Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 14 dari 14 ayat untuk Disegani (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Kej 31:42) (jerusalem: Yang Disegani oleh Ishak) Gelar ilahi ini hanya terdapat di sini dan dalam Kej 31:53. Arti kata Ibrani kurang jelas. Ada yang menterjemahkan: Sanak Ishak.
(0.82) (Yer 10:3) (jerusalem: yang disegani bangsa-bangsa) Dalam naskah Ibrani tertulis: ketetapan-ketetapan bangsa-bangsa (atau: adat-istiadat bangsa-bangsa). Mungkin naskah Ibrani perlu diperbaiki seperti terjadi dalam terjemahan Indonesia ini. "Yang disegani bangsa-bangsa" ialah berhala-berhala. Kalau naskah Ibrani dipertahankan maka yang dimaksud ialah aturan-aturan keagamaan yang dituruti bangsa-bangsa lain: bdk 2Ra 17:8.
(0.67) (2Raj 1:9) (jerusalem) Ayat-ayat ini agaknya sebuah sisipan yang berasal dari kalangan murid-murid Elisa bdk 2Ra 2:23-24. Maksud ceritera ini ialah mencampak ke dalam hati orang bahwa seorang utusan Allah wajib dihormati dan disegani. Norma-norma tata susila yang lain kurang diperhatikan.
(0.50) (Kel 20:7) (full: JANGAN MENYEBUT NAMA TUHAN, ALLAHMU, DENGAN SEMBARANGAN. )

Nas : Kel 20:7

Menyalahgunakan nama Allah termasuk membuat janji palsu dengan memakai nama ini (Im 19:12; bd. Mat 5:33-37), menyebutnya dengan tidak sungguh-sungguh atau sembarangan, atau mengutuk dan menghujat (Im 24:10-16). Nama Allah harus dikuduskan, dihormati, dan disegani sebagai amat kudus dan hanya dapat dipergunakan dengan cara yang suci

(lihat cat. --> Mat 6:9).

[atau ref. Mat 6:9]

(0.33) (Mzm 102:1) (jerusalem: Doa minta tolong dan doa untuk Sion) Dalam kidung ini terkumpul dua ratapan atau permohonan. Ada sebuah ratapan perorangan, Maz 102:2-12 dan Maz 102:24-28; bdk Maz 69, dan ada sebuah ratapan umat, Maz 102:13-23 dan Maz 102:28. Ratapan pertama adalah doa seseorang yang sakit, Maz 102:4-6, dan diperolok oleh musuh-musuhnya, Maz 102:9; seorang diri ia mengeluh di hadapan Tuhan, bdk judul, Maz 102:1,7-8. Ia merasa dirinya tertimpa murka Allah, Maz 102:10-11, dan hampir mati kesedihan, Maz 102:12,24-25. Namun penderita tetap percaya pada Tuhan yang kekal dan Pencipta alam semesta, Maz 102:26-28. ratapan umat mengandaikan Yerusalem sudah musnah, sebab pemulihannya dimohon. Kalau demikian maka Tuhan akan disegani bangsa-bangsa lain oleh karena tindakanNya itu. Kedua doa tsb yang aselinya tersendiri, kemudian dipersatukan oleh karena orang sengsara yang disebut dalam judul disamakan dengan umat yang sengsara.
(0.33) (Hak 11:1) (sh: Kepribadian. (Sabtu, 18 Oktober 1997))
Kepribadian.

Allah mengubah kepribadian Yefta dari golongan terbuang, perampok, petualang, menjadi pahlawan gagah perkasa. Tuhan mengubah dia, yang semula tidak dipercaya (disepelekan) menjadi tumpuan pengharapan yang bergengsi dan disegani. Pribadi itu bahkan menjadi ahli strategi perang, perunding terampil yang berwawasan luas dan penuh pertimbangan. Lagipula ia membawa seluruh perkaranya ke hadapan Tuhan. Hebat bukan? Allah yang sama dapat mengubah Anda, saya, dan seberapa banyak orang yang Allah mau sentuh melalui hidup kita.

Bangsa dan wilayah. Allah mengubah bangsa dan masa depannya. Dalam kedaulatan-Nya, Ia membawa bangsa Israel keluar dari Mesir memasuki tanah perjanjian. Dalam perjalanan unik itu, Allah menambah milik bangsa itu dari wilayah satu ke wilayah lain. "Allah sendiri merebut milik orang Amori bagi umat-Nya Israel" (ayat Disegani" ver="">23). "Kami memiliki segala yang direbut bagi kami oleh Tuhan" (ayat Disegani" ver="">24). Meski reaksi-reaksi dari bangsa lain terus ada sampai kini, Allah selalu membela dan terus mengubah umat menjadi lebih baik. Pertaruhkan masa depan bangsa dan negara kita kepada-Nya. Izinkan Ia menjadikan kita aman, sejahtera, adil, makmur.

Renungkan: Kita punya Allah yang tak berubah di tengah dunia yang berubah ini. Andalkan kuasa-Nya.

(0.33) (2Sam 5:11) (sh: Diberkati agar menjadi berkat. (Sabtu, 21 Februari 1998))
Diberkati agar menjadi berkat.

Tuhan memberkati pemerintahan dan rumah tangga Daud. Ia dihormati dan dibanggakan bangsa Israel. Wibawa pemerintahannya diakui rakyat dan disegani bangsa-bangsa lain. Semua berkat kejayaan dan keagungan yang diterima Daud adalah karena tanggung-jawabnya sebagai raja atas umat Allah. Allah memberi semua itu agar Daud menjadi berkat bagi umat dengan memimpin dalam keadilan, kebenaran, kesucian dan ketaatan kepada Allah. Siapa pun yang diberkati Tuhan menjadi pemimpin haruslah menjadi pengayom, yang membuat orang yang dipimpinnya merasakan berkat Tuhan.

Kemenangan sempurna. Dibanding para pengikut Daud, bala tentara Filistin jauh lebih hebat. Tetapi kemenangan memihak Daud. Ia tidak berperang dengan mengandalkan senjata, strategi perang, ataupun militansi pengikutnya. Ia bertanya kepada Tuhan. Berperang bersama dan dalam tuntunan Tuhan. Kemenangan yang sempurna atas setiap pergumulan akan terjadi jika kita setia dan berharap kepada Tuhan.

Renungkan: Pemimpin yang jadi berkat ialah yang penuh wibawa dan berkat Allah dan selalu sadar akan kehambaan dirinya.

Doa: Ya Tuhan saya mau mengisi kehidupan ini seturut kehendak-Mu dan menjadi berkat bagi sesama.

(0.33) (Yes 61:1) (sh: Tahun rahmat Tuhan (Jumat, 30 April 1999))
Tahun rahmat Tuhan

Bila kita simak inti berita yang disampaikan oleh Yesaya "kabar selamat kepada Sion", maka sesungguhnya Yesaya menyadari diri sebagai "Utusan Allah" (Yes. 6:8). Kuasa Roh Allah menyertainya, untuk menyampaikan kabar baik itu kepada umat Allah. Tujuan Allah mengutus hamba-Nya adalah untuk membebaskan umat-Nya dari penderitaan, dan membangun kembali kehidupan umat-Nya. Berkat Allah akan menjadikan Sion sebagai "kota Allah" yang akan dibangun kembali dari reruntuhan, dan memulihkan status Zion sebagai "umat Allah" yang kelak dihormati dan disegani oleh bangsa-bangsa. Pemulihan itulah yang disebut "tahun rahmat Tuhan".

Imam-imam Perjanjian Baru. Telah ditetapkan bahwa semua orang percaya adalah imam-imam Tuhan di dunia ini. Dan itu berarti bahwa semua orang beriman diberi hak untuk menikmati berkat-berkat yang Tuhan janjikan seperti: hak-hak yang diakui dan masa depan yang dijamin. Allah akan memberikan kekayaan bangsa-bangsa, warisan, dan kebahagiaan, hak-hak mereka diakui dan masa depannya dijamin, generasi penerusnya akan mempunyai nama baik dan dilimpahi berkat (Yes. 61:6-9). Kita terpanggil untuk mengemban tugas imamat pewartaan Injil Kristus.

Doa: Ya Yesus, tolong saya dalam melayankan kasih-Mu, dan mampukanlah saya melaksanakan tugas imamat yang rajani.

(0.29) (1Sam 27:1) (sh: Usaha Manusia (Minggu, 08 Februari 1998))
Usaha Manusia

Daud manusia biasa yang bisa jenuh tak tahan terus mengalami himpitan. Gerak lajunya memimpin 600 orang, berpindah dari satu tempat ke tempat lain, mendatangkan kejenuhan dan mungkin juga stress dalam dirinya. Cukup sudah tekanan bayang-bayang Saul yang terus menghantuinya.Langkah pintas pun ditempuhnya. Datang kepada musuh bebuyutan bangsa Israel memohon perlindungan. Tindakan Daud ini sangat disayangkan karena dalam situasi kritis seperti itu ia tidak datang menyerahkan pergumulannya kepada Tuhan seperti yang selama ini dilakukannya. Kondisi fisik yang lemah, capek, jenuh, dan kondisi hati yang kecewa, sering membuat orang melupakan Allah dan mengandalkan dorongan hati. Dengan berbuat demikian, ia mengandalkan diri, sombong, melupakan Tuhan.

Tak disia-siakan. Di satu pihak keputusan Daud merupakan kesempatan emas bagi Raja Akhis untuk mengubah status dari musuh yang disegani menjadi sahabat sejati. Namun di pihak lain, ini tidak mudah, sebab bagaimanapun juga Daud tetap pahlawan sejati yang tidak mungkin mengkhianati bangsanya sendiri. Akibat tindakan gegabah ini, Daud berada pada posisi serba salah.

Andalkanlah Allah. Dari peristiwa Daud ini kita belajar, bahwa di luar Allah, kemampuan akal dan kesuksesan kuasa yang kita peroleh tidak mampu membebaskan kita dari permasalahan. Peranan Allah dalam kehidupan kita besar pengaruhnya. Selain mampu mengubah gerak hidup, kuasa-Nya juga mampu membangkitkan semangat dan meningkatkan mutu kehidupan kita. Kuasa Allah bukan isapan jempol. Kuasa Allah itu nyata dan akan terus berkarya.

Renungkan: Bila lupa bahwa kesuksesan dan kemampuan akal yang kita miliki adalah anugerah Tuhan, kita dapat dibuat lengah dan jatuh.

Doa: Ya Tuhan, ampuni kami yang berlebihan memperlakukan akal dan kesuksesan kami.

(0.29) (2Raj 2:15) (sh: Peneguhan hamba Tuhan (Selasa, 3 Mei 2005))
Peneguhan hamba Tuhan


Dalam setiap alih kepemimpinan biasanya muncul pertanyaan siapakah orang yang paling tepat menggantikan pemimpin yang lama. Pertanyaan ini mencuat bisa dikarenakan oleh pamor pemimpin lama yang masih disegani sementara kemampuan calon pemimpin baru tersebut belum teruji.

Nabi Elia sudah terangkat ke surga. Elisa sudah ditetapkan menjadi nabi penggantinya. Semua itu adalah penetapan Allah yang berdaulat dan berhikmat. Namun, para pengikut Nabi Elia belum melihat hal itu. Itulah sebabnya, mereka pun berniat mencarinya. Mereka memuja Nabi Elia dan menganggapnya sebagai nabi besar yang tidak tergantikan. Maka, Elia harus ditemukan agar dapat dikuburkan di Israel. Dengan berbuat demikian berarti mereka meragukan pernyataan Tuhan yang telah mengangkat Nabi Elia ke surga (ayat Disegani" ver="">11,16-18).

Dua peristiwa yang dicatat di perikop hari ini menjadi peneguhan akan kenabian Elisa. Pertama, kuasa dan kasih Allah yang ada pada Elia kini ditunjukkan oleh Elisa. Sebagaimana Elia dulu peduli kepada janda di Sarfat akan bahaya kelaparan yang dialaminya, demikian pun sekarang Elisa peduli kepada rakyat biasa yang mengalami kesulitan hidup sehari-hari (ayat Disegani" ver="">19-22). Kedua, Tuhan sendiri menyatakan peneguhan-Nya terhadap Elisa dengan menghajar orang-orang yang meragukan bahkan menghina hamba-Nya (ayat Disegani" ver="">23-25). Orang-orang di sini bukan anak kecil melainkan pemuda-pemuda (bhs. Ibr. naar) yang sudah cukup umur untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Bukti seseorang adalah hamba Tuhan bukan penonjolan diri akan kehebatannya, melainkan kehadiran kuasa dan kasih Allah yang nyata di dalam dirinya. Sikap dan tutur kata yang lahir dari karakter ilahi merupakan tanda yang jelas dari orang pilihan-Nya.

Renungkan: Hamba Tuhan sejati nyata dari sikap, perkataan, dan pengajarannya yang meneladani hidup Tuhan Yesus.

(0.29) (1Taw 17:1) (sh: Tidak semua keinginan baik adalah rencana Allah (Selasa, 12 Februari 2002))
Tidak semua keinginan baik adalah rencana Allah

Sesudah menjadi raja yang mapan, Daud membandingkan keadaan dirinya yang diam dalam istana yang megah dengan tabut perjanjian Tuhan yang hanya disimpan dalam tenda (ayat Disegani" ver="">1). Bagi umat Tuhan Perjanjian Lama, tabut perjanjian Tuhan adalah lambang kehadiran Tuhan sendiri. Hati yang sangat mengasihi Tuhan dan penuh syukur atas kesetiaan Tuhan dalam hidupnya membuat Daud berpikir bahwa hal tersebut tidak patut. Dengan spontan timbullah suatu keinginan di dalam hatinya. Keinginan tersebut segera disampaikannya kepada nabi Natan yang juga dengan segera memberi restu kepadanya (ayat 2).

Namun, tanggapan Tuhan terhadap inisiatif cemerlang Daud sungguh di luar dugaan. Tuhan tidak mengizinkan Daud untuk membangunkan rumah bagi-Nya (ayat Disegani" ver="">4). Melalui nabi Natan, Tuhan menyampaikan rentetan kaleidoskop kisah perjalanan umat-Nya yang memperlihatkan kebenaran prinsip tentang Allah. Tenda lebih tepat melambangkan keberadaan Allah yang tidak terbatas oleh tempat dan waktu karena selalu dinamis (ayat Disegani" ver="">5). Bukan Daud yang harus membesarkan Allah, melainkan Allah yang menjadikan Daud raja besar dan disegani banyak pihak (ayat Disegani" ver="">7-10). Allah yang melenyapkan musuh dan membuat namanya menjadi besar. Bahkan lebih dari itu, Tuhan akan menanamkan dinasti Daud dengan memberkati keturunannya dan melaluinya mengizinkannya untuk membangun bait-Nya (ayat Disegani" ver="">11-12). Dengan adanya nubuat kerajaan kekal yang menunjuk kepada kerajaan mesianis, jelaslah bahwa Tuhan ingin menyadari Daud bahwa Tuhanlah sang Raja yang bertakhta atas sejarah dunia dan seisi semesta.

Adalah suatu teladan yang sangat patut dipuji apabila di dalam diri seorang pemimpin terdapat keinginan yang beratasnamakan pekerjaan Allah. Namun, manusia harus lebih dulu menyadari sepenuhnya bahwa bukan manusia yang berjasa bagi Tuhan, tetapi Tuhanlah yang pertama dan utama dalam segalanya.

Renungkan: Pemimpin yang dipimpin Tuhan tidak sekadar berkonsentrasi pada gagasan-gagasan cemerlang, tetapi pada suara dan kehendak-Nya.

(0.29) (Kis 22:1) (sh: Sensitifitas Paulus di masyarakat pluralis (Sabtu, 1 Juli 2000))
Sensitifitas Paulus di masyarakat pluralis

Paulus menghadapi massa yang mengamuk tanpa dukungan otoritas dari institusi mana pun, melainkan dengan rangkaian pembelaan, agar melaluinya ia dapat merengkuh, merangkul, dan menuntun mereka kepada keselamatan. Karena itu, Paulus sangat berhati-hati dan sensitif terhadap kepercayaan dan prasangka orang-orang Yahudi. Caranya? Paulus mengidentifikasikan dirinya dengan mereka. Pengidentifikasian ini meliputi kesamaan etnis dan pewaris tradisi Yahudi dengan menyebut mereka sebagai `saudara-saudara dan bapa-bapa', dan penggunaan bahasa, sebab di dalamnya terkandung nilai-nilai kebudayaan, semangat kebangsaan, dan patriotisme. Hasilnya mereka 'makin tenang' (3).

Di samping itu, pengidentifikasian Paulus juga mencakup bidang yang paling hakiki bagi bangsa Yahudi yakni hukum Taurat. Ia dengan lantang menyatakan bahwa ia lahir, dibesarkan, dan dididik secara Yahudi ortodoks. Karena itu ia sangat fanatik terhadap hukum Taurat dan Allah. Sebagai aplikasinya, ia menjadi penganiaya pengikut jalan Tuhan. Pengidentifikasian yang dilakukan Paulus tuntas dan menyeluruh, sampai pemakaian istilah pun diperhatikan, seperti istilah jalan Tuhan sebagai pengganti 'pengikut Yesus' sebab nama 'Yesus' mungkin akan membangkitkan emosi mereka kembali.

Tindakan Paulus ini sangat berhasil karena dapat menenangkan amarah mereka. Bahkan ketika Paulus mengungkapkan peristiwa pertobatannya secara mendetail mereka tidak menjadi emosi. Sebab ia menegaskan bahwa pertobatannya bukan karena keinginannya sendiri, melainkan intervensi wahyu Allah dan ada seorang Yahudi yang saleh dan disegani sebagai saksi yang sah yaitu Ananias. Namun ketika Paulus berbicara tentang misinya kepada bangsa-bangsa lain, meledaklah amarah mereka. Sebab di mata mereka, membuat orang asing menjadi Kristen tanpa menjadi orang Yahudi terlebih dahulu merupakan suatu penghinaan. Itu sama dengan mengatakan Yahudi dan non-Yahudi adalah sederajat karena mereka dapat datang kepada Allah hanya melalui Kristus.

Renungkan: Paulus dibenci dan hendak dibunuh bukan karena reputasi pribadinya tetapi karena Injil Kristus. Demikian pula hai Kristen, jika Anda harus dibenci oleh masyarakat sekitar, biarlah itu karena Injil yang Anda yakini dan bukan karena pribadi dan ulah tingkah Anda.

(0.25) (Yer 48:21) (sh: Keangkuhan mengundang penghukuman Allah (Selasa, 22 Mei 2001))
Keangkuhan mengundang penghukuman Allah

Moab adalah bangsa yang besar dan disegani oleh bangsa- bangsa di sekitarnya. Nama besar, kekuatan, dan kekuasaan Moab telah membuat mereka mabuk kesombongan sehingga membesarkan diri di hadapan Allah dan sesamanya (26, 29, 42). Itulah yang mengundang penghukuman Allah (30). Secara drastis dan tragis penghukuman Allah mengubah Moab yang kaya, kuat, dan gagah menjadi Moab yang miskin, lemah, dan menderita, sehingga menjadi bahan tertawaan bangsa-bangsa lain.

Hukuman Allah bagi kesombongan sangat fatal, lengkap, dan tuntas (38-39). Tidak ada lagi kota-kota kebanggaan yang berdiri kokoh (21-24) sebab Allah telah mematahkan tanduk kekuatan Moab dan memecahkan lengan kekuasaannya (25). Mereka tidak akan lagi tinggal di kota layaknya orang beradab namun tinggal di bukit batu seperti orang tidak beradab (28). Anggur yang merupakan sumber devisa mereka dilenyapkan oleh Allah (33b). Sungai Nimrim, sumber air mereka pun dijadikan kering (34). Tentara kebanggaan mereka menjadi tidak berdaya (41). Tidak satu pun dari bangsa Moab yang akan luput dari malapetaka karena penghukuman Allah (43-46). Betapa mengerikan penghukuman akibat kesombongan sehingga membuat Yeremia meratap. Ratapan Yeremia juga merupakan berita peringatan kepada bangsa-bangsa lain.

Kehancuran Moab tidak hanya meliputi kehidupan perdagangan dan masyarakatnya namun juga kehidupan beragama, sehingga mengakibatkan perkabungan dan ratapan yang sangat dalam diri mereka (35-39). Namun Allah yang menghukum bangsa-bangsa lain adalah Allah yang juga mengasihi bangsa-bangsa lain, sebab Ialah Allah yang berkuasa atas semua yang ada di seluruh dunia. Kesombongan berdampak penghukuman yang sangat mengerikan karena merupakan sikap yang mengagungkan, memuliakan, menghargai, dan menggantungkan diri kepada apa pun dan siapa pun selain Allah. Allah tidak lagi diakui sebagai sumber dari segala kekayaan, kejayaan, dan kebesaran manusia.

Renungkan: Berhati-hatilah sebab tanpa kita sadari kesombongan ada di dalam hati kita. Ketika uang di rekening kita bertambah banyak, ketika karier dan usaha semakin mapan, benarkah kita masih sungguh-sungguh bergantung kepada Allah? Ataukah sebetulnya kita lebih bergantung kepada kekayaan dan jabatan kita?

(0.25) (Mat 17:22) (sh: Teladan Seorang Guru (Senin, 19 Februari 2001))
Teladan Seorang Guru

Penderitaan seorang guru yang disegani, dihormati, dan diteladani, adalah kesedihan bagi murid-muridnya. Guru yang telah menjadikan dirinya dan hidupnya sebagai panutan dan bagian hidup murid-muridnya, akan menerima pengabdian diri murid-muridnya. Yesus telah menjadikan diri-Nya sebagai bagian dari kehidupan murid-murid-Nya, bahkan Ia memberikan nyawa-Nya bagi kehidupan mereka. Dialah Guru Agung sepanjang sejarah manusia.

Di Galilea, untuk kedua kalinya Yesus memberitahukan penderitaan yang akan dialami-Nya. Ia menyebut diri-Nya sebagai Anak Manusia, karena Ia akan mengalami penderitaan sebagai Manusia yang lemah, tak berdaya, dapat merasakan sakit, tidak mampu membela diri, dan akan berhadapan dengan maut atau kematian. Namun Ia akan mengalami semua ini bukan karena kuasa manusia, melainkan diserahkan oleh Allah Bapa, yang kemudian akan membangkitkan-Nya dari kematian (ayat Disegani" ver="">23). Di sini nampak jelas bahwa Allah Bapa yang telah mengutus-Nya yang mengizinkan semuanya ini terjadi di dalam kedaulatan-Nya, demi keselamatan manusia. Mengingat kembali bahwa Gurunya akan menderita membuat hati murid-murid sangat sedih, karena mereka masih belum mengerti arti penderitaan Yesus Sang Mesias.

Sebagai Yahudi yang setia, Yesus pun memberikan teladan dalam membayar pajak untuk Bait Allah. Kewajiban membayar pajak sudah ditetapkan sejak zaman Musa (Kel.30:13), guna perbekalan rumah Tuhan. Analogi kewajiban orang asing membayar pajak bagi pemerintahan Roma dipakai Yesus untuk menunjukkan bahwa Anak Allah seharusnya tidak berkewajiban membayar pajak Bait Allah, demikian pula Petrus. Namun Yesus mengajarkan sekaligus memberikan teladan bagaimana Ia pun tetap melakukan kewajiban ini. Setiap Yahudi harus membayar 2 dirham/orang, tetapi mata uang yang beredar adalah 4 dirham, maka mereka harus membayar 4 dirham untuk 2 orang. Yesus menyuruh Petrus untuk memancing dan membuka mulut ikan yang pertama kali ditangkapnya, maka ia akan menemukan mata uang 4 dirham di dalam mulutnya. Dengan uang itulah Yesus dan Petrus membayar pajak.

Renungkan: Melalui sikap sederhana, Yesus pun menyatakan Keallahan-Nya sekaligus kerendahhatian- Nya dalam memenuhi kewajiban keagamaan. Inilah teladan Sang Guru Agung.



TIP #15: Gunakan tautan Nomor Strong untuk mempelajari teks asli Ibrani dan Yunani. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA