Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 14 dari 14 ayat untuk (7-28b) Maka AND book:54 (0.046 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Tim 3:11) (jerusalem: isteri-isteri) Dapat juga diterjemahkan: perempuan. Kalau demikian maka perempuan itu kiranya menjabat diaken. Tetapi bagaimanapun juga kurang jelas apakah isteri-isteri itu ialah isteri diaken.
(0.95) (1Tim 3:16) (jerusalem: Dia) Ialah Kristus. Sejumlah naskah dan terjemahan memakai kata penghubung yang menunjuk barang. Kalau demikian maka pelaku semua kata kerja yang berikut ialah rahasia ibadat kita". bdk Kol 2:3+. Ayat ini kiranya sebuah kutipan dari madah jemaat purba, bdk 1Ti 6:15-16; 2Ti 2:11-13 dan juga Fili 2:6-11. Nyanyian ini boleh dibandingkan dengan Efe 1:3-14; 5:14; Kol 1:15-20
(0.95) (1Tim 4:1) (jerusalem) Mengenai masa percobaan menjelang akhir zaman, lihat juga 2Te 2:3-12; 2Ti 3:1; 4:3-4; 2Pe 3:3; Yud 18; bdk Mat 24:6 dst dsj; Kis 20:29-30. Tetapi oleh karena zaman terakhir sudah dimulai, 1Ti 2:6; Rom 3:26+; Mar 1:15+, maka masa percobaan itu boleh dianggap sudah mulai juga, bdk 1Ko 7:26; Efe 5:16; 6:13; Yak 5:13; 1Yo 2:18; 4:1,3; 2Yo 7.
(0.95) (1Tim 1:13) (full: SEORANG PENGHUJAT DAN SEORANG PENGANIAYA. )

Nas : 1Tim 1:13

Sebelum bertobat, Paulus seorang yang dengan kejam menganiaya orang Kristen (bd. Kis 8:3; 9:1-2,4-5; 22:4-5; 26:9-11; Gal 1:13). Kejahatannya yang amat sangat terhadap umat Allah menyebabkan dia layak dinamakan orang yang paling berdosa (ayat 1Tim 1:14-15; bd. 1Kor 15:9; Ef 3:8). Namun, karena dia sungguh percaya ia sedang melayani Allah (Kis 23:1; 26:9), maka Allah menunjukkan kemurahan dan panjang sabar serta memberi kesempatan kepadanya untuk bertobat dan menerima Kristus sebagai Tuhan (Kis 9:1-19). Kemurahan Allah kepada Paulus seharusnya memberikan kita semangat untuk memberitakan Injil kepada orang berdosa, dengan yakin bahwa kuasa dan kasih karunia Allah dapat menebus dan mengubah kehidupan mereka.

(0.94) (1Tim 5:23) (full: TAMBAHKANLAH ANGGUR SEDIKIT. )

Nas : 1Tim 5:23

Teks :
  1. 1) Dengan jelas tersirat dalam ayat ini bahwa biasanya Timotius tidak meminum jenis-jenis anggur yang dipakai oleh orang Yahudi zaman PB

    (lihat art. ANGGUR PADA ZAMAN PERJANJIAN BARU (1)).

    Jikalau Timotius sudah biasa minum anggur, maka Paulus tidak perlu menasihatkan dia untuk menggunakan sedikit anggur untuk maksud pengobatan

    (lihat cat. --> 1Tim 3:3).

    [atau ref. 1Tim 3:3]

  2. 2) Timotius menderita gangguan perut, mungkin disebabkan oleh unsur alkali dalam air di Efesus. Oleh karena itu, Paulus menganjurkan agar Timotius menambahkan sedikit anggur pada air untuk menawarkan efek yang berbahaya dari unsur alkali. Menurut tulisan Yunani kuno di bidang pengobatan, anggur yang dipakai untuk mengobati perut sering tidak memabukkan. Athenaeus mengatakan, "Biarlah dia minum anggur manis, yang dicampur dengan air atau dihangatkan, terutama jenis anggur yang disebut protropos (sari buah yang berasal dari buah anggur sebelum diperas), yang baik untuk perut, karena anggur manis (oinos) tidak membuat kepala terasa berat" (Athenaeus, Banquet 2.24; juga lih. Plinius, Natural History, 14.18).
  3. 3) Karena menghormati rasul Paulus, Timotius akan menggunakan "sedikit anggur" bila perlu, dan hanya untuk maksud pengobatan. Ia akan menggunakannya sebagai perkecualian atas kebiasaannya bertarak. Mengutip nasihat Paulus kepada Timotius untuk membenarkan minum anggur yang memabukkan demi pemuasan keinginan pribadi berarti memutarbalikkan maksud ayat ini.
(0.94) (1Tim 5:1) (sh: Penuh kemurnian (Minggu, 16 Juni 2002))
Penuh kemurnian

Pada bagian ini Paulus membahas tentang sikap dan kewajiban Timotius sebagai pemimpin jemaat. Jika para pengajar sesat di awal pasal empat menggunakan "tipu daya pendusta-pendusta", maka Paulus memerintahkan Timotius menangkalnya "dengan penuh kemurnian" (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">1).

Paulus meminta Timotius agar tidak "keras terhadap orang yang tua, tetapi menegur dia sebagai bapa" (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">1). Tugas Timotius sebagai pemimpin tidak boleh membuatnya mengesampingkan kewajiban untuk menghormati orang yang lebih tua. Kata "bapa" dan "ibu" yang digunakan di ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">1 dan 2 menunjuk pada pengertian orang tua kandung; ia harus menghormati orang-orang yang lebih tua seperti kepada orang tua kandungnya. Bagi kebanyakan orang, rasanya sulit untuk melaksanakan kedua prinsip ini sekaligus. Namun, itu mutlak harus ditaati oleh seorang pelayan Kristen.

Dalam nada yang sama, Paulus mengingatkan Timotius, dalam menegur orang-orang yang lebih muda, agar tetap menganggap mereka sebagai "saudaramu" dan "adikmu". Anak kalimat "dengan penuh kemurnian" (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">2), selain menunjuk pada semua kelompok orang yang ada dalam 1-2, secara khusus juga menunjuk pada perlakuan terhadap para "perempuan muda" jemaatnya. Hubungan yang terjadi antara pria dan wanita di dalam lingkungan jemaat dan pelayanan harus dilandasi oleh kemurnian hati dan hidup di dalam Tuhan. Ketiadaan kemurnian seperti ini telah menyebabkan tercemarnya kesaksian jemaat karena masalah seksual.

Renungkan: Bagaimana Anda dapat ikut mewujudkan hubungan "dengan penuh kemurnian" di tengah komunitas jemaat Anda?

(0.93) (1Tim 2:4) (full: YANG MENGHENDAKI SUPAYA SEMUA ORANG DISELAMATKAN. )

Nas : 1Tim 2:4

Alkitab menyatakan dua aspek kehendak Allah untuk manusia berhubung dengan masalah keselamatan: kehendak-Nya yang sempurna dan kehendak-Nya yang mengizinkan (lih. Mat 7:21; Luk 7:30; 13:34; Yoh 7:17; Kis 7:51;

lihat art. KEHENDAK ALLAH).

  1. 1) Kehendak Allah yang sempurna sungguh-sungguh menginginkan "supaya semua orang diselamatkan". Allah tidak mau seorang pun binasa, "melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat" (2Pet 3:9). Aspek kehendak Allah ini berkaitan dengan apa yang diinginkan oleh-Nya, dan bukan apa yang diizinkan-Nya.
  2. 2) Kehendak Allah yang mengizinkan berkaitan dengan apa yang dibiarkan atau diizinkan oleh-Nya, dan bukan apa yang sebenarnya diinginkan-Nya. Bahwa banyak orang tetap terhilang dalam dosa berhubungan dengan aspek kehendak Allah ini dan bukan karena kehendak-Nya yang sempurna. Kalau ada orang yang memilih untuk tetap tidak selamat, Allah akan mengizinkan hal itu karena Dia tidak memaksa mereka yang menolak untuk menerima keselamatan dari Anak-Nya. Dengan demikian, banyak hal yang terjadi di dunia ini sebenarnya bertentangan dengan kehendak Allah yang sempurna (yaitu dosa, hawa nafsu, kekerasan, kebencian, dan ketegaran hati), tetapi dalam kehendak-Nya yang mengizinkan.
  3. 3) Kedua aspek kehendak Allah ini juga berfungsi dalam pengalaman hidup yang menyedihkan dan mendukakan. Banyak penderitaan dan kesulitan pribadi diizinkan Allah, tetapi belum tentu menjadi maksud atau kehendak-Nya yang utama untuk orang itu. Karena dosa, pemberontakan, dan kesembronoan, maka kesulitan dan kesukaran dapat terjadi tanpa diinginkan Allah. Penderitaan pribadi kadang-kadang dapat disebabkan karena prinsip ilahi "yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya" (Gal 6:7).
(0.93) (1Tim 1:12) (sh: Kasih karunia melahirkan syukur (Jumat, 7 Juni 2002))
Kasih karunia melahirkan syukur

Salah satu kualitas yang sering dijumpai pada tokoh-tokoh besar adalah kesadarannya yang tajam akan kelemahannya sendiri, dan tidak malu untuk mengakui kelemahan tersebut. Kualitas ini jugalah yang kita jumpai pada diri Paulus. Sebagai salah seorang rasul yang terkemuka, Paulus, yang dulunya bernama Saulus, mau mengakui latar belakang kelabunya. Ia pernah menjadi seorang ganas dan penganiaya jemaat Allah. Namun, Paulus tidak pernah berusaha menutup-nutupi hal ini. Nas ini hanyalah salah satu dari beberapa bagian suratnya, yang secara blak-blakan menyaksikan masa lalunya yang kelam (bdk. Gal. 1).

Namun, ada hal lain yang perlu disimak dan dicermati dengan lebih mendalam. Di dalam nas ini, Paulus terus mengedepankan Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamatnya. Pengakuan atas masa lalu yang kelam tidak diikuti dengan membanggakan diri atas perubahan yang telah terjadi. Paulus mengakui bahwa Kristus Yesuslah yang menguatkannya, yang menganggapnya setia, serta memberikannya kepercayaan untuk terlibat dalam kegiatan pelayanan (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">12). Paulus mengakui bahwa semua yang terjadi semata-mata karena kasih karunia Tuhan itu telah dikaruniakan dengan limpah (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">13). Paulus mengakui bahwa Yesus telah mengasihani dirinya sebagai orang yang paling berdosa, dan telah menunjukkan kesabarannya (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">16).

Ada ungkapan yang mengatakan: 'Gratia' (anugerah) selalu melahirkan 'Gratitude' (syukur). Inilah yang dilakukan Paulus. Setiap kali Paulus mengenang kembali jalan hidupnya, maka selalu akan timbul dalam hatinya penuh syukur, suatu doksologi/puji-pujian kepada Allah (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">17).

Renungkan: Makin lama seseorang menjadi Kristen, makin besar kemungkinan datangnya godaan untuk menganggap keselamatan dan kasih karunia Tuhan sebagai upah yang pantas atas kesediaan orang itu mengikut Tuhan. Anggapan ini adalah penghinaan bagi kasih karunia dan anugerah Tuhan. Seharusnya, rentang waktu itu membuat Kristen makin hari makin takjub, makin bersyukur dan makin bertekad untuk melayani Allahnya.

(0.93) (1Tim 1:18) (sh: Iman, hati nurani, dan perjuangan (Sabtu, 8 Juni 2002))
Iman, hati nurani, dan perjuangan

Paulus, sebagai rasul atas perintah Allah sendiri (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">1:1), yang telah beroleh kasih karunia begitu mengherankan dari Tuhan Yesus Kristus (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">1:14), sekarang memberikan tugas kepada anaknya yang sah dalam iman, Timotius (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">1:1;18). Latar belakang dari bagian surat ini memberitahukan kita bahwa tugas yang disampaikan Paulus ini merupakan tugas yang penting dan harus Timotius kerjakan dengan sungguh-sungguh. Paulus juga mengingatkan Timotius bahwa dirinya menjadi pelayan Tuhan berdasarkan nubuat, yaitu peneguhan Roh Kudus atas panggilan Timotius melalui sesama orang percaya, termasuk Paulus sendiri (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">18b).

