(1.00) | (Ibr 12:18) |
(sh: Mengapa tuntutan hidup sebagai umat Allah berat? (Rabu, 10 Mei 2000)) Mengapa tuntutan hidup sebagai umat Allah berat?Ketika bangsa Israel berkumpul di gunung Sinai untuk menerima 10 Hukum Taurat, kilat dan petir menyambar-nyambar dan bunyi guntur berguruh secara mengerikan. Bangsa Israel segera mundur dan tidak mampu menghampiri hadirat-Nya karena ketakutan yang luar biasa. Mengapa mereka tidak mampu dan takut? Dosa merekakah yang telah membuat mereka tidak mampu dan takut akan hadirat Allah? Betapa berbedanya keadaan di Bukit Zion, gunung anugerah Allah dimana umat manusia dipanggil untuk datang ke hadirat Allah dengan penuh keberanian. Namun penerima surat Ibrani sedang dalam bahaya karena mereka berkeinginan untuk kembali ke Sinai. Mereka memilih sistem pengorbanan yang tidak sempurna daripada pengorbanan Kristus yang sekali dan untuk selamanya, memilih legalisme yang sia-sia daripada Injil kasih karunia. Di Bukit Zion, Kristen bertemu dengan Yesus sang Pengantara. Melalui-Nya Kristen dimampukan untuk mendatangi hadirat Allah dan mengalami hubungan yang akrab dan intim. Kristen tidak tiba pada perbatasan waktu dan kekekalan. Di dalam Yesus kekekalan sudah menginvasi waktu. Kristen telah tiba pada tujuan hidup yang kekal dan penuh kemuliaan. Itu semua hanyalah 'impian' dari bangsa Israel yang hidup pada masa Perjanjian Lama. Namun ada tuntutan yang harus dibayar oleh Kristen yang sudah mendapatkan anugerah yang luar biasa. Yaitu janganlah kita menolak Dia yang berbicara langsung dari surga, karena mereka yang menolak Allah yang berbicara dari bumi saja menerima hukuman yang mengerikan. Jika kita tidak mau mengikuti-Nya, jika kita tidak mengasihi-Nya, dan jika kita tidak berserah kepada-Nya, apa artinya? Tidak ada kesempatan emas untuk kedua kali. Kelak Allah akan menggoncangkan langit dan bumi hingga musnah, sebab seluruh alam semesta ini bukanlah realita yang sesungguhnya. Hanya kerajaan-Nya dimana Kristus sebagai Tuhan dan Rajanya, terdapat realita yang sesungguhnya. Renungkan: Karena itu hai Kristen berhati-hatilah, jangan sampai Anda 'menolak' Dia yang Anda begitu kenal ketika Ia berbicara melalui firman-Nya. Jika mereka yang tidak begitu mengenal Dia dihukum karena menolak firmanNya, betapa penghukuman yang lebih besar akan menimpa Anda, karena Anda mengenal Dia begitu akrab dan intim. |
(1.00) | (Ibr 11:10) |
(full: MENANTI-NANTIKAN KOTA.
) Nas : Ibr 11:10 Abraham mengetahui bahwa negeri perjanjian yang di bumi ini bukanlah menjadi akhir dari pengembaraannya. Sebaliknya, negeri itu menunjuk kepada kota sorgawi yang telah dipersiapkan Allah bagi hamba-hamba-Nya yang setia (lihat art. PANGGILAN ABRAHAM). Abraham merupakan panutan untuk seluruh umat Allah; kita harus menyadari bahwa kita hanya merantau di dunia ini dan sedang menuju ke rumah kita yang sesungguhnya di sorga. Di dalam hidup ini janganlah kita mencari keamanan mutlak atau terpesona oleh dunia yang sekarang (ayat Ibr 11:14,16; Ibr 13:14). Kita harus memandang diri kita sebagai orang asing dan pendatang di bumi ini. Bumi bukanlah tanah air kita, tetapi adalah negeri asing; akhir dari perantauan kita adalah "tanah air yang lebih baik" (ayat Ibr 11:16), "Yerusalem sorgawi" (Ibr 12:22), dan "kota yang akan datang" (Ibr 13:14). |
(0.98) | (Ibr 8:7) |
(sh: Semua hanya Anugerah-Nya. (Jumat, 28 April 2000)) Semua hanya Anugerah-Nya.Anugerah keselamatan Allah bagi kita adalah seumpama seorang Ibu yang akan memberikan hadiah kepada anaknya jika ia dapat melukis dengan bagus. Ketika anaknya sedang berusaha keras untuk melukis dengan bagus, sang Ibu menyadari bahwa anaknya tidak mungkin dapat melukis bagus, karena ia memang tidak memiliki bakat. Karena kasihnya, sang Ibu membimbing anaknya dengan penuh kesabaran sampai lukisan itu selesai, dan memberikan hadiah bagi anaknya. Sesungguhnya anaknya tidak layak menerima hadiah karena hasil lukisannya tidak sebagus yang diharapkan Ibunya, namun itulah "anugerah bagi anaknya". Walau tidak sempurna, cerita di atas dapat menggambarkan betapa besar anugerah-Nya kepada manusia seperti yang diungkapkan dalam firman Tuhan hari ini. Dalam perjanjian yang lama ada dua pihak yang berperan, yaitu manusia yang harus memenuhi hukum Taurat dan Allah yang akan memberikan pahala-Nya jika mereka mampu memenuhinya. Namun Allah melihat bahwa manusia tidak mampu memenuhi bagiannya. Karena itu Allah membuat perjanjian yang baru. Di dalam perjanjian ini hanya ada satu pihak yang berperan yaitu Allah. Kondisi yang tertera dalam perjanjian itu, tidak satu pun menuntut manusia untuk melakukannya (ayat Sesungguhnya+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">10-12). Syarat perjanjian itu hanya diumumkan dan Allah yang akan mengerjakan semuanya. Karena itulah perjanjian-Nya tidak akan pernah gagal dan umat-Nya tidak akan pernah ditolak-Nya lagi. Anugerah apa yang terdapat di dalam perjanjian-Nya yang baru? Allah akan menuliskan hukum-Nya di dalam hati manusia (ayat Sesungguhnya+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">10). Allah akan memberikan hidup baru, sehingga manusia dapat melakukan tuntutan hukum Taurat. Yohanes menggambarkannya dengan istilah lahir baru. Allah akan memampukan kita untuk mempunyai hubungan dengan Allah secara pribadi, tanpa kita melakukan segala macam peraturan dan upacara agama (ayat Sesungguhnya+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">11). Allah akan memberikan pengampunan dosa (ayat Sesungguhnya+AND+book%3A58&tab=notes" ver="">12). Renungkan: Manusia yang sudah menerima hidup baru masih bisa mengalami kegagalan dalam menaati hukum-Nya. Dalam perjanjian baru ada selalu pengampunan-Nya. Karena itulah janji pengampunan-Nya diberitakan setelah janji pembaharuan hidup. Semua sudah tersedia dan sudah dikerjakan buat kita, akankah kita menyia-nyiakan hidup yang dipenuhi dengan anugerah-Nya? |