Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 407 ayat untuk alam (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.35) (Yes 2:12) (jerusalem: TUHAN semesta alam menetapkan suatu hari) Harafiah: sebab akan ada hati TUHAN semesta alam (bdk 1Sa 1:3+) atas semua orang. Mengenai "Hari TUHAN" bdk Ams 5:18+. Turun tangan Allah di sini digambarkan sebagai gempa bumi, Yes 2:19,21.
(0.35) (Mzm 104:1) (sh: Allah penguasa alam semesta (Selasa, 18 Oktober 2005))
Allah penguasa alam semesta

Sama seperti otoritas seorang raja yang memberi perintah bawahannya untuk mengelola harta miliknya, maka Allah menyatakan otoritas-Nya atas alam semesta supaya umat-Nya mengetahui siapa Dia. Allah adalah penguasa sejati alam semesta. Allah jauh lebih besar daripada alam semesta ciptaannya, sedangkan manusia jauh lebih kecil daripada alam semesta.

Alam semesta yang begitu besar tidak mampu menampung keagungan Allah yang jauh lebih besar (ayat 1). Ketika Allah hadir di alam semesta, semua unsurnya menjadi fasilitas yang melayani-Nya. Langit yang luas menjadi atap istananya, lautan menjadi kamar-kamarnya, awan sebagai kendaraan Allah, angin dan api sebagai pengawal-pengawal-Nya, dan bumi sebagai tumpuan kaki-Nya (ayat 2-5). Dari gambaran maha dahsyat di atas, kendali Allah ditujukan sekarang ke bumi. Dalam kemahakuasaan-Nya Ia membatasi samudera raya yang begitu menakutkan manusia, pada tempat-tempat yang sudah ditentukan-Nya di bumi (ayat 7-9). Ini gambaran perlindungan Allah atas makhluk ciptaan-Nya. Lebih heran lagi, kemahakuasaan Allah itu digunakan-Nya untuk memenuhi kebutuhan segenap ciptaan-Nya sehingga tidak ada satu pun makhluk yang akan punah dalam pemeliharaan-Nya (ayat 10-18). Allah yang Maha Besar dan Maha Kuasa adalah Allah yang peduli kepada setiap ciptaan-Nya.

Di hadapan Pencipta dan Penguasa satu-satunya alam semesta dan segala isinya, manusia adalah kecil, tak berdaya, dan fana. Namun, betapa si kecil ini sering tidak tahu diri menantang dan melawan-Nya. Hanya oleh anugerah-Nya kita tidak diganjar kebinasaan. Hanya karena kasih-Nya, Ia mengampuni kita dalam Tuhan Yesus. Biarlah kita hidup untuk menyenangkan Dia, memuliakan dan memuji nama-Nya, dan bersama dengan alam semesta menyaksikan kedahsyatan-Nya kepada setiap umat ciptaan-Nya.

Responsku: ---------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------

(0.33) (Luk 8:22) (sh: Keselamatan atas kuasa alam (Selasa, 18 Januari 2000))
Keselamatan atas kuasa alam

Dalam sebuah perjalanan lewat udara, penumpang dikejutkan oleh pengumuman yang menghimbau aagar mereka duduk tenang dan segera mengenakan sabuk pengaman karena badai di udara. Keadaan yang terjadi di luar perkiraam itu menimbulkan kepanikan semua penumpang. Suasana tegang, gelisah, kuatir, dan takut bercampur menjadi satu. Seandainya salah satu penumpangnya adalah Anda, apa yang akan Anda lakukan? Mungkin Anda pun akan merasakan hal yang sama. Dalam suasana seperti ini sangat sulit untuk tetap bersikap tenang dan percaya bahwa keadaan dapat dikendalikan oleh awak pesawat yang handal dan tahu bagaimana cara mengatasinya.

Keadaan yang sama dihadapi para murid Tuhan Yesus ketika perahu yang mereka tumpangi dilandai angin taufan dan badai kencang. Pada saat itu mereka berada bersama-sama Yesus dan mereka tahu bahwa Dia berkuasa atas jagad raya, termasuk alam tetapi kepanikan dan ketakutan tenggelam melilit mereka. Titik lemah para murid dalam peristiwa ini muncul dalam keraguan mereka terhadap keyakinan iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Iman mereka ditutupi oleh keraguan bahwa kekuatan dan keganasan alam tak dapat diatasi. Anggapan ini bukan saja telah mengesampingkan kuasa dan kedaulatan Yesus sebagai Tuan atas alam, tetapi juga peran-Nya sebagai Juruselamat atas hidup manusia. Para murid seharusnya percaya bahwa berada bersama Yesus memampukan mereka tetap bersikap tenang dan berpikir jernih menghadapi berbagai bentuk bencana, bukan sebaliknya. Bencana angin taufan itu hanyalah salah satu dari bencana-bencana lain yang pasti dialami dalam hidup selanjutnya.

Renungkan: Permasalahan yang dihadapi para murid sebenarnya masalah yang sering muncul dalam kehidupan kita juga. Bencana alam dapat menimpa tanpa dapat diduga. Peristiwa terjadinya gempa bumi, gunung meletus, banjir, tanah longsor, air pasang dlsb. biasanya meminta korban jiwa yang tidak sedikit. Hal ini menunjukkan betapa rapuhnya manusia, yang tak mampu menahan amukan alam. Apapun bencana yang terajdi, kita tetap memiliki Tuhan yang berkuasa atas alam yang diciptakannya. Milikilah pengharapan di dalam-Nya, karena hanya Dia, Tuhan atas alam yang mampu memeberikan kedamaian dan ketenangan.

(0.31) (Im 4:25) (ende)

Djadi darah kurban pemimpin tidak dibawa masuk kedalam kemah pertemuan, sebagaimana halnja dengan darah kurban guna imam agung dan djemaah. Maknanja ialah: pemimpin adalah profan dan tetap tinggal profan, tidak dipindahkan kedalam alam ilahi.

(0.31) (Ul 32:15) (ende)

Karena berkat dan kemakmuran maka umat mendjadi sombong dan tidak taat. Umat itu telah terdjerumus kedalam suatu agama-alam.

Jesjurun = Israil. Mungkin menjindir kepada perkataan sjor = lembu djantan.

(0.31) (Ayb 3:8) (ende: laut)

disini sama dengan Leviatan dan dibajangkan sebagai seekor naga jang mendahsjatkan, musuh Sang Pentjipta dan jang melawani pekerdjaanNja. Laut ini adalah laut purba, asal terbitnja alam.

(0.31) (Mzm 19:1) (ende)

Mungkin semula mazmur ini ada dua (Maz 19:1-6,7-14). Ia menjanjikan kedua karja Allah jang besar, jakni alam dan Taurat (ialah agama seluruhnja jang berdasarkan wahju Tuhan). Bagian jang kedua sangat menjerupai Maz 119)

(0.31) (Ams 8:22) (ende)

Lukisan ini sesuai dengan anggapan Jahudi tentang alam itu.

(0.31) (Pkh 1:12) (ende)

Pengarang itu berbitjara se-akan2 radja Sulaiman hendak menjatakan, bahwa malahan kebidjaksanaan jang tersohor, seperti pada Sulaiman, tidak sanggup mengerti dan menerangkan soal alam dan hidup manusia.

Bahwasanja ia bukan Sulaiman njatalah dari perkataan: "Aku telah mendjadi Radja".

(0.31) (Pkh 1:15) (ende)

Suatu pepatah jang dikutip pengarang. Semuanja ada seperti ada dengan kekurangan2nja. Tak dapat diperbaiki atau diubah oleh manusia. Demikian manusia tak sanggup mengubah arus alam itu, jang mendjadi soal baginja.

(0.31) (Yer 31:35) (ende)

Meskipun perdjandjian lama dibatalkan oleh Israil (Yer 31:32), tapi Allah sendiri tidak membatalkannja; sebagaimana hukum2 alam tetap berlangsung, mendjadi dasar perdjandjian baru itu, jang meski baru sekalipun, namun melandjutkan djuga perdjandjian lama.

(0.31) (Yeh 6:3) (ende: bukit angkar)

ialah tempat ibadah kafir, bukit2 alam atau bukit2 (ketinggian2) buatan. Disini orang2 Kena'an berbakti kepada dewatanja; kemudian orang2 Israilpun berbakti disitu baik kepada dewa2 kafir baik kepada Jahwe.

(0.31) (Yl 2:18) (ende)

Bagian ini melukiskan tjara Jahwe mendjawab atas pertobatan umatNja (Yoe 2:12-17)

(0.31) (Yoh 1:9) (ende: Datang kedunia)

"Dunia dalam karangan ini kadang-kadang berarti alam semesta atau seluruh bumi, tetapi umumnja kalangan-kalangan manusia jang bertjita-tjita serba djasmani dan duniawi, mengabaikan nilai-nilai abadi dan menolak Indjil.

(0.31) (1Kor 3:13) (ende: Hari Tuhan)

hari kedatangan Kristus pada hari kiamat.

(0.31) (Bil 6:27) (jerusalem: meletakkan namaKu) Dalam alam pikiran Ibrani (dan Semit pada umumnya) ungkapan itu berarti: Allah merelai, berkenan. Nama Allah yang disebut sebanyak tiga kali menjamin kehadiran Tuhan yang melindungi umat Israel.
(0.31) (Bil 29:1) (jerusalem: hari peniupan serunai) Perayaan yang dibicarakan dalam Bil 29:1-6 ini barangkali sisa dari sebuah perayaan yang menghormati TUHAN Balatentara (terj: TUHAN semesta alam)(pesta perang) dan diadakan pada awal tahun.
(0.31) (Ayb 8:10) (jerusalem: mereka yang harus mengajari engkau) Tradisi nenek moyanglah yang menjadi dasar ajaran para berhikmat. Menurut ajaran nenek moyang maka hukum pembalasan sama ketat dan pasti seperti hukum alam, Ayu 8:11 dst.
(0.31) (Ayb 9:8) (jerusalem) Dengan mengamati gejala-gejala alam pesajak melayangkan pandangannya kepada awal mulanya. Pada permulaannya Allah "melangkah di atas gelombang-gelombang Laut", bdk Ayu 7:12+, artinya: Allah menaklukkan dan menjinakkan naga purba itu.


TIP #25: Tekan Tombol pada halaman Studi Kamus untuk melihat bahan lain berbahasa inggris. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA