Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 37 ayat untuk Kengerian (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Ezr 9:11) (ende: kedjidjikan, kengerian, kenadjisan)

ialah penjembahan dewata kafir.

(0.58) (Hos 10:6) (ende: rentjananja)

ialah kelitjikan kengerian dan keigamaan, jang mendjadi dasar pengharapan dan kepertjajaan Israil. Semua sia2 belaka.

(0.50) (Yeh 7:9) (ende: kengerian2mu di-tengah2mu)

Artinja: dosa2 Israil tetap ada padanja dan menjerukan pembalasan dari pihak Allah.

(0.29) (Yes 57:1) (full: ORANG BENAR BINASA. )

Nas : Yes 57:1-2

Orang percaya yang benar dianiaya oleh tangan pemimpin-pemimpin Yehuda yang kejam dan korup sehingga binasa (bd. 2Raj 21:6). Tetapi dengan kematian mereka, para syahid ini lolos dari kengerian hukuman Allah yang segera akan menimpa umat-Nya.

(0.25) (Why 6:12) (full: GEMPA BUMI YANG DAHSYAT. )

Nas : Wahy 6:12

Bencana hukuman Allah yang dilukiskan di sini meliputi suatu goncangan dunia secara fisik, pergolakan alam semesta, dan kegelapan hebat serta kengerian bagi penduduk bumi (ayat Wahy 6:15-17; bd. Yes 34:4; Yoel 2:30-31; Hag 2:6; Mat 24:29). Ini belum akhir dari kesengsaraan itu. Masih ada meterai yang ketujuh (pasal Wahy 8:1-13).

(0.25) (Why 8:1) (full: METERAI YANG KETUJUH. )

Nas : Wahy 8:1

Pembukaan meterai yang ketujuh memulaikan tujuh sangkakala hukuman; jadi, sangkakala hukuman itu adalah meterai yang ketujuh. Sangkakala hukuman adalah hukuman yang bersifat sebagian (pasal Wahy 8:1-9:21; Wahy 11:15-19), sementara hukuman dari ketujuh cawan itu (pasal Wahy 16:1-21) lebih hebat lagi. Sangkakala hukuman yang ketujuh akan mengumumkan tujuh cawan hukuman (Wahy 16:1-21). Kesenyapan di sorga terjadi karena kengerian kedatangan hukuman-hukuman atas dosa.

(0.25) (Yer 4:22) (sh: Kristen dan Dunia dalam Berita (Sabtu, 2 September 2000))
Kristen dan Dunia dalam Berita

Kemajuan pesat bidang teknologi informasi selain memberikan banyak manfaat bagi umat manusia juga memberikan dampak negatif yaitu membuat manusia melihat segala peristiwa yang terjadi di dalam dunia dari sudut pandang sebuah hiburan. Kita menyaksikan kekejaman dan kebiadaban yang terjadi di Ambon dan Poso sambil menikmati makan malam yang sedap bersama keluarga. Di lain waktu kita melihat mayat-mayat yang bergelimpangan akibat pembantaian yang terjadi di Bosnia sambil bercanda-tawa dengan keluarga, bahkan kita menyimak wawancara dengan seorang remaja yang tega membunuh seluruh keluarganya sambil menikmati teh dan makanan kecil. Apa yang kita saksikan adalah sebuah fakta kengerian dan kekejaman manusia yang dirasuk oleh dosa. Namun kita menonton dengan sikap seolah itu semua tidak lebih dari sebuah hiburan atau berita-berita utama yang selalu kita nantikan. Bahkan kita merasa kurang puas bila berita yang kita tonton tidak memaparkan peristiwa-peristiwa yang menggemparkan dan membuat bulu kuduk kita berdiri. Mata dan telinga Yeremia terbuka terhadap semua fakta kengerian dan bencana yang akan terjadi. Berkali-kali ia mengatakan 'Aku melihat..., Aku melihat serta Aku mendengar' (23-26, 31). Yeremia mampu melihat dan mendengar kebenaran di balik semua fakta itu. Dunia sekitarnya secara perlahan namun pasti menjadi kacau balau dan porak poranda. Pilihan yang sudah dibuat oleh bangsa Yehuda membuahkan konsekuensi kengerian yang tak terelakkan (17-18). Di zaman ini kita harus memandang dunia dengan mata dan telinga yang terbuka seperti Yeremia, dan menolak paparan media massa yang cenderung mendandani dan mengemas sebuah peristiwa kebiadaban, penyalahgunaan kekuasaan, dan korupsi menjadi sebuah hiburan. Namun jika kita masih menonton berita di televisi tanpa kegentaran hati dan kengerian perasaan, bagaimana mungkin kita dapat meneladani Yeremia yang melihat, mendengar, meratapi, dan berdoa. Renungkan: Keterlibatan Kristen bagi bangsa tercinta ini bukan hanya ketika melihat dan mendengar, namun bagaimana Kristen meratapi dan berdoa kepada Allah karena benar-benar melihat dan mendengar kebenaran di balik semua fakta yang terjadi.

(0.24) (Mzm 97:1) (sh: Tuhan adalah Raja! (Selasa, 10 November 1998))
Tuhan adalah Raja!

Pemazmur menggambarkan betapa bumi bersorak, bila Allah datang memerintah. Kelaliman dimusnahkan, dan kesejahteraan ditegakkan. Suatu pemerintahan yang didambakan rakyat! Di dalam pemerintahan kerajaan Allah, Kristus duduk di atas takhta sebagai Raja. Bagi umat yang percaya dan setia, Dia Pembawa sukacita besar; tetapi bagi mereka yang menyelewengkan kekuasaan, menindas rakyat bahkan cenderung tidak mau mengakui kewibawaan Tuhan sebagai Raja, kedatangan-Nya merupakan suatu kengerian dan mereka akan dipermalukan. Syair Isaac Watts dalam sebuah kidung Natal sungguh menggambarkan hal ini:"Hai dunia gembiralah dan sambut Rajamu; ... Hai dunia elukanlah Rajamu Penebus; ... Dialah Raja semesta, benar dan mulia" (KJ 199).

Celakalah yang menjadi musuh Tuhan. Kuasa yang menegakkan hukum dan keadilan Allah tengah bekerja menuju puncak kemenangan-Nya. Cahaya kemenangan pun terbit atas umat-Nya. "Mari serukanlah kemenangan-Nya, bencilah kejahatan." Dan celakalah mereka yang tidak hanya menolak masuk kerajaan-Nya dan menyembah-Nya, tetapi juga merintangi orang lain untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah (Mat. 23:13). Kengerian dan malapetaka akan menimpa mereka.

Doa: Tuhan, terima kasih untuk sukacita di dalam Kristus.

(0.21) (Ams 14:32) (full: ORANG BENAR MENDAPAT PERLINDUNGAN )

Nas : Ams 14:32

(versi Inggris NIV -- dalam kematian orang benar mendapat perlindungan). Sekalipun PL tidak mempunyai doktrin yang dikembangkan penuh tentang apa yang terjadi sesudah kematian, Amsal menyatakan bahwa orang benar memiliki harapan tetap hidup setelah kematian. Apabila orang fasik meninggal, mereka tidak mempunyai harapan, hanya kengerian akan kebinasaan terakhir. Manakala orang benar meninggal, mereka menyerahkan diri kepada Allah sebagai perlindungan dan harapan mereka setelah kematian (bd. Ams 12:28; Mazm 49:15-16; 73:24). Penyataan selanjutnya mengenai tujuan kekal orang benar dan orang fasik diberikan dalam ajaran Yesus dan para rasul.

(0.18) (Yer 49:23) (sh: Allah dalam percaturan politik dunia (Jumat, 25 Mei 2001))
Allah dalam percaturan politik dunia

Pasal 49 kitab Yeremia ditutup dengan 3 nubuat yang ditujukan kepada Damsyik, bangsa Arab, dan Elam. Ada persamaan – persamaan penting yang berhubungan dengan nubuat-nubuat itu.

Nubuat kepada Damsyik memaparkan kegentaran dan kengerian yang akan melanda mereka. Penduduknya akan merasakan kesesakan dan sakit beranak, karena tangan Allah yang menghukumnya. Namun dalam nubuat ini tidak dikatakan alasan penghukuman atasnya. Meskipun 2Raj. 24:2 mengisahkan serangan Aram ke Yehuda pada tahun 601-598 s.M., namun dalam nubuat ini tidak dinyatakan sama sekali bahwa itulah alasannya. Juga tidak ada data tentang manuver politik Damsyik untuk menentang Babel. Damsyik seakan-akan dimasukkan begitu saja ke dalam deretan bangsa-bangsa yang akan dihukum oleh Allah.

Suku-suku bangsa Arab adalah orang-orang yang tinggal di padang gurun dalam kemah-kemah dan hidupnya nomaden. Mereka mempunyai pemanah-pemanah jitu (Yes. 21:16-17). Penghukuman atas mereka lewat tangan Babel akan segera dijatuhkan namun alasan atas penghukuman itu tidak diungkapkan. Orang-orang Arab akan mengalami kengerian dan penderitaan yang sama seperti Damsyik, tanpa tahu alasan mengapa mereka mengalami semua itu. Hal yang sama juga terjadi atas orang-orang Elam. Bahkan nubuat pendek tentang Elam ini menyatakan berita Allah yang lebih mengerikan. Semua kata kerja dalam nubuat ini menggunakan orang pertama tunggal – Allah - dan menunjuk kepada tindakan Allah yang membawa berbagai kekuatan dunia untuk menyerang Elam.

Walaupun alasan Allah menghukum mereka tidak diungkapkan, tidak berarti bahwa mereka tidak bersalah di hadapan Allah. Kita harus menempatkan ketiga nubuat itu di dalam konteks rencana Allah bagi dunia yang sedang dilaksanakan melalui tangan Babel. Kebenaran yang kita pelajari adalah dalam percaturan politik internasional pada masa itu, segala kuasa dan kekuatan ada dalam tangan Allah. Rencana yang akan terlaksana adalah rencana-Nya, yang tidak dapat dihalangi siapa pun.

Renungkan: Inilah penghiburan bagi kita yang hidup dalam dunia dimana konflik politik semakin sengit, baik tingkat nasional maupun internasional. Allah yang berkuasa dan berdaulat mutlak adalah Allah kita di dalam Yesus Kristus

(0.17) (Yer 24:1) (full: MENGANGKUT KE DALAM PEMBUANGAN. )

Nas : Yer 24:1-10

Latar belakang sejarah perumpamaan dua keranjang buah ara ini ialah awal pemerintahan Zedekia. Raja Nebukadnezar baru saja membawa Yekhonya dan banyak orang Israel lainnya ke Babel (597 SM). Zedekia dan mereka yang masih tinggal telah luput dari hukuman Allah; karena itu mereka menganggap bahwa nubuat-nubuat Yeremia mengenai kebinasaan total tidak benar. Perumpamaan Yeremia mengingatkan bahwa orang yang tertinggal di Yerusalem akan mengalami hukuman yang lebih dahsyat daripada mereka yang sudah dibawa ke dalam pembuangan di Babel.

(0.17) (Yes 5:25) (sh: Allah berdaulat. (Rabu, 23 September 1998))
Allah berdaulat.

Penyataan firman bahwa Allah adalah Tuhan yang berdaulat mengendalikan segala kekuatan, bukanlah omong kosong. Seluruh unsur dan kekuatan alam ada dalam tangan kuasa-Nya. Demikian juga kekuatan dan sejarah bangsa-bangsa sepenuhnya dikendalikan Tuhan. Ketika umat Allah hidup sesuai kehendak-Nya, Ia dapat membuat bangsa-bangsa melayani umat-Nya. Kini ketika umat itu berbuat hal-hal jahat terhadap Allah, Ia memanggil bangsa-bangsa itu untuk datang menjadi alat hukuman Allah atas Israel (ayat 26). Serbuan bangsa-bangsa itu akan sangat mengerikan seperti kengerian datangnya bencana alam (ayat 25, 30).

Belajar dari sejarah. Sebenarnya hanya orang yang melihat campur tangan penuh Allah dalam sejarah dapat memetik pelajaran dari sejarah. Namun demikian diakui atau tidak, dilihat atau tidak, memang demikianlah faktanya menurut firman Allah. Bangun dan jatuhnya kekuatan-kekuatan dunia: Mesir, Asyur, Babil, Roma, Mongolia, Nazi, Marxisme, dlsb. diatur sepenuhnya oleh Tuhan. Sekarang pun kekuatan-kekuatan yang sedang berkibar diatur penuh oleh Tuhan. Karena itu, arahkan takut dan perhitungan kita bukan kepada kekuatan-kekuatan itu tetapi kepada Tuhan Allah dalam Yesus Kristus.

Doa: Berikanlah kepada kami analisis iman yang tajam melihat ke balik peristiwa-peristiwa politik dalam terang firmanMu.

(0.17) (Yes 34:1) (sh: Hukum Tuhan berlaku bagi, ... (Selasa, 1 Desember 1998))
Hukum Tuhan berlaku bagi, ...

Fakta menunjukkan bahwa kedudukan, kekuasaan, dan kekayaan, dapat melepaskan seseorang yang bersalah dari tuntutan hukum. Apakah hukum hanya berpihak pada yang jaya dan kaya meski mereka pelaku kejahatan? Bacaan ini memberikan penghiburan dan pengajaran bahwa Israel yang tidak setia, penyembah berhala, pejabat penyeleweng kuasa, koruptor, kelak harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya kepada Tuhan (ayat 1-3). Hukum Tuhan berlaku mutlak dan konsisten.

Kepastian hukuman. Yesaya memperingatkan umat Allah tentang beberapa hal: pertama, kejahatan edomis, yaitu pola pikir yang sekuler, kata-kata dan tingkah laku setiap orang atau setiap bangsa yang hanya mementingkan kesenangan (ayat 6,9). Kedua, kejahatan karena Sion, yakni segala rancangan dan tindakan yang merusak umat Tuhan (ayat 9). Maka Tuhan menjatuhkan hukuman, kesepian (ayat 10), kekacauan (ayat 11), kekurangan (ayat 13), kengerian (ayat 14-15), perselisihan, pembunuhan, peperangan (ayat 3), dll. Yang menyedihkan lagi ialah bahwa Tuhan juga menjatuhkan hukuman eskatologis, yaitu hukuman kekal pada hari penghakiman (ayat 4,10). Hukuman ini berdasar pada firman Tuhan yang berkuasa, tidak berubah, tidak gagal dan kekal, tidak dapat ditunda pemberlakuannya (ayat 16-17).

Doa: Ya Tuhan, hanya hukum-Mu yang berkuasa, dan tidak berubah.

(0.15) (Ayb 6:1) (sh: Berani mati yang seperti apa? (Rabu, 1 Desember 2004))
Berani mati yang seperti apa?

Menerima tuduhan semena-mena atau penilaian keliru tentu menimbulkan beban penderitaan Ayub semakin berat. Kini Ayub menuduh balik para sahabatnya sebagai tidak sungguh menyadari kedalaman derita Ayub (ayat 2). Juga, sikap dan komentar mereka memperlihatkan bahwa merekalah yang sebenarnya gentar menghadapi penderitaan (ayat 21). Jujur ia menggambarkan derita itu sebagai kesakitan ganda. Bukan saja karena ia harus menanggung kemalangan bertubi-tubi, tetapi juga karena kemalangan itu dalam tafsiran para sahabatnya sebagai tindakan Allah langsung melawan Ayub. Bila itu benar, Ayub melihatnya sebagai anak panah dan racun dari Allah menciptakan kedahsyatan dalam hidupnya (ayat 4).

Ucapan Ayub memohon kematian memang terasa biasa kita dengar dari orang-orang yang sedang menderita hebat. Namun, ada perbedaan antara permintaan untuk mati kebanyakan orang dari yang Ayub ucapkan ini. Bagi Ayub kematian bukanlah ungkapan keputusasaan tetapi ungkapan iman tentang kebahagiaan yang akan dimasukinya di balik kematian bersama Tuhan. Memang hal ini belum diungkapkan sampai pasal 19. Kematian adalah fakta kefanaan manusia (ayat 11-12). Tetapi lebih daripada itu, kematian merupakan kegirangan sebab ia tahu bahwa dirinya benar (ayat 10).

Kini Ayub sendiri mengulang komentar penutur kisah dan komentar Allah. Dalam kata-kata Ayub sendiri, ia tidak pernah meminta uang suap (menjauhi kejahatan -- 22), jujur (ayat 25), tidak berdusta atau curang (ayat 28, 30), saleh dalam hubungan sosialnya (ayat 23, 24). Ternyata ia low profile, penilaian penutur dan Allah jauh melampaui penilaiannya sendiri tentang dirinya. Integritas moral dan spiritualnya membuat ia menatap kematiannya dengan keberanian bahkan kegirangan. Sekali lagi bukan sebagai pelarian dari dunia yang jahat dan penuh derita ini, tetapi sebagai saat kegembiraan terjadi. Perasaan itu tidak mungkin dimiliki oleh orang yang berdosa sebab kematian pasti menimbulkan kengerian.

Ingat: Orang yang hidupnya berintegritas tidak takut apa pun dan siapa pun. Karena hanya Allah saja yang ia takuti, kematian sekali pun tidak membuatnya gentar.

(0.15) (Yes 15:1) (sh: Tiada hidup baru tanpa pertobatan (rabu, 1 september 2004))
Tiada hidup baru tanpa pertobatan

Pertobatan sejati adalah meninggalkan tuntas dosa-dosa, dan bersedia mulai dari awal. Bila masih ada dosa yang digenggam erat-erat dan enggan untuk dilepaskan, itu berarti orang tersebut belum sungguh-sungguh bertobat.

Ucapan ilahi terhadap Moab membuktikan bahwa Tuhan memperhatikan bangsa-bangsa lain. Ia tidak ingin sekadar menghukum mereka, namun ingin membawa mereka kepada pertobatan. Pemberitaan tentang penghukuman dahsyat yang akan menimpa Moab (ayat 15:1) membawa kepada perkabungan nasional secara besar-besaran (ayat 2-6), dan disertai ratapan yang memilukan (ayat 5-9). Semua kengerian ini dimaksudkan untuk membawa Moab kepada kesadaran akan perlunya pertobatan. Apakah yang harus mereka lakukan? Mereka harus berpaling dan meminta petunjuk kepada Tuhan yang dikenal sebagai Tuhan bangsa Israel. Mengapa kepada Tuhan bangsa Israel? Karena di Israel ada kasih setia Tuhan yang dinyatakan melalui takhta Daud (ayat 16:1-5). Sebenarnya, tidak mudah bagi Moab untuk berharap kepada Tuhan, karena mereka sombong (ayat 6). Mereka terlalu "tinggi hati" untuk mengakui bahwa mereka membutuhkan pertolongan Tuhan. Akan tetapi, justru pengakuan inilah yang dituntut Tuhan. Pertobatan sejati dimulai dari mengaku diri tidak ada apa-apanya, dan tidak ada daya lagi untuk bangkit, lalu mencari dan menantikan uluran belas kasih Tuhan. Moab harus mulai dari awal. Mereka harus menyadari betapa kecil dan tak berarti mereka untuk dapat menerima pertolongan Tuhan (ayat 13-14).

Sebagaimana Moab, demikian juga kita. Seringkali yang menghalangi kita untuk bertobat adalah kita terlalu sombong untuk mengakui bahwa kita tidak berdaya terhadap dosa. Untuk itulah, kita harus bersedia dihancurkan dan bersedia untuk mulai dari awal, supaya Tuhan bisa membentuk kita menjadi baru, tak bercacat, dan sempurna.

Renungkan: Yang merintangi Anda dari pembaruan hidup yang berarti, bukan karena Tuhan tidak sedia, tetapi karena Anda tidak terbuka kepada-Nya.

(0.15) (Yes 29:1) (sh: Tanggapilah peringatan-Nya dengan serius! (Rabu, 15 September 2004))
Tanggapilah peringatan-Nya dengan serius!

Celakalah kota Yerusalem yang disebut mezbah Allah! Karena mereka pernah mengalami anugerah pengampunan-Nya yang melimpah, bukankah seharusnya mereka malu karena menyambutnya dengan setengah hati?

Ariel akan mengalami hukuman Tuhan (ayat 1-2). Pada ay. 7 kata Ariel menunjuk kepada Yerusalem/gunung Sion yang digambarkan bagaikan tempat perapian. Sedangkan, BIS (terjemahan Alkitab dalam bahasa Indonesia sehari-hari) menyebutkan Yerusalem laksana mezbah yang berlumuran darah. Keadaan Yerusalem yang akan dihukum Tuhan membuat Israel akan merendahkan diri sedemikian rupa sehingga suaranya seperti suara arwah dari dalam tanah dan seperti bisikan dari dalam debu (ayat 3-8). Mengapa Yerusalem akan dihukum? Pertama, mereka adalah bangsa tanpa penglihatan (ayat 9-12). Sebenarnya Yehuda memiliki nabi-nabi yang dapat memahami penglihatan Tuhan, namun pada saat itu para nabi itu tidak dapat mengerti maksud penglihatan Tuhan, karena mereka berjalan menuruti kemauan sendiri. Kedua, kehidupan keagamaan di Yerusalem merupakan tradisi manusia yang dihafalkan (ayat 13-14). Ibadah yang mereka lakukan bukanlah berasal dari hati yang menyembah Tuhan. Kata-kata pujian mereka bagi-Nya hampa adanya. Kehidupan agama yang telah berubah menjadi kumpulan peraturan yang dihafalkan adalah kemunafikan, yang menjauhkan mereka dari Tuhan. Ketiga, Yerusalem mempermainkan Tuhan (ayat 15-16). Banyak orang yang melakukan tindakan ini. Mereka menganggap Tuhan tidak melihat apa yang dikerjakan atau sesuatu yang disembunyikan. Orang seperti ini cepat melupakan peringatan keras yang pernah Tuhan berikan.

Menganggap rendah peringatan Tuhan membuat nurani kita menjadi tumpul. Jika kita terus menerus mengabaikan rentetan peringatan Tuhan, kita akan mengalami kengerian yang dahsyat. Tuhan memperingati dan menghajar agar kita tidak mengalami rentetan celaka tersebut.

Ingat: Meski bangsa kita terus-menerus mengabaikan peringatan-Nya, orang Kristen harus tekun dalam kebenaran.

(0.15) (Yes 34:1) (sh: Hukuman bagi bangsa-bangsa yang menolak Dia (Rabu, 22 September 2004))
Hukuman bagi bangsa-bangsa yang menolak Dia

Pernahkah Anda menatap langit di sore hari? Melihat warna kemerahan ketika matahari terbenam membawa kita mengagumi kebesaran Tuhan sang pencipta. Namun ketika langit berubah menjadi gulungan kitab seperti yang dinubuatkan Yesaya untuk menggambarkan hukuman Allah, apakah kesan Anda?

Menggunakan perseteruan Edom terhadap Israel, firman ini menggambarkan akibat yang harus ditanggung oleh semua orang yang melawan Allah. Sejak nenek moyangnya Esau, Edom sudah menunjukkan permusuhan terhadap Yakub yang keturunannya kelak adalah Israel. Karena itu, Edom di sini mewakili semua bangsa-bangsa yang melawan Allah dan menentang rencana-rencana-Nya bagi umat-Nya. Berbagai lukisan tentang hukuman Allah yang dahsyat dan akibatnya yang mengerikan bisa jadi figuratif bisa jadi juga harafiah (mis. ayat 3,4,6,7,9, dst.). Agar lebih dapat membayangkan maksud firman ini, lihatlah ayat 1-2 sebagai keputusan pengadilan ilahi dan ayat-ayat seterusnya sebagai akibat ketika penghukuman dijalankan.

Murka Allah terhadap semua pihak yang melawan Dia akan menyeluruh mencakup realitas langit (ayat 4-5) dan realitas bumi (ayat 6, dst.). Pada waktu Allah mengganjar dosa, manusia akan musnah yang tersisa hanyalah binatang-binatang buas dan jin-jin (ayat 14-16a). Gambaran ngeri ini menekankan kehancuran, kehampaan, kegelapan seperti masa prapenciptaan. Singkat kata, firman ini mengokohkan peringatan keras tentang kengerian hukuman kekal dari Allah terhadap para pendosa. Semua manusia dan bangsa yang menentang Allah akan mengalami kebinasaan kekal.

Apakah Anda telah menjadikan Yesus sebagai Tuhan? Tidak percaya Yesus berarti menolak anugerah Allah. Jangan tunda keputusan untuk percaya dan taat kepada-Nya, sebab ada kemungkinan waktu anugerah Tuhan akan berakhir. Jangan seperti Edom yang mengundang kehancuran karena kekerasan hati mereka.

Renungkan: Mengetahui Yesus adalah Tuhan tanpa mengakui-Nya dan menyembah-Nya adalah kebohongan yang berujung kepada hukuman maut (Mat. 7:21-23).

(0.15) (Yes 35:1) (sh: Hukuman dan keselamatan (Kamis, 23 September 2004))
Hukuman dan keselamatan

Sulit memiliki konsep positif tentang hukuman dalam zaman ini. Menggandengkan Yesaya 34 dan 35 akan menolong kita memahami bahwa hukuman dan pembayaran terhadap hutang dosa, tidak dapat dipisahkan. Demikian juga pembaruan dari pemulihan tidak dapat dipisahkan. Karena Allah dan hukum-hukum-Nya kudus dan kasih adanya, kedua hal tersebut pun berjalan seiring.

Hukuman atas dosa berakibat fatal. Gambaran-gambaran ngeri dalam pasal 35 disarikan dalam ayat 1: padang gurun dan padang tandus. Namun, Allah yang menghukum itu adalah juga Allah sumber hidup yang menerbitkan dan mengembalikan segala sesuatu menjadi baru dan indah. Kengerian akan diganti dengan kesukaan, kebinasaan akan ditaklukkan oleh kehidupan baru. Sukacita seperti apa akan terjadi? Pertama, sukacita yang mencelikkan mata yang buta dan menguatkan lutut yang gemetar (ayat 5-6a). Artinya sukacita karena terbukanya "mata" kita untuk melihat Tuhan sebagai penolong. Kedua, sukacita yang menyebabkan mata air di padang gurun memancarkan air segar dan tanah kersang (kering tidak subur) menjadi sumber-sumber air (ayat 6b-7). Kias ini ingin menekankan pembaruan yang ajaib dan dahsyat jauh melebihi kuasa pemerintahan ketika hukuman dijatuhkan. Ketiga, sukacita yang menghantarkan orang-orang yang diselamatkan Allah memasuki "Jalan kudus" (tempat suci) (ayat 8-9). Keempat, sukacita yang abadi (ayat 10). Sukacita dari Allah ini memberi kekuatan bagi kita untuk dapat berdoa di tengah kesulitan.

Banyak hal yang dapat menyebabkan kita kehilangan sukacita, seperti: kesedihan, perasaan tertolak, kehilangan orang yang dikasihi, marah, iri hati, kebencian, dendam, permusuhan, dll. Bagaimana cara mengatasi hal ini? Pertama, memercayai janji pembelaan dari Tuhan sungguh nyata bagi kita. Tuhan tidak meninggalkan kita sendiri sebab dengan iman seseorang dibenarkan (Luk. 18:7-8). Kedua, tetap setia melakukan firman Tuhan, meski sendiri saja sebab pada waktu-Nya pasti Tuhan akan membela kita.

Renungkan: Hidup baru dalam anugerah Tuhan berkualitas menaklukkan segala masalah hidup betapa pun sulitnya.

(0.15) (Yer 47:1) (sh: Peringatan Allah melalui bangsa lain (Minggu, 20 Mei 2001))
Peringatan Allah melalui bangsa lain

Nubuat pendek berbicara tentang malapetaka yang akan menimpa orang Filistin. Malapetaka ini akan segera menimpanya dan menimbulkan kengerian yang luar biasa di antara mereka, sehingga membuat para orang-tua kehilangan akal sehatnya (3) dan hanya dapat menangis dan berkabung karena penderitaan yang tak tertahankan (5). Mengapa?

Pasal ini memang tidak memberitahukan kesalahan Filistin secara jelas. Namun ayat 4 menyatakan bahwa Filistin bersekutu dengan Tirus dan Sidon ketika nubuat ini disampaikan. Yeremia 27:3 menyatakan bahwa pada tahun 594 perwakilan dari Tirus, Sidon, Edom, Moab, dan Amon bertemu di Yerusalem untuk merundingkan pemberontakan melawan Babel. Meskipun Filistin tidak disebutkan dalam Yeremia 27:3, fakta bahwa mereka adalah sekutu Tirus dan Sion dapat mengungkapkan bahwa Filistin pun termasuk salah satu bangsa yang berusaha menghancurkan kekuasaan dan kekuatan Babel. Itulah kesalahan Filistin.

Karena nubuat ini disampaikan oleh Allah melalui Yeremia maka nubuat ini juga merupakan peringatan keras bagi kaum Yehuda bahwa menentang kehendak Allah sama dengan membawa kehancuran bagi dirinya sendiri (27:2-3). Tidak ada kekuatan di dunia yang dapat menghalangi kehancuran yang disebabkan karena penghukuman Allah (6-7).

Renungkan: Bencana yang dialami oleh bangsa lain dapat merupakan peringatan Allah agar umat-Nya mau berjalan di dalam rencana-Nya. Namun seringkali umat Allah terlalu sibuk, sehingga tuli untuk mendengarkan peringatan-Nya. Karena itu mintalah Allah untuk memberikan kepekaan, agar kita dapat mendengar peringatan-Nya melalui peristiwa- peristiwia yang terjadi di dunia yang tidak mungkin didengar oleh orang lain.

Bacaan untuk Minggu Paskah 6

Kisah Para Rasul 10:34-48

I Yohanes 4:1-7

Yohanes 15:9-17

Mazmur 98

Lagu: Kidung Jemaat 57

(0.15) (Yeh 7:1) (sh: Lenyapnya penglihatan, pengajaran, dan nasihat (Minggu, 22 Juli 2001))
Lenyapnya penglihatan, pengajaran, dan nasihat

Ada satu kengerian yang dahsyat dalam perkataan `kesudahanmu tiba' (ayat 2), diikuti dengan `malapetaka datang' dan `waktunya datang' (ayat 7). Waktu demi waktu umat-Nya selalu mendapat kesempatan kedua, penghukuman dibatalkan ataupun ditangguhkan. Namun di tangan Allah yang konsisten, akan tiba saat-Nya dimana palu akan diketukkan.

Yehezkiel berseru `inilah saatnya bagi Yerusalem'. Mereka akan kehilangan pengharapan, ngeri, dan malu (ayat 17). Uang berapa pun jumlahnya tidak akan dapat menyelamatkan (ayat 19). Mereka akan berusaha keras untuk mendapatkan kedamaian namun sudah terlambat (ayat 25). Penderitaan mereka akan bertambah parah sebab pada masa itu 3 sumber kekuatan rohani bagi Israel yaitu penglihatan nabi, pengajaran Taurat Allah, dan nasihat para orang-tua akan lenyap. Hilangnya ketiga sumber itu merupakan pukulan yang lebih dahsyat dibandingkan malapetaka yang didatangkan Allah atas mereka (ayat 10-14). Apa yang akan terjadi pada umat Tuhan jika sumber-sumber kekuatan rohaninya lenyap? Lenyapnya penghiburan, tidak ada lagi bimbingan, dan tidak ada lagi pengarahan akan membuat bangsa ini terus terpuruk ke dalam jurang kehancuran yang lebih dalam (ayat 27). Semuanya serba gelap, tanpa arah, dan tidak ada pengharapan. Betapa mengerikannya jika saat ini tiba.

Renungkan: Apakah umat Tuhan masa kini mungkin mengalami penghukuman berupa lenyapnya sumber-sumber kekuatan rohani? Ya, sebab penglihatan, pengajaran, dan hikmat merupakan karunia Allah sehingga Ia berhak memberikan ataupun menahannya ketika umat-Nya tidak lagi percaya kepada-Nya. Betapa tragisnya bila Allah berhenti berfirman. Karena itu berdoalah agar kelaparan akan firman Allah tidak pernah terjadi sampai Kristus datang kembali.

Bacaan untuk Minggu Ke-7 sesudah Pentakosta

Yehezkiel 2:1-5

II Korintus 12:7-10

Markus 6:1-6

Mazmur 123

Lagu: Kidung Jemaat 49

PA 3 Yehezkiel 2:1-3:15

Pertumbuhan gereja di Indonesia berdampak meningkatnya berbagai aktivitas pelayanan. Untuk mendukung berbagai pelayanan tersebut, banyak Kristen segala usia yang sekarang terlibat di dalamnya. Itu adalah fakta yang menggembirakan. Namun kita harus waspada supaya pelayanan bukan sekadar aktivitas belaka atau bahkan sebagai ajang unjuk kebolehan maupun untuk mendapatkan kedudukan dan kuasa. Oleh karena itu kita perlu mempelajari hakikat pelayanan berdasarkan panggilan Yehezkiel.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Siapa yang berinisiatif dalam pelayanan Yehezkiel (ayat 3)? Kepada siapa Yehezkiel diutus (ayat 3)? Apa yang harus dilakukan oleh Yehezkiel dan siapa yang menentukan (ayat 4)? Kebenaran apa yang Anda dapatkan tentang hubungan Allah dengan pelayanan? Bagaimanakah pelayanan yang selama ini Anda lakukan?

2. Apa yang Yehezkiel alami dan sikap apa yang Yehezkiel perlihatkan (ayat 1:28)? Pentingkah hal-hal itu terjadi sebelum ia mendapatkan panggilan Allah? Apakah ini yang Anda alami sebelum terlibat dalam pelayanan, ceritakanlah! Dengan sebutan apakah Allah memanggil Yehezkiel (ayat 1)? Apa makna sebutan itu? Mengapa sebutan itu senantiasa diulang-ulang? Apa maknanya bagi sikap Yehezkiel dalam menjalankan panggilan-Nya?

3. Apa yang Allah lakukan sebelum Yehezkiel pergi untuk melayani (ayat 3:1)? Apa makna tindakan Allah bagi Yehezkiel pribadi dan pelayanannya? Apa lagi yang Allah perbuat bagi Yehezkiel (ayat 8- 9)? Pada masa kini, bagaimanakah Allah melakukan hal-hal di atas? Bagaimanakah pengalaman Anda dalam hal ini?

4. Apa yang Allah tuntut dari Yehezkiel (ayat 2:6, 8 ; 3:2, 10)? Bagaimanakah Yehezkiel harus memandang keberhasilan dalam pelayanan (ayat 5, 7)? Bagaimanakah konsep keberhasilan pelayanan dalam gereja sekarang?

5. Berdasarkan penggalian di atas bagaimanakah hakikat pelayanan yang benar? Bagaimanakah hakikat pelayanan yang selama ini Anda miliki? Bandingkanlah! Apa yang harus Anda perbaiki dan bagaimana Anda melakukannya?



TIP #16: Tampilan Pasal untuk mengeksplorasi pasal; Tampilan Ayat untuk menganalisa ayat; Multi Ayat/Kutipan untuk menampilkan daftar ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA