Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 181 - 200 dari 2667 ayat untuk Yesus (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.37) (Mrk 14:32) (sh: Berdoa dalam pergumulan (Senin, 14 April 2003))
Berdoa dalam pergumulan

Misi Yesus untuk menggenapi rencana Allah, semakin mendekati masa penggenapan. Menghadapi saat-saat ini, Yesus juga merasakan takut dan gentar. Ia bergumul dengan ketakutan dan kegentaran- Nya. Namun, Ia juga mengetahui bahwa Allah itu adalah Bapa yang maha kuasa. Begitu besar kuasa-Nya sehingga tidak ada yang mustahil bagi-Nya.

Sesungguhnya permohonan Yesus ini menggambarkan bahwa sebagai manusia Ia merasa takut dan gentar, karena merasakan beratnya penderitaan yang Ia akan alami. Walau demikian, Ia menyatakan ketaatan-Nya yang mutlak kepada rencana Allah. Yesus mengetahui bahwa jika Allah sudah berkehendak, tidak ada kuasa apa pun yang dapat menggagalkan. Meski harus menanggung penderitaan Yesus harus menggenapi rencana Allah. Para murid yang seharusnya berjaga-jaga dan berdoa agar memahami pergumulan Yesus, mengecewakan-Nya. Mereka tidak mampu bergumul bersama Yesus dalam menghadapi penderitaan itu.

Pesan untuk tetap berjaga-jaga dan berdoa, juga ditujukan kepada kita, murid-murid Yesus masa kini. Namun dalam pelaksanaannya kita sering tergoda untuk mengutamakan keinginan hawa nafsu kita dari pada mengikuti kehendak Allah. Lebih mengedepankan kepentingan diri sendiri dari pada taat kepada kehendak Allah. Jika kita menyikapi pesan Yesus dengan cara seperti ini dapat dipastikan bahwa kita tidak akan mampu berjaga dan berdoa bersama Yesus, apalagi merasakan penderitaan-Nya dalam pergumulan untuk keselamatan kita. Coba kita renungkan dan hayati, pesan Yesus untuk "Berjaga-jaga dan berdoa supaya kita tidak jatuh ke dalam pencobaan." Artinya, Yesus memperingatkan kita bahwa pencobaan merupakan usaha terakhir dari kuasa Iblis melawan Yesus, dan para pengikut-Nya.

Renungkan: Sikap berjaga dan berdoa, adalah sikap yang benar dari seorang murid dalam menyongsong masa depan.

(0.37) (Luk 3:21) (sh: Intinya, siapa sih Yesus sebenarnya? (Senin, 30 Desember 2002))
Intinya, siapa sih Yesus sebenarnya?

Setelah penegasan Yohanes Pembaptis tentang kemesiasan Yesus, maka nas ini (serta nanti narasi tentang pencobaan Yesus) memberikan keterangan final tentang jati diri Yesus. Bagian ini menjadi pengantar bagi pembaca Injil Lukas sebelum mengikuti pelayanan Yesus, dari Galilea sampai ke Yudea, penyaliban dan kebangkitan-Nya. Bagian pertama adalah penegasan tentang status Yesus oleh Allah pada saat Ia dibaptis (ayat 21-22, Lukas sengaja tidak menyebutkan dengan jelas siapa yang membaptis Yesus untuk menekankan fakta ini). Yesus Kristus adalah Anak Allah yang dikasihi (ayat 22). Penyebutan ini ini juga merupakan penegasan ulang dari 2:49 yang memaparkan tentang hubungan khusus Bapa-Anak dengan Allah yang dimiliki Yesus.

Ada hal lain yang ingin ditegaskan Lukas. Melalui silsilah ini Lukas ingin memberikan beberapa penekanan khusus. Pertama, Lukas merinci silsilahnya dengan urutan terbalik. Pemaparan terbalik ini dimaksudkan Lukas untuk memfokuskan pikiran pembaca tentang dari mana Kristus berasal. Kedua, Lukas sengaja menelusuri silsilah Yesus, tidak hingga ke Abraham saja, tetapi juga hingga ke awal penciptaan, dari Allah sendiri yang menciptakan Adam (ayat 38). Ini bermakna, Lukas tidak hanya ingin menekankan keyahudian Yesus, tetapi juga fakta bahwa Kristus adalah anak Adam, bagian dari umat manusia secara umum (ayat 38). Ketiga, dari penempatan silsilah yang tidak di permulaan Injilnya, tetapi antara peristiwa pembaptisan dan pencobaan, Lukas ingin memberikan penegasan atas identitas Yesus Kristus; siapakah Dia yang dicobai Iblis lalu memulai pelayanan-Nya itu? Dia adalah Anak Allah, tetapi juga manusia sejati. Kedua fakta ini akan menjadi batu sandungan bagi sebagian orang, tetapi juga dasar dari kabar baik tentang anugerah Allah yang membawa sukacita. Termasuk dalam golongan manakah Anda sekarang?

Renungkan:
"Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran" (Yoh. 1:14).

(0.37) (Luk 8:26) (sh: Bebas dari belenggu setan (Rabu, 28 Januari 2004))
Bebas dari belenggu setan

Ada berbagai macam manifestasi orang dibelenggu setan, simak saja acara-acara misteri alam gaib televisi Anda. Ada yang berbicara dengan suara orang lain, ada yang sakit tanpa sebab medis, dan sederetan contoh lainnya. Tontonan semacam ini bukan hal baru yang terjadi di dunia modern ini. Setan sudah bekerja sejak manusia pertama jatuh dalam dosa. Dalam pelayanan Yesus bersama murid-murid-Nya di Gerasa pun, Yesus didatangi seorang laki-laki yang dirasuk setan (ayat 26-27). Apa yang dilakukan Yesus?

Pertama, Yesus menyelamatkan (ayat 27b-37). Yesus tidak akan membiarkan orang dalam kondisi dirasuk setan. Belas kasihan-Nya kepada orang yang dirasuk “Legion” nampak ketika Ia memerintahkan roh jahat itu keluar dari orang itu. Setan jelas tahu bahwa Yesus Anak Allah yang Mahatinggi itu lebih berkuasa dari mereka, karena itu wajar bila setan-setan memohon agar jangan menyiksanya dan jangan memerintahnya masuk ke dalam jurang maut. Yesus memperkenankan setan-setan itu masuk ke dalam babi-babi, yang kemudian mati lemas karena terjun ke danau. Tentu saja peristiwa ini menyebabkan Gerasa gempar. Meski telah melihat keajaiban keselamatan pada orang yang dirasuk menjadi waras, banyak orang ketakutan dan Yesus pun melanjutkan perjalanan pelayanan-Nya.

Kedua, Yesus menyuruh bersaksi (ayat 38-39). Respons orang yang telah dibebaskan dari belenggu setan ditunjukkan dengan kesediaannya mengikut Yesus. Namun, Yesus memberi tanggung jawab yang lebih besar daripada sekadar menyertai-Nya. Orang itu disuruh-Nya menyaksikan perbuatan Allah bukan di tempat lain tetapi di tempat asalnya sendiri. Dengan mengemban tugas mulia, orang itu pun menjadi saksi perbuatan Yesus atas dirinya di seluruh kota Gerasa.

Renungkan: Keindahan hidup bebas dari belenggu setan hanya dapat dinikmati bila berjumpa dengan Yesus Kristus, Sang Juruselamat.

(0.37) (Luk 11:27) (sh: Respons yang benar (Sabtu, 21 Februari 2004))
Respons yang benar

Saya pernah berpikir bahwa bila saya hidup di zaman Yesus, sebagai salah seorang dari murid-Nya, saya akan memiliki kerohanian yang lebih baik. Pemikiran seperti itu lazim ada pada kebanyakan orang. Itulah pola pemikiran yang melatarbelakangi komentar seorang perempuan waktu itu (ayat 27). Mungkin itu pula yang bercampur pada pemikiran mereka yang ingin menyaksikan tanda mukjizat lebih banyak dari Yesus (ayat 28-30), semakin banyak melihat semakin beriman.

Yesus menolak anggapan itu. Menurut-Nya, hubungan istimewa itu tidak bergantung pada hubungan darah, atau banyak menyaksikan atau mengalami tanda ajaib. Entah orang mengalami berkat dan kebahagiaan dari Yesus atau tidak, terkait juga pada tanggung jawab orang untuk merespons Yesus dengan benar. Hanya pada orang yang sesudah mendengar firman-Nya lalu menaati, ada kebahagiaan mengalami hubungan yang benar dengan Yesus (ayat 28). Hubungan yang menempatkan orang hidup dalam naungan berkat Allah adalah hubungan yang timbal-balik dan hidup antara yang bersangkutan dengan Yesus.

Oleh karena yang penting hubungan timbal balik, tanda utama pelayanan Yesus mengikuti pola pelayanan Yunus (ayat 30). Seperti Yunus datang dengan firman yang menuntut respons percaya dan pertobatan dari penduduk Niniwe, demikian juga Yesus menuntut pendengar-Nya merespons firman-Nya dengan pertobatan. Tidak merespons dengan pertobatan berarti menolak Yesus. Menolak Yesus berarti memilih hukuman. Pada hari penghakiman Allah kelak, respons ketaatan kepada firman Yesus inilah yang akan menentukan apakah orang akan masuk ke dalam kebahagiaan kekal atau penghukuman kekal (ayat 31).

Renungkan: Ingat! Terhadap Yesus kita tidak bisa netral. Maksud kekal Allah untuk hidup kita hanya akan kita hayati bila kita merespons-Nya kini dan di sini dalam ketaatan.

(0.37) (Luk 22:54) (sh: Penyangkalan Petrus (Senin, 5 April 2004))
Penyangkalan Petrus

Yesus ditangkap dan dibawa ke rumah imam besar (ayat 54). Petrus yang sebelumnya mengatakan berani mati bersama Yesus (ayat 22:33), hanya berani mengikuti Yesus dari jauh. Jangankan mati bersama Yesus berada dekat dengan Yesus saja tidak berani. Lukas melaporkan bahwa peristiwa penyangkalan Petrus tidak berlangsung lama, kira-kira satu jam (ayat 59). Peristiwa tersebut terjadi di halaman rumah di tengah suasana api unggun (ayat 55). Ada tiga orang yang mengenali Petrus. Pertama, seorang hamba perempuan menyatakan Petrus adalah seorang yang bersama Yesus (ayat 56). Petrus menyangkal. Kedua, seorang laki-laki mengenali Petrus sebagai salah seorang murid Yesus (ayat 58). Apa yang dikatakan hamba perempuan mendapat perhatian dari orang-orang yang berada di halaman rumah tersebut. Jika hamba perempuan mengenali Petrus sebagai orang yang bersama Yesus, maka orang kedua mengenali Petrus sebagai salah seorang murid-Nya. Orang kedua menekankan bahwa Petrus adalah salah satu murid Yesus. Sekali lagi Petrus menyangkal. Ketiga, seorang lain datang mendekati Petrus dan menegaskan bahwa Petrus adalah murid Yesus. Jika orang pertama dan kedua tidak dapat memberikan bukti, maka orang ketiga ini memberi pernyataan dengan bukti. Dari tutur kata Petrus jelas sekali terlihat bahwa ia berasal dari Galilea (ayat 59). Orang Galilea berbicara dengan aksen yang khas. Ini tidak dapat disangkal.

Meski sudah terbukti bahwa Petrus berasal dari Galilea yang berarti sedaerah dengan Yesus, Petrus tetap menyangkal. Bahkan kali ini ia lebih keras menyangkal. Kerasnya penyangkalan Petrus direkam oleh Matius (ayat 26:74). Ayam berkokok. Segera Petrus mengingat apa yang telah dikatakan Yesus sebelumnya (ayat 61). Petrus menyadari kegagalannya. Petrus menangis dengan sedih (ayat 62). Penyesalan selalu terlambat datangnya.

Renungkan: Mudah sekali menyatakan setia sampai mati kepada Yesus semudah menyangkal-Nya mati-matian.

(0.37) (Yoh 4:16) (sh: Sang Mesias memperkenalkan diri (Minggu, 03 Januari 1999))
Sang Mesias memperkenalkan diri

Bila kita mengikuti alur percakapan Yesus dengan perempuan Samaria, mungkin hati kita turut berdebar menunggu bagaimana reaksi Yesus terhadap kerinduan perempuan Samaria itu. Mungkinkah keinginan perempuan Samaria ini -- yang menginginkan air yang tidak menghauskannya lagi dan yang tidak mengharuskannya menimba lagi -- terwujud?

Kuasa Yesus dinyatakan. Yesus tidak langsung menjawab keingintahuan si wanita tadi. Mula-mula Yesus menunjukkan kemahatahuan-Nya. Pengetahuan-Nya melampaui pikiran dan perkiraan manusia. Tanpa mendapat penjelasan sebelumnya, Yesus tahu dengan tepat, siapa dan bagaimana kehidupan perempuan Samaria itu (ayat 16-18), ini menunjukkan bahwa sesuatu yang agung (kuasa Yesus) tidak selalu bisa dicerna begitu saja. Meskipun demikian, dengan penuh simpati, Yesus membimbingnya sampai menemukan kepuasan sejati dan mengalami kehidupan yang diperbarui. Tanpa sedikitpun keraguan, perempuan Samaria itu mengungkapkan pengakuan pribadi bahwa Yesus adalah Nabi (ayat 19).

Ibadah yang benar diperkenalkan. Langkah penting berikutnya yang diambil Yesus adalah memberi pengertian yang benar tentang ibadah. Ibadah yang sejati dan benar tidak harus dilakukan di Yerusalem (ayat 21), tetapi dimulai dengan pemahaman yang benar tentang objek yang disembah. Perkataan Yesus ini juga meluruskan pandangan orang Yahudi yang memahami bahwa Allah hanya hadir di Yerusalem. Allah yang disembah bukanlah Allah yang sulit dijangkau, melainkan Allah yang hadir, yang persis berdiri di hadapan perempuan Samaria dan sedang bercakap-cakap. Kita dapat membayangkan betapa bahagianya wanita ini di depan Sang Mesias.

Renungkan: Yesus Tuhan yang kita sembah, begitu nyata kehadirannya bersama-sama dengan kita, tanpa ada batasan ruang dan waktu. Karena itu jadikanlah ibadah kita kepada-Nya bukan hanya ketika di gereja pada tiap hari Minggu.

Doa: Ya, Tuhan Yesus, biarlah kehadiran-Mu senantiasa membawa sukacita ibadah sejati dalam kehidupan kami.

(0.37) (Yoh 9:1) (sh: Yesus menjawab masalah penderitaan (Minggu, 20 Januari 2002))
Yesus menjawab masalah penderitaan

Tuhan Yesus dan murid-murid melihat orang buta sejak lahirnya. Masyarakat melihat bahwa orang ini menjadi buta karena dosa (ayat 2-4). Masyarakat menganggap bahwa penderitaan adalah akibat dosa. Ini bisa benar. Namun, penderitaan dapat juga tidak ada hubungannya dengan dosa. Kedua hal ini merupakan ajaran Kitab Suci.

Tuhan Yesus melihat penderitaan yang dialami oleh orang buta ini bukanlah disebabkan oleh dosa. Tuhan Yesus melihat rencana yang lebih besar. Penderitaan orang buta sejak lahir akan menjadi sarana untuk menyatakan pekerjaan Allah (ayat 3). Maka, Yesus meludah ke tanah, dan adukan tanah bercampur ludah disapukan pada mata orang buta (ayat 6). Lalu Tuhan Yesus memerintahkan orang buta ini pergi ke kolam Siloam untuk membersihkannya (ayat 7). Jelas bukan air kolam Siloam yang mencelikkan mata orang buta ini, melainkan perkataan Tuhan Yesus. Ini menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah.

Ketika matanya dicelikkan, orang buta ini segera pulang ke rumahnya (ayat 7). Kelihatannya ia lupa mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus yang telah menyembuhkannya. Mungkin ia terlalu takjub melihat bentuk orang, matahari, rumah, dsb. yang belum pernah dilihatnya. Ketika tiba di rumahnya, tetangga-tetangganya bukannya memberinya suatu pesta ucapan syukur, malah meragukannya (ayat 8-9). Bahkan mereka membawanya ke hadapan para pemimpin agama karena peristiwa celik matanya terjadi pada hari Sabat (ayat 13,14).

Renungkan: Yesus menghentikan rantai masalah penderitaan dengan memasukkannya ke dalam konteks rencana Allah yang agung. Namun, mengalami pekerjaan Allah tidak secara otomatis membawa orang kepada iman dalam Yesus. Tetapi, iman kepada Yesus akan membawa orang untuk mengalami pekerjaan Allah.

(0.37) (Yoh 19:38) (sh: Tanda iman dan kasih (Sabtu, 30 Maret 2002))
Tanda iman dan kasih

Kisah penguburan Yesus oleh Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus ini sungguh menyejukkan hati kita. Bila dalam hari-hari sebelum ini kita diperhadapkan pada hingar-bingar suara-suara penuh kebencian dan angkara, kini dalam keteduhan sesudah kematian Yesus, kita menyaksikan ungkapan iman dan kasih tak terperikan. Apabila kematian-Nya adalah dengan cara teramat keji dan nista, kini penguburan-Nya adalah dengan cara teramat mulia dan terpuji. Ia dikuburkan di dalam kubur yang baru di sebuah taman. Sebelum dikuburkan, mayat Yesus dibalut dengan kain kafan dan diurapi dengan rempah-rempah. Itulah penghormatan yang Yesus terima sesudah Ia mati.

Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus yang melakukan penghormatan tersebut. Keduanya, menurut catatan Yohanes, adalah murid-murid yang diam-diam menyembunyikan identitas mereka (ayat 38). Ketika Yesus masih hidup tidak pernah mereka memiliki keberanian menyatakan kepercayaan mereka. Keduanya mungkin adalah tokoh agama atau tokoh masyarakat yang kedudukannya membuat mereka sulit untuk mengaku secara terbuka sebagai pengikut Yesus. Hal ini diisyaratkan oleh kisah Nikodemus yang diam-diam di malam hari datang menjumpai Yesus (ps. 3). Tetapi, iman dan kasih tak akan pernah seterusnya dapat disembunyikan dan bersifat rahasia. Justru ketika para murid Yesus yang semasa hidup Yesus berterus terang mengikuti Dia kini bersembunyi dalam ketakutan, kini kedua murid rahasia ini dengan berani meminta kepada Pilatus agar diizinkan menguburkan mayat Yesus. Mereka tidak lagi peduli bahwa kedudukan mereka menjadi taruhan. Mereka tidak merasa bahwa dengan menunjukkan kasih mereka, nyawa mereka terancam. Sekian lama mungkin mereka diam-diam menjadi pengamat dan orang percaya yang mengambil jarak. Kini sesudah kematian Yesus terjadi, hidup Yesus yang telah dicurahkan bagi mereka juga yang akhirnya membangunkan iman dan kasih itu dari persembunyiannya.

Renungkan: Menjadi murid secara diam-diam tidak sama dengan berpura-pura bukan murid Yesus. Kekhawatiran dan ketakutan yang menyebabkan orang tidak berani terbuka menyaksikan imannya akhirnya akan dikalahkan oleh kesadaran akan besarnya pengorbanan Kristus untuknya.

(0.37) (Ibr 1:1) (sh: Yesus agen penyelamat (Senin, 18 Juli 2005))
Yesus agen penyelamat

Bila pada masa PL Allah mengutus para nabi-Nya kepada Israel untuk menyatakan kehendak-Nya maka pada masa PB Allah mengutus Yesus, Putra-Nya untuk menebus dosa manusia sehingga mereka bisa merespons dengan pertobatan.

Allah telah menetapkan Tuhan Yesus sebagai pemilik isi dunia ini karena melalui Dia, Allah menciptakan dunia ini (ayat 2, 10-12). Tuhan Yesus pantas menerima segala hormat dan kemuliaan untuk duduk di sebelah kanan takhta Allah karena hakikat-Nya dan karya-Nya. Hakikat Tuhan Yesus digambarkan sebagai "cahaya kemuliaan Allah" yang berarti Dia sempurna dalam karakter ilahi; "gambar wujud Allah" yang menunjuk kepada kesempurnaan hakikat ilahi Yesus (3a). Karya Tuhan Yesus adalah memelihara semua ciptaan dengan kuasa firman-Nya dan secara khusus sebagai Imam Besar yang mengadakan penyucian dosa manusia (3b).

Hakikat dan karya Tuhan Yesus ini membuktikan diri-Nya lebih tinggi dari semua makhluk ciptaan, termasuk para malaikat yang melayani Allah Bapa di surga (ayat 4). Tidak seorang malaikat pun yang disapa sebagai `Anak` oleh Bapa ataupun dihormati sebagai tangan kanan Allah (ayat 5, 13). Semua malaikat hanyalah pelayan Allah yang harus menyembah Tuhan Yesus dan yang bertugas melayani manusia (ayat 6, 14). Sebaliknya, Tuhan Yesus disapa Allah sebagai Raja kekal yang bertakhta di atas semua ciptaan yang tunduk dan takluk di hadapan-Nya (ayat 8-12).

Semakin kita menyelami keagungan hakikat dan karya Tuhan Yesus, seharusnya kita semakin tunduk dan taat tanpa syarat. Cara satu-satunya mewujudkan ketundukan dan ketaatan itu adalah dengan menjadikan Dia sebagai Raja dalam hati kita. Jadi, setiap pikiran kita, Dialah yang mengendalikannya; setiap perkataan kita, Dialah yang dimuliakan; dan setiap perbuatan kita, Dialah yang mengarahkannya.

Renungkan: Bila takhta Tuhan Yesus di surga ada di sebelah kanan Bapa, di manakah takhta-Nya dalam hidup Anda?

(0.37) (1Yoh 3:1) (sh: Anak-anak Allah (Kamis, 4 Desember 2003))
Anak-anak Allah

Manusia yang percaya pada Yesus mendapat status dan posisi baru. Sekarang mereka tidak disebut musuh Allah, melainkan anak-anak Allah. Status baru ini terjadi semata-mata karena kasih Allah yang besar (ayat 1). Apa akibat status baru ini? Pertama, dunia tidak mengenal kita (ayat 1). Jika orang-orang yang percaya kepada Kristus (gereja) mengalami penderitaan di dunia, kita tidak perlu heran, karena dunia tidak pernah menerima Yesus Kristus sebagai Anak Allah sehingga mereka juga menolak kita, para pengikut Yesus. Namun, penderitaan dan penganiayaan yang orang-orang Kristen alami justru merupakan bukti nyata bahwa kita adalah benar anak-anak Allah.

Kedua, menjadi seperti Kristus (ayat 2). Setiap orang yang percaya pada Yesus akan menjadi seperti Yesus. Jadi seperti nyatanya Yesus, demikianlah nyatanya orang percaya menjadi anak-anak Allah.

Ketiga, hidup suci (ayat 3). Menjadi anak-anak Allah merupakan dorongan bagi orang percaya untuk hidup seperti Yesus. Pergumulan dan persoalan hidup, seharusnya membuat kita bergantung sepenuhnya kepada Yesus. Hal ini tentu semakin membentuk orang percaya menjadi serupa dengan Yesus. Inilah hidup suci yaitu hidup yang tidak pernah lari dari pergumulan dan persoalan hidup.

Keempat,tidak ada dosa (ayat 6). Di dalam Yesus tidak ada dosa. Sehingga setiap orang yang percaya pada Yesus pun demikian. Lebih tegas dikatakan dalam ayat 9 bahwa setiap orang yang lahir dari Allah tidak berbuat dosa. Ayat 8 dan 10 juga mengutarakan hal yang senada. Sebaliknya, berbuat dosa menjadi bukti bahwa ia tidak berada dalam Yesus. Namun, bagi anak-anak Allah kemungkinan untuk berbuat dosa dan tidak berbuat dosa sangat terbuka. Sampai Yesus datang kedua kali, maka anak-anak Allah hidup di dalam ketegangan di antara dua kemungkinan tersebut.

Renungkan: Jika kita berbuat dosa berarti persekutuan dengan Allah sedang terganggu, segera bertobat!

(0.36) (Mat 11:20) (sh: Yang dihukum dan yang diterima (Selasa, 30 Januari 2001))
Yang dihukum dan yang diterima

Respons Yesus terhadap mereka yang tidak percaya kepada-Nya semakin tajam. Jika sebelumnya Ia hanya memperingatkan, kini Yesus mengecam dengan keras bahkan mengutuk. Mengapa? Sebab mukjizat-mukjizat sudah banyak didemonstrasikan di hadapan mereka (ayat 20-24). Namun itu tidak memuaskan dan memimpin mereka kepada iman kepada Yesus karena mereka tidak menilai pengharapan mereka di dalam terang Yesus namun sebaliknya justru menggunakan ukuran pengharapannya untuk menilai dan kemudian menolak Yesus. Karena itu kecaman dan kutukan Yesus adalah wajar sebab mereka menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan oleh Allah kepada mereka.

Sebaliknya terhadap mereka yang percaya kepada-Nya, Yesus menaikkan syukur-Nya kepada Allah. Mengapa? Yesus ingin menegaskan kepada setiap orang percaya bahwa jika mereka dapat percaya kepada Yesus bukan karena lebih suci dan berharga di hadapan Allah, namun ada 3 faktor yang memampukan dan memungkinkan mereka percaya.

Faktor pertama, adalah Allah sendiri yang menyatakan makna mukjizat Yesus, Kemesiasan Yesus Kristus, dan makna pengajaran Yesus kepada orang kecil yaitu orang-orang yang dengan rendah hati dan terbuka menerima penyataan Allah (ayat 25-26).

Faktor kedua, adalah peran Yesus dalam pewahyuan Allah. Wahyu khusus Allah tidak dapat secara langsung dinyatakan kepada manusia karena dosa. Manusia membutuhkan perantara yang menjembatani antara dirinya dengan Allah. Allah menyatakannya di dalam Yesus Kristus (ayat 27). Seluruh wahyu khusus Allah yang dinyatakan kepada manusia ada di dalam-Nya. Karena Yesus, manusia dimungkinkan untuk mengenal Allah.

Faktor ketiga, adalah undangan lemah-lembut dari Yesus sendiri (ayat 28-30). Yesus tidak hanya menjadi perantara namun Ia sendiri yang memanggil orang- orang untuk percaya kepada-Nya. Ia tidak menawarkan beban tapi menawarkan ketenangan bagi jiwa.

Renungkan: Inilah anugerah Allah yang luar biasa sebab selain Allah mengaruniakan Anak Tunggal-Nya, Ia juga memberikan wahyu-Nya, memberikan perantara agar wahyu-Nya dipahami manusia dan Ia sendiri juga yang mengadakan pemanggilan. Marilah kita panjatkan syukur atas anugerah-Nya yang tak terkira ini.

(0.36) (Luk 24:28) (sh: Kebenaran yang disingkapkan. (Selasa, 25 April 2000))
Kebenaran yang disingkapkan.

Apa yang ditegaskan oleh "Yesus yang tidak mereka kenali" kepada kedua orang murid itu adalah    mengenai Mesias dan berita tentang kebangkitan-Nya. Namun    pertanyaan kedua murid itu adalah jika Yesus benar-benar bangkit    bagaimana mereka dapat mengenali dan yakin bahwa itu adalah    Yesus, jika mereka tidak melihat? Atau dengan pertanyaan lain    bagaimana Yesus meyakinkan mereka bahwa Ia adalah Yesus? Yesus    tidak menyatakan "Akulah Yesus" dengan kata-kata, namun dengan    gerakan yang begitu khusus dan identik dengan diri-Nya.

Ketika Ia duduk makan, mengambil roti, mengucapkan berkat,    memecah-mecahkannya, dan memberikan kepada mereka, maka    terbukalah mata kedua murid itu (ayat 30-31). Mereka mengenali Yesus    bukan dengan melihat tanda paku di pergelangan tangan, namun    dengan melihat cara Ia memecahkan roti. Apa yang Yesus lakukan    di hadapan mereka berdua serupa dengan dua peristiwa besar yang    pernah Ia lakukan dahulu. Pertama ketika Ia memberi makan 5000    orang (lih. 9:16). Kedua ketika perjamuan malam berlangsung    (22:14-23). Kemungkinan besar Kleopas dan temannya bukan saksi    mata atas dua peristiwa itu. Namun mereka pasti sudah mendengar    peristiwa itu dan percakapan Yesus setelahnya. Khususnya tentang    pemberitaan bahwa Kristus mempersembahkan tubuh dan darah-Nya    untuk menjadi tebusan bagi banyak orang.

Semua berita itu nampaknya tidak masuk akal bagi mereka, bahkan    setelah kematian Yesus sekalipun. Baru ketika Yesus    mengungkapkan bahwa Perjanjian Lama kaya akan nubuat, upacara    keagamaan, dan lambang-lambang yang sebenarnya menunjuk kepada    pengorbanan Mesias sebagai persembahan yang hidup, maka gerakan    yang dilakukan Yesus membuat mata mereka terbuka dan mereka    mengenali-Nya. Mereka segera kembali ke Yerusalem, bukan untuk    berharap agar Yesus membuktikan bahwa Dialah Raja dan akan    menyelamatkan Israel. Sekarang mereka ke Yerusalem karena mereka    sudah tahu bahwa Yesus adalah Raja dan penebusan yang Ia    kerjakan jauh melebihi kemerdekaan bangsa Israel yang mereka    dulu idam-idamkan.

Renungkan: Iman dan pengharapan mereka sudah tertancap pada    fondasi yang kuat yakni pengenalan akan Kristus yang bangkit.    Bagaimana Anda meyakini bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia?

(0.36) (Yoh 4:43) (sh: Dua macam sikap terhadap Yesus (Jumat, 4 Januari 2002))
Dua macam sikap terhadap Yesus

Setelah 2 hari di Samaria, pada hari ke-3 Tuhan Yesus tiba kembali di Galilea (ayat 43). Di sana Tuhan Yesus mengalami dua bentuk penerimaan. Orang-orang Galilea menyambut-Nya dengan hangat (ayat 45), namun tidak percaya pada-Nya.

Bertolak-belakang dengan penerimaan orang-orang Galilea, seorang pegawai istana menerima-Nya. Di Kana, tempat Ia telah mengubah air menjadi anggur (ayat 46), Tuhan Yesus bertemu dengan pegawai istana. Pegawai istana ini telah berjalan dari Kapernaum ke Kana mencari Tuhan Yesus untuk memohon agar Tuhan Yesus menyembuhkan anaknya yang sakit kritis (ayat 47). Ketika Tuhan Yesus mengatakan padanya bahwa anaknya hidup, ia percaya pada perkataan-Nya (ayat 50). Dalam perjalanan pulang, pegawai istana ini bertemu dengan pelayan-pelayannya yang melaporkan bahwa anaknya telah sembuh. Kata yang dipakai tentang keadaan anaknya adalah "hidup", kata yang juga dipakai oleh Tuhan Yesus (ayat 50). Kata yang sama juga terungkap dalam laporan pelayan-pelayannya (ayat 51). Kata ini juga yang diingat oleh pegawai istana ketika menyadari anaknya telah sembuh (ayat 53). Ternyata saat anaknya sembuh itu bertepatan dengan saat Tuhan Yesus menyatakan bahwa anaknya hidup. Mendengar itu, ia percaya kepada Tuhan Yesus (ayat 53).

Mengapa sampai dua kali dikatakan ia percaya? Pada istilah "percaya" yang pertama, yakni pada ayat 50, pegawai istana percaya untuk pertama sekali pada Tuhan Yesus. Itulah saat imannya lahir. Meski dapat dikatakan bahwa upayanya mencari Tuhan Yesus merupakan perwujudan imannya, tetapi barulah pada ayat 50 ia secara jelas menyatakan imannya kepada Tuhan Yesus. Sementara istilah 'percaya' yang kedua, yakni pada ayat 53, merupakan momen ketika imannya semakin diperdalam. Peristiwa anaknya yang disembuhkan bukan merupakan kelahiran imannya, melainkan merupakan peristiwa ketika imannya semakin diperteguh. Iman yang semakin dalam ini mewujudkan diri dalam bentuk yang konkret. Iman ini bersaksi. Pegawai istana yang diperdalam imannya segera bersaksi tentang Yesus kepada seluruh keluarganya (ayat 53). Indah sekali, seluruh keluarganya percaya kepada Tuhan Yesus.

Renungkan: Iman sejati tidak hanya hiasan bibir, tetapi kesaksian kata dari hati yang di dalamnya Yesus memancarkan hidup.

(0.36) (Yoh 6:1) (sh: Yesus dan kebutuhan fisik (Selasa, 8 Januari 2002))
Yesus dan kebutuhan fisik

Dalam narasi sebelumnya, kita sudah melihat pengaruh kesaksian Yesus. Istilah orang banyak yang muncul dalam ayat 2,5,22,24 menunjukkan tingkat popularitas Tuhan Yesus dan sekaligus juga akibat kesaksian-Nya selama ini. Sudah banyak kesaksian yang diberikan-Nya (ayat 2) sehingga tidak heran jika banyak orang berbondong-bondong mengikuti-Nya (ayat 5), bahkan lebih dari 5000 orang jika perempuan dan anak-anak diikutsertakan (ayat 10). Meski mereka hanya mengikut-Nya, Tuhan Yesus tidak menolak mereka.

Didorong oleh kasih kepada mereka Ia kembali bersaksi, kali ini tidak melalui perkataan, melainkan perbuatan. Ia memberi mereka makan. Dari 2 ekor ikan dan 5 roti jelai Tuhan Yesus membuat mereka semua dapat makan sampai kenyang. Pada masa itu makanan ikan dan roti jelai bukanlah merupakan makanan yang mewah. Tetapi, makanan ini diberkati oleh Tuhan Yesus sehingga berlipatganda dan cukup membuat mereka semua kenyang (ayat 11). Jika ada sisanya bukan karena mereka tidak suka makanan ini, melainkan karena mereka semua telah kenyang. Perbuatan Tuhan Yesus memberi makan lebih dari 5000 orang merupakan suatu mukjizat. Perkataan Filipus menegaskan hal ini (ayat 7).

Setelah orang banyak ini kenyang bagaimana reaksi mereka? Apakah mereka menyadari bahwa Yesus adalah Mesias dan kemudian percaya kepada-Nya? Kelihatannya tidak. Mereka hanya menyadari bahwa Yesus adalah seorang nabi (ayat 14). Tetapi, nabi dalam pengertian mereka sangat berbeda sekali. Mereka ingin menjadikan Yesus sebagai nabi yang dapat dinobatkan sebagai raja, bukan penyampai dan pemberita kehendak Allah (ayat 15). Konsep nabi dan raja bercampuraduk dalam pengertian orang banyak. Orang banyak lebih tertarik pada pemberian ketimbang pemberi. Mereka lebih memperhatikan roti daripada Yesus yang memberi roti tersebut. Mereka hendak menjadikan Yesus sebagai raja agar setiap hari mereka dikenyangkan dengan roti. Mereka tidak ingin dikenyangkan oleh Tuhan Yesus sendiri. Terhadap pemahaman yang demikian Tuhan Yesus tidak marah. Ia hanya menghindar dan pergi ke gunung (ayat 15).

Renungkan: Jangan terpesona oleh pemberian dan berkat dari Tuhan Yesus sehingga melupakan pemberinya. Janganlah berkat menjadi yang terutama dalam hidup sehingga Tuhan Yesus diabaikan.

(0.36) (Yoh 12:44) (sh: Menyebar kasih (Kamis, 14 Maret 2002))
Menyebar kasih

Setelah Yudas pergi, Yesus mengatakan banyak hal kepada para murid-Nya, semacam pesan-pesan terakhir dari-Nya. Pertanyaannya, mengapa perkataan-perkataan itu diucapkan setelah sang pengkhianat keluar? Tentu bagian itu dimaksudkan untuk para murid-Nya yang sejati. Apa yang disampaikan oleh Yesus dalam bacaan kita hari ini? Pertama, Yesus menyatakan bahwa Anak Manusia sekarang dimuliakan, dan Bapa telah dimuliakan di dalam Anak (ayat 31-32). Istilah sekarang berkaitan dengan kepergian Yudas. Yudas telah memutuskan menjual Yesus. Maka, sekarang Anak Manusia dimuliakan karena Yesus pasti akan ditinggikan di atas kayu salib (ayat 12:31), dan juga tentu saja karena Bapa memuliakan-Nya, yaitu ketika Dia nantinya dibangkitkan dari antara orang mati. Keilahian Yesus dinyatakan di sini — Ia tidak pernah kalah oleh keadaan. Pengkhianatan Yudas akhirnya justru akan memuliakan diri Yesus. Kasih mengalahkan kejahatan.

Kedua, Yesus menyatakan bahwa Ia akan meninggalkan para murid sedikit waktu lagi (ayat 1,33). Yesus memanggil murid-murid-Nya sebagai anak-anak. Ini menunjukkan hubungan yang sangat intim, tepat diucapkan saat makan Paskah bersama. Yesus menempatkan diri sebagai kepala keluarga. Para murid akan mencari Yesus, namun mereka tidak dapat datang kepada-Nya. Berbeda dengan nuansa ucapan-Nya kepada orang-orang Yahudi (ayat 7:34), informasi Yesus bagi para murid dimaksudkan agar mereka mempersiapkan diri menjelang kepergian-Nya, yang bisa mengacu pada kematian atau kenaikan-Nya.

Ketiga, Yesus memberikan perintah baru untuk mempersiapkan para murid (ayat 34-35). Perintah-Nya adalah agar mereka saling mengasihi sesuai dengan teladan-Nya. Dengan komunitas kasih, orang-orang akan tahu bahwa mereka adalah para murid Yesus. Jika Yesus telah pergi, apa lagi yang masih tersisa kalau bukan kasih-Nya yang terus-menerus hidup di dalam diri para murid? Dengan hadirnya komunitas kasih, misi Yesus bukan hanya tergenapi, namun menghasilkan dampak yang dahsyat — kehidupan komunitas yang dibaharui kasih menarik orang-orang lain untuk percaya bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!

Renungkan: Jika Anda telah menerima kasih Kristus, teladani kasih-Nya dengan menyebarkan kasih-Nya melalui saling mengasihi.

(0.36) (Mrk 16:1) (jerusalem: meminyaki Yesus) Persiapan oleh perempuan-perempuan seperti yang diceritakan Markus (dan Lukas yang menuruti Markus) itu kurang masuk akal dari pada maksud perempuan-perempuan untuk "menengok kubur Yesus", seperti dikatakan Mat 28:1 dan diandaikan Yoh 20:1. Lepas dari penjaga-penjaga yang menurut Matius ditempatkan pada kubur Yesus, kurang masuk akal bahwa orang mau meminyaki mayat yang sudah satu setengah hari di kubur. Kecuali itu, perminyakan jenasah Yesus ini kurang sesuai dengan apa yang dikatakan Yoh 19:39-40 tentang Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus yang mengurus jenazah Yesus, Mat 26:12 dsj dan Yoh 12:7 dengan jalan lain memberi kesaksian bahwa cara Yesus dahulu dikubur menjadi buah pikiran jemaat semula dan dipikirkan dengan berbagai cara.
(0.36) (Luk 3:22) (full: TURUNLAH ROH KUDUS ... KE ATAS-NYA. )

Nas : Luk 3:22

Yesus, yang sejak awal telah dikandung dan didiami oleh Roh Kudus (Luk 1:35), sekarang secara pribadi diurapi dan diberi kuasa oleh Roh Kudus bagi pelayanan-Nya. Untuk keterangan lebih lanjut tentang pentingnya baptisan Yesus dalam Roh Kudus,

lihat art. YESUS DAN ROH KUDUS.

(0.36) (Luk 5:18) (full: MENGUSUNG SEORANG LUMPUH. )

Nas : Luk 5:18

Teman-teman orang yang lumpuh itu memiliki iman yang kuat bahwa Yesus dapat menyembuhkan dia. Hal ini terlihat dari keputusan mereka untuk membawa dia kepada Yesus. Kita pula harus percaya bahwa Kristus sanggup memenuhi segala kebutuhan mereka yang kita kenal, dengan menggunakan setiap kesempatan untuk membawa mereka kepada Yesus. Roh Allah akan membuka kesempatan seperti itu jika kita ingin membimbing orang lain kepada Kristus.

(0.36) (Luk 23:14) (full: KESALAHAN ... TIDAK ADA YANG KUDAPATI PADA-NYA. )

Nas : Luk 23:14

Yesus telah dituduh mengkhianati pemerintah Romawi. Pilatus menyimpulkan bahwa Yesus tidak bersalah dalam pemberontakan melawan pemerintah Romawi. Yesus menyatakan bahwa Kerajaan-Nya bukanlah suatu kerajaan politik dari dunia ini, melainkan merupakan kerajaan rohani (lih. Yoh 18:36).

(0.36) (Yoh 1:29) (full: ANAK DOMBA ALLAH. )

Nas : Yoh 1:29

Yesus merupakan Anak Domba yang disediakan Allah untuk dikorbankan sebagai pengganti orang berdosa (bd. Kel 12:3-17; Yes 53:7;

lihat art. PASKAH).

Melalui kematian-Nya, Yesus memungkinkan penghapusan kesalahan dan kuasa dosa dan membuka jalan kepada Allah bagi seluruh dunia.



TIP #25: Tekan Tombol pada halaman Studi Kamus untuk melihat bahan lain berbahasa inggris. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA