jawabannya terletak pada kata kunci di daerah itu (1). Kelahiran Yesus terjadi di tempat yang terpencil dan jauh dari keramaian orang. Untuk lebih memperkuat fakta itu dan meningkatkan kredibilitasnya (nama baik), maka berita itu perlu diteruskan kepada orang-orang yang berada dekat daerah itu dan masih "terjaga" secara penuh (tidak tidur atau baru bangun dari tidur). Orang-orang yang memenuhi kriteria tersebut adalah para gembala, yang ketika itu sedang menjaga kawanan ternak di daerah itu. Mereka yang merupakan sekelompok orang yang dianggap paling rendah dalam tatanan sosial pada waktu itu telah dipilih Allah untuk menjadi saksi atas peristiwa terbesar dalam sejarah manusia. Jadi, dengan demikian siapa pun kita, Allah dapat memakai-Nya untuk maksud mulia-Nya. Respons yang lebih baik. Lukas menggambarkan kontradiksi yang indah antara respons kebanyakan orang dan Maria terhadap berita Injil. Lukas dengan indah menggunakan kata untuk mengkontraskan hal tersebut. Orang banyak memberikan respons yang spontan dan terheran-heran, sedangkan Maria merenungkannya. Banyak di antara kita sering mengungkapkan secara emosional dan spontan dalam meresponi suatu berita kesukaan. Namun biasanya ungkapan emosional itu akan cepat sirna karena tidak diikuti dengan perenungan. Keadaan ini akan mengurangi minat kita memahami karya besar Allah. Sudah semestinyalah minat tersebut berakar seperti yang diperlihatkan oleh Maria yaitu pengkontemplasian (perenungan) atas apa yang sudah Allah lakukan dan apa artinya bagi manusia. Renungkan: Mengimani apa yang sudah Allah lakukan dalam kehidupan umat manusia secara umum dan dalam kehidupan kita secara khusus tidak dapat diimani hanya dengan mengutamakan perasaan. Menghayati dan memahami karya Allah yang Maha Besar melibatkan seluruh keberadaan kita: pikiran, pengetahuan, perbuatan, dan perkataan. Hidup yang mulia bukan karena kemampuan kita, tetapi karya Allah. |
(0.10852723333333) | (Luk 3:21) |
(sh: Intinya, siapa sih Yesus sebenarnya? (Senin, 30 Desember 2002)) Intinya, siapa sih Yesus sebenarnya?
Intinya, siapa sih Yesus sebenarnya? Ada hal lain yang ingin ditegaskan Lukas. Melalui silsilah ini Lukas ingin memberikan beberapa penekanan khusus. Pertama, Lukas merinci silsilahnya dengan urutan terbalik. Pemaparan terbalik ini dimaksudkan Lukas untuk memfokuskan pikiran pembaca tentang dari mana Kristus berasal. Kedua, Lukas sengaja menelusuri silsilah Yesus, tidak hingga ke Abraham saja, tetapi juga hingga ke awal penciptaan, dari Allah sendiri yang menciptakan Adam (ayat 38). Ini bermakna, Lukas tidak hanya ingin menekankan keyahudian Yesus, tetapi juga fakta bahwa Kristus adalah anak Adam, bagian dari umat manusia secara umum (ayat 38). Ketiga, dari penempatan silsilah yang tidak di permulaan Injilnya, tetapi antara peristiwa pembaptisan dan pencobaan, Lukas ingin memberikan penegasan atas identitas Yesus Kristus; siapakah Dia yang dicobai Iblis lalu memulai pelayanan-Nya itu? Dia adalah Anak Allah, tetapi juga manusia sejati. Kedua fakta ini akan menjadi batu sandungan bagi sebagian orang, tetapi juga dasar dari kabar baik tentang anugerah Allah yang membawa sukacita. Termasuk dalam golongan manakah Anda sekarang?
Renungkan: |
(0.10852723333333) | (Luk 5:1) |
(sh: Dijala sebelum menjadi penjala (Sabtu, 10 Januari 2004)) Dijala sebelum menjadi penjalaDijala sebelum menjadi penjala. Pola rekruitmen yang paling sering dipakai karena terbukti keberhasilannya adalah brainwashing (=cuci otak). Seseorang akan dicekoki dengan ideologi tertentu. Biasanya orang tersebut akan menjadi fanatik, membabi buta dalam mempertahankan apa yang satu-satunya ia miliki. Namun, pola rekuritmen ini memiliki kelemahan mendasar, yaitu, hanya menghasilkan robot-robot tanpa hati nurani. Ketika Yesus bermaksud menjadikan Petrus dan rekan-rekannya penjala manusia, Dia tidak menggunakan cara brainwashing. Tuhan Yesus memperkenalkan diri-Nya secara tidak frontal, karena Yesus mengikuti pola nalar Petrus sendiri. Petrus merasa dirinya paling tahu bagaimana dan kapan mencari ikan. Ia tahu dari pengalaman bernelayan bahwa ikan-ikan tidak akan muncul pada siang hari. Apalagi mungkin sekali saat itu musim ikan sudah selesai karena semalaman mencari ikan hasilnya nihil. Nalar Petrus mengatakan permintaan Tuhan Yesus untuk menjala ikan di siang hari adalah tidak masuk akal (ayat 5). Hanya karena rasa hormat Petrus menebarkan jala. Akan tetapi, justru saat itu juga ikan-ikan memenuhi jalanya. Nalar Petrus bekerja keras. Hal yang tidak masuk akal terjadi. Itu hanya bisa berarti satu hal, yaitu Tuhan Yesus bukan guru biasa. Tuhan Yesus pasti berasal dari Allah. Maka Petrus pun tersungkur di kaki Yesus. Dihadapkan kepada pengenalan akan keTuhanan Yesus, Petrus menyadari diri orang berdosa (ayat 8). Namun, justru pengenalan diri itu merupakan langkah maju untuk dirinya dapat dikuduskan Tuhan dan kemudian dipakai-Nya. Renungkan: Sebelum Anda dipakai-Nya menjadi penjala manusia, Anda harus terlebih dahulu mengenal dan mengakui Yesus sebagai Tuhanmu. |
(0.10852723333333) | (Luk 5:27) |
(sh: Sang pembaharu memperbaharui total (Kamis, 6 Januari 2000)) Sang pembaharu memperbaharui totalSang pembaharu memperbaharui total. Segala macam bentuk kejahatan semakin merajalela: kerusuhan, penjarahan, pembunuhan, pelecehan seksual, penyalahgunaan hukum, penindasan hal orang lain, ketidakadilan dlsb., terjadi di mana-mana, hampir disetiap kota di Indonesia. Berbicara masalah pembaharuan di tengah kondisi seperti ini tampaknya hanyalah impian belaka. Bila memungkinkan terjadinya pembaharuan di tengah kondisi seperti ini tampaknya hanyalah impian belaka. Bila memungkinkan terjadinya pembaharuan, harus dimulai darimana, dan bagaimana caranya, dan siapa yang berinisiatif, dan .? Mungkin akan muncul beragam pertanyaan lainnya. Sikap dan tindakan Yesus, Sang Pembaharu hidup merupakan jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan ini. Lewi Dianggap "buruk" dalam pandangan umum, karena jabatannya sebagai pemungut cukai. Kesan kebanyakan orang sepertinya mengisolir Lewi dari kehidupan sosialisasinya. Maka mereka menyingkiri sikap Yesus yang menerima undangan Lewi untuk singgah ke rumahnya dan makan sehidangan dengannya dan para pemungut cukai lainnya. Di awal pertemuan Yesus dan Lewi, Ia mengajak Lewi untuk mengikuti Dia, dan Lewi memberikan respons yang positif dan total. Lewi tidak berlambat-lambat mempertimbangkan tawaran-Nya, ia segera meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Yesus. Sikap orang banyak sangat kontras dengan sikap Yesus terhadap Lewi. Orang banyak menganggap Lewi sebagai manusia kelas dua, mereka sama sekali tidak mau bergaul dengan Lewi. Sebaliknya Yesus menyambut Lewi tanpa membedakan status sosial. Orang banyak menganggap bahwa Lewi tidak mungkin memiliki status yang sama dengan mereka. Yesus memulihkan status Lewi dari "orang sakit" menjadi "orang sehat", dari status direndahkan menjadi status sama dengan yang lain. Yesus, Sang Pembaharu mampu mengadakan pembaharuan total dalam diri Lewi. Pembaharuan yang dilakukan Yesus dalam diri Lewi berakar dari pembaharuan, pusat kehidupan manusia. Renungkan: Masyarakat Indonesia membutuhkan pembaharuan total: pengentasan kemiskinan, pemulihan status sosial, penegakkan hukum dan keadilan, jaminan keamanan, berpendapat, kebebasan beragama, pemimpin-pemimpin yang berjiwa revolusioner dengan visi jelas, dlsb. Berdoa dan berkaryalah bagi perwujudan pembaharuan-Nya di tengah masyarakat Indonesia ini! |
(0.10852723333333) | (Luk 7:18) |
(sh: Cara Allah memang unik (Rabu, 17 Januari 2007)) Cara Allah memang unikJudul: Cara Allah memang unik Kecewa dan ragu? Mungkin itu yang ada dalam benak Yohanes. Ketika di penjara, ia tidak melihat dan mendengar Yesus berperilaku seperti Mesias yang dinubuatkannya (3:15-17). Yesuskah Mesias itu (7:19)? Pertama, jawaban Yesus tegas mengutip Nabi Yesaya (22)! Memang bayangan Mesianik yang politis dan keras tidak ada sama sekali pada sosok Yesus, namun justru itulah keunikan cara Allah yang tidak boleh diragukan. Bagi orang tidak beriman hal itu mengecewakan (dalam bhs. Yunani: skandalon, berarti batu sandungan) (23). Yesus menantang Yohanes untuk memercayai cara Allah berkarya.
Kedua, Yesus membandingkan kemuliaan pelayanan Yohanes dengan
diri-Nya. Pelayanan Yohanes memang luar biasa. Dia adalah
pendahulu yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Mesias dan
memperkenalkan Mesias kepada umat (Kel. 23:20). Ia juga adalah
nabi Allah yang mempersiapkan umat bertemu dengan Mesias ( Cara Allah dalam tindakan penyelamatan-Nya sering tidak terduga dan memang tidak konvensional, namun pasti tepat sasaran. Kita dipanggil terlibat dalam pelayanan dengan belajar menyesuaikan diri dengan kreativitas-Nya serta percaya bahwa rencana-Nya paling baik dan pasti berhasil. Renungkan: Manusia melihat keterbatasannya. Allah dapat memakai manusia menembus batas-batas tersebut. |
(0.10852723333333) | (Luk 7:24) |
(sh: Penolakan, sekali lagi penolakan (Jumat, 23 Januari 2004)) Penolakan, sekali lagi penolakanPenolakan, sekali lagi penolakan. Penolakan terhadap seseorang kerapkali terjadi dalam realita kehidupan kita. Penolakan terjadi karena sikap atau karakter dari orang tersebut. Namun, sangatlah janggal kalau kehadiran yang menjadi utusan Allah ditolak oleh manusia. Siapakah yang ditolak oleh manusia di bumi ini? Yohanes sebagai nabi terbesar sebelum Kristus, adalah pelopor tentang kedatangan Mesias dalam dunia. Sebagai pelopor, Yohanes pembaptis memiliki tugas untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Melalui sikapnya yang tegas dan kata-katanya yang keras di sungai Yordan, banyak orang yang bertobat dan dibaptis. Orang-orang tersebut ada yang berasal dari kelompok pemungut cukai (ayat 29). Kehadiran Yohanes pembaptis yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan, mendapat kecaman dan penolakan dari orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka mengatakan, Yohanes sebagai seorang pertapa yang makan belalang dan madu hutan, adalah orang yang kerasukan setan (ayat 33). Kehadiran Yesus pun tidak luput dari cemoohan dan penolakan. Padahal, Yesus melakukan hal yang sebaliknya dari Yohanes. Yesus yang adalah Mesias, yang datang untuk menyelamatkan orang yang hilang, dicela karena makan dan minum serta bersahabat dengan pemungut cukai dan orang berdosa. Oleh sebab itu orang Farisi dan Ahli Taurat menamakan Yesus pelahap dan peminum (ayat 34). Sebutan ini merupakan sebutan bagi anak yang durhaka, yang menurut hukum Musa, harus dilempari batu sampai mati (Ul 21:20-21). Yesus memberikan ilustrasi mengenai penolakan ini melalui perumpamaan di ayat 32. Intinya adalah, utusan Tuhan datang tetapi mereka tidak menanggapi dengan baik bahkan mencela dan menolak. Renungkan: Kita harus mendoakan orang-orang yang telah berkeras hati menolak Yesus sebagai Mesias dalam kehidupan mereka sebelum waktunya habis! |
(0.10852723333333) | (Luk 8:40) |
(sh: Iman yang tangguh (Kamis, 29 Januari 2004)) Iman yang tangguhIman yang tangguh. Iman bukan gerakan yang tak terkontrol atau tak disadari, tetapi merupakan kebulatan hati yang terpaut kepada obyek tertentu. Kristen menujukan imannya kepada Yesus Kristus. Perikop kali ini, memperlihatkan kepada kita bagaimana Yesus memberi perhatian khusus kepada orang yang memiliki iman yang tangguh dalam dua kisah. Pertama, kisah Yairus (ayat 40-42; 49-56). Sepulangnya Yesus dari Gerasa, Yairus kepala rumah ibadat menghampiri-Nya dan memohon agar Yesus datang ke rumahnya untuk menyembuhkan anak perempuannya yang sakit hampir mati. Dalam perjalanan ke rumah Yairus, Yesus harus menerobos orang banyak yang berdesakan di sekitar-Nya. Akan tetapi, perjalanan itu diinterupsi oleh seorang perempuan yang ingin disembuhkan Yesus. Lalu, berita datang dari rumah Yairus bahwa anak perempuannya sudah mati. Kelihatannya tidak ada harapan anaknya akan sembuh. Namun perkataan Yesus memberi kekuatan pada iman Yairus (ayat 50). Kedua, kisah perempuan yang menderita sakit pendarahan selama dua belas tahun (ayat 43-48). Di tengah situasi berdesakan di sekitar Yesus, serta ketergesaan-Nya menuju rumah Yairus, perempuan ini menyelinap untuk menjamah jubah Yesus. Imannya tak percuma, sebab hanya dengan menjamah jubah-Nya saja perempuan itu sembuh. Perempuan itu sembuh bukan karena jubah Yesus, tetapi karena kuasa Yesus dinyatakan kepadanya. Perempuan itu beriman kepada Yesus, sehinga sakit pendarahannya pun sembuh. Biarpun Yesus sibuk melayani orang banyak yang memerlukan-Nya, tetapi Yesus menyambut Yairus yang beriman kepada-Nya dan bersedia datang ke rumahnya. Ketika sedang berurusan dengan Yairus, Yesus memberi perhatian juga kepada seorang perempuan yang beriman kepada-Nya. Renungkan: Yesus memberi perhatian besar kepada orang-orang yang memiliki iman yang tangguh. |
(0.10852723333333) | (Luk 9:28) |
(sh: Jangan menunggu logika dipuaskan baru percaya! (Senin, 2 Februari 2004)) Jangan menunggu logika dipuaskan baru percaya!Jangan menunggu logika dipuaskan baru percaya! Sulit menerima kenyataan bahwa orang yang kita harapkan dapat menjadi tumpuan kehidupan masa depan kita harus menderita. Hal inilah yang dirasakan dan dialami para murid. Kemungkinan besar sesudah mendengar berita bahwa Yesus harus menderita, mereka tidak hanya kehilangan harapan tetapi menjadi ragu-ragu akan kemesiasan Yesus. Menurut mereka apalah arti kedatangan-Nya jika ternyata Sang Pembebas, harus menderita. Bagaimana mungkin mereka mengalami pembebasan jika Dia yang diharapkan dapat memberikan kebebasan ternyata tidak dapat mengelak dari penderitaan. Apa yang bisa mereka harapkan dari-Nya? Kekuatiran ini ditangkap jelas oleh Yesus. Delapan hari sesudah Yesus dengan penuh kesabaran mengajar para murid tentang hal ini, Ia mengajak Petrus, Yohanes, dan Yakobus naik ke atas gunung untuk berdoa (ayat 29). Para murid melihat Yesus dimuliakan. Lukas memunculkan peristiwa “pemuliaan” ini seakan-akan ingin menunjukkan suatu tanda kepada para murid bahwa Yesus yang kemesiasan-Nya sempat diragukan, ternyata adalah sungguh-sungguh Mesias yang mulia. Dia akan membebaskan umat dalam konteks yang lebih luas, bukan dalam konteks dan konsep sempit para murid yang orang-orang Yahudi. Namun, tugas itu harus didahului oleh penderitaan. Kehadiran Musa yang mewakili Taurat, dan Elia yang mewakili nabi-nabi, bersama-sama dengan Yesus merupakan bukti tergenapinya nubuatan Perjanjian Lama dalam diri Yesus Kristus. Akhirnya, Allah Bapa meneguhkan secara langsung kemesiasan Yesus, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia”. Walaupun Petrus dan rekan-rekannya tetap belum mengerti, sudah seharusnya mereka percaya kepada Firman Allah Bapa. Renungkan: Banyak orang baru mau percaya pada Yesus dan penyelamatan-Nya melalui salib bila logikanya dipuaskan. |
(0.10852723333333) | (Luk 9:37) |
(sh: Yesus turun tangan (Selasa, 3 Februari 2004)) Yesus turun tanganYesus turun tangan. Seorang pelukis berkebangsaan Italia pernah menghasilkan suatu karya seni yang luar biasa indah. Rafael, nama pelukis itu, menuangkan peristiwa pemuliaan di atas gunung sekaligus dengan tindakan Yesus menyembuhkan seorang anak yang kerasukan roh jahat. Lukisan itu dibagi dalam tiga bagian. Bagian paling atas adalah bagian yang penuh dengan cahaya (ayat 29-31). Bagian tengah menampilkan keadaan tiga orang murid yang sedang tidur (ayat 32). Bagian paling bawah diberi warna agak gelap. Dalam bagian yang gelap itu ada seorang ayah dan anaknya yang sedang sakit (ayat 38) dan murid-murid lainnya bersama dengan orang banyak. Banyak yang menilai bahwa lukisan ini dibuat sesuai dengan maksud Lukas. Lukisan ini memaparkan tentang suatu keadaan yang berbeda antara dunia ilahi, dunia penuh kemuliaan yang dialami Kristus di atas gunung, dengan dunia manusia. Teguran keras Yesus sebenarnya merupakan cetusan hati yang merasa bahwa diri-Nya seorang diri menghadapi kesengsaraan dan keputusasaan, ketakutan dan kebingungan, ketidakkuasaan dan ketidakpercayaan dunia manusia. Tidak ada seorang murid pun yang turut merasakan beban penderitaan yang harus ditanggung-Nya. Namun, kita menarik pelajaran penting dari sikap Yesus, yaitu bahwa keadaan tersebut tidak lantas menumpulkan kepekaan hati-Nya terhadap penderitaan orang lain. Ia peka terhadap kebutuhan seorang ayah yang menginginkan kesembuhan anak tunggalnya. Dalam “kesendirian” Yesus menyembuhkan anak yang kemasukan roh jahat dengan perkataan-Nya yang penuh dengan kekuatan yang dikaruniakan Allah kepada-Nya. Semua yang menyaksikan karya agung Allah itu serentak memuji kebesaran Allah. Renungkan: Peringatan buat kita, apakah rasa kagum dan takjub pada kuasa Allah baru timbul setelah kita menyaksikan kuasa-Nya dengan mata kepala sendiri? |
(0.10852723333333) | (Luk 9:51) |
(sh: Fokus pada tujuan (Kamis, 5 Februari 2004)) Fokus pada tujuanFokus pada tujuan. Ayat 51 dengan jelas menekankan bahwa Tuhan Yesus kini melangkah menuju kegenapan seperti yang telah diajarkan-Nya kepada para murid. Ia tahu Ia datang dari siapa, untuk apa, dan harus melalui jalan hidup yang bagaimana. Bahwa misi-Nya akan ditolak oleh sementara orang, adalah sesuai dengan rencana Allah yang telah dinubuatkan sejak zaman Perjanjian Lama dan selaras dengan tekanan ajaran-Nya bahwa Ia harus menderita (bdk. Yes. 53).
Dalam bacaan ini Lukas memaparkan kepada kita bahwa ada masalah yang
mengganjal Yesus, yaitu reaksi murid-murid-Nya, Yakobus dan
Yohanes terhadap orang Samaria yang menolak memberikan bantuan
setelah tahu bahwa Yesus dan rombongan-Nya menuju ke Yerusalem
(ayat 53). Memang Kerajaan Israel bersatu terpecah menjadi
Israel Utara (Samaria) dan Israel Selatan (Yehuda=Yerusalem).
Hubungan antara Samaria dan Yehuda semakin memburuk. Bahkan
orang-orang Samaria digolongkan sebagai orang-orang yang harus
dimarginalkan oleh orang-orang Yerusalem. Lukas menggambarkan
penolakan ini sebagai bagian dari penggenapan nubuat Allah
sebagai tanda bahwa Mesias akan menderita penolakan. Bagaimana
rombongan Yesus bersikap terhadap penolakan tersebut? Yakobus
dan Yohanes, khususnya, menganggap bahwa penolakan itu lebih
merupakan penghinaan terhadap Yesus, yang seharusnya
diperlakukan dengan segala hormat. Itulah sebabnya mereka
mengusulkan untuk bertindak keras terhadap mereka (ayat
54)—mungkin seperti yang pernah dilakukan Elia dalam Reaksi Yesus sama sekali berbeda (ayat 55)! Justru Ia menilai bahwa reaksi yang ditunjukkan oleh Yakobus dan Yohanes ternyata belum menghayati bahwa salib adalah keharusan bukan saja bagi Yesus tetapi juga dalam misi dan kehidupan para pengikut-Nya. Renungkan: Mengikut Yesus adalah satu-satunya yang harus secara serius dijalani dengan segala konsekuensinya. |
(0.10852723333333) | (Luk 12:35) |
(sh: Dapat dipercaya dan bertanggung jawab (Jumat, 27 Februari 2004)) Dapat dipercaya dan bertanggung jawabDapat dipercaya dan bertanggung jawab. Seperti istilah para politikus yang berujar, ‘tidak ada teman sejati yang ada adalah kepentingan.’ Demikian pula, ‘hari ini teman besok menjadi lawan’ sangat bergantung kepada kepentingan siapa yang hendak dituju. Kesetiaan memang sudah sangat menipis di masyarakat kita, apalagi untuk dapat dipercaya. Melalui dua perumpamaan pertama (ayat 35-38,39,40), Yesus mengingatkan para murid-Nya untuk berjaga-jaga setiap waktu karena kedatangan hari Tuhan tidak bisa ditentukan. Sungguh celaka jika saat Dia datang, anak-anak Tuhan hidup dalam dosa! Sebaliknya mereka yang didapati berjaga-jaga, mendapatkan penghargaan dari Tuhan sendiri. Tuhan sendiri akan melayani mereka (ayat 37). Pada perumpamaan berikut (ayat 41-46), Yesus mengingatkan para murid-Nya untuk setia dan bertanggungjawab atas segala tugas dan kepercayaan yang diberikan Allah kepada mereka. Apabila mereka setia dan bertanggungjawab, maka sebagai penghargaan, mereka akan mendapatkan kehormatan menerima tanggung jawab dan kepercayaan yang lebih besar (ayat 43,44). Sebaliknya, ketidaksetiaan atau penyalahgunaan kepercayaan yang diberikan berakibat fatal (ayat 45-46). Di satu sisi menerima tanggung jawab dan tugas yang lebih besar adalah kehormatan, di sisi lain hal tersebut merupakan tanggung jawab yang besar. Oleh karena tanggung jawab yang besar, maka risiko yang ditanggung pun besar. Perumpamaan terakhir (ayat 47-48) bukan memberikan alasan untuk mengelak tanggung jawab, misalnya dengan berkata bahwa saya tidak tahu kalau hal itu tidak benar. Perumpamaan ini justru menekankan sikap semakin mawas diri dan lebih setia oleh karena tanggung jawab yang diberikan Allah. Renungkan: Dalam dunia yang tipis kesetiaan dan rasa tanggung jawab, seharusnya anak-anak Tuhan menjadi saksi bahwa kesetiaan dan rasa tanggung jawab masih ada. Orang Kristen harus dapat dipercaya! |
(0.10852723333333) | (Luk 12:49) |
(sh: Api pemisahan dari Yesus (Sabtu, 28 Februari 2004)) Api pemisahan dari YesusApi pemisahan dari Yesus. Api di dalam Alkitab bisa melambangkan Roh Kudus yang membawa semangat menyala-nyala dalam hati orang percaya. Api juga bisa melambangkan kuasa Allah untuk memurnikan umat-Nya. Kelihatannya arti yang kedua inilah yang dipakai Yesus dalam pemberitaan-Nya di perikop ini. Yesus datang untuk melemparkan api ke bumi. Hal ini senada dengan apa yang Yohanes Pembaptis katakan tentang Yesus di bagian awal Injil Lukas ini. “Ia akan membaptis kamu dengan . . . api. Alat penampi sudah di tangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya . . . debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan.” (ayat 3:16-17) Api pemisahan itu datang untuk memurnikan siapa milik Allah siapa yang bukan. Memang Yesus datang untuk menyelamatkan manusia, tetapi sekaligus untuk menyatakan penghukuman bagi mereka yang menolak-Nya. Api pemisahan itu merupakan penderitaan yang menimpa manusia. Orang percaya akan tetap pada percayanya, walau api penderitaan itu begitu dahsyat. Yesus sendiri juga harus melalui baptisan api itu (ayat 12:50). Yesus menerima baptisan itu bukan karena Ia berdosa, tetapi justru untuk membuktikan bahwa Dia berasal dari Allah dan diutus Allah untuk menjadi agen pemurnian tersebut. Akibat pemurnian tersebut akan terjadi pemisahan antara orang percaya dengan orang yang menolak untuk percaya. Yesus menguraikan pemisahan itu dengan ilustrasi perpecahan di antara keluarga (ayat 52-53). Gambaran keluarga yang terpecah sampai terjadi perlawanan di antara anggota keluarga sungguh mengerikan. Bukankah hal itu sudah terjadi ketika anggota keluarga yang bertobat harus dikucilkan dan bahkan dibunuh oleh anggota keluarga yang lain tidak percaya? Renungkan: Apakah Anda sungguh-sungguh sudah menjadi milik Tuhan? Ingat, Tuhan tahu siapa milik-Nya! |
(0.10852723333333) | (Luk 13:10) |
(sh: Kerajaan Allah vs kemunafikan (Senin, 1 Maret 2004)) Kerajaan Allah vs kemunafikanKerajaan Allah vs kemunafikan. Tanda-tanda kehadiran Allah tidak selalu terwujud dalam hal yang besar dan menakjubkan. Seperti misalnya, dua orang yang sehati berdoa memohon urapan Tuhan atas pelayanan pemberitaan Injil mereka. Setelah bertahun-tahun berdoa dan ber-PI, kini mereka telah menghimpun lebih dari seribu orang petobat dan murid Kristus yang dengan doa dan semangat yang sama mengabarkan Injil. Di sisi lainnya kita melihat orang yang berpengetahuan banyak akan firman Tuhan, sehingga merasa berkompeten untuk bisa menegur orang yang tidak mematuhinya, tetapi ia sendiri melanggarnya. Kemunafikan seperti itu jelas tidak bermanfaat, sebaliknya menghambat orang lain maupun dirinya untuk bertumbuh. Sikap munafik ditunjukkan oleh kepala rumah ibadat pada hari Sabat ketika ia memarahi orang-orang yang datang untuk disembuhkan Yesus (ayat 14). Ia melarang Yesus 'bekerja' pada hari Sabat, padahal ia sendiri 'bekerja' dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan rutin di rumahnya (ayat 15). Namun, dalam hal ini, persoalan yang lebih utama adalah sikap ketidakpeduliannya terhadap kebutuhan orang lain (ayat 16) sementara ia sibuk untuk mengurus kepentingan diri sendiri. Tindakan Yesus melakukan mukjizat penyembuhan pada hari Sabat merupakan suatu demonstrasi kehadiran Kerajaan Allah di dunia. Memang kehadiran Kerajaan Allah tidak selalu terlihat besar dan megah. Ia mulai dari kecil seperti biji sesawi, namun, kemudian bertumbuh menjadi pohon yang besar. Atau, seperti sedikit ragi yang mengkhamirkan adonan roti. Kerajaan Allah hadir secara diam-diam, tetapi pengaruh yang dihasilkannya memberkati banyak orang. Renungkan: Orang Kristen sejati tidak perlu gembar gembor menyatakan kekristenannya, namun ia akan menjadi berkat bagi banyak orang, dan Injil Tuhan disebarluaskan. |
(0.10852723333333) | (Luk 14:1) |
(sh: Sejalan dengan sikap dan tindakan Allah (Rabu, 29 Maret 2000)) Sejalan dengan sikap dan tindakan AllahSejalan dengan sikap dan tindakan Allah. Masalah yang menyebabkan perbedaan pendapat Yesus dan orang Farisi tentang penyembuhan pada hari Sabat (ayat 1-6) sangat serius, karena fokusnya pada sikap Allah terhadap kebutuhan dan keselamatan manusia. Orang-orang Farisi berpendapat bahwa hormat bagi Allah dan bagi hukum-hukum-Nya adalah segala-galanya, sehingga umat-Nya tidak boleh bekerja pada hari Sabat. Setiap orang percaya pasti setuju dengan pendapat ini karena sesuai dengan firman-Nya. Namun, mereka menambahkan bahwa menyembuhkan orang pada hari Sabat adalah kerja. Karena itulah, maka penyembuhan yang dilakukan-Nya harus ditunda. Sikap itu nampaknya merupakan bukti kekudusan, penyangkalan diri, dan dedikasi penuh kepada Allah. Tetapi Yesus mengkritik, dengan mempertanyakan apakah mereka akan menarik lembunya yang terperosok ke dalam sumur pada hari Sabat. Mereka tidak dapat menjawab, karena pasti tidak akan membiarkan lembunya mati apabila harus menunggu hingga keesokan harinya. Jika demikian, mengapa harus membuat orang yang sakit busung air itu menunggu, sedangkan mereka tidak membiarkan lembunya menunggu? Pertanyaan mereka tidak berhubungan dengan kemuliaan Allah, tetapi dengan kepentingan pribadi. Mereka berkeyakinan, jika mereka mentaati hukum Allah, mereka akan mendapatkan pahala dan diterima Allah untuk masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Motivasi mereka: semakin berat peraturannya maka pahala mereka semakin banyak. Mereka pun mengizinkan menarik lembunya, karena jika lembunya mati mereka akan menderita kerugian. Namun jika penderita busung air itu tidak disembuhkan dan mati, mereka tidak menderita kerugian apa pun. Sikap Farisi ini nampaknya menjadi sikap kebanyakan orang. Yesus menggambarkannya dengan dua perumpamaan. Di dalamnya tergambar orang yang selalu ingin mendapatkan kehormatan dan keuntungan bagi diri mereka sendiri (ayat 7-14). Yesus mengecam sikap yang demikian karena bertentangan dengan Hukum Kerajaan Allah dan menghalangi mereka untuk mendapatkan anugerah Allah (ayat 11, 14). Renungkan: Sikap Kristen haruslah seperti Yesus di mana seluruh sikap dan tindakan terhadap manusia adalah sejalan dengan sikap dan tindakan Allah terhadap manusia. |
(0.10852723333333) | (Luk 17:1) |
(sh: Pelayanan Kristen dan resep manjur bagi seorang pelayan (Senin, 3 April 2000)) Pelayanan Kristen dan resep manjur bagi seorang pelayanPelayanan Kristen dan resep manjur bagi seorang pelayan. Para Rasul agak takut dan bimbang ketika menghadapi tugas pelayanan yang akan diserahkan kepada mereka. Tugas mereka tidak ringan. Di dalam pelayanan mereka akan menghadapi penyesat- penyesat. Konflik yang akan mereka hadapi dalam kehidupan jemaat juga tak kalah rumitnya. Ada kemungkinan mereka akan mengalami sakit hati atau bahkan mengalami penderitaan fisik. Sikap yang harus ditunjukkan oleh para Rasul adalah mengampuni dengan tidak terbatas. Cara pengampunan yang diperintahkan oleh Yesus sangat berbeda dengan tradisi orang Yahudi (Mat. 5:38-44). Oleh karena itu, mereka memohon agar imannya ditambahkan. Dan jawaban yang diberikan oleh Yesus sangat melegakan yaitu bahwa iman yang hanya sekecil biji sesawi pun sebetulnya mempunyai kuasa yang sangat besar. Kuasa iman yang besar bisa menimbulkan sombong rohani. Karena itulah Kristus pun kemudian memberikan pengajaran yang lebih lanjut tentang sikap mereka terhadap Allah, yaitu mengenai kerendahan hati (ayat 7-10). Sikap ini harus dimanifestasikan melalui tindakan yang tidak mengharapkan pujian atau terima kasih, karena mereka sebetulnya hanyalah hamba-hamba Allah. Apa yang harus mereka lakukan adalah kewajiban mereka. Sikap kerendahhatian ini juga harus dimanifestasikan melalui perbuatan dan tindakan yang memuliakan Allah seperti yang didemonstrasikan oleh satu dari 10 orang kusta (ayat 11-19). Setelah melihat bahwa dirinya sembuh, ia kembali kepada Kristus bukan sekadar mengucapkan terimakasih, namun untuk memuliakan Allah. Bila uraian di atas kita rangkumkan maka akan tergambar bahwa pelayanan Kristen bukanlah pelayanan yang mudah karena akan menemui tantangan dan serangan terhadap ajaran maupun dirinya secara pribadi. Namun demikian ia tidak boleh begitu saja meninggalkan pelayanannya, karena kedudukannya hanyalah seorang hamba. Apa yang ia kerjakan merupakan suatu kewajiban yang tidak bisa dibantah. Ia tidak bisa menentukan apa, kapan, dan bagaimana ia akan melakukan pelayanan. Semuanya harus berpusat kepada-Nya. Renungkan: Seorang pelayan juga tidak boleh melakukan segala sesuatu bagi kepopuleran dan keuntungan dirinya. Semuanya semata-mata bagi kemuliaan-Nya. |
(0.10852723333333) | (Luk 17:1) |
(sh: Karakter murid yang beriman (Kamis, 11 Maret 2004)) Karakter murid yang berimanKarakter murid yang beriman. Beberapa nasihat dalam perikop ini saling berkaitan satu sama lain karena merupakan aspek-aspek dari karakter murid. Setiap aspek hanya mungkin dikembangkan bila aspek lain diikutsertakan dan juga ikut dikembangkan. Orang yang mengabaikan salah satu aspek, atau hanya menekankan aspek tertentu saja tidak mungkin menjadi murid yang berkenan kepada Tuhan. Aspek pertama yang dibahas adalah menegor dan mengampuni dosa (ayat 3-4). Kristen yang tidak menegor ada dalam bahaya membiarkan penyesatan terjadi atau bahkan turut serta dalam penyesatan (ayat 1-2). Orang yang bersalah sering tidak menyadari kesalahannya sehingga perlu kehadiran orang lain untuk menegornya. Kristen yang tidak menegor berarti bersikap tidak peduli terhadap keselamatan orang lain. Sebaliknya menegor dosa harus diimbangi pula dengan mengampuni dosa. Orang yang bertobat atas kesalahannya harus diberi kesempatan untuk memperbarui dirinya. Aspek kedua adalah mengenai iman (ayat 5-6). Bagi para murid, menjadi Kristen yang peka terhadap dosa dan siap memberi pengampunan membutuhkan iman yang besar. Namun, Yesus mengajar bahwa yang penting bukan besar-kecilnya iman melainkan bagaimana iman itu dikerjakan. Maka rintangan sebesar apapun akan teratasi. Kerjakanlah penegoran atas dosa, dan pengampunan sebagaimana Allah sudah mengampunimu. Itulah buah imanmu. Aspek ketiga adalah mengenai ketaatan sebagai hamba (ayat 7-10). Murid yang beriman mendapatkan kekuatannya justru dari ketaatannya sebagai hamba. Sumber kekuatan untuk menegor dan mengampuni dosa adalah ketaatan sepenuhnya kepada Allah. Jadi semua aspek kemuridan ini berkait satu sama lainnya. Renungkan: Iman yang diwujudkan dalam tindakan nyata akan menghasilkan karakter Kristen yang menjadi berkat bagi sesama. |
(0.10852723333333) | (Luk 20:27) |
(sh: Yesus membentangkan kebenaran Allah (Kamis, 25 Maret 2004)) Yesus membentangkan kebenaran AllahYesus membentangkan kebenaran Allah. Setelah para pemimpin agama Yahudi dibungkamkan oleh Yesus dengan jawaban-Nya (ayat 20-26), tampillah orang Saduki yang lebih dikenal sebagai kelompok yang berpemahaman rasional. Perikop ini mengisahkan bagaimana Yesus menjawab pertanyaan yang rasional dari kelompok orang Saduki. Mereka mengenal tradisi kawin mawin di antara orang Yahudi. Seorang janda yang tujuh kali kawin dan semua suaminya meninggal, maka siapakah kelak yang berhak menjadi suaminya pada kebangkitan orang mati nanti? (ayat 27-33). Mereka bertanya untuk semata-mata menjerat Yesus. Kemampuan Yesus menjawab pertanyaan kaum rasionalis bukan saja mempertunjukkan pengetahuan-Nya akan Taurat dan semua peraturan dalam masyarakat Yahudi, tetapi juga otoritas ilahi-Nya. Jawaban Yesus membentangkan kebenaran Allah yang hidup (ayat 38). Yesus menegaskan bahwa hal kawin mawin itu hanya terjadi dalam hidup yang sementara ini. Yesus mengetahui bahwa kaum Saduki tidak percaya akan kebangkitan orang mati. Jawaban Yesus itu sekaligus merupakan ajakan bagi kaum Saduki untuk percaya bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang mati. Bahkan dengan cara itu Yesus hendak menuntun mereka untuk percaya kepada-Nya, sebagai Allah yang hidup yang hadir di tengah-tengah mereka (ayat 34-37). Lalu bagaimana reaksi mereka terhadap jawaban Yesus itu? Sebenarnya tidak beralasan manusia menguji kebenaran Allah berdasarkan pikiran manusia belaka. Para ahli Taurat memuji Yesus bukan karena percaya kepada-Nya, tetapi mereka hendak merendahkan ketidakmampuan orang Saduki menjebak dan menjerat Yesus (ayat 39-40). Renungkan: Setiap Kristen perlu mawas diri untuk tidak terjatuh ke dalam pandangan kelompok Saduki yang tidak percaya akan kuasa dan kedaulatan Allah dalam hidup kita kini dan yang akan datang. |
(0.10852723333333) | (Luk 21:5) |
(sh: Penderitaan dan penganiayaan (Sabtu, 27 Maret 2004)) Penderitaan dan penganiayaanPenderitaan dan penganiayaan. Bait Allah adalah tempat ibadah yang menjadi kebanggaan bangsa Yahudi. Kebanggaan yang dibarengi dengan kemegahan Bait Allah memberi kesan bahwa ia akan bertahan selama-lamanya sehingga mustahil untuk runtuh atau diruntuhkan. Tetapi Yesus mengejutkan mereka yang memuji kemegahan Bait Allah (ayat 5). Bait Allah akan hancur (ayat 6). Yesus menyampaikan nubuatan yang akan terjadi pada tahun 70. Jika peristiwa penyaliban Yesus terjadi pada tahun 33, maka kehancuran Yerusalem masih menunggu 37 tahun lagi. Sebelum keruntuhan Yerusalem terjadi pada tahun 70 ada beberapa tanda yang terjadi. Akan muncul mesias-mesias palsu (ayat 8). Ini berarti murid-murid perlu waspada dan tidak disesatkan. Akan terjadi peperangan dan pemberontakan (ayat 9). Akan terjadi gempa bumi, penyakit dan kelaparan serta tanda-tanda alam lainnya (ayat 11). Dengan ringkas, penderitaan menanti di depan. Di samping itu, penganiayaan secara khusus akan dialami murid-murid (ayat 12). Di tengah situasi yang demikian, murid-murid tidak perlu cemas, gentar, dan tawar hati. Semua penderitaan dan penganiayaan berada di bawah kendali dan kuasa Allah. Murid-murid harus terus melakukan tugas dan tanggung jawabnya yakni bersaksi bagi Kristus (ayat 13). Allah akan memelihara mereka. Rambut orang yang percaya pada Yesus tidak akan hilang sehelaipun dari kepalanya (ayat 18). Ini menunjukkan perlindungan yang sempurna. Namun tidak berarti bahwa mereka tidak mungkin kehilangan nyawa seperti yang dikatakan dalam ayat 16. Yesus membukakan kepada murid-murid hal-hal yang akan terjadi di masa depan. Ketika hal yang dikatakan Yesus terjadi mereka tidak perlu gentar dan kecewa. Mereka tahu hal-hal itu telah dikatakan Yesus sebelumnya. Renungkan: Penganiayaan merupakan bagian tidak terpisahkan dari menjadi murid Yesus. Namun serentak dengan itu penghiburan dan penyertaan Yesus menjadi sisi lain dari penganiayaan. |