Tugas itu adalah "memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni" (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">18b). Kata kerja Yunani yang diterjemahkan menjadi "memperjuangkan" di sini mempunyai arti harfiah mengabdi sebagai prajurit. Perjuangan itu, seperti yang akan kita lihat pada nas-nas selanjutnya, adalah memelihara jemaat yang Allah telah percayakan kepadanya.

Untuk dapat melakukannya, Paulus menunjuk pada iman dan hati nurani yang murni sebagai syarat utama. Kedua hal ini, sebelumnya telah disebutkan Paulus, akan menimbulkan kasih (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">1:5). Setelah kasih, maka dalam kasih karunia Allah, iman dan hati nurani yang murni itu akan menimbulkan kerelaan untuk berjuang.

Hati nurani (syneidesis) di dalam surat I Timotius berarti kesadaran yang mendasari terwujudnya perilaku yang sesuai dengan etika Kristiani (bdk. Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">1:9-11, 3:9). Himeneus dan Aleksander adalah contoh orang-orang yang melayani, namun kandas imannya karena menolak memelihara hati nurani yang murni (ayat 19-20). Menyerahkan mereka kepada Iblis adalah tindakan disiplin yang terakhir, untuk membawa pada penyesalan dan pertobatan (bdk. 1Kor. 5:2).

Renungkan: Tiap bentuk pelayanan yang Kristen lakukan, dari menjadi sukarelawan/wati juru masak untuk kegiatan gereja sampai menjadi ketua sinode, semuanya menuntut keseriusan untuk melihatnya sebagai suatu perjuangan. Semuanya juga menuntut Kristen untuk setia menjaga kemurnian hati nurani dan perilaku yang dihasilkannya.

(0.93) (1Tim 2:1) (sh: Iman, hati nurani, dan perjuangan (Minggu, 9 Juni 2002))
Iman, hati nurani, dan perjuangan

Paulus, sebagai rasul atas perintah Allah sendiri (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">1:1), yang telah beroleh kasih karunia begitu mengherankan dari Tuhan Yesus Kristus (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">1:14), sekarang memberikan tugas kepada anaknya yang sah dalam iman, Timotius (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">1:1;18). Latar belakang dari bagian surat ini memberitahukan kita bahwa tugas yang disampaikan Paulus ini merupakan tugas yang penting dan harus Timotius kerjakan dengan sungguh-sungguh. Paulus juga mengingatkan Timotius bahwa dirinya menjadi pelayan Tuhan berdasarkan nubuat, yaitu peneguhan Roh Kudus atas panggilan Timotius melalui sesama orang percaya, termasuk Paulus sendiri (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">18b).

Tugas itu adalah "memperjuangkan perjuangan yang baik dengan iman dan hati nurani yang murni" (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">18b). Kata kerja Yunani yang diterjemahkan menjadi "memperjuangkan" di sini mempunyai arti harfiah mengabdi sebagai prajurit. Perjuangan itu, seperti yang akan kita lihat pada nas-nas selanjutnya, adalah memelihara jemaat yang Allah telah percayakan kepadanya.

Untuk dapat melakukannya, Paulus menunjuk pada iman dan hati nurani yang murni sebagai syarat utama. Kedua hal ini, sebelumnya telah disebutkan Paulus, akan menimbulkan kasih (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">1:5). Setelah kasih, maka dalam kasih karunia Allah, iman dan hati nurani yang murni itu akan menimbulkan kerelaan untuk berjuang.

Hati nurani (syneidesis) di dalam surat I Timotius berarti kesadaran yang mendasari terwujudnya perilaku yang sesuai dengan etika Kristiani (bdk. Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">1:9-11, 3:9). Himeneus dan Aleksander adalah contoh orang-orang yang melayani, namun kandas imannya karena menolak memelihara hati nurani yang murni (ayat 19-20). Menyerahkan mereka kepada Iblis adalah tindakan disiplin yang terakhir, untuk membawa pada penyesalan dan pertobatan (bdk. 1Kor. 5:2).

Renungkan: Tiap bentuk pelayanan yang Kristen lakukan, dari menjadi sukarelawan/wati juru masak untuk kegiatan gereja sampai menjadi ketua sinode, semuanya menuntut keseriusan untuk melihatnya sebagai suatu perjuangan. Semuanya juga menuntut Kristen untuk setia menjaga kemurnian hati nurani dan perilaku yang dihasilkannya.

(0.93) (1Tim 3:8) (sh: Syarat bagi penilik jemaat (Rabu, 12 Juni 2002))
Syarat bagi penilik jemaat

Penilik jemaat (episkopos) pada waktu itu adalah tuan rumah darijemaat yang beribadah di rumahnya, dan karena itu menjadi pengawas/penilik atas pertemuan jemaat di sama (jabaran ini berkembang menjadi penatua seperti yang ada pada gereja masa kini). Namun, harus diingat, jabatan ini adalah jabatan yang diangkat/dipilih. Rasul Paulus menasihatkan Timotius dan jemaat agar tugas ini tidak diberikan kepada sembarang orang. Memang melayani Tuhan adalah suatu panggilan terhormat dan juga indah (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">1). Maka, harus ada syarat atau kriteria yang khusus untuk orang dipilih ke dalam pelayanan ini. Syarat-syarat tersebut dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok.

Kelompok pertama adalah kesempurnaan moral: "tidak bercacat" (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">2a). Ia harus suami dari satu istri, juga dapat menahan diri/emosi (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">2a). Juga bukan peminun, pemarah apalagi "hamba uang" (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">3). Kehidupannya pun harus telah menjadi kesaksian yang baik di luar jemaat supaya pelayanan keseluruhan jemaat tidak tercemar karena reputasi penilik jemaat yang cacat (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">7). Yang kedua, ia juga harus mempunyai sifat-sifat positif yang tepat. Ia bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">2), peramah dan pendamai (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">3). Ia juga telah membuktikan kepemimpinannya di dalam keluarganya sendiri (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">4-5) supaya ia betul-betul dapat menjadi pemimpin jemaat, yaitu keluarga Allah. Ketiga, adalah kedewasaan rohani. Seseorang yang baru bertobat tidak dapat menjadi pemimin jemaat, "agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis." (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">6)

Renungkan: Jika Anda menganggap syarat-syarat ini terlalu ketak, akan menolong untuk mengingat bahwa beberapa perusahaan menerapkan syarat yang jauh lebih ketat bagi para eksekutifnya. Syarat penilik jemaat ini berasal dari Allah, karena Ia ingin yang terbaik bagi gereja-Nya, dan Roh-Nyalah yang akan mempersiapkan orang yang tepat. Bagi kita, Kristen dipanggil untuk menerapkan disiplin rohani yang murni dalam gereja kita, karena dasar kepemimpinan yang unik dan menghasilkan jemaat yang baik pula, timbal-balik.

(0.93) (1Tim 5:3) (sh: Para janda dalam kehidupan jemaat (Senin, 17 Juni 2002))
Para janda dalam kehidupan jemaat

Perjanjian Lama telah mengajarkan bahwa umat Allah harus memperhatikan para janda (mis. Ul. 24:19). Prinsip itu tetap berlaku pada masa gereja Perjanjian Baru. Gereja waktu itu, walaupun dalam keadaan yang sulit, tetap mempunyai kewajiban untuk memperhatikan kesejahteraan mereka yang hidup berkekurangan.

Tetapi, masalah timbul. Tidak semua janda layak menerima bantuan jemaat yang jumlahnya terbatas itu. Beberapa janda masih mempunyai sanak saudara yang sebenarnya masih mampu untuk menanggung mereka (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">4-8). Lainnya masih cukup muda dan masih dapat menghidupi diri, entah secara mandiri ataupun dengan kembali berkeluarga (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">11-14). Lainnya lagi cukup kaya (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">6). Jika mereka tetap ikut menerima bantuan, maka banyak janda lain yang "benar-benar janda" (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">1), yang "ditinggalkan seorang diri" (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">5) dan betul-betul hidup berkekurangan, malah tidak menerima bantuan. Selain masalah ini, Timotius juga harus membereskan masalah dari keteraturan hidup berjemaat karena beberapa dari antara para janda itu hidup tidak disiplin (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">12-14), dan beberapa bahkan telah "tersesat mengikuti Iblis" (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">15).

Tuntunan yang diberikan Paulus kepada Timotius ini memberikan beberapa pengajaran penting tentang kehidupan berjemaat. Pertama, suatu jemaat/komunitas Kristen harus memperhatikan sesama saudara/i yang hidup berkekurangan (mis. para janda). Harus ada kebijakan dan langkah yang jelas dan dapat dilaksanakan. Kedua, tidak teraturnya perhatian jemaat terhadap pelayanan diakonia seperti ini akan memberikan "alasan bagi lawan untuk memburuk-burukkan nama kita" (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">14). Ini akan berpengaruh pada kesaksian jemaat bagi orang-orang lain. Terakhir, Paulus menunjukkan bahwa mereka yang berkekurangan juga punya kontribusi bagi kehidupan jemaat sebagaimana yang lainnya. Walaupun mereka dibantu, mereka tetap punya peranan dalam kehidupan jemaat yang saling melayani (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">9).

Renungkan: Beri penilaian secara jujur tentang keterlibatan Anda di jemaat Anda dengan dan bagi sesama anggota lain yang berkekurangan.

(0.93) (1Tim 3:1) (sh: Syarat bagi penilik jemaat (Selasa, 11 Juni 2002))
Syarat bagi penilik jemaat

Penilik jemaat (episkopos) pada waktu itu adalah tuan rumah dari jemaat yang beribadah di rumahnya, dan karena itu menjadi pengawas/penilik atas pertemuan jemaat di sana (jabatan ini berkembang menjadi penatua seperti yang ada pada gereja masa kini). Namun, harus diingat, jabatan ini adalah jabatan yang diangkat/dipilih. Rasul Paulus menasihatkan Timotius dan jemaat agar tugas ini tidak diberikan kepada sembarang orang. Memang melayani Tuhan adalah suatu panggilan terhormat dan juga indah (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">1). Maka, harus ada syarat atau kriteria yang khusus untuk orang yang dipilih ke dalam pelayanan ini. Syarat-syarat tersebut dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok.

Kelompok pertama adalah kesempurnaan moral; "tidak bercacat" (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">2a). Ia harus suami dari satu istri, juga dapat menahan diri/emosi (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">2a). Juga bukan peminum, pemarah, apalagi "hamba uang" (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">3). Kehidupannya pun harus telah menjadi kesaksian yang baik di luar jemaat supaya pelayanan keseluruhan jemaat tidak tercemar karena reputasi penilik jemaat yang cacat (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">7). Yang kedua, ia juga harus mempunyai sifat-sifat positif yang tepat. Ia bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">2), peramah dan pendamai (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">3). Ia juga telah membuktikan kepemimpinannya di dalam keluarganya sendiri (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">4-5) supaya ia betul-betul dapat menjadi pemimpin jemaat, yaitu keluarga Allah. Ketiga adalah kedewasaan rohani. Seseorang yang baru bertobat tidak dapat menjadi pemimpin jemaat, "agar jangan ia menjadi sombong dan kena hukuman Iblis" (ayat Maka+AND+book%3A54&tab=notes" ver="">6).

Renungkan: Jika Anda menganggap syarat-syarat ini terlalu ketat, akan menolong untuk mengingat bahwa beberapa perusahaan menerapkan syarat yang jauh lebih ketat bagi para eksekutifnya. Syarat penilik jemaat ini berasal dari Allah, karena Ia ingin yang terbaik bagi gereja-Nya, dan Roh-Nyalah yang akan mempersiapkan orang yang tepat. Bagi kita, Kristen dipanggil untuk menerapkan disiplin rohani yang murni dalam gereja kita, karena dasar kepemimpinan yang baik akan menghasilkan jemaat yang baik pula, timbal-balik.

(0.93) (1Tim 4:1) (full: ADA ORANG YANG AKAN MURTAD. )

Nas : 1Tim 4:1

Roh Kudus dengan jelas telah menyatakan bahwa di waktu kemudian akan muncul kemurtadan dari iman pribadi terhadap Kristus

(lihat art. KEMURTADAN PRIBADI)

dan kebenaran Alkitab (bd. 2Tes 2:3; Yud 1:3-4).

  1. 1) Di dalam gereja akan muncul hamba-hamba Tuhan yang karunianya luar biasa dan diurapi dengan heran oleh Allah. Ada yang akan melakukan hal-hal yang luar biasa bagi Allah dan memberitakan Injil dengan efektif, tetapi mereka akan murtad dari iman dan berangsur-angsur akan mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran palsu. Karena urapan dan semangat bagi Allah yang dahulu, banyak orang akan tersesat oleh mereka

    (lihat art. KESENGSARAAN BESAR).

  2. 2) Banyak orang percaya akan murtad dari iman karena mereka gagal mengasihi kebenaran (2Tes 2:10) dan melawan berbagai kecenderungan yang berdosa pada akhir zaman (bd. Mat 24:5,10-12;

    lihat cat. --> 2Tim 3:2;

    lihat cat. --> 2Tim 3:3).

    [atau ref. 2Tim 3:2-3]

    Demikianlah, Injil yang sudah diputarbalikkan oleh para pendeta dan pembina yang berkompromi akan mengalami sedikit perlawanan dalam banyak gereja (1Tim 4:1; 2Tim 3:5; 4:3;

    lihat cat. --> 2Kor 11:13).

    [atau ref. 2Kor 11:13]

  3. 3) Popularitas ajaran-ajaran yang tidak alkitabiah terutama akan disebabkan karena Iblis memimpin pasukan setan dalam perlawanan yang lebih hebat terhadap pekerjaan Tuhan. Kedatangan Kristus yang kedua kali akan didahului oleh peningkatan satanisme, spiritisme, okultisme, kerasukan setan, dan penipuan setan dalam dunia dan dalam gereja (Ef 6:11-12;

    lihat art. KUASA ATAS IBLIS DAN SETAN-SETAN; dan

    lihat art. ZAMAN ANTIKRISTUS).

  4. 4) Perlindungan orang percaya terhadap penipuan semacam itu meliputi kesetiaan mutlak kepada Allah dan Firman-Nya yang terilham dan pengetahuan bahwa orang dengan kharisma dan urapan dapat tertipu dan kemudian menipu orang lain dengan campuran kebenaran dan kesalahan. Kesadaran ini harus disertai kerinduan yang sungguh dalam hati seorang percaya untuk melakukan kehendak Allah (Yoh 7:17) serta hidup dalam kebenaran dan takut akan Allah (Mazm 25:4-5,12-15).
  5. 5) Orang percaya hendaknya jangan berpikir bahwa karena kemurtadan umum terdapat di kalangan Kristen pada akhir zaman maka kebangunan rohani yang sejati tak dapat terjadi atau pekabaran Injil menurut pola PB tidak dapat berhasil. Allah telah berjanji bahwa "di hari-hari terakhir" Ia akan menyelamatkan semua orang yang berseru kepada nama-Nya dan memisahkan diri mereka dari angkatan yang rusak ini (Kis 2:16-21,33,38-40; 3:19), dan mencurahkan Roh-Nya atas mereka.


TIP #15: Gunakan tautan Nomor Strong untuk mempelajari teks asli Ibrani dan Yunani. [SEMUA]
dibuat dalam 0.10 detik
dipersembahkan oleh YLSA