Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 13 dari 13 ayat untuk (89-7) Sebab AND book:62 (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (1Yoh 2:17) (ende)

Dunia dan barang tjiptaan lainnja akan binasa, sebab sudah demikianlah kodratnja.

(0.97) (1Yoh 1:1) (ende)

SURAT-SURAT SANTU JOANES (I,II,III JO.)

KATA PENGANTAR

SURAT PERTAMA

Bentuk surat

Ada orang berpendapat bahwa surat ini kurang berbentuk surat dalam arti jang sebenarnja. Hal ini disebabkan karena pada pembukaannja tak dinjatakan alamat kepada siapa ia dikirim, lagi pula tak disertai salam-salam seperti biasa pada pembukaan surat-surat. Karenanja mereka menganggapnja sebagai chotbah sadja.

Dari pihak lain terdapat pula tanda-tanda jang menundjuxkan bahwa ini sesungguhnja surat. Jaitu dengan pemakaian ungkapan "aku bersurat kepada kamu".

Penulisnja

Apakah surat ini langsung ditulis oleh St. Joanes kurang pasti, sebab banjak ahli masih berselisih pendapat dalam soal ini. Akan tetapi kalau diperhatikan betul-betul, banjakali tanda-tanda jang menundjukkan surat ini sebagai surat St. Joanes dan ditulis seturut St Joanes, sebab disini St. Joanes menuliskan apa jang telah dilihat dan didengarnja sendiri. Disamping itu ia mau menjatakan autoritanja sebagai rasul. Masih banjak tanda-tanda lain jang menundjukkan baliwa surat ini sesungguhnja surat St. Joanes: persamaan Rata-rata, istilah- istilah dan adjaran jang terdapat dalam surat ini dengan Indjil IV.

Kesimpulannja: Orang bisa meragukan apakah surat ini ditulis oleh St Joanes sendiri atau tidak, tetapi jang pasti ialah bahwa isi surat ini adalah dari St. Joanes.

Tudjuan, tempat dan waktu menulisnja

Tudjuan surat ini menghindarkan serta melindungi orang-orang serani dari kesesatan-hesesatan jang berketjamuk pada waktu itu. Misalnja dari kesesatan jang membedakan Jesus dari Kristus, dan jang lain menjangkali Jesus djadi manusia dan jang tidak pertjaja kepada ke-Mesias-an Kristus.

Ditulis di Efesus, dan sesudah Indjil IV selesai ditulis.

(0.97) (1Yoh 2:28) (ende)

Persatuan dengan Tuhan Jesus sekarang ini oleh rahmat mendjadi djaminan untuk bersatu denganNja pada hari achir. Sebab persatuan disini baru mendapat kesempurnaannja didalam surga.

(0.96) (1Yoh 5:9) (ende: Kesaksian)

Allah itu besar, sebab Roh Kudus Roh kebenaran jang memberi kesaksian tentang Kristus. Kesaksian jang diberikan oleh Roh kebenaran ini paling mejakinkan, sebab sambil berdiam dalam tiap orang beriman, Ia lalu mendjadi bagian orang-orang beriman.

Objek daripada kesaksian tadi: bahwa Kristus adalah Allah, dan telah mendjadi manusia dan telah menebus manusia oleh kematianNja disalib.

(0.93) (1Yoh 5:6) (ende)

St. Joanes mengenangkan kembali peristiwa disalib, tatkala Jesus disalibkan, Jesus menjerahkan RohNja lalu mati, setelah mati, air jang djuga lambang Roh, keluar dari lambungNja, lalu bertjampur dengan darah jang telah ditumpahkan. Roh, air dan darah inilah jang memberi kesaksian tentang Kristus. Ketiganja satu sebab mempunjai satu tudjuan, jaitu memberi kesaksian tentang Kristus.

(0.92) (1Yoh 4:18) (ende: Ketakutan)

dimaksudkan St. Joanes disini ialah ketakutan jang biasa terdapat pada hamba-hamba. Karena biasanja tuan-tuan menjiksakan hamba-hambanja berbuat salah atau tidak sesuai dengan kehendak mereka. Akibatnja setiap kali hamba-hamba berbuat salah, terus djuga timbul ketakutan akan tuannja.

Tetapi St. Joanes menasehatkan orang-orang seraninja, tak perlu takut, sebab mereka bukan hamba, tetapi anak-anak Allah. Djadi siapa jang sempurna dalam kasih tak perlu takut akan hari pengadilan. Karena itu sempurnakanlah dirimu dalam kasih.

(0.92) (1Yoh 4:18) (jerusalem) Kasih memang mengandung "takut keagamaan", seperti seorang anak "takut" kepada bapanya, Ula 4:37; 6:2-5; 10:12-15; Ams 1:7; 9:10; 15:33; Ayu 28:28; Maz 111:10; Sir 1:14,18,20; 25:10-11; 40:25-27. Tetapi kasih tidak mengizinkan orang takut-takut kalau-kalau akan dihukum Allah, 1Yo 3:20. Sebab melalui AnakNya Allah sudah membuktikan kasihNya, 1Yo 4:8+.
(0.92) (1Yoh 5:1) (jerusalem: dia yang lahir dari padaNya) Barangsiapa mengasihi Allah, mengasihi anak-anakNya. Maka kasih kepada Allah berwujud kasih kepada sesama manusia. Kasih kepada sesama itu membuktikan kesungguhan kasih kepada Allah, 1Yo 5:2-3; bdk 1Yo 2:3-5; 3:22-24; Yoh 13:34+; Yoh 15:10-14; Mat 22:36-40 dsj; Rom 13:9; Gal 4:14. Jadi pada pokoknya ikanlah yang menjadi hakim kasih, sebab melalui iman orang lahir dari Allah, 1Yo 3:1; Yoh 1:12+.
(0.91) (1Yoh 4:7) (sh: Kasih yang sempurna (Senin, 3 Desember 2007))
Kasih yang sempurna

Judul : Kasih yang sempurna Ada pepatah yang mengatakan, "Buah jatuh tak jauh dari pohonnya". Pepatah tersebut ingin mengatakan bahwa karakter seorang anak tidak jauh berbeda dibandingkan dengan orangtuanya.

Allah adalah sumber kasih (ayat 7) dan kasih adalah natur Allah (ayat Sebab+AND+book%3A62&tab=notes" ver="">8). Kasih itu bukan hanya dinyatakan melalui pengorbanan Yesus, melainkan juga melalui pengorbanan Bapa yang telah merelakan Anak-Nya. Barangsiapa yang menyatakan bahwa ia lahir dari Allah atau bahwa ia mengenal Allah, ia harus mengasihi saudara-saudara seiman sebagai sesama anggota tubuh Kristus. Karena kita adalah anak-anak Allah dan kita mengalami kehadiran-Nya di dalam hidup kita, maka seharusnya kita merefleksikan karakter Bapa yang adalah kasih. Orang yang mengasihi membuktikan bahwa ia telah lahir dari Allah.

Yohanes dengan tegas mengatakan, jika tidak ada kasih kepada umat Allah di dalam hati kita, jangan pernah menyatakan bahwa kita mengenal Allah. Meski kasih itu belum sempurna, harus tetap dinyatakan dan harus tetap bertumbuh. Kasih seharusnya tak bersyarat, dimiliki oleh semua orang dan ditujukan untuk siapapun. Kita harus berusaha untuk mengasihi ketika tiap syaraf di dalam tubuh kita berdenyut di dalam kebencian dan keinginan membalas dendam. Salib Kristus tidak memberi kita pilihan tentang kasih. Kita harus mengatasi keangkuhan kita dan dengan taat berusaha mempraktekkan kasih di dalam tiap situasi.

Jika kita ingin lebih mengasihi, kita perlu belajar lebih dekat dengan Allah. Relasi yang lemah di antara dua pihak akan dikuatkan bila keduanya semakin dekat dengan Allah. Sebaliknya, kita tidak dapat bertumbuh dalam pengalaman kita dengan Allah tanpa mengasihi satu sama lain. Jika kita sudah mampu mengasihi, kita mesti bersyukur pada Allah. Namun jika kita merasa kurang mengasihi, kita harus berdoa, meminta Allah merubah hati kita. Dengan kasih, kita akan menemukan sukacita yang lebih besar di dalam hidup.

(0.91) (1Yoh 4:17) (sh: Allah adalah kasih (Selasa, 9 Desember 2003))
Allah adalah kasih

Allah adalah kasih. Ini pernyataan luar biasa tentang Allah. Harus jelas dipahami bahwa kasih bukan Allah. Kasih adalah salah satu karakter Allah. Yang benar Allah adalah kasih. Relasi Allah dan manusia ditandai dan dibentuk oleh kasih. Berbagai perbuatan Allah bagi manusia adalah tindakan kasih. Namun dalam bagian ini Yohanes menunjuk kepada puncak pernyataan dan wujud kasih Allah kepada manusia.

Kedatangan Yesus ke dunia adalah bukti kasih Allah (ayat 9). Yesus datang ke dunia untuk menggantikan manusia. Kematian-Nya memberi hidup kepada manusia yang percaya pada-Nya, dan ini bukan karena manusia mengasihi Allah. Oleh sebab itu kita tidak dapat memahami kasih Allah jika itu dilepaskan dari kematian Yesus di kayu salib. Penjelasan tentang kasih Allah di luar salib Kristus adalah pengertian kasih yang tidak sempurna. Sebab itu kini kita yang telah menerima kasih Allah harus merespons dan mewujudkan kasih itu di dalam kehidupan kita (ayat 7,11). Jika tidak, maka tidak ada bukti bahwa kita telah mengalami kasih Allah dan sekarang sedang berelasi dengan-Nya (ayat 7). Relasi kepada Allah dan kepada sesama harus kita demonstrasikan dalam kehidupan kita. Hidup dalam kasih merupakan bukti hidup bersama Allah (ayat 13,15).

Manusia sebagai ciptaan Allah memiliki kemampuan untuk mengasihi. Tetapi kasih yang mereka miliki dan wujudkan akan sempurna jika kasih itu menunjuk pada salib Kristus. Sekali lagi Yohanes menegaskan bahwa tidak mungkin manusia mengenal kasih Allah lepas dari Kristus. Jika ingin memiliki kasih maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah percaya pada Yesus (ayat Sebab+AND+book%3A62&tab=notes" ver="">15,16). Tetapi tidak mungkin manusia menjadi percaya Yesus tanpa mendengar kesaksian orang percaya (ayat 14). Setiap yang percaya kepada-Nya dikaruniakan Roh Kudus (ayat 13).

Renungkan: Kasih bersedia berkurban diri karena orang membutuhkan kurban diri tersebut.

(0.90) (1Yoh 4:7) (full: MARILAH KITA SALING MENGASIHI. )

Nas : 1Yoh 4:7

Walaupun kasih merupakan suatu aspek dari buah Roh (Gal 5:22-23) dan bukti kelahiran baru (1Yoh 2:29; 3:9-10; 5:1), kasih juga adalah sesuatu yang harus kita kembangkan. Oleh karena itu, Yohanes menasihati kita untuk saling mengasihi, memperhatikan sesama kita dan berusaha memajukan kesejahteraan mereka. Yohanes tidak berbicara mengenai itikad baik, tetapi mengenai keputusan dan sikap untuk menolong orang lain (1Yoh 3:16-18; bd. Luk 6:31). Yohanes mendorong kita untuk memperlihatkan kasih karena tiga alasan:

  1. 1) Kasih adalah sifat Allah sendiri (ayat 1Yoh 4:7-9), yang dinyatakan dengan mengaruniakan Anak-Nya kepada kita (ayat 1Yoh 4:9,10). Kita mengambil bagian dalam sifat-Nya karena kita lahir dari Dia (ayat 1Yoh 4:7).
  2. 2) Oleh sebab Allah mengasihi kita, maka kita yang sudah mengalami kasih, pengampunan, dan pertolongan-Nya wajib menolong orang lain, meskipun untuk itu kita harus berkorban secara pribadi.
  3. 3) Jikalau kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita dan kasih-Nya disempurnakan di dalam kita (ayat 1Yoh 4:12).
(0.90) (1Yoh 2:18) (sh: Anti Kristus (Rabu, 28 Juli 2021))
Anti Kristus

Alkitab memberitahukan bahwa menjelang akhir zaman akan muncul berbagai ajaran sesat atau palsu. Hal itulah yang terjadi pada zaman penulisan surat 1 Yohanes, yaitu munculnya berbagai ajaran sesat. Oleh karena itu, salah satu tujuan penulisan surat ini adalah untuk menjawab dan meluruskan berbagai ajaran sesat tersebut. Salah satu dari ajaran sesat tersebut adalah anti Kristus.

Bagi Rasul Yohanes, antikristus adalah satu realitas yang sedang dihadapi yang mengindikasikan bahwa manusia menjalani zaman akhir. Antikristus yang bermunculan tersebut banyak, kelihatannya merujuk pada nabi-nabi palsu yang bermunculan pada waktu itu dan mengajarkan ajaran-ajaran palsu. Walaupun banyak anti Kristus yang telah muncul, namun Rasul Yohanes memperingatkan bahwa "seorang anti Kristus akan datang" (18). Mereka berasal dari antara kita, tetapi tidak termasuk pada kita (19). Orang-orang yang sudah diurapi mampu membedakan kebenaran dari dusta anti Kristus (20-22). Anti Kristus yang sudah muncul pada abad pertama pun akan terus muncul sepanjang sejarah kekristenan, demikian juga pada masa depan.

Bagi Rasul Yohanes karakteristik anti Kristus bisa berupa personal (seorang anti Kristus), tetapi bisa juga berupa impersonal (ajaran atau satu sistem pemikiran yang sesat). Inti dari ajaran anti Kristus adalah menyangkal Yesus sebagai Kristus dan menyangkal Bapa. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa anti Kristus merupakan ajaran-ajaran palsu yang tidak mengakui Yesus Kristus atau ajaran-ajaran palsu yang tidak mengakui bahwa Allah telah datang sebagai manusia.

Mungkin sulit bagi kita untuk memastikan keberadaan sosok anti Kristus di sekitar kita, tetapi inti pengajarannya sangat mudah ditemukan. Sikap yang perlu dimiliki dalam menghadapi situasi zaman akhir ini adalah waspada. Wujud kewaspadaan kita adalah dengan tetap hidup di dalam Kristus. Artinya, kita memegang teguh pengajaran Kristus dan hidup di dalamnya. Untuk mengenali ajaran palsu, kita harus hidup dan terbiasa dengan ajaran benar. [ABL]

(0.90) (1Yoh 3:11) (sh: Tanda orang percaya (Sabtu, 1 Desember 2007))
Tanda orang percaya

Judul : Tanda orang percaya Kekristenan bermakna "hubungan pribadi dengan Kristus". Tampaknya hanya ada dua pribadi yang terlibat di dalamnya, yaitu orang percaya dan Kristus. Meski demikian, bagaimana seorang percaya memperlakukan dan mengasihi saudara seiman, terkait juga di dalam relasi itu. Ketika seseorang menjadi Kristen, ia tidak lagi dikuasai dosa, ia mulai melakukan apa yang benar, dan mulai mengasihi saudara di dalam Kristus (ayat 11). Kasih bisa menjadi indikator keselamatan di dalam diri seseorang (ayat 14).

Kita tidak perlu terkejut bila dunia membenci kita (ayat 13), tetapi kita harus heran bila ada kebencian di dalam tubuh Kristus. Yohanes memakai kisah Kain sebagai contoh kegagalan dalam mengasihi (ayat 12). Kain gagal karena tidak beriman (Ibr. 11:4). Lalu lahir ketidaktaatan yang berakhir pada kebencian; lahir kesombongan yang menghasilkan panas hati (Kej. 4:5). Kebencian dapat ditunjukkan secara aktif maupun pasif. Di mata Allah, membenci saudara sama dengan membunuh dia di dalam hati (ayat Sebab+AND+book%3A62&tab=notes" ver="">15). Perbedaan kebencian dan pembunuhan terletak pada tindakannya, sikap hatinya sama! Walau tidak melakukan tindakan membunuh secara langsung (mungkin karena takut dihukum), terselip harapan bahwa orang itu bisa lenyap. Penolakan terhadap seseorang juga berarti memperlakukan orang itu seolah dia telah mati.

Mereka yang menyatakan diri sebagai Kristen harus saling mengasihi. Ini bukan tugas! Ini bukti kekristenan sejati! Di mana tidak ada kasih, di situ iman mati. Bila kita tidak mengasihi saudara seiman, orang Kristen macam apa kita? Kasih sejati bukan hanya ada di dalam hati atau mulut, tetapi dinyatakan melalui tindakan. Ujian mengasihi bukan hanya melakukan tindakan yang dramatis dan heroik. Berbagi makanan dengan mereka yang kelaparan atau berbagi rezeki dengan mereka yang kekurangan, merupakan tindakan kasih yang nyata (ayat 17-18). Jangan biarkan kasih kita hanya ada di bibir tanpa aksi nyata. Kita harus menyatakan kasih dalam tindakan dan kebenaran, dalam aksi dan dalam kejujuran.



TIP #11: Klik ikon untuk membuka halaman ramah cetak. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA