Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 114 ayat untuk amsal (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Ams 1:1) (jerusalem)

KITAB AMSAL

PENGANTAR

Kitab Amsal adalah karya yang paling jelas memperlihatkan apa itu sastera kebijaksanaan di Israel (bdk Pengantar umum dari kitab-kitab Kebijaksanaan). Kitab Amsal terbentuk di sekitar dua kumpulan pepatah, yaitu: Ams 10-22:16, yang berjudul: "Amsal-amsal Salomo bin Daud" (375 pepatah) dan Ams 25-29, yang didahului keterangan berikut: "Juga ini adalah amsal-amsal Salomo yang dikumpulkan pegawai-pegawai Hizkia, raja Yehuda" (128 pepatah). Kedua kumpulan tersebut kemudian diberi tambahan: Kumpulan pertama ditambah dengan "Amsal-amsal orang bijak", Ams 22:17-24:22, dan "Juga ini adalah amsal-amsal dari orang bijak", Ams 24:23-34; kumpulan kedua ditambah dengan "Perkataan Agur", Ams 30:1-14, dengan sejumlah peribahasa bilangan, Ams 30:15-33, dan dengan "Perkataan Lemuel", Ams 31:1-9. Keseluruhan ini akhirnya diberi suatu pendahuluan panjang, 1-9 di mana seorang ayah memberi berbagai nasehat kebijaksanaan kepada anaknya, sedangkan Hikmat sendiripun angkat bicara pula. Kitab Amsal berakhir dengan sebuah sajak tersusun menurut abjad Ibrani yang memuji isteri yang cakap, Ams 31:10-31.

Urutan bagian-bagian kitab Amsal tersebut tidak menentu. Urutan dalam Alkitab Yunani berbeda dengan urutan dalam Alkitab Ibrani. Selain itu, di dalam masing- masing bagian pepatah-pepatah berturutan tidak keruan dan ada kalanya diulang. Maka kitab Amsal boleh dikatakan semacam wadah yang menampung pelbagai kumpulan yang diberi kerangka sebuah pendahuluan dan sebuah kata penutup. Kitab Amsal mencerminkan suatu perkembangan di bidang sastera, seperti yang telah diuraikan dalam Pengantar umum. Kedua kumpulan besar yang disebut di atas menyajikan sejumlah "masyal" (bdk Pengatar umum) dengan bentuk aselinya. Kumpulan-kumpulan itu hanya berisikan pepatah melulu dan pepatah-pepatah itu pada umumnya tersendiri atas dua bagian yang menjadi satu ayat. Dalam bagian-bagia tambahan tersebut pepatah-pepatah menjadi lebih panjang; sajak-sajak pendek yang berupa pepatah bilangan, Ams 30:15-33; bdk 6:16-19, menambahkan daya tarik ajarannya dengan memberinya berupa teka-teki sebuah jenis sastera yang dikenai sejak dahulu kala, bdk Am 1. bagian pembukaan kitab, 1-9, merupakan wejangan teratur yang berasal dari kalangan para perilmu. Wejangan itu terputus oleh dua pidato yang dibawakan oleh Hikmat yang dipribadikan.

Bagian penutup kitab, Ams 31:10-31, juga sebuah karya ciptaan para berilmu.

Perkembangan dalam bentuk sastera tersebut bersesuaian dengan urutan bagian- bagian kitab Amsal dalam waktu. Bagian-bagian tertua dalam kitab Amsal ialah kedua kumpulan pepatah yang disebut di atas, 10-22 dan 25-29. Kumpulan-kumpulan itu dikatakan berasal dari Salomo yang menurut 1Raj 4:32 "menggubah tiga ribu amsal" dan yang selalu dipandang sebagai orang bijak yang terbesar pada bangsa Israel. Selain keterangan tradisi tersebut, kitab Amsal sendiri tidak menolong dalam menentukan pepatah-pepatah manakah berasal dari Salomo. Tetapi tidak ada alasan untuk meragukan bahwa secara menyeluruh kumpulan-kumpulan itu berasal dari zaman para raja. Amsal-amsal yang termaktub dalam kumpulan kedua sudah dipandang tua sewaktu pegawai-pegawai Hizkia menghimpunkannya di sekitar tahun 700 seb. Mas. Oleh karena merupakan bagian inti kitab seluruhnya, maka kedua kumpulan tersebut "meminjamkan" nama raja itu untuk menyebut seluruh kitab Amsal, sehingga berjudul: "Amsal-amsal Salomo bin Daud", Ams 1:1. Tetapi judul-judul yang dibubuhkan pada bagian-bagian masing-masing menunjukkan bahwa judul umum tersebut jangan diartikan secara harafiah. Judul umum itu mecakup juga karya orang bijak yang tidak bernama, Ams 22:17-24:34, perkataan- perkataan Agur dan Lemuel, