Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 321 - 331 dari 331 ayat untuk Jikalau (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.09) (Mzm 67:1) (sh: Diberkati untuk menjadi berkat (Sabtu, 13 Oktober 2001))
Diberkati untuk menjadi berkat

Berkat-berkat Tuhan yang melimpah tanpa disertai pemahaman iman yang tepat tentang misi Allah bagi dunia, dapat menjadi jerat yang membahayakan kehidupan rohani kita. Efek kelumpuhan dari jerat itu akan lebih dirasakan jikalau di dalamnya telah dibubuhi racun keegoisan yang hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan hidup. Pemenuhan kebutuhan bukanlah merupakan hal yang salah, namun seringkali tanpa kita sadari hal ini dapat menjadi jerat, sehingga kita tidak lagi memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap dunia di luar kita. Efek samping dari berkat-berkat inilah yang coba dihindarkan dari bangsa Israel melalui Mazmur 67 ini.

Mazmur ini merupakan nyanyian syukur atas segala berkat Allah yang diberikan kepada bangsa Israel pada perayaan panen raya. Pada perayaan ini, mereka berkumpul dari seluruh wilayah untuk bersyukur dan berdoa memohon agar berkat yang mereka terima dapat menghasilkan dampak yang lebih besar kepada bangsa-bangsa lain, melampaui lokalitas waktu dan tempat pada saat itu. Inilah suatu nyanyian syukur yang mewarisi panggilan Abraham -- diberkati untuk menjadi berkat bagi segala kaum di muka bumi (Kej. 12:3).

Pesan dari mazmur ini disampaikan dari generasi ke generasi dengan formula pujian sebagai berikut: Dimulai dengan permohonan akan kasih, berkat, dan penyertaan Tuhan (ayat 2). Dilanjutkan dengan penegasan bahwa tujuan dari berkat tersebut adalah agar keselamatan dan jalan Tuhan diperkenalkan kepada segala bangsa di muka bumi (ayat 3), sehingga bangsa-bangsa bersyukur kepada Allah (ayat 4, 6). Diikuti dengan permohonan agar berkat-berkat itu menghasilkan sukacita karena keadilan Tuhan ditegakkan atas segala bangsa (ayat 5). Dan diakhiri dengan kesimpulan yang menegaskan bahwa berkat Allah atas tanah mereka akan membawa segala ujung bumi menghormati Tuhan dengan takut kepada-Nya (ayat 7-8). Melalui mazmur ini, bangsa Israel senantiasa diingatkan akan panggilannya untuk menjadi berkat melalui berkat yang Allah berikan kepada mereka.

Renungkan: Pemahaman iman yang egois seringkali membuat kita tidak lagi menyadari misi Allah yang dipercayakan kepada kita untuk menyelamatkan mereka yang terhilang dan menegakkan kembali keadilan-Nya. Adakah Anda menyadari panggilan Allah bagi Anda di balik berkat-berkat yang telah Ia berikan?

(0.09) (Mzm 72:1) (sh: Relasi dengan Tuhan yang mengalirkan berkat (Sabtu, 20 Oktober 2001))
Relasi dengan Tuhan yang mengalirkan berkat

Mazmur ini merupakan nyanyian kerajaan yang berisi permohonan bagi raja. Syair mazmur ini disadur oleh Salomo dari doa pengharapan Daud baginya sebagai penerus dinasti Kerajaan Daud (ayat 1, 20). Di dalam mazmur ini Daud memaparkan kepada Salomo gambaran yang ideal tentang hubungan antara pemerintah, Tuhan, dan rakyatnya. Melalui mazmur ini Daud mengajarkan kepada rakyatnya untuk mendoakan Salomo agar menggunakan kuasa yang diterimanya dari Tuhan, bukan demi keuntungannya sendiri, namun sebaliknya bagi kesejahteraan seluruh rakyat, khususnya mereka yang lemah dan tak berdaya. Dukungan doa dari rakyat seperti inilah yang memungkinkan raja dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Relasi antara sikap raja dan respons rakyat seperti ini berdampak terhadap kesuburan tanah Kanaan (ayat 16) sebagai pernyataan perkenan dan berkat Tuhan.

Sejalan dengan perkembangan sejarah Israel yang berkali-kali jatuh ke dalam tangan raja-raja dan penguasa asing yang lalim, maka mazmur ini di kemudian hari digunakan sebagai doa pengharapan akan kedatangan Mesias sebagai raja Israel yang sejati. Sifat-sifat mesianik mazmur ini tampak pada karakteristik raja yang digambarkannya: Ia memegang pemerintahan di bumi ini selama dunia belum lenyap (ayat 5, 7), namanya tetap untuk selama-lamanya, dan semakin dikenal sepanjang zaman (ayat 17). Kata-kata puisi seperti ini dirasakan sangat berlebihan bagi bangsa Israel jikalau ditujukan bagi seseorang raja yang adalah manusia biasa. Para penulis Perjanjian Baru mengaplikasikan konsep tentang Mesias ini pada Yesus Kristus -- Sang Mesias yang menjadi raja selama-lamanya (bdk. Luk 1:33; Why 11:15). Ia adalah Raja yang memberitakan kebahagiaan (Mat. 5:3-12) serta memperhatikan mereka yang miskin dan tertindas (Mat. 25:31-46). Di bawah pemerintahan-Nya setiap lutut akan bertelut di hadapan-Nya (Flp. 2:9-11). Berdasarkan hal ini, maka berkat-berkat yang mengalir karena hubungan raja Israel dengan rakyatnya dapat diaplikasikan bagi hubungan antara Kristus dengan Kristen yang mendatangkan berkat bagi kondisi dunia.

Renungkan: Hubungan kita dengan Kristus dapat menjadi daya dinamis yang mendatangkan berkat yang mengubah keadaan dunia. Pikirkan berkat-berkat apa yang dapat Anda alirkan pada hari ini!

(0.09) (Mzm 98:1) (sh: Kasih dan keadilan Allah dinyatakan bagi seluruh bumi (Sabtu, 13 April 2002))
Kasih dan keadilan Allah dinyatakan bagi seluruh bumi

Mazmur ini mengumandangkan pokok yang terus-menerus dominan dalam mazmur-mazmur penobatan Allah sebagai Raja. Mazmur ini pun menyatakan keadilan dan kebenaran sebagai inti kebijakan Allah yang akan Allah jalankan atas seisi dunia (ayat 2,9). Kebenaran ini menjadi sumber sukacita kemenangan sebab Tuhan telah mengalahkan kejahatan. Paduan suara manusia dan seluruh alat musik yang mengiringi tidak cukup untuk memuji kasih setia dan perbuatan-perbuatan ajaib yang dikerjakan oleh Raja dan Pencipta segala sesuatu. Perlu seluruh ciptaan untuk meresponi keajaiban kasih setia Allah tersebut (ayat 7-8).

Ajakan ini secara progresif meluas cakupannya. Mulai dengan jemaat yang ada di bait Allah (ayat 1-3), kemudian meluas bagi seluruh manusia di bumi (ayat 4-6); dan kemudian mengumandang bagi seluruh ciptaan (ayat 7-8). Seperti halnya dengan mazmur pujian lainnya, mazmur ini menunjuk pada fakta konkret hal-hal yang telah Allah buat di masa lampau (ayat 1-3). Bila kita menengok ke sejarah Israel, dua perkara besar dalam kehidupan umat dalam Perjanjian Lama adalah Keluaran dan kepulangan mereka dari pembuangan. Keduanya adalah tindakan penyelamatan yang bertujuan agar Allah menjadi nyata di seluruh bumi. Karya Allah berkelanjutan ke masa kini (ayat 4-6), dan masih akan memuncak di masa yang akan datang (ayat 7-9). Oleh karena Allah memerintah seisi semesta, membentuk dan mengendalikan sejarah, maka patutlah pujian bagi-Nya pun bersifat kekal dan semesta.

Mazmur ini mempersiapkan masa penggenapan keselamatan dari Allah di dalam diri Yesus Kristus. Hanya di dalam Yesus Kristuslah semua ciri penyataan kebesaran Allah dan keluasan penyelamatan Allah terpenuhi sempurna. Demikian juga, hanya melalui Kristuslah kita dimungkinkan memuji Allah dan mengambil bagian dalam pujian kekal semesta bagi Allah.

Renungkan: Jikalau Anda sudah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi, maka Anda adalah bagian dari “bangsa-bangsa” dan “ujung bumi” yang melihat karya penyelamatan Allah (ayat 2,3). Adakah Anda termasuk juga di antara paduan suara semesta yang menyembah dan memuji kasih setia Allah di antara sesama Anda?

(0.09) (Yer 23:9) (sh: Kristen dan pemimpin rohani (Sabtu, 7 Oktober 2000))
Kristen dan pemimpin rohani

Kualitas spiritual, moral, dan kemampuan seorang pemimpin menentukan kesejahteraan rakyatnya baik dalam negara, dalam usaha bisnis maupun dalam persekutuan gereja. Pemimpin harus menjadi teladan. Jikalau pemimpin jahat, celakalah mereka yang dipimpin. Itulah yang terjadi di dalam negara Yehuda pada zaman Yeremia. Masyarakat Yehuda dipenuhi oleh para nabi: pemimpin rohani profesional yang menyatakan dirinya sebagai 'juru bicara' Allah. Tidak seperti Yosia yang berkomitmen untuk melakukan keadilan dan kebenaran, para pemimpin rohani itu adalah nabi-nabi palsu sebab mereka hanya mengejar kejahatan, dan kekuatan mereka adalah ketidakadilan (10); mereka semua berlaku fasik (11).

Untuk memperingatkan bangsa Yehuda, Yeremia memaparkan ciri-ciri nabi palsu. Pertama: mereka melakukan perzinahan dan penuh kebohongan (14). Kehidupan pribadi mereka tidak mencerminkan kemurnian moralitas yang tinggi seperti yang dituntut dari seorang pemberita firman Tuhan. Kedua: mereka tidak hanya melakukan segala kemaksiatan, tapi juga mendukung orang-orang lain yang melakukan hal itu (14). Mereka tidak pernah menekankan kekudusan dan kemurnian hidup di dalam pelayanan mereka. Mereka tidak pernah mendesak umatnya untuk memberikan komitmen penuh kepada Allah. Ketiga: mereka memberitakan pengharapan palsu (16). Khotbah mereka berisi berita-berita pop yang menyenangkan telinga dan hati kebanyakan orang. Janji kedamaian, kesehatan, dan kelimpahan hidup yang mereka wartakan bukan berasal dari Allah namun dari hasil rekayasa pikiran dan hati mereka yang jahat. Mereka tidak akan dapat menyuarakan suara Tuhan sebab hati dan kehidupan mereka jauh dari Tuhan sehingga mereka tidak tahu rencana dan kehendak-Nya (18, 22). Mereka yang mendengarkan nabi-nabi itu pun akan semakin jauh tersesat dari jalan Tuhan. Karena itu Allah sangat murka terhadap pemimpin yang menyesatkan 'rakyat'nya. (ay. 15 bdk. Mrk.9:42)

Renungkan: Bagaimana dengan para pemimpin rohani kita? Kita memang tidak boleh menghakimi para pengkhotbah masa kini dan memberi mereka cap 'nabi palsu'. Namun kita harus selalu menggunakan kriteria ini untuk mengevaluasi siapa yang kita dengarkan dan siapa yang akan kita dukung pelayanannya khususnya dalam hal doa dan dana.

(0.09) (Yeh 16:53) (sh: Perjanjian kekal yang menumbuhkan rasa malu (Kamis, 30 Agustus 2001))
Perjanjian kekal yang menumbuhkan rasa malu

Pernahkah kita merasa malu dengan masa lalu kita, terlebih lagi jikalau kita membandingkannya dengan anugerah dan kebaikan Tuhan? Inilah bagian dari anugerah yang Tuhan berikan, sebagaimana dapat kita lihat pada bagian ini. Bagian ini berbicara tentang pemulihan yang dikerjakan Tuhan (ayat 53-55) melalui peneguhan perjanjian yang kekal dengan mereka (ayat 60, 62). Pemulihan yang dikerjakan Tuhan ini menghasilkan rasa malu atas segala perbuatan mereka yang telah memandang ringan ikatan perjanjian dengan Tuhan (ayat 61, 63) yang diikat dengan sumpah (ayat 59, 60), padahal Tuhan dengan setia tetap mengingat perjanjian-Nya (ayat 22, 43, 60). Ini merupakan suatu perjanjian yang baru, dimana Tuhan sendiri akan menebus mereka sehingga terjadi persekutuan yang baru antara Tuhan dan Israel, sebagaimana janji Tuhan bahwa Ia akan menebus umat-Nya (ayat 63).

Setelah tiba pada akhir pasal ini kita dapat melihat pasal 16 ini sebagai berikut: (ayat 1) Dimulai dari dosa diakhiri dengan pemulihan; dan (ayat 2) Diawali dengan pernikahan kemudian diikuti dengan perzinahan, penghukuman, dan pembaharuan ikatan pernikahan. Hal ini menegaskan tema utamanya yang berbicara tentang anugerah Tuhan yang diberikan secara melimpah dan cuma-cuma. Hanya dengan anugerah Yerusalem diselamatkan, dan hanya karena anugerah Yerusalem dipulihkan.

Di dalam anugerah ini kita diampuni dan kesalahan kita dilupakan (Yes. 43:25). Namun hal ini bukanlah berarti bahwa kita tidak lagi memiliki kesadaran tentang keberadaan diri kita yang berdosa. Salah satu bukti adanya anugerah yang bekerja dalam diri kita adalah hadirnya rasa malu terhadap dosa-dosa kita (ayat 61, 63). Kesadaran dan ingatan kita akan masa lalu yang membuat kita sedih dan malu tidaklah selalu merupakan sesuatu yang salah, karena seringkali semakin kita mengenal kasih Tuhan, maka kita menjadi semakin malu terhadap apa yang sudah kita lakukan. Rasa malu seperti inilah yang akan mendorong kita untuk hidup bersih dan menghindari segala kecemaran.

Renungkan: Jika pada masa lalu kita terdapat ingatan yang membuat kita menjadi malu dan sedih, mungkin semuanya itu merupakan bagian dari anugerah Tuhan yang menjaga Anda tetap berada dalam kesetiaan.

(0.09) (Yeh 37:1) (sh: Kuasa anugerah Tuhan yang memulihkan (Kamis, 15 November 2001))
Kuasa anugerah Tuhan yang memulihkan

Kata dosa sudah terlalu sering kita dengar, sehingga terkadang kita tidak lagi menyadari daya dan dampak penghancurannya. Namun demikian, jikalau kita berada di bawah cengkeramannya, kita harus segera menyadarinya dan segera memohon pertolongan-Nya.

Dosa Israel yang disebabkan karena penolakan Israel terhadap firman Tuhan yang disampaikan melalui Yehezkiel membuat mereka terhilang, tak berpengharapan, dan sudah menjadi seperti tulang-tulang yang sangat kering (ayat 11). Namun demikian, di tengah kengerian dosa ini, Tuhan hadir dan memperkenalkan Diri-Nya pada Israel sebagai Tuhan yang penuh anugerah. Dialah yang mengalahkan kuasa dosa dan memulihkan umat-Nya. Ia menyatukan kembali tulang-tulang yang sudah mengering, memberikan urat-urat, daging, dan kulit, serta menghembuskan nafas hidup kepadanya, sehingga mereka berjejak dan menjadi barisan tentara yang besar (ayat 7-10). Ia membuka kubur-kubur Israel, membangkitkan serta membawa mereka keluar dari tanah pembuangan untuk masuk kembali ke tanah perjanjian (ayat 12-13). Dialah sumber kehidupan Israel yang memberikan semangat dan pengharapan bagi umat-Nya yang tak berdaya oleh kuasa dosa (ayat 14). Inilah gambaran dari kuasa anugerah Tuhan yang mengalahkan dosa dan memulihkan umat-Nya.

Ujung tombak dari kuasa anugerah ini terletak di dalam firman-Nya yang penuh kuasa. Melalui firman Tuhan, maka tulang-tulang yang kering itu dibangkitkan. Israel yang telah patah semangat beroleh penghiburan, dan mereka yang telah hancur karena dosa dipulihkan (ayat 1-6). Firman Tuhan memegang peranan penting bagi kehidupan orang percaya.

Renungkan: Kita perlu mewaspadai dampak-dampak kuasa dosa yang dapat menghancurkan sendi-sendi hidup, keluarga, pekerjaan, dan pelayanan kita. Namun, di balik semuanya itu, perlu disadari bahwa selalu ada harapan bagi orang percaya, sebab kuasa anugerah Tuhan yang memulihkan lebih besar dari kuasa dosa yang mematikan. Di tengah proses ini, kita membutuhkan firman Tuhan karena firman Tuhan adalah sumber kehidupan yang menyalakan semangat yang pudar, memberikan pengharapan dalam keputusasaan, dan memulihkan kehancuran.

(0.09) (Yl 1:1) (sh: Momentum sejarah dukacita sebuah bangsa (Kamis, 14 Juni 2001))
Momentum sejarah dukacita sebuah bangsa

Lingkungan alam beserta pohon dan hewan ciptaan-Nya telah ditata asri demi kehidupan manusia. Namun dalam bacaan hari ini, ternyata alam asri telah berubah menjadi gersang dan meratap, merupakan bencana bagi umat-Nya dan hewan-hewan peliharaan. Semua makhluk hanya bisa berteriak kepada Sang Pencipta karena sejarah dukacita telah mengukir kehidupan umat-Nya. Mengapa demikian?

Penggambaran momentum sejarah Yehuda yang diteruskan dari generasi kepada generasi (3) berawal dari pengalaman perorangan – seluruh penduduk – zaman mereka – zaman nenek moyang (2). Estafet beritanya membawa dukacita seluruh bangsa. Yehuda akan dihancurkan oleh hama belalang (4) dan Yoel meyakininya sebagai penghukuman Tuhan atas dosa Yehuda, dimana Yehuda akan dikepung bangsa-bangsa yang kuat (6). Para petani malu karena kegagalan panen (7, 10-12) dan hewan-hewan pun mengalami kekeringan (17-18). Bukan saja dekadensi moral dan sosial yang mereka alami, namun dekadensi spiritual yang membalur kain kabung bangsa (9, 13-16). Bencana dan penderitaan dialami semua makhluk: alam, pohon, binatang, dan manusia: penduduk, petani, dan imam. Sukaria dan sorak-sorai telah lenyap (16). Seruan kenabian Yoel sangat tepat (13-15) untuk mereformasi spiritual sebuah bangsa yang telah meninggalkan Allah, sehingga mengalami penderitaan yang sangat menyedihkan (19-20).

Mengamati berbagai tragedi bencana alam dan penderitaan seiring dengan bergulirnya gejolak politik negara kita, memang tidak sepenuhnya dianggap benar jikalau senantiasa dikaitkan dengan penghukuman Tuhan. Namun tidak tepat pula jika kita mengatakan bahwa bencana alam hanyalah akibat keteledoran dan tidak bertanggungjawabnya manusia terhadap alam ciptaan-Nya. Keduanya menjadi perenungan kita agar memiliki hikmat mengamati kejadian-kejadian akhir-akhir ini dan menjadikan kita bijak dalam meresponinya.

Renungkan: Tepatkah bila kita hanya disibukkan dengan pertanyaan apakah penghukuman-Nya sedang berlangsung atas bangsa kita, sampai tanah berkabung dan Kristen meratap? Seruan firman-Nya (13-14, 19) merupakan pengajaran agar Kristen memiliki respons yang tepat, menyatakan doa permohonan pengampunan bagi bangsa kita.

(0.09) (Mat 22:34) (sh: Menaati hukum Allah tanpa kasih adalah kehampaan (Senin, 5 Maret 2001))
Menaati hukum Allah tanpa kasih adalah kehampaan

Seorang istri pada awalnya tidak mencintai suaminya, tetapi terpaksa menikah karena perjodohan kedua orang- tua mereka. Setiap hari ia hanya melayani suaminya karena kewajibannya sebagai istri. Namun suaminya ini sangat mencintai istrinya dan cintanya ternyata mengubah sikap istrinya. Lama kelamaan sang istri jatuh cinta juga kepada suaminya. Sejak itulah ia tidak lagi melayani suaminya karena kewajiban tetapi karena cintanya. Kedua pasangan suami istri ini tidak lagi hidup dalam kehampaan yang dipenuhi kewajiban, karena bunga-bunga kasih sayang yang mendasari kehidupan mereka berdua.

Pertanyaan seorang ahli Taurat yang bermaksud menyudutkan Yesus karena tidak satu pun dari hukum Musa yang mendapatkan prioritas lebih tinggi untuk ditaati (36). Yesus tidak dapat dicobai melalui pertanyaan apa pun, sebaliknya Ia menggiring ahli Taurat ini kepada hakikat ketaatan kepada Pemberi Hukum Taurat. Yang penting bukan melakukan hurufiah hukum-Nya, tetapi bagaimana hakikat menaati hukum-Nya dalam rangka menaati-Nya. Hukum-hukum yang Allah berikan adalah mencerminkan hakikat-Nya sendiri, yakni KASIH dan bukan kewajiban. Itulah sebabnya menaati hukum-Nya karena kewajiban akan terasa berat dan hampa. Kasih kepada Allah itulah yang menjadi dasar ketaatan kita kepada hukum-Nya.

Yesus mengajarkan bahwa kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap totalitas kehidupan (37), artinya tidak sedikit pun kita mengorupsi bagi kesenangan, kepentingan, dan keuntungan diri sendiri. Ketika kita tidak sepenuhnya menyatakan kasih kepada Allah, sesungguhnya kita telah gagal mengasihi, karena Allah menuntut kasih sepenuh hati. Oleh karena itu mengasihi sesama pun sebagai wujud kasih kita kepada Tuhan, dengan sepenuh totalitas kehidupan juga (39). Prinsipnya tidaklah dapat dipisahkan antara mengasihi Tuhan dan sesama.

Renungkan: Kasih kepada Tuhan, sesama, dan diri sendiri, adalah kasih yang utuh dari segenap totalitas kehidupan kita, karena semuanya adalah wujud kasih kita kepada Dia. Jikalau Anda mengalami kehampaan padahal telah berusaha mentaati hukum-Nya, mungkin Anda sedang berjuang melakukan kewajiban ini. Tinggalkan segera! Milikilah kasih sebagai dasar ketaatan kepada-Nya!

(0.08) (Mzm 35:1) (full: BERPERANGLAH MELAWAN ORANG YANG BERPERANG MELAWAN AKU. )

Nas : Mazm 35:1-38

Mazmur ini disebut mazmur kutukan yang artinya pemazmur berdoa agar Allah mendatangkan hukuman atas musuh-musuh umat-Nya dan menggulingkan orang fasik (lih. pasal Mazm 35:1-28; 69:1-37; 109:1-31; 137:1-9; dan Neh 6:14; 13:29; Yer 15:15; 17:18; Gal 5:12; 2Tim 4:14; Wahy 6:10). Walaupun orang percaya diperintahkan untuk mengampuni musuh-musuh mereka (Luk 23:34) dan mendoakan keselamatan mereka (Mat 5:39,44), akan tiba saatnya bila kita harus berdoa agar kejahatan dihentikan dan keadilan diberlakukan bagi mereka yang tidak bersalah. Kita harus amat memperhatikan korban-korban kekerasan, penindasan, dan kejahatan.

Selanjutnya dapat dikatakan mengenai mazmur kutukan ini:

  1. 1) Semuanya adalah doa memohon kelepasan dari ketidakadilan, kejahatan, dan penindasan. Orang percaya berhak untuk berdoa memohon perlindungan Allah dari orang jahat.
  2. 2) Mazmur-mazmur ini memohon kepada Allah untuk menjalankan keadilan dan mengirim hukuman kepada orang fasik yang sesuai dengan kejahatan mereka (lih. Mazm 28:4). Jikalau hukuman yang adil tidak dilaksanakan oleh Allah atau pemerintah manusiawi, kekerasan dan kekacauan akan memerintah dalam masyarakat (lih. Ul 25:1-3; Rom 13:3-4; 1Pet 2:13-14).
  3. 3) Ketika membaca doa-doa ini, perhatikan bahwa pemazmur tidak membalas dendam sendiri tetapi menyerahkannya kepada Allah (bd. Ul 32:35; Ams 20:22; Rom 12:19).
  4. 4) Mazmur-mazmur kutukan ini menunjuk kepada kebenaran bahwa apabila dosa orang jahat mencapai puncaknya, Tuhan di dalam kebenaran-Nya memang akan menghakimi dan membinasakan (lih. Kej 15:16; Im 18:24; Wahy 6:10,17).
  5. 5) Ingatlah bahwa doa-doa ini adalah kata-kata yang diilhamkan Roh Kudus (bd. 2Tim 3:16-17; 2Pet 1:19-21) dan bukan sekadar ungkapan keinginan pemazmur.
  6. 6) Sasaran utama dari doa-doa kutukan ini ialah melihat berakhirnya ketidakadilan dan kekejaman, kejahatan dimusnahkan, Iblis dikalahkan, kesalehan ditinggikan, kebenaran ditegakkan, dan Kerajaan Allah diwujudkan. Sasaran ini merupakan perhatian yang menonjol dalam PB. Kristus sendiri menyatakan bahwa orang percaya sejati boleh berdoa bagi pembenaran orang benar. Doa janda yang berbunyi, "belalah hakku melawan musuhku" (Luk 18:3) dijawab dengan pasti oleh Yesus bahwa Allah akan "membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya" (Luk 18:7; bd. Wahy 6:9-10)
  7. 7) Orang percaya harus memelihara keseimbangan di antara dua prinsip alkitabiah:
    1. (a) keinginan untuk melihat semua orang mencapai pengenalan akan keselamatan dari Yesus Kristus (bd. 2Pet 3:9), dan
    2. (b) keinginan untuk melihat kejahatan dimusnahkan dan Kerajaan Allah menang. Kita harus dengan sungguh-sungguh berdoa bagi keselamatan orang yang hilang dan meratapi mereka yang menolak Injil; namun kita juga harus tahu bahwa kebenaran, kebaikan, dan kasih tidak akan pernah ditegakkan sesuai dengan maksud Allah sebelum kejahatan dimusnahkan dan Iblis serta pasukannya dikalahkan untuk selamanya

      (lih. Wahy 6:10,17; 19:1-21:27). Orang percaya yang setia harus

      berdoa, "Datanglah Tuhan Yesus" (Wahy 22:20) sebagai pemecahan terakhir yang menentukan dari Allah atas kejahatan di dalam dunia ini.
(0.08) (Yoh 16:8) (full: MENGINSAFKAN DUNIA. )

Nas : Yoh 16:8

Ketika Roh Kudus datang pada hari Pentakosta

(lihat cat. --> Yoh 16:7 di atas;

[atau ref. Yoh 16:7]

Kis 2:4) tugas utama-Nya yang berhubungan dengan pemberitaan Injil ialah menginsafkan. Istilah "menginsafkan" (Yun. _elencho_) berarti menyingkapkan, membuktikan ketidakbenaran, dan meyakinkan.

  1. 1) Pelayanan Roh Kudus untuk menginsafkan ini bekerja dalam tiga aspek.
    1. (a) Dosa. Roh Kudus akan menyatakan dosa dan ketidakpercayaan supaya membangkitkan kesadaran akan kesalahan dan perlunya pengampunan dosa. Keinsafan ini juga menerangkan akibat yang mengerikan jikalau orang berdosa terus berbuat dosa. Setelah diinsafkan ia harus memilih. Hal ini sering kali menghasilkan pertobatan yang sungguh-sungguh untuk berbalik kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Kis 2:37-38).
    2. (b) Kebenaran. Roh Kudus menginsafkan orang bahwa Yesus adalah Anak Allah yang benar, telah bangkit dari orang mati, dimuliakan oleh Allah dan kini Tuhan atas segala sesuatu. Roh Kudus menyadarkan orang akan patokan kebenaran Allah di dalam Kristus, menunjukkan apa dosa itu sebenarnya, serta memberi kuasa untuk mengalahkan dunia (Kis 3:12-16; 7:51-60; 17:31; 1Pet 3:18).
    3. (c) Penghakiman. Roh Kudus juga menginsafkan orang bahwa Iblis sudah dikalahkan di atas kayu salib (Yoh 12:31; 16:11), penghakiman Allah atas dunia saat ini (Rom 1:18-32) serta penghakiman seluruh umat manusia di masa depan (Mat 16:27; Kis 17:31; 24:25; Rom 14:10; 1Kor 6:2; 2Kor 5:10; Yud 1:14).
  2. 2) Karya Roh Kudus untuk menginsafkan orang akan dosa, kebenaran, dan penghakiman akan dinyatakan di dalam semua orang yang dibaptiskan dalam Roh Kudus dan menjadi orang percaya yang sungguh-sungguh dipenuhi dengan Roh Kudus. Kristus, ketika dipenuhi dengan Roh (Luk 4:1), bersaksi kepada dunia bahwa "pekerjaan-pekerjaannya jahat" (lih. Yoh 7:7; Yoh 15:18) dan mengundang orang untuk bertobat (Mat 4:17). Yohanes Pembaptis, "penuh dengan Roh Kudus" sejak lahir

    (lihat cat. --> Luk 1:15)

    [atau ref. Luk 1:15]

    menyingkapkan dosa umat Yahudi dan memerintahkan mereka untuk mengubah cara hidupnya

    (lihat cat. --> Mat 11:7;

    [atau ref. Mat 11:7]

    Luk 3:1-20). Petrus, "penuh dengan Roh Kudus" (Kis 2:4) menginsafkan 3000 orang berdosa dan mengajak mereka untuk bertobat dan menerima pengampunan dosa (Kis 2:37-41).
  3. 3) Jelaslah, setiap pengkhotbah atau gereja yang tidak menyingkapkan dosa di depan umum dan menuntut pertobatan dan kebenaran alkitabiah bukan dipimpin oleh Roh Kudus. 1Kor 14:24-25 dengan jelas menyatakan bahwa kehadiran Allah di dalam suatu jemaat dikenali dengan penyingkapan dosa orang yang belum percaya (yaitu, rahasia hati mereka) yang diikuti dengan keinsafan untuk bertobat dan menerima keselamatan.
(0.06) (Kis 1:8) (full: KAMU AKAN MENERIMA KUASA. )

Nas : Kis 1:8

Ayat ini merupakan ayat kunci kitab ini. Tujuan utama baptisan dalam Roh ini ialah penerimaan kuasa untuk bersaksi bagi Kristus sehingga orang yang hilang dapat dimenangkan dan diajarkan untuk menaati semua yang diperintahkan-Nya. Hasilnya ialah bahwa Kristus dikenal, dikasihi, dipuji, dan dijadikan Tuhan atas umat pilihan Allah (bd. Mat 28:18-20; Luk 24:49; Yoh 5:23; 15:26-27).

  1. 1) "Kuasa" (Yun. _dunamis_) bukanlah sekadar kekuatan atau kemampuan; istilah ini khusus menunjuk kepada kuasa yang bekerja, yang bertindak. Lukas (dalam Injilnya dan dalam Kisah Para Rasul) menekankan bahwa kuasa Roh Kudus termasuk kekuasaan untuk mengusir roh-roh jahat dan urapan untuk menyembuhkan orang sakit sebagai kedua tanda penting yang menyertai pemberitaan Kerajaan Allah (mis. Luk 4:14,18,36; 5:17; Luk 6:19; Luk 9:1-2; Kis 6:8; 8:4-8,12-13; 10:38; 14:3; 19:8-12). Baptisan dalam Roh Kudus adalah persediaan Allah untuk membebaskan kuasa dari Roh Kudus ke dalam kehidupan orang percaya

    (lihat art. BAPTISAN DALAM ROH KUDUS).

  2. 2) Lukas dalam ayat ini tidak menghubungkan baptisan dalam Roh dengan keselamatan dan pembaharuan pribadi, namun kuasa ilahi di dalam orang percaya untuk bersaksi dengan keefektifan besar

    (lihat art. PEMBAHARUAN PARA MURID)

  3. 3) Karya utama Roh Kudus dalam bersaksi dan memberitakan Injil berhubungan dengan kedatangan-Nya atas orang percaya untuk kuasa dan kesaksian-Nya mengenai karya penyelamatan dan kebangkitan Kristus (bd. Kis 2:14-42). Lih. catatan berikutnya untuk ulasan bagaimana Roh bersaksi dan maknanya dalam kehidupan kita.


TIP #10: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab menjadi per baris atau paragraf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA