Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 381 - 400 dari 407 ayat untuk alam (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.09) (Mzm 97:1) (sh: Pemerintahan Allah, sukacita umat (Jumat, 12 April 2002))
Pemerintahan Allah, sukacita umat

Bersukacita dalam kenyataan dunia yang penuh dengan berbagai jenis kejahatan ini agaknya merupakan hal yang sulit. Lebih-lebih untuk orang beriman yang menderita demi kebenaran atau yang sangat menginginkan agar kebenaran Allah dinyatakan. Namun, mazmur ini dengan tegas mengumandangkan bahwa segenap bumi patut bersukacita karena Allah adalah Raja yang bertakhta di atas kebenaran dan keadilan.

Apa yang merupakan kenyataan surgawi pasti akan mempengaruhi keadaan duniawi kita. Mazmur ini memaparkan gerak arus dari surga turun mempengaruhi dan mengubah dunia ini (lihat ayat 1-4 ke ayat 5, ayat 6a ke ayat 6b-7). Karena Allah benar dan adil, Allah pasti akan menjalankan penghukuman atas dunia ini, suatu sumber sukacita bagi dunia ini (ayat 1), bagi umat Allah (ayat 8), bagi semua orang benar (ayat 11-12). Sifat-sifat Allah dapat dipercayai dan diandalkan sepenuhnya, dan dari sifat-sifat Allah ini, orang beriman boleh menumbuhkan sifat-sifat dan perilaku yang berkenan kepada Allah. Karena Allah sungguh memerintah maka terbuka kemungkinan untuk orang hidup benar dan mengalami sukacita.

Pemerintahan Allah tidak hanya sebatas lingkup rumah ibadah, juga tidak hanya sebatas kehidupan umat-Nya. Bahwa seruan untuk bersukacita ditujukan sampai ke pulau-pulau menunjukkan bahwa pemerintahan Allah merangkul seluas semesta (ayat 1,5). Penampakan Allah yang dipaparkan dalam bentuk awan gelap (ayat 2), halilintar (ayat 3-4a), gempa (ayat 4b-5) menekankan kedahsyatan Allah dilihat dari berbagai gejala alam yang ada dalam kendali-Nya. Penampakan kekuasaan Allah itu bertujuan ganda. Pertama, menegakkan kebenaran dengan akibat melahirkan sukacita dalam hidup orang beriman. Kedua, di pihak lain, pelaksanaan hukuman Allah akan membuat malu mereka yang tidak tunduk kepada-Nya, tetapi pada kekuatan lain di luar Allah. Kekuatan lain yang di sini disebut sebagai para dewa itu, akan Allah taklukkan (ayat 7-9). Sekali lagi, Allah yang memerintah dan sesungguhnya Raja, bukan kejahatan. Meski yang kita lihat dan alami kini seolah tidak demikian, tetapi dengan iman kita menanti dan melihat ke perwujudan pemerintahan Allah atas dunia ini.

Renungkan: Kekudusan Allah adalah sumber kekuatan dan kesukaan bagi orang yang hidup taat kepada-Nya.

(0.09) (Yer 18:1) (sh: Tukang periuk Illahi (Rabu, 27 September 2000))
Tukang periuk Illahi

Yeremia diutus pergi ke tukang periuk dan memperhatikan bagaimana ia bekerja. Ketika bejana yang sedang dibentuknya rusak atau mempunyai cacat, bejana tersebut dihancurkan menjadi tanah liat kembali, kemudian dibentuk ulang agar menjadi bejana yang lebih baik (1-4). Allah memberitahukan Yeremia bahwa Ia akan bertindak terhadap Yehuda seperti tukang periuk itu terhadap bejana tanah liatnya. Ia akan membentuk bangsa Yehuda terus-menerus melalui penghukuman dan pembaharuan, hingga menjadi bangsa pilihan sesuai kehendak-Nya (5-10). Yeremia segera mewartakan berita ini kepada seluruh Yehuda dan mendesak mereka untuk bertobat. Namun bangsa Yehuda bersikeras bahwa semua sudah terlambat dan tetap tidak mau mengubah jalannya (11-12).

Alam secara konsisten mengikuti pola kehidupan yang sudah ditentukan Allah (14). Namun bangsa Yehuda telah meninggalkan pola kehidupan yang sudah Allah sediakan bagi mereka. Bangsa Yehuda seperti bejana tanah liat yang rusak sehingga harus dihancurkan ( 16-17), untuk kemudian dibentuk dan diperbaharui lagi menjadi bangsa yang sesuai rencana-Nya. Berita yang Allah komunikasikan melalui gambaran pekerjaan tukang periuk bukanlah semata-mata berita tentang kedaulatan Allah namun berita tentang anugerah Allah. Sekalipun umat-Nya membangkang terhadap 'tukang periuk' Illahi namun Allah tetap sudi mengulangi pekerjaan dari awal dan membentuk kembali bangsa pilihan-Nya menjadi periuk yang baik yang sudah Ia rencanakan sejak semula. Bangsa Yehuda yang tetap memberontak kepada Allah dan terlalu terlambat meninggalkan jalannya yang sesat, akan mengalami penderitaan dan penghancuran ketika Babel menyerang. Mereka yang selamat dari penyerangan Babel menjadi 'tanah liat' yang siap dibentuk kembali di tangan-Nya.

Renungkan: Sampai kini pun Allah masih menjadi tukang periuk Illahi bagi kehidupan kita. Ia bekerja melalui berbagai peristiwa yang menyakitkan, menyedihkan, dan menyesakkan, agar terus membentuk kita menjadi bejana indah yang sesuai dengan maksud-Nya. Kita harus senantiasa melembutkan dan tidak mengeraskan hati ketika ditegur karena dosa-dosa kita, sehingga Dia dapat bekerja di dalam diri kita dan menjadikan kita indah pada waktunya.

(0.09) (Yer 22:20) (sh: Status rohani bukan jaminan keselamatan (Kamis, 5 Oktober 2000))
Status rohani bukan jaminan keselamatan

Sepanjang sejarah manusia, yang paling mudah membuat umat Allah berpaling dari-Nya adalah kelimpahan materi, kekuatan, kekuasaan dan status sosial. Bila seorang manusia mempunyai salah satu dari ketiga hal di atas, maka sangat sulit baginya untuk mendengar peringatan atau suara Allah melalui firman-Nya. Sebagai contoh seorang kristen yang mempunyai penghasilan Rp 15 juta rupiah tiap bulan tidak akan dapat menjawab dengan mudah bila ditanya apakah ia bergantung kepada pemeliharaan Allah atau bergantung kepada gajinya yang besar itu. Demikian pula seorang pejabat tinggi, apakah setiap harinya ia memasrahkan hidupnya kepada Allah atau kepada jabatannya yang tinggi?

Apa yang dialami Yehuda merupakan peringatan keras. Yehuda mengandalkan kekuatan militer yang dimiliki oleh Mesir dan negara sekutunya dalam menghadapi serangan Babel, demikian pula kekayaan alam yang berlimpah di tanah perjanjian, sehingga mereka menolak untuk mendengarkan suara-Nya (21). Mereka telah dibutakan bahwa Allah yang mengendalikan kehidupan dan sejarah umat manusia (20, 22). Apa yang akan ditemui oleh orang yang mengandalkan kekuatan lain selain Allah? Terhina dan ternoda tiada tara; mengerang kesakitan yang tak tertahankan (22, 23) tanpa ada yang menolongnya.

Ada peringatan yang lebih keras yang berhubungan dengan status rohani seseorang. Status rohani seseorang bukan merupakan perlindungan atau perisai untuk menangkal hukuman yang harus ia terima akibat dosa. Sebagai contoh raja Konya atau Yoyakhin, ia adalah cincin meterai pada tangan kanan Allah yang berarti ia berharga di mata Allah dan sangat dekat dengan-Nya. Namun ketika ia terus memberontak kepada Allah, maka Allah tak segan-segan menjatuhkan hukuman yang mengerikan atasnya (28-30). Status rohaninya tidak dapat menyelamatkannya.

Renungkan: Banyak Kristen terlena dengan pengajaran bahwa keselamatan adalah anugerah dan kekal sifatnya. Pemahaman yang terbentuk dalam pikiran mereka adalah status kerohanian mereka sudah aman untuk selamanya. Sehingga tidak ada motivasi dalam diri mereka untuk menuntut kehidupan yang kudus. Namun harus selalu diingat bahwa status dibenarkan dan sudah diselamatkan bukan surat izin dan jaminan untuk tetap hidup dalam dosa.

(0.09) (Yer 25:15) (sh: Allah pengendali sejarah bangsa (Rabu, 11 Oktober 2000))
Allah pengendali sejarah bangsa

Firman Tuhan tentang piala amarah Tuhan atas bangsa-bangsa datang kepada Yeremia pada tahun keempat pemerintahan Yoyakim atau tahun pertama pemerintahan Nebukadnezar 605 s.M. (1). Piala murka Allah harus diminum oleh banyak bangsa secara bergilir dan berurutan. Bangsa Yehuda minum untuk pertama kali (29). Kemudian piala itu diberikan kepada bangsa-bangsa lain dan setelah semuanya minum barulah Sesakh, nama lain dari Babel, meminumnya (26). Firman ini mengungkapkan bahwa kelak satu demi satu bangsa-bangsa yang disebutkan dalam ayat 18-25 akan mengalami penderitaan di tangan Nebukadnezar.

Semua pernyataan Allah ini benar-benar terjadi di dalam sejarah dunia. Yehuda dihancurkan oleh Nebukadnezar dan sebagian besar rakyatnya dibawa ke Babel sebagai tawanan. Mesir tak kuasa membendung serangan Babel 3 tahun setelah firman ini datang kepada Yeremia (46:2). Filistin dihancurkan oleh air yang mengamuk dari utara - arah mata angin utara menunjuk kepada Babel (47:2). Bangsa Edom, Moab, bani Amon, raja Tirus, dan Sidon beserta para sekutunya menantang Babel (27:1-3) sehingga harus menanggung konsekuensinya (48:1-49:22). Raja-raja di daerah padang pasir seperti Dedan, Tema, dan Buz yang tinggal di bagian utara semenanjung Arab juga lari tunggang langgang dihalau oleh Nebukadnezar (49:28-33).

Apa yang ingin diungkapkan melalui peristiwa yang pernah tercatat di dalam sejarah dunia ini? TUHAN Allah Israel adalah TUHAN semesta alam (15, 27-29). Firman, kekuasaan, dan kekuatan-Nya berlaku atas seluruh bangsa yang ada di dunia, bukan hanya kepada Israel. Kebenaran ini digambarkan melalui Yeremia yang diperintahkan untuk meminumkan isi cawan kepada segala bangsa. Kepada yang menolak, harus tetap meminumnya (17, 28-29). Mereka tidak mempunyai kekuatan untuk menolaknya, karena mereka diwajibkan oleh Allah. Siapa yang dapat mewajibkan bangsa-bangsa di seluruh bumi? Apakah PBB, IMF, Unesco, Nato, Amerika Serikat?

Renungkan: Segala perubahan yang terjadi dalam peta politik, sosial, budaya, dan ekonomi tidak seharusnya membuat kita takut dan gentar sebab Allah yang memegang kendali. Itu semua tercatat dalam Alkitab kita.

(0.09) (Yer 51:15) (sh: Perspektif Kristen (Rabu, 30 Mei 2001))
Perspektif Kristen

Perspektif apa yang akan Anda gunakan untuk melihat orang-orang yang ber-KKN masih menduduki kekuasaan, sementara itu orang yang benar harus terus berjuang untuk sesuap nasi, atau pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap pembakaran dan pemboman gereja masih terus bertakhta sementara Kristen harus bergulat dengan puing-puing? Kita seringkali menggunakan perspektif keadilan dan waktu dalam arti jika si jahat tidak segera dihukum maka ketidakadilan terjadi. Apakah perspektif yang demikian benar?

Tidak! Perspektif ini berbahaya karena dapat membawa Kristen ke dalam pragmatisme (ingat renungan 16 Mei). Lalu perspektif apa yang harus kita gunakan? Beberapa perspektif berikut sangat penting untuk Kristen Indonesia gunakan dalam menjalani kehidupan di negara ini. Pertama, Allah adalah penguasa, pengontrol, dan penentu seluruh alam semesta beserta segala isinya (15- 16). Allah berdaulat penuh. Kedua, di dunia ini ada 2 kelompok manusia. Kelompok pertama terdiri dari manusia yang beragama namun sebetulnya tidak mempunyai relasi dengan Allah. Kelompok kedua terdiri dari manusia yang mempunyai relasi dengan Allah karena mereka adalah umat dan milik-Nya (19). Ketiga, kedaulatan-Nya memampukan Allah untuk mengangkat dan memberikan takhta dan kemuliaan kepada manusia kelompok pertama untuk melaksanakan rencana-Nya bagi dunia dan umat-Nya (20- 23). Keempat, walaupun kelimpahan materi dan takhta, kelompok pertama tetap lawan Allah (25-29). Saatnya pasti akan tiba dimana Allah akan melucuti segala kekuasaan dan kemewahan mereka (29-30). Kelima, penderitaan sehebat dan seberat apa pun yang dialami oleh manusia kelompok kedua dan betapa pun gelapnya jalan yang terhampar (34), itu bukan merupakan akhir bagi mereka sebab kata akhir mereka adalah kasih setia Allah (24).

Renungkan: Kristen adalah kelompok kedua dalam kisah di atas. Kristenlah milik dan umat Allah yang berdaulat karena penebusan darah Kristus. Siapakah kelompok pertama itu? Karena itu pandanglah setiap peristiwa dan insiden yang terjadi di negara kita dengan perspektif ini karena akan memampukan Kristen untuk tidak hanya terfokus kepada realita kasat mata yang seringkali menyedihkan, tapi juga melihat realita lain di balik realita yang kasat mata tadi. Disitulah terletak pengharapan yang tidak berkesudahan.

(0.09) (Yeh 8:1) (sh: Agama alternatif (Senin, 23 Juli 2001))
Agama alternatif

Peristiwa yang terdapat dalam pasal 8 terjadi pada suatu masa dimana Yehezkiel sudah menjadi nabi atas orang-orang buangan di Babel, lebih kurang empat belas bulan setelah penglihatan pertama. Di hadapan para tua-tua Yehuda, kekuasaan Tuhan Allah meliputinya dan ia kembali menerima penglihatan dari Allah. Penglihatan itu memaparkan perzinahan rohani yang terjadi tepat di tengah-tengah pusat ibadah bangsa Israel yaitu Bait Allah.

Kepada Yehezkiel diperlihatkan 4 penglihatan tentang agama alternatif bangsa Israel yaitu ilah lain yang disembah secara sembunyi-sembunyi sementara mereka masih menyembah Allah. Pertama, bangsa Israel meletakkan berhala cemburuan di dekat jalan masuk gerbang mezbah (ayat 6). Kedua, 70 tua-tua Israel secara sembunyi- sembunyi menyembah gambar-gambar berhala menjijikkan yang terukir pada tembok (ayat 7-13). Ketiga, para perempuan pun terlibat dalam penyembahan berhala bahkan mereka sampai menangisi Tamus, dewi alam yang dilambangkan dengan taman dan cinta romantis. Keempat, para imam pun menyembah matahari dengan membelakangi Allah (ayat 16).

Apa yang mereka lakukan bukanlah perkara kecil di hadapan Allah (ayat 17) sebab tindakan mereka telah membuat kemuliaan Allah tidak ada lagi di dalam Bait Allah. Yehezkiel melihat kemuliaan Allah telah berada di tempat lain (ayat 4). Dari perjalanan penglihatan Yehezkiel, ada peringatan keras bagi umat Tuhan. Allah mengetahui setiap bentuk agama alternatif dalam kehidupan rohani umat-Nya sekalipun tersembunyi atau bahkan ditutupi dengan ibadah mereka di Bait Allah. Ini juga menyebabkan Allah undur dari kehidupan umat-Nya secara diam-diam sehingga ketika mereka menyadarinya semuanya sudah terlambat (ayat 18). Akibat puncak dari memiliki agama alternatif adalah kehancuran atas diri sendiri karena penghukuman Allah (ayat 18).

Renungkan: Pada masa kini agama alternatif ini dapat berbentuk uang, jabatan, karier, ilmu pengetahuan, partai politik, dlsb. Agama alternatif ini seringkali tertutup dengan kehidupan ibadah kita di gereja masing-masing sehingga tidak ada yang tahu. Ingatlah bahwa agama alternatif bukan masalah kecil di hadapan-Nya dan Ia akan menjatuhkan hukuman atas kita. Mintalah pada Tuhan untuk menyatakan kepada kita agama alternatif apa yang kita miliki dan segera tinggalkan.

(0.09) (Yl 2:28) (sh: Di balik karya kebangkitan Kristen (Senin, 18 Juni 2001))
Di balik karya kebangkitan Kristen

Mendengar dan menyaksikan kebangkitan Kristen di beberapa bagian dunia ini, menyadarkan kita bahwa ada kuasa di balik karya kebangkitan Kristen, yakni Roh Kudus. Banyak pula hati yang dahulunya dingin terhadap Injil namun kini dikobarkan api penginjilan, karena karya Roh Kudus. Nubuatan nabi Yoel yang kita baca hari ini memaparkan bahwa janji pencurahan Roh Kudus telah dinyatakan Allah ribuan tahun lalu dan telah digenapi zaman Perjanjian Baru (Kis. 2:14-21) dan yang akan terus berkarya.

Karunia pencurahan Roh Kudus yang dalam zaman Perjanjian Lama hanya bagi segelintir orang, kini telah terbuka bagi setiap Kristen zaman Perjanjian Baru. Janji pencurahan nubuatan nabi Yoel dinyatakan bagi setiap orang: semua lapisan usia dan semua lapisan sosial (28- 29). Roh Kudus memperlengkapi Kristen menembus batas akal manusia agar menangkap visi kekal Allah bagi keselamatan umat manusia, kemudian menyatakan rencana- Nya bagi dunia yang tidak mampu mengerti dan mengimani karya-karya-Nya. Melalui berbagai cara, Roh Kudus menyatakan hal-hal dari Allah kepada umat-Nya: nubuat, mimpi, dan penglihatan. Ini merupakan pengajaran bagi Kristen bahwa Allah mencurahkan Roh-Nya kepada siapa pun dan dengan cara apa pun.

Mengiringi janji pencurahan Roh Kudus, Ia pun akan mengadakan banyak tanda mukjizat dan ajaib di langit dan bumi ciptaan-Nya, sebelum hari kedatangan-Nya (30- 31). Benarkah bahwa tanda-tanda mukjizat dalam nubuatan ini membawa malapetaka dan bukan berkat? Jawabannya: ya dan tidak. Ciptaan yang biasanya memberi manfaat dan perlindungan bagi manusia justru berfungsi terbalik: mengerikan dan membahayakan (31). Kegemparan, kekacaubalauan, dan kengerian akan meliputi seluruh alam semesta. Namun semuanya ini akan menghasilkan respons yang berbeda: ada yang berseru dan datang kepada Kristus – Sion, namun ada pula yang mencari keselamatannya sendiri (32). Respons inilah yang membedakan apakah hari Tuhan menjadi malapetaka ataukah berkat.

Renungkan: Karya Roh Kudus membuka tabir rahasia keselamatan di dalam Kristus dan memampukan Kristen yang telah berespons iman untuk mewartakan berita keselamatan ini kepada orang lain supaya bersama-sama menyambut hari kedatangan Tuhan dengan penuh kemenangan.

(0.09) (Nah 3:1) (sh: Setinggi-tingginya langit ... toh akan jatuh juga! (Selasa, 17 Desember 2002))
Setinggi-tingginya langit ... toh akan jatuh juga!

Plesetan yang asal-asalan dari seorang teman ini ternyata mengena dengan apa yang dialami Asyur. Kekaisaran Asyur, negara adidaya dengan kekuatan militer yang sangat ditakuti waktu itu, jatuh semudah buah matang yang digoncang pelan (ayat 12). Nahum membandingkan Tebe, ibukota Mesir yang secara strategis punya pertahanan alami yang lebih kuat dari Niniwe dan dikelilingi daerah sekutu. Toh Tebe hancur juga di tangan Asyur, apalagi Niniwe. Nahum menyindir lemahnya para prajurit dan penduduk Niniwe (ayat 13a, 16-18) dan sia-sianya segala upaya mereka mempertahankan kotanya (ayat 14-15). Niniwe jatuh, seperti jargon politik yang sering kita dengar, yaitu karena "pembusukan" pemerintahan kerajaan Asyur (ayat 16-18). Namun, tidak hanya itu. Ada sebab lain yang lebih mendasar: dosa Asyur dahsyat dan mengerikan! Asyur adalah bangsa yang terkenal kejam dan penuh tipu daya. Raja Asyur, Asyurbanipal (+ 668-627 SM), misalnya, dengan bangga menyatakan: "Dengan mayat para prajurit dan penduduk Elam aku membendung sungai Ulai. Selama tiga hari aku membuat sungai itu ... mengalirkan mayat mereka dan bukan air!" Kota-kota dijebak untuk mengikat perjanjian damai dengan Asyur, tetapi kemudian para penduduknya dijual sebagai budak. Penyembahan berhala juga marak di kota Niniwe (ayat 4a). Karena itu Allah bangkit melawan Asyur, mempermalukan dan menghancurkannya (ayat 5-7). Tidak heran banyak orang yang bersukacita karena kehancurannya (ayat 19) dan tiada yang meratapinya (ayat 7). Nahum telah menubuatkan ini jauh-jauh hari (+ 50 tahun sebelum jatuhnya Niniwe +612 SM), pada saat jatuhnya Niniwe masih jauh dari bayangan banyak orang. Tetapi, berita Nahum terbukti benar. Allah akan terus bertindak di dalam sejarah, karena Ia adalah Tuhan semesta alam (ayat 13a). Karena itu, tiap orang yang percaya kepada Allah, tidak perlu takut kepada Asyur-asyur manapun, termasuk Asyur zaman ini.

Renungkan:
Itu telah terjadi, dan akan terjadi lagi. Kesombongan kekuatan dunia dari zaman manapun yang menganiaya umat Tuhan, akan hancur dan remuk di hadapan Allah.

(0.09) (Mal 2:17) (sh: Meragukan Allah. (Minggu, 13 Desember 1998))
Meragukan Allah.

Umat bertanya dengan nada sinis, "Di manakah Allah yang menghukum?" Namun seolah-olah pertanyaan ini langsung dijawab, "Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya!". Kedatangan Tuhan dipersiapkan oleh seorang utusan (">Mal. 3:1), yang oleh Tuhan Yesus diidentikkan dengan Yohanes Pembaptis (Mat. 11:10).

Menyangkal Tuhan. Bangsa Israel pada zaman nabi Maleakhi dan Kristen zaman ini, pasti yakin telah menyembah Allah yang benar. Tetapi selalu ada bahaya terjadinya penyimpangan. Misalnya, mengkondisikan Tuhan sesuai selera kita. Akibatnya, semua perbuatan salah dibenarkan! Kristen telah dibebaskan dari gelap menuju terang, dari buta total menjadi dapat melihat. Allah membuat perubahan radikal dalam diri manusia. Tetapi jika firman Tuhan tidak lagi dihargai otoritasnya, atau tidak lagi menjadi prioritas dalam proses pengambilan keputusan, maka kebenaran pun menjadi kabur, kebaikan Tuhan diragukan.

Tuhan yang benar. Tuhan tidak membeda-bedakan dosa. Dari yang bersifat spiritual (sihir dan sejenisnya), yang bersifat pribadi (zinah), maupun dosa mempermainkan keadilan, menindas yang lemah, dlsb. Artinya, Tuhan tidak pernah menekankan pengecaman hanya kepada salah satu dosa saja. Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang membuat perjanjian -- yang merangkul manusia dengan kasih yang tidak patut mereka terima; Tuhan yang dahsyat; Tuhan yang bertindak untuk meneguhkan keadilan; Tuhan yang tidak langsung menghancurkan, tetapi berkarya memurnikan iman yang seringkali melalui penderitaan (1Ptr. 5, 6); Tuhan, sumber Pengharapan. Mereka yang telah jatuh jauh pun seperti Petrus, diubah secara radikal sehingga hidupnya dimampukan menyenangkan hati Tuhan daripada menyusahkan (ayat 2:17;3:4" context="true">2:17; 3:4); Tuhan menuntut agar manusia hidup sesuai dengan hukum kasih dan akan menghakimi mereka yang tidak mengindahkan perintah-perintah-Nya, antara lain mereka seperti pemfitnah, pemeras tenaga pekerja dengan upah rendah, berlaku tidak adil dan tidak peduli terhadap orang lemah.

Renungkan: Sang Pemurni dosa yang dijanjikan itu telah datang dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Dia datang untuk menangani permasalahan dosa yang telah merasuk dalam seluruh keberadaan hidup orang percaya.

Doa: Jernihkanlah pemahaman kami mengenai Engkau, ya Tuhan semesta alam dan bantulah kami bersikap hormat dan penuh penghargaan kepada-Mu.

(0.09) (Mat 8:28) (sh: Otoritas mutlak Yesus Kristus (Senin, 22 Januari 2001))
Otoritas mutlak Yesus Kristus

Ketika Yesus tiba di wilayah Gadara, sebuah wilayah di luar wilayah orang Yahudi, dua orang yang dirasuki setan menemui-Nya. Di hadapan Yesus setan takluk jauh sebelum Yesus menyatakan kekuasaan-Nya, karena mereka mengenal siapa Yesus. Kedatangan mereka menemui Yesus adalah wujud pengakuan kekalahan, karena mereka kuatir Yesus akan menghancurkan mereka. Peristiwa itu menegaskan otoritas Yesus yang tidak terbatas wilayah atau bersifat universal hingga setan yang di luar wilayah Yahudi pun takluk kepada-Nya. Otoritas-Nya juga meliputi seluruh jagad raya ini sehingga untuk mencelakakan babi, setan harus meminta izin dari Yesus.

Yesus memang mempunyai otoritas atas setan dan seluruh fisik alam semesta. Namun apa istimewa- Nya? Bukankah banyak dukun dan orang berilmu lainnya yang dapat menaklukkan setan? Namun otoritas Yesus tetap melebihi para orang berilmu lainnya sebab Ia berkuasa mengampuni dosa. Dengan kata lain, Ia mampu menyelesaikan permasalahan manusia yang tidak akan pernah dapat manusia selesaikan sendiri sebab permasalahan ini melibatkan Allah sang Hakim yang Adil dan Kudus. Kuasa seperti itu hanya dimiliki oleh Allah. Karena itulah para ahli Taurat yang mendengar bahwa Yesus mengampuni dosa seorang lumpuh, mereka langsung beranggapan bahwa Yesus menghujat Allah karena Ia menyamakan diri-Nya dengan Allah. Pengampunan dosa memang tidak dapat dibuktikan secara fisik, namun mukjizat penyembuhan itu membuktikan bahwa Yesus benar-benar Allah dan bahwa dosa si orang lumpuh sudah diampuni. Alasannya adalah jika Yesus benar-benar menghujat Allah seperti tuduhan para ahli Taurat, tentunya Ia berdosa. Dan jika Ia berdosa kepada Allah, dapatkah Ia membuat mukjizat untuk kemuliaan Allah? Jawabannya tidak! Ini berarti Yesus adalah benar-benar Allah.

Renungkan: Bagaimana seharusnya respons kita kepada Yesus? Janganlah seperti setan yang walaupun tunduk kepada Yesus namun tetap membenci-Nya, janganlah seperti orang-orang Gadara yang lebih memilih babi daripada Yesus, dan jangan pula seperti orang banyak yang sudah melihat mukjizat namun hanya mengenali Yesus sebagai manusia yang diberi kuasa oleh Allah. Pikirkan dan renungkan respons apa yang patut Anda berikan kepada Yesus Tuhan kita?

(0.09) (Mat 14:13) (sh: Pemahaman awal yang membatasi pengenalan selanjutnya (Sabtu, 10 Februari 2001))
Pemahaman awal yang membatasi pengenalan selanjutnya

Kadang-kadang pertemuan pertama dengan seseorang memberikan penilaian tertentu dan tidak jarang membuat kita malas mengadakan pertemuan selanjutnya. Sebaliknya bila pertemuan awal dengan seseorang memberikan kesan positif, membuat kita begitu antusias untuk mengadakan pertemuan demi pertemuan selanjutnya. Para murid telah bertemu dan bersama Yesus beberapa lamanya, tetapi masih memiliki pemahaman awal sehingga membatasi pengenalan selanjutnya. Para murid masih mengenal- Nya sebagai Guru, manusia biasa.

Yesus ingin para murid-Nya semakin mengenal-Nya, bukan hanya sebagai Guru, tetapi sebagai Anak Manusia dan Mesias yang dinantikan.

