(0.25238480606061) | (Yos 5:15) |
(ende) Tempat itu adalah sutji karena penampakan itu sendiri. Bagi Josjua' perintah itu menjatakan, bahwa orang jang tampak olehnja ialah Jahwe sendiri. Josjua' disini disedjadjarkan sekali lagi dengan Musa. Seluruh peristiwa itu berarti, bahwa perebutan kena'an adalah pekerdjaan Jahwe sendiri, bukan hasil usaha Israil. |
(0.25238480606061) | (Yos 24:26) |
(ende: Kitab Taurat Allah) kurang djelas maknanja. Taurat Musa, sebagaimana jang sekarang terdapat dalam Kitab Sutji, pada djaman Josjua' pastilah belum ada. Untuk si penjusun, jang menjadur djuga pidato itu, Kitab Taurat ialah suatu kumpulan undang2, jang serupa dengan Kitab Ulangtutur. |
(0.25238480606061) | (Hak 2:1) |
(ende) Malaekat Jahwe itu sama sadja dengan Jahwe menampakkan diri-Nja. Maksud tjatatan ini ialah: menerangkan mengapa Israil tak berhasil menduduki Kena'an seluruhnja (fasal 1)(Hak 1) dan itu mendjadi djuga sebangsa perumusan adjaran jang terkandung dalam seluruh kitab Hakim2, jakni-Israil dianiaja dan ditindas terus, karena tak setia pada Jahwe, makanja Iapun tak setia pada Israel. |
(0.25238480606061) | (Hak 3:7) |
(ende) Dengan tjontoh ini (dan jang ber-ikut2 pula) si penjusun membuktikan kebenaran adjaran, jang dibentangkannja dalam Hak 2:10-19. |
(0.25238480606061) | (Rut 1:1) |
(ende) RUT PENDAHULUAN Salah satu kisah jang amat menarik dari Perdjandjian Lama tersedia bagi kita dalam kitab ketjil tersendiri, jang dinamakan menurut tokoh utamanja, Rut. Semua sependapat, bahwa kisah tersebut merupakan suatu permata sni tjerita Israil, dengan pelukisan watak jang tadjam, penggambaran dan pertjakapan jang hidup, ketegangan dramatis, tanpa mendjadi ketegangan jang ber-lebih2an dan sensasi. Dalam Kitab Sutji Hibrani kitab ketjil tersebut termasuk dalam apa jang disebut “Ketubim” dan mendjadi bagian dari kelima “Megillot”. Jakni kitab2 ketjil, jang dibatjakan selama ibadah pada perajaan2 besar Israil: Madah Agung pada perajaan Paska, Lagu Ratap pada peringatan tahunan runtuhnja Jerusjalem, Pengchotbah pada perajaan pondok daun2, Ester pada perajan Purim, sedang Rut dichususkan untuk perajaan Pentekosta, perajaan panen, karena didalamnja diutarakan pula panen djelai. Tetapi dalam terdjemahan2 Junani dan Latin kuno kitab Rut ditempatkan sedudah kitab para Hakim, dan pengaran2 kono pun menjebutkan, bahwa memang itulah tempatnja. Makanja banjak ahli memandang kitab ketjil itu sebagai tambahan ketiga pada kitab para Hakim. Namun tempat aselinja sukarlah ditentukan dengan pasti. Dalam terdjemahan2 kuno kitab itu dapat digandingkan dengan kitab para Hakim, karena kisahnja berlangsung didjaman para Hakim (1, 1); sedangkan sebaliknja dalam daftar Hibrani kitab2 sutji mungkin digolongkan dalam Ketubim untuk keperluan ibadah. Kisahnja agak sederhana susunannja. Suatu keluarga ketjil di Juda terpaksa mengungsi karena kelaparan kewilajah Moab. Dua anaknja, jakni Mahlon dan Kiljon, memperisteri dua wanita Moab, ‘Orpa dan Rut. Tetapi dalam perantauan jang lama itu keluarga tersebut mendapat pertjobaan jang berat. Bapak keluarga, Elimelek, meninggal dan djuga kedua anaknja. Demikianlah djanda Na’omi tertinggal bersama dengan kedua menantu perempuannja jang tak beranak. Beberapa waktu kemudian ia mau pulang ketanahairnja. Kedua menantu perempuannja ingin ikut sertanja. Tetapi Na’omi mendesak, supaja mereka kembali sadja. ‘Orpa menjetudjuinja, tetapi Rut bersikeras hati. Setibanja di Betlehem, Rut berusaha mentjari penghidupannja dnegan memungut sisa2 gandum diladang, seperti orang2 miskin lainnja. Kebetulan ia berada diladang seorang bernama Bo’az. Bo’az sudah mendengan tentang kelakuang Rut jang terpudji itu dan oleh karenanja memperlakukannja dengan sangat murah hati. Ternjatalah Bo’as itu masih sanak Na’omi. Adapun Na’omi mau mendjual sebidang tanah, milik suaminja jang telah meninggal, tetapi menurut undang2 milik-pusaka tersebut harus tetap tinggal dikalangan kaum kerabat. Dari sebab itu Rut didorongnja, untuk mengusahakan, supaja Bo’az membeli tanah itu dan mengawini Rut, sehingga Elimelek mendapat keturunan dan tanah itu tetap mendjadi milik lekuarganja sendiri. Sebab anak jang mungkin akan dilahirkan dari Bo’az dan Rut menurut hukum mendjadi tjutju Elimelek. Usaha ini berhasil. Bo’az tidak enggan menerima usul itu. Tetapi masih ada sanak lain, jang lebih berhak atasnja. Didalam himpunan rakjat dipintugerbang kota soal itu dikemukakan oleh Bo’az. Sanak tadi tidak mau mengawini Rut dan oleh karenanja melepaskan hak2nja demi untuk Bo’az. Maka Bo’az mengawini Rut dan dari perkawinan itu lahirlah mojang radja Dawud. Dalam kisah itu Bo’az tampil sebagai “penebus” dan oleh karenanja ia mengawini Rut. Fungsi penebus itu agak luas dan berdasarkan hubungan darah. Jang paling dekat hubungan darahnja harus “menebus’sanaknja, entah ia djatuh dalam perbudakan, entah ia terantjam kisas, hal mana lalu ditebus, entah milik kerabat itu hendak djatuh kedalam tangan oralng lain dan oleh karenanja harus dibeli oleh si “penebus”. Adapun istilah “penebus” ini djuga diambil-alih dalam bidang keigamaan; maknanja Jahwe “menebus” umatNja dari perbudakan dan dari musuh2nja. Fungsi “penebus” tidak mengandung kewadjiban untuk kawin, sehingga perkawinan antara Bo’az dan Rut tidak merupakan menggantikan-tikar, seperti jang tertera dalam Taurat (Ul. 25, 5-10). Diluar kitab Rut tidak terdapat tjontoh satupun dari perkawinan sedemikian itu didalam Perdjandjian Lama. Mungkinlah kita bersua dengan adat lama, agaknja adat setempat, jang tidak sampai dimasukkan dalam kodifikasi resmi perundangan Israil. Dari kitab Rut itu sendiri njatalah, bahwa Bo’az tidak begitu wadjib melainkan berhak, demi fungsinja sebagai penebus, untuk mengawini Rut. Apa jang mendjadi maksud dan pokok adjaran kitab Rut, sudah djelaslah pada
pembatjaan selintas-pintas. Kitab rut adalah madah pudjian atas “kesetiaan kaum
kerabat” baik dari pihak Rut maupun dari pihak Bo’az. Dan dikalangan orang2
Israil jang mursjid – Rut sudah dimasukkan kedalam umat Jahwe – hal itu
didasarkan atas kejakinan agama. Dalam seluruh kitab tersebut Jahwe membimbing
kedjadian2 dan djuga perkawinan antara Bo’az dan Rut. Kesetiaan aum kerabat atas
dasar keigamaan itu merupakan adjaran tetap kitab tersebut dan dalam diri Rut
dipudjilah Ibu Al Masih (Mt. 1, 5) sebagai wanita jang dalam rasa keigamaannja
dan mursjid, kendati asal kafirnja. Ada jang menjelipkan maksud2 lain pada kitab
ketjil itu. Beberapa ahli mengemukakan adanja ketjondongan politis didalamnja,
se-akan2 kisah itu hendak menjundjukkan, bahwa Dawud mempunjai hak atas daerah
Efraim demi asal-usulnja. Hanjalah sajangnja, menurut kitab itu Elimelek
bukannja dari suku Efraim melainkan dari marga Efrata di Juda. Ada pula ahli2
lain menganggap kitab ketjil itu suatu polemik lawan rigorisme dan eksklusivisme
Esra, jang bertindak keras terhadap perkawinan2 tjampuran (Esr. 9; 10; Bila tepatnja kitab itu ditulis, tidak mudahlah ditentukan . mereka jang menganggapnja sebagai polemik lawan Esra, dengan sendirinja menempeatkannja pada djaman sesudah pembuangan, tidak lama sebelum ataupun didalam masa Esra-Nehemia. Tambahan pula mereka mengemukakaan bahasa, jang dipakai dalam kitab itu, jaitu bahasa Hibrani dari djaman belakangan jang sudah mendapat pengaruh kuat dari bahasa Aram. Tetapi semua argumen itu tidak dapat menjakinkan. Diatas sudh disebutkan, bahwa polemik itu tidak ada. Dan mengenai bahasanja, memang bahasa jang dipengaruhi bahasa Aram, tetapi didjaman radja2pun bahasa Aram sudah digunakan dan mempunjai pengaruhnja. Tambahan lagi hendaknja diingat, bahwa dalam peredaran djaman kitab itu disesuaikan dnegna bahasa jang berlaku. Beberapa ahli beranggapan, bahwa bahasa Hibrani kitab Rut tidak kalah dengan bahasa Hibrani kitab2 Sjemuel dan Radja2. sebaliknjapun kitab itu sendiri tidak memberikan banjak petundjuk, untuk menanggalkannja dengan teliti. Dari 1,1 njatalah, bahwa djaman para Hakim sudah lewat. Tjatatan 4, 7 – djika ini bukan tambahan – kemudian – mengandaikan, bahwa kisah itu terdjadi djauh kemudin daripada masa kedjadiannja. Karena djaman para Hakim itu berlangsung hingga ke Sjaul (sekitar th. 1030), maka tentulah kitab itu ditulis sesudahnja. Silsilah jang menguntji kitab itu sampai kepada Dawud. Djadi, se-tidak2nja dalam bentuknja jang sekarang ini, kitab itu tertanggal sesudah Dawud. Tetapi lalu tidak dapat ditarik kesimpulan bahwa kitab itu tjaja silsilah itu diteruskan. Tokoh Dawud kan tjukup besar, untuk merupakan kuntjinja. Karena kitab itu njatanja tidak mengenal undang Deuteromium 23, 3, jang melarang orang2 Moab dimasukkan kedalam djemaah Israil, dan lagi perkawinan Bo’az tidak persis tjotjok dengan undang2 tentang menggantikan tikar, kiranja orang dapat memutuskan, bahwa kitab itu terdjadi sebelum undang2 tadi berlaku umum, djadi sebelum penerimaan umum Kitab Ulangtutur dalam th. 621. djadi dapat dikata, sangat boleh djadi kitab Rut itu ditulis antara th. 900 dan 600. Menentukan lebih landjut, tidak dapat, tanpa djatuh dalam hipotese2 jang agak mengawang. Itupun berlaku pula tentang pengarang kitab ketjil tersebut. Tradisi Jahudi menjebut2 Sjemuel. Tetapi hal ini terlalu didasarkan atas pemikiran theologis, untuk dipandang sebagai keterangan jang boleh dipertjaja. Nama2 lainpun tak dapat dikemukakan. Tentang sipengarang hanja dapat dikata, bahwa agaknja ia bukan dari kalangan levita atau imam, sebab tidak nampak sedikitpun perhatian chas kepada hal2, jang mendjadi perhatian kalangan2 tersebut. Hanja dapat dikatakan bahwa si penulis adalah orang jang dalam rasa keigamaannja dan dari kalangan awam. Persoalan terachir ialah apa kitab Rut itu menjadjikan suatu chajalan sastera belaka ataukah peristiwa sedjarah. Pada dirinja chajalan sastera dalam Kitab Sutji dapat diterima, seperti misalnja kitab Jonas. Tetapi ini harus dibuktikan dalam tiap2 hal tersendiri. Beberapa ahli suka menamakan kitab Rut itu sebuah “novel” dengan maksud untuk pembinaan. Tetapi ini harus dibuktikan. Dikemukakanlah tjorak simbolis nama2, jang terdapat dalam kitab itu (Mahlon, Kiljon, Na’omi, ‘Orpa, Rut dan Bo’az) dan jang agaknja didasarkan atas kedjadian2 jang dikisahkan. Simbolik ini memang sangat mungkin, tetapi djanganlah lalu ditraik kesimpulan2 jang terlalu djauh daripadanja. Boleh djadi didalam tradisi, atau mungkin djuga oleh si pengarang kisah sendiri, nama2 tadi diberikan kepada orang2 jang sungguh pernah ada atas dasar hal-ihwal jang njata. Kenjataan bahwa Dawud (I Sjem. 22, 3-4) ada hubungan2nja dengan Moab, didjelaskan dengan hubungan kerabat, seperti jang dikemukakan dalam kitab Rut. Dari sebab itu tentulah ada dasar sedjarahnja bagi kisah itu. Sampai kemana perintjian2nja dan bagian2 ketjilnja itu historis adanja, sukarlah ditentukan dengan keterangan2 jang tersedia. |
(0.25238480606061) | (Rut 1:15) |
(ende: Dewanja) ialah Dewa tertinggi bangsa Moab, Kemosj. Seorang anggota bangsapun harus menghormati Dewa bangsanja, jang dianggap sebagai radjanja dan berkuasa se-mata2 diwilajah bangsanja sendiri. Dengan meninggalkan bangsanja dan wilajah serta masuk wilajah bangsa lain djuga Dewa seorang, jang pindah berubah. |
(0.25238480606061) | (1Sam 2:10) |
(ende) a-b terdjemahan ini tiada pasti; naskah Hibrani sangat sukar untuk diartikan, sebab rusak. |
(0.25238480606061) | (1Sam 24:13) |
(ende) Pepatah ini (seluruh ajat) merupakan suatu tambahan, jang dimasukkan oleh seorang pembatja dalam kisah ini: oleh sebab didalamnja terdapat kata2 jang sama "mendatangkan tangan kepadamu". Makna petuah ini ialah: siapa jang mendjamah si djahat: akan ditimpa oleh jang djahat djuga: karena itu orang harus mentjegah di djahat, |
(0.25238480606061) | (1Raj 3:12) |
(ende: Kebidjaksanaan) jang dianugerahkan kepada Sulaiman ini ialah kebidjaksanaan praktis dalam urusan2 negara. Makna kata disini bukan makna jang biasa dalam kitab2 kebidjaksanaan (dan nabi2), dimana bertjorak keigamaan, hingga hampir sama dengan rasa keigamaan dan hidup susila jang baik. Kebidjaksanaan ini tidak dianugerahkan kepada Sulaiman, sebagaimana dibuktikan riwajat hidupnja. |
(0.25238480606061) | (1Raj 10:1) |
(ende) Sjeba adalah suku bangsa di Saudi Arabia jang tinggi kebudajaannja dan besar perdagangannja. Disini mungkin suatu Koloni suku itu disebelah utara Arabia. Mungkin kundjungan ratu itu ialah per-tama2 dagang (1Ra 10:13), tetapi kisah ini menitikberatkan apa jang menondjolkan kebidjaksanaan dan kekajaan Sulaiman. Pada kaum muslimin ratu Sjeba itu tersohor nama ratu Bilqis. |
(0.25238480606061) | (1Raj 11:5) |
(ende: 'Asjtoret) ini ialah dewi Sidon 'Asjtarte. Tetapi dewi kesuburan ini di-mana2 dihormati di Kena'an dan sekitarnja. 'Asjtoret itu tidak sama dengan Asjera atau asjera2. |
(0.25238480606061) | (1Raj 18:1) |
(ende) Tahun ketiga ini ialah tahun ketiga kelaparan tadi. Menurut perhitungan dahulu "tiga tahun" (dan tiga hari) bukanlah genap tiga tahun lengkap. Bila kelaparan itu mulai pada achir tahun, lalu berlangsung satu tahun dan satu dua bulan sesudahnja berhenti, maka orang toh menghitung tiga tahun. |
(0.25238480606061) | (2Raj 1:2) |
(ende) Bagian ini diambil lagi dari berita2 tentang Elisja. |
(0.25238480606061) | (2Raj 19:9) |
(ende: Kusj) ialah Mesir. Sebenarnja ada Etiopia, tetapi wangsa Fare'o pada djaman itu berasal dari Etiopia, sehingga radja Mesir dinamakan menurut nama negeri asalnja. Bila orang beranggapan, bahwa kisah ini memuat dua berita mengenai satu peristiwa, maka kata "lagi" itu dianggap sebagai tambahan, jang dipergunakan si pengarang untuk menjambung kedua berita itu, hingga rupa2nja adalah dua peristiwa. |
(0.25238480606061) | (1Taw 7:15) |
(ende: Hupim dan Sjupim) Apa jang dimaksudkan djauh dari terang. Bila Makir mengambil isteri untuk kedua orang itu (lih. aj. 12?)(1Ta 7:12), maka mungkin artinja ialah: beberapa marga Menasje bertjampur dengan beberapa marga Binjamin. |
(0.25238480606061) | (1Taw 22:2) |
(ende: perantau) Kurang terang apa artinja kata itu disini. Biasanja "perantau" adalah orang2 asing, jang menetap di Israil dan lebih-kurang menganut agamanja. Ada ahli2 jang mengira perantau disini ialah penduduk aseli Kena'an, jang djuga oleh Sulaiman dipakai untuk kerdja rodi. tetapi si muwarich pasti sukar dapat menerima, bahwa Bait-Allah dibangun oleh kaum kafir. |
(0.25238480606061) | (2Taw 17:6) |
(ende: bukit2 angkar) Tidak terang apakah bukit2 angkar itu ialah tempat sutji untuk dewata kafir atau tempat sutji Jahwe. Sesudah tindakan radja Asa (2Ta 15:8-15) hampir tidak ada kemungkinannja masih ada bukit2 angkar untuk dewa kafir. Tetapi bukit angkar Jahwe djuga tidak menurut 2Ta 20:33. |
(0.25238480606061) | (Ezr 1:4) |
(ende) Kata2 ini menundjukkan, bahwa agak banjak orang Jahudi sudah bertjampur dengan kaum kafir dan sudah diasimilir. Sebenarnjapun hanja sebagian jang ketjil menggunakan kesempatan ini untuk kembali ke Palestina. Angka2 jang terdapat dalam kitab Esra terlalu besar djuga. Orang2 setempat ialah orang2 kafir. |
(0.25238480606061) | (Ezr 6:19) |
(ende) Paskah ini ialah Paskah pertama dalam Bait Allah jang baru dalam tahun 515. Itu dirajakan pada tanggalnja, jakni 14 Nisan (-21 Apr) dan waktu itu tidak usah ditunda, oleh sebab imam dan Levita sudah tahir. Waktu pemerintahan Hizkia (2Ta 30:3) perajaan harus ditunda. |
(0.25238480606061) | (Ezr 7:25) |
(ende) Penetapan ini mendjaminkan kepada orang2 Jahudi suatu otonomi jang agak besar. Tetapi otonomi itu lebih bertjorak keigamaan dari pada sipil. Esra tidak diangkat mendjadi gubernur sipil. |