Pertama, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Tuhan bagi kebutuhan jasmani sehari-hari (ayat 17-21). Sebelumnya murid-murid mengenal-Nya sebagai Guru yang berkuasa atas segala penyakit. Mereka tidak pernah mengira bagaimana Yesus dapat melipatgandakan 5 roti dan 2 ikan sehingga memuaskan beribu-ribu orang. Pemahaman awal bahwa Yesus hanya sebagai Tabib telah membatasi para murid untuk menyerahkan 5 roti dan 2 ikan pada kuasa Yesus.

Kedua, Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Anak Allah yang berkuasa atas alam (ayat 25-33). Ketika mereka berada di tengah kegelapan malam, di tengah ombak angin sakal, mereka terkejut dan sangat ketakutan melihat Seorang berjalan di atas air. Pemahaman mereka bahwa setan yang biasa melakukan hal-hal yang supranatural telah membatasi pengenalan mereka akan Yesus. Tak seorang murid pun mengenali Yesus. Baru setelah Yesus menyatakan diri-Nya, maka semuanya tenang.

Ketiga, Yesus menyatakan bahwa hanya bersama Dia maka mereka dapat mengatasi ketakutan, kekuatiran, dan pergumulan hidup. Petrus mulai tenggelam ketika mengalihkan perhatiannya bukan lagi kepada Yesus tetapi kepada gelombang, sehingga merasakan bahwa ia sendirian menghadapi tiupan angin dan gelombang.

Pengenalan akan Yesus seharusnya merupakan proses yang dinamis, bila kita tidak membatasinya dengan pemahaman awal yang salah. Tidak ada sesuatu pun yang mustahil bagi-Nya dari dulu, kini, dan selama- lamanya. Ia adalah Allah yang dinamis, yang tidak terbatas, yang selalu baru, dan yang kekal. Renungkan: Pemahaman-pemahaman awal apakah yang seringkali membatasi pengenalan kita akan Dia?

(0.09) (Luk 6:1) (sh: Manakah lebih penting: peraturan atau maknanya? (Jumat, 7 Januari 2000))
Manakah lebih penting: peraturan atau maknanya?

Dalam Perjanjian Lama, pengertian Sabat adalah: (1) suatu bentuk perayaan atas keyakinan Israel bahwa Allah telah menciptaan alam raya ini dan berhenti di hari ke tujuh. Saat ini Israel bukan saja berhenti bekerja, mengikuti teladan Allah, tetapi mengkhususkan diri untuk menghormati Allah. (2) Tujuan umat merayakan Sabat ialah mengingat karya besar Allah yang telah melepaskan mereka dari perbudakan Mesir (Ul. 5:12-15). Sabat adalah saat mensyukuri kebaikan dan kedahsyatan Allah, dan belajar menghayati secara nyata keumatan mereka.

Orang-orang Farisi tahu benar peraturan Sabat, maka mereka menilai bahwa Yesus tidak menghargai peraturan Sabat ketika melakukan hal-hal yang seharusnya tidak boleh dilakukan pada hari Sabat. Mereka menempatkan peraturan untuk mencari kesalahan Yesus dan para murid-Nya. Padahal tindakan Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat pasti dengan penghayatan Sabat yang benar. Manakah yang lebih penting: peraturannya atau kebenaran menolong sesama? Apakah dapat dibenarkan bila seseorang menaati peraturan sampai mengorbankan nyawa sesamanya?

Yesus memiliki otoritas di atas segala peraturan. Ketika Yesus mengatakan bahwa Dia adalah Tuhan atas Sabat, mengandung makna bahwa Ia lebih berotoritas daripada peraturan Sabat, karena Dialah Allah yang menjadi pusat Sabat. Ia tahu lebih dalam pengertian Sabat daripada manusia, bagaimana mungkin Ia sendiri melanggar? Segala sesuatu yang dilakukan-Nya tidak mungkin bertentangan atau melanggar hukum-hukum yang ditetapkan-Nya bagi manusia. Ia tidak bermaksud mengubah hukum Sabat, tetapi Ia adalah pembaharu hukum. Melalui kasus nyata, Ia ingin mengajarkan pengertian dan makna Sabat yang benar, namun sayangnya orang Farisi dan ahli taurat tidak terbuka kepada kebenaran-Nya.

Renungkan: Seringkali peraturan gerejawi yang ditetapkan dapat menggeser makna yang sesungguhnya. Ketaatan kepada peraturan lebih mutlak daripada perwujudan makna kebenaran yang lebih penting dari peraturan. Misalnya ada seorang jemaat yang sedang kritis dan membutuhkan dana untuk berobat, manakah yang terlebih dahulu dilakukan: rapat birokrasi sesuai dengan prosedur/ peraturan atau pencarian/pemberian dana, agar nyawanya tertolong? Marilah kita bertindak bijak dan benar.

(0.09) (Luk 20:20) (sh: Yesus dan kekuasaan-Nya. (Selasa, 11 April 2000))
Yesus dan kekuasaan-Nya.

Dalam renungan hari ini Yesus memperlihatkan betapa besar kekuasaan yang Ia miliki dan    bagaimana Ia menggunakan kekuasaan-Nya. Yesus bukan hanya    keturunan Daud (ayat 41-44). Dia pun tunas dan sekaligus keturunan    Daud (Why.  22:16). Dia sudah ada sebelum Abraham (Yoh. 8:58).    Dia adalah Allah sendiri. Allah yang sudah ada sejak kekekalan    hingga kekekalan. Dia adalah Allah Abraham, Allah Ishak, Allah    Yakub, dan Allah semua yang hidup (ayat 37-38). Betapa besar    kekuasaan dan wewenang-Nya atas seluruh alam semesta dan isinya.    Di tangan-Nya terletak kekuasaan yang mutlak. Di tangan-Nya    seluruh kekuasaan yang ada berasal.

Ketika Penguasa yang mutlak itu datang ke dalam dunia, Ia tidak    merebut kekuasaan Kaisar atas Israel (ayat 20-26). Sebaliknya ia    menegaskan bahwa Kaisar sudah bertindak sesuai dengan legitimasi    yang dimiliki. Karena itu ia berhak menarik pajak atas seluruh    masyarakat Israel. Pajak adalah milik Kaisar. Karena Allah jauh    lebih berkuasa dari Kaisar, maka Ia berhak atas sesuatu yang    jauh lebih bernilai daripada sekadar pajak yaitu kasih,    penyembahan, dan hidup manusia yang untuknya Kristus telah mati.    Kristus telah memberikan teladan bahwa kekuasaan itu tidak    serakah, tidak merebut apa yang menjadi hak orang lain,    kekuasaan tidak korupsi dan kekuasan itu menyatakan dirinya    berdasarkan kebenaran bukan berdasarkan kepentingan kekuasaan    itu sendiri.

Selanjutnya Yesus memberikan contoh sekali lagi tentang    kekuasaan yang dipakai untuk mendatangkan kemuliaan bagi dirinya    sendiri, mencari gengsi di mata masyarakat, dan mengeksploitasi    rakyat kecil demi keuntungan pribadi (ayat 45-47). Tidak demikian    halnya dengan penggunaan kekuasaan Yesus. Ia tidak mencari    gengsi dan kemuliaan pribadi apalagi keuntungan diri sendiri.    Sebaliknya kekuasaan yang Yesus miliki adalah kekuasaan yang    menghormati hak orang lain walaupun lebih rendah dari-Nya.    Kekuasaan-Nya dipakai demi kesejahteraan orang lain. Kekuasaan-    Nya dipakai untuk memuliakan Allah dan bukan diri-Nya sendiri.    Kekuasaan yang tidak berpusat pada diri sendiri. Inilah konsep    penggunaan kekuasaan yang benar.

Renungkan: Bila setiap orang memahami konsep penggunaan    kekuasaan yang benar dan bertekad untuk menerapkannya, maka    tidak banyak orang yang berambisi untuk mendapatkan kekuasaan.

(0.09) (Luk 21:1) (sh: Bahaya terbesar bagi Gereja Tuhan.(Rabu, 12 April 2000))
Bahaya terbesar bagi Gereja Tuhan.

Berdasarkan penelitian, jauh lebih banyak manusia mati karena bakteri yang tidak kasat    mata karena terlalu kecil, daripada karena diterkam harimau yang    jauh lebih besar, lebih kuat, dan lebih seram penampakannya.    Fakta ini menunjukkan bahwa bahaya yang tidak nampak sulit    dihindari, karena dampak yang ditimbulkan tidak langsung maka    sulit terdeteksi. Demikian pula bagi Gereja Tuhan. Bahaya yang    tidak nampak akan membawa kehancuran yang fatal bagi misi dan    keberadaannya di dunia.

Dalam masyarakat yang sudah sedemikian korup, baik sistem    sosial maupun agamanya, ternyata masih ada individu-individu    yang mempunyai dedikasi penyembahan kepada Allah yang luar    biasa, seperti yang ditunjukkan oleh janda miskin dengan    persembahannya (ayat 1-4). Ia memberikan dengan seluruh tekad    kerelaan untuk mempersembahkan seluruhnya kepada Allah. Bukan    seperti pada orang kaya yang tindakan dan sikap kehidupan    beragamanya sama sekali tidak mencerminkan dedikasinya kepada    Allah. Orang kaya di sini bisa dikatakan mewakili korupsi besar-    besaran yang terjadi di dalam kehidupan beragama orang Israel.    Korupsi yang demikian, yang tidak mau bertobat, nantinya akan    membawa kehancuran Bait Allah seperti yang dinubuatkan oleh    Yesus (ayat 5-6). Sejarah memang membuktikan bahwa Bait Allah    akhirnya dihancurkan oleh Kaisar Roma. Betapa dahsyatnya dampak    yang ditimbulkan dari korupsi dalam tubuh umat Tuhan. Ia mampu    menghancurkan seluruh keberadaan dan misi umat Tuhan di dunia.    Hal ini adalah bahaya terbesar bagi umat Tuhan sepanjang zaman.

Yesus juga menjabarkan bahaya-bahaya lain yang akan mengancam    kehidupan umat Tuhan seperti penyesat-penyesat, bencana alam,    peperangan, bahkan bahaya penderitaan fisik dan mental yang akan    dialami oleh murid-murid-Nya (ayat 12-19). Namun itu semua tidak    dikatakan Tuhan akan memberikan dampak yang menghancurkan bagi    kehidupan umat Tuhan. Sebaliknya penderitaan fisik dapat menjadi    kesempatan bagi umat Tuhan untuk bersaksi. Bahkan Yesus sendiri    akan memberikan kekuatan untuk tetap menang dalam penderitaan.

Renungkan: Karena itulah gereja Tuhan zaman kini harus    memberikan porsi waktu, pikiran, dan dana yang besar bagi    pembangunan rohani umat-Nya. Jangan biarkan korupsi rohani    menggerogoti gereja kita.

(0.09) (Luk 24:36) (sh: Kebangkitan dan misi Kristen. (Rabu, 26 April 2000))
Kebangkitan dan misi Kristen.

Yesus menampakkan diri kembali kepada murid-murid-Nya. Tujuan penampakan-Nya ini adalah    untuk meyakinkan mereka sekali lagi bahwa Yesus yang sudah    bangkit itu adalah Yesus yang memiliki tubuh, daging, dan tulang    sama seperti dulu, walaupun sekarang sudah dalam bentuk yang    mulia. Karena itu Ia mampu hadir di tengah-tengah murid-murid-    Nya secara tiba-tiba. Yesus yang sekarang adalah Yesus yang sama    ketika masih bersama-sama dengan mereka.

Untuk mencapai tujuan-Nya Yesus pertama-tama menyatakan    identitas-Nya secara lisan yaitu "Akulah Dia" (ayat 39). Identitas    ini bukan hanya menunjuk pada roh Yesus, namun juga fisik dan    tubuh Yesus. Karena itu Yesus mengundang murid-murid agar    menggunakan indra peraba mereka untuk meyakini bahwa setelah    kebangkitan-Nya, Yesus masih mempunyai daging dan tulang. Ia pun    meminta sesuatu untuk dimakan. Tindakan ini untuk memperlihatkan    lebih jauh lagi bahwa dalam satu segi Ia sudah tidak bersama-    sama mereka, walaupun sekarang Ia berdiri di tengah-tengah    mereka (ayat 44). Ia sudah berada di dalam "dunia" yang lain, karena    itu tidak terpengaruh lagi dengan hukum alam yang ada di dunia    ini, maka Ia bisa muncul secara tiba-tiba.

Peneguhan kebangkitan-Nya bukan untuk kepentingan mereka    pribadi saja namun untuk kepentingan misi para murid dunia.    Injil  Kristus bukan berdasarkan logika filsafat namun    berdasarkan peristiwa sejarah yang dinubuatkan di dalam    Perjanjian Lama dan yang digenapi oleh Yesus di dalam sejarah    manusia melalui penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya. Ini    adalah inti Injil. Injil ini harus diberitakan kepada semua    orang, supaya mereka yang bertobat mendapatkan pengampunan    secara khusus di dalam nama Yesus yang sudah mati dan bangkit    kembali (ayat 47), bukan di dalam nama kemurahan dan kasih Allah    secara umum. Walaupun berdasarkan atas fakta sejarah, namun    Injil yang diberitakan harus dibarengi dengan kuasa Roh Kudus.    Setelah semua itu dikatakan maka selesailah karya Yesus di bumi    sebagai Manusia, dan Ia naik ke surga. Murid-murid menyembah dan    memuliakan Dia (ayat 52-53).

Renungkan: Kebangkitan Kristus bukan saja merupakan berkat    terbesar bagi hidup Kristen,  namun  juga  memberikan dasar,    arah dan kekuatan kehidupan bagi Kristen dan pelayanannya di    dunia.

(0.09) (Kis 27:1) (sh: Arti Allah beserta kita (Sabtu, 19 Agustus 2000))
Arti Allah beserta kita

Kita cenderung membatasi Allah atau menuntut kebesertaan-Nya harus sesuai dengan selera, keinginan, dan kerinduan pribadi kita. Karena itu kita sering berpikir bahwa jika Allah beserta kita maka tidak akan ada masalah yang akan menghadang. Apalagi jika di dalam pergumulan kita yakin bahwa kita sedang menjalankan kehendak-Nya, kita malah cenderung menuntut Allah bekerja sebagai pembantu kita yang mempersiapkan segala sesuatunya. Setelah semua persiapan selesai maka kita tinggal melakukan tugas saja.

Apakah benar demikian? Tidak! Ketika keputusan dikeluarkan bahwa Paulus pergi ke Itali, kesempatan Paulus untuk bersaksi di Roma terbuka dan ini berarti kehendak Tuhan terjadi (Kis. 23:11). Namun Paulus harus berlayar ke Roma bersama-sama orang-orang tahanan yang kasar dan liar. Mereka biasanya adalah orang-orang yang akan dihukum mati dengan cara bertarung dengan binatang buas di Roma. Paulus disamakan dengan mereka walaupun ia bukan seorang tahanan. Bayangkan bagaimana perasaannya. Lalu ia pun harus berpindah dari satu kapal ke kapal yang lain (6). Sementara itu alam sangat tidak berpihak kepadanya sehingga perjalanan menjadi jauh lebih lambat. Mereka pun terpaksa harus melanjutkan pelayaran walaupun ramalan cuaca tidak mendukung (7-9,12). Di samping itu, di dalam hatinya Paulus masih harus 'berperang' melawan 'kekuatiran' akan adanya badai karena peringatannya tidak dipedulikan oleh orang-orang lain (9-11).

Allah memberikan kesempatan kepada Paulus untuk ikut berjuang menuju Roma dengan menanggung hal-hal yang dapat ia tanggung seperti kelelahan, ketidaknyamanan, kesulitan, kekuatiran, terhina, dan tekanan mental. Itu adalah anugerah karena dengan mengalami peristiwa-peristiwa itu, Paulus diberikan hak untuk 'bermegah' karena ikut berjuang agar dapat bersaksi di Roma. Namun demikian Allah memahami bahwa ada hal-hal yang tidak dapat Paulus tanggung sendiri. Karena itu Ia menyediakan seluruh keperluan perjalanan Paulus dan teman-temannya (3).

Renungkan: Jika dalam memberitakan Injil dan pelayanan yang adalah kehendak Allah, Kristen masih menemui kesulitan bahkan halangan, berbahagialah, sebab Allah masih memberikan anugerah kepada kita untuk berjuang dan bermegah dalam perjuangan kita, sementara itu Allah tetap bekerja untuk melakukan hal-hal yang tidak dapat kita lakukan.

(0.09) (Kol 1:15) (sh: Tiada tandingnya (Rabu, 4 Juli 2001))
Tiada tandingnya

Seorang Guru Sekolah Minggu sempat dibuat bingung oleh seorang anak yang berkomentar: “Panji lebih hebat dari Yesus, segala masalah dan kesulitan bisa diatasinya. Kalau berdoa kepada Tuhan Yesus, tidak dijawab”. Kita dapat menanggapi komentar di atas dengan tepat dan benar sesuai dengan pengenalan yang benar akan pribadi Yesus Kristus melalui bacaan hari ini.

Di tengah pengajaran yang diterima jemaat Kolose yang menentang keunikan Yesus, Paulus perlu menegaskan kembali tentang siapakah Yesus. Mengapa Yesus dikatakan lebih utama dari segala yang ada? Karena beberapa alasan berikut ini: Pertama, Yesus adalah satu- satunya Pribadi Allah yang menyatakan siapakah Allah. Dia tidak diciptakan dan Dia mendahului segala ciptaan yang ada. Tiada satu pun ciptaan yang sama bahkan lebih tinggi dari Dia, karena Dialah Allah (ayat 15).Dengan demikian pengenalan kita kepada Allah yang tidak nampak menjadi nyata dan terselami, karena Allah telah berinkarnasi menjadi Manusia yang dekat dengan kehidupan manusia. Kedua, Dialah Allah Pencipta yang telah menciptakan segala sesuatu (ayat 16a), maka Dialah penguasa sejarah manusia dan seluruh alam semesta. Seluruh ciptaan ada di dalam kuasa-Nya dan diciptakan demi kemuliaan-Nya. Ketiga, Dialah penguasa segala kuasa, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan (ayat 16b). Keempat, dalam Dia bersumber segala kuasa (ayat 16c). Tiada penguasa yang memperoleh kuasa dari diri sendiri atau orang lain, kecuali dari Dia. Oleh karena itu segenap penguasa harus mempertanggungjawabkan kepemimpinannya kepada Dia (ayat 16d). Menyadari keunikan-Nya yang memang tidak tertandingi oleh penguasa mana pun, masihkah kita berpikir bahwa ada penguasa-penguasa baik yang hadir secara nyata dalam dunia maupun penguasa-penguasa di dunia yang tidak kelihatan berada di luar kedaulatan-Nya? Sesungguhnya hanya Yesus Sang Penguasa tunggal yang berdaulat atas semua penguasa.

Renungkan: Ia berkuasa dan menguasai segala bidang dalam kehidupan manusia, maka siapa pun kita, penguasa sekali pun tetap harus mempertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Bila kita berada dalam tangan penguasa yang seakan bebas menyalahgunakan kekuasaannya, satu hal yang menguatkan kita adalah bahwa Dia tidak akan memberikan kebebasan melampaui kedaulatan-Nya.

(0.09) (Ibr 8:1) (sh: Dukungan "Orang Kuat". (Kamis, 27 April 2000))
Dukungan "Orang Kuat".

Di Indonesia banyak sekali contoh dimana seorang  yang sebenarnya sudah terbukti bersalah dan    dapat dihukum, namun tiba-tiba divonis bebas. Setelah diteliti    ternyata orang tersebut mempunyai hubungan baik dengan seorang    pejabat tinggi. Karena itu ia tidak dapat tersentuh hukum.    'Lawan-lawan politiknya pun  tidak mampu menjatuhkannya. Mengapa    bisa demikian? Karena ia mempunyai dukungan dari "'orang kuat".

Kristen di dunia sebenarnya juga mempunyai dukungan dari "Orang    Kuat" yaitu Yesus Kristus Tuhan kita, namun tentunya tidak dalam    konteks negatif seperti contoh di atas. Ia adalah Orang kuat    kita karena Ia adalah Imam Besar kita (ayat 1). Setelah Ia    menyelesaikan karya penebusan-Nya di dunia yang dimulai dari    kelahiran, kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya ke surga,    Kristus masih terus berkarya di surga sebagai  Imam Besar kita.    Ia adalah Imam Besar kita bukan berdasarkan spekulasi idealisme    atau teori belaka, namun berdasarkan fakta. Yesus sebagai Imam    Besar begitu nyata dan Dialah Imam Besar milik Kristen sepanjang    zaman. Karena imam besar keturunan Lewi selalu berganti-ganti    karena kematian, sedangkan keimaman Yesus adalah abadi di Surga.

Sebagai Imam Besar Ia akan melakukan pelayanan seperti yang    dilakukan oleh imam keturunan Lewi, yaitu mempersembahkan korban    penghapus dosa, menjadi perantara antara Allah dan manusia, dan    menjadi juru syafaat (2:11). Pelayanan imam keturunan Lewi    hanyalah gambaran dari apa yang Yesus kini lakukan di surga.    Selain itu sebagai Imam Besar, Ia duduk di sebelah kanan takhta    Yang Mahabesar. Ini berarti, Ia juga mempunyai kuasa dan hak    penuh atas seluruh alam semesta, seperti Allah Bapa sendiri.

Renungkan: Karena itulah Kristen tidak perlu takut dan gentar    menghadapi gelombang zaman dan tantangan dari kelompok-kelompok    tertentu yang makin lama makin besar dan berat, yang siap untuk    menerkam, melibas, bahkan menghancurkan kita.Yesus tidak hanya    menjanjikan kuasa yaitu Roh Kudus sebelum naik ke surga, namun    Ia juga masih peduli, terus berkarya, dan melakukan pelayanan-    Nya untuk mendukung kita sebagai Imam Besar di surga. Ia tahu    persis apa yang kita butuhkan, karena selain Anak Allah, Dia    juga Anak Manusia. "Dialah Orang Kuat kitab.

(0.09) (Ibr 12:18) (sh: Mengapa tuntutan hidup sebagai umat Allah berat? (Rabu, 10 Mei 2000))
Mengapa tuntutan hidup sebagai umat Allah berat?

Ketika bangsa Israel berkumpul di gunung Sinai untuk menerima 10 Hukum Taurat, kilat dan petir menyambar-nyambar dan bunyi guntur berguruh secara mengerikan. Bangsa Israel segera mundur dan tidak mampu menghampiri hadirat-Nya karena ketakutan yang luar biasa. Mengapa mereka tidak mampu dan takut? Dosa merekakah yang telah membuat mereka tidak mampu dan takut akan hadirat Allah?

Betapa berbedanya keadaan di Bukit Zion, gunung anugerah Allah dimana umat manusia dipanggil untuk datang ke hadirat Allah dengan penuh keberanian. Namun penerima surat Ibrani sedang dalam bahaya karena mereka berkeinginan untuk kembali ke Sinai. Mereka memilih sistem pengorbanan yang tidak sempurna daripada pengorbanan Kristus yang sekali dan untuk selamanya, memilih legalisme yang sia-sia daripada Injil kasih karunia. Di Bukit Zion, Kristen bertemu dengan Yesus sang Pengantara. Melalui-Nya Kristen dimampukan untuk mendatangi hadirat Allah dan mengalami hubungan yang akrab dan intim. Kristen tidak tiba pada perbatasan waktu dan kekekalan. Di dalam Yesus kekekalan sudah menginvasi waktu. Kristen telah tiba pada tujuan hidup yang kekal dan penuh kemuliaan. Itu semua hanyalah 'impian' dari bangsa Israel yang hidup pada masa Perjanjian Lama.

Namun ada tuntutan yang harus dibayar oleh Kristen yang sudah mendapatkan anugerah yang luar biasa. Yaitu janganlah kita menolak Dia yang berbicara langsung dari surga, karena mereka yang menolak Allah yang berbicara dari bumi saja menerima hukuman yang mengerikan. Jika kita tidak mau mengikuti-Nya, jika kita tidak mengasihi-Nya, dan jika kita tidak berserah kepada-Nya, apa artinya? Tidak ada kesempatan emas untuk kedua kali. Kelak Allah akan menggoncangkan langit dan bumi hingga musnah, sebab seluruh alam semesta ini bukanlah realita yang sesungguhnya. Hanya kerajaan-Nya dimana Kristus sebagai Tuhan dan Rajanya, terdapat realita yang sesungguhnya.

Renungkan: Karena itu hai Kristen berhati-hatilah, jangan sampai Anda 'menolak' Dia yang Anda begitu kenal ketika Ia berbicara melalui firman-Nya. Jika mereka yang tidak begitu mengenal Dia dihukum karena menolak firmanNya, betapa penghukuman yang lebih besar akan menimpa Anda, karena Anda mengenal Dia begitu akrab dan intim.

(0.08) (Mat 12:1) (full: SABAT. )

Nas : Mat 12:1

Hari Sabat mingguan (Yun. _sabbaton_, yang artinya perhentian) adalah hari yang ketujuh dalam setiap minggu yang dipisahkan dari hari-hari yang lain oleh Taurat Musa sebagai hari untuk beristirahat dari semua pekerjaan yang biasa serta memberikan diri kita istirahat dan menyembah Allah (Kel 20:10; Ul 15:14;

lihat cat. --> Kel 20:8).

[atau ref. Kel 20:8]

Ada alasan-alasan yang kuat untuk percaya bahwa prinsip-prinsip hari Sabat tetap berlaku bagi orang Kristen dan kita juga harus mengkhususkan satu hari dalam tujuh hari sebagai hari perhentian dan penyembahan.

  1. 1) Konsep hari perhentian yang kudus sudah ditetapkan sebelum ada hukum Yahudi: "Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya"

    (lihat cat. --> Kej 2:3;

    [atau ref. Kej 2:3]

    bd. Kel 20:11). Kenyataan ini menunjukkan bahwa sudah sejak penciptaan alam semesta ini Allah menetapkan satu hari khusus sebagai sumber berkat bagi semua orang dan bukan sekedar bangsa Yahudi.
  2. 2) Yesus tidak pernah membatalkan prinsip hari perhentian, hanya penyalahgunaannya oleh para pemimpin Yahudi yang Ia kecam (ayat Mat 12:1-8; Luk 13:10-17; 14:1-6). Ia menyatakan bahwa hari perhentian itu ditetapkan Allah untuk kesejahteraan rohani dan jasmaniah manusia (Mr 2:27). Alkitab sama sekali tidak menyatakan bahwa prinsip ini telah ditiadakan.
  3. 3) Maksud rohani dari hari ketujuh sebagai hari perhentian ini menguntungkan orang Kristen. Dalam PL hari perhentian ini dipergunakan sebagai hari beristirahat dari semua pekerjaan dan untuk mempersembahkan diri kepada Allah -- suatu waktu yang khusus untuk mengenal Allah, menyembah Dia dan memusatkan diri baik secara pribadi maupun di depan umum pada perkara Tuhan (Im 24:8; Bil 28:9). Dewasa ini hari Sabat memberikan kita kesempatan untuk menyatakan kembali bahwa kepercayaan dan sukacita kita adalah di dalam Tuhan dan bukan di dalam dunia, kebiasaan yang mementingkan diri sendiri, harta atau kesenangan kita (bd. Kel 20:10; 34:21; Yes 38:13). Kita dapat mempergunakan hari perhentian ini untuk memperbaharui komitmen kita yang semula kepada Kristus dan persatuan kita dengan orang percaya lain, serta menyatakan bahwa seluruh kehidupan kita, bukan hanya sepertujuh, adalah milik Allah

    (lih. Ibr 4:9-10).

  4. 4) Sebagaimana hari Sabat merupakan suatu tanda perjanjian bahwa bangsa Israel adalah umat Allah (Kel 31:16-17), demikian pula hari penyembahan Kristen (hari Minggu) dapat dilihat sebagai suatu tanda kepada dunia bahwa kita adalah milik Kristus dan bahwa Dia adalah Tuhan kita. Orang Kristen dalam PB mengkhususkan hari pertama setiap minggu untuk menyembah Allah dan untuk memperingati hari kebangkitan Kristus (Kis 20:7; 1Kor16:2).
  5. 5) Hari Sabat dikhususkan oleh Allah sebagai hari yang kudus (Kej 2:3; Kel 16:23; 20:11; 31:14; Yes 58:13). Oleh karena itu orang percaya diingatkan bahwa mereka sendiri merupakan umat yang dikhususkan oleh Allah untuk hidup kudus di tengah-tengah angkatan yang sudah sesat (bd. Kel 31:13; 1Pet 2:9).
  6. 6) Akhirnya, hari Sabat dapat dilihat sebagai janji Allah kepada orang percaya bahwa Ia melaksanakan kehendak-Nya bagi mereka dan bahwa Ia senantiasa bersedia untuk memenuhi segala kebutuhan orang percaya. Ia senantiasa terbuka terhadap seruan doa mereka dan dengan setia memperhatikan kepentingan mereka (bd. Kel 31:13; Yeh 20:12).


TIP #20: Untuk penyelidikan lebih dalam, silakan baca artikel-artikel terkait melalui Tab Artikel. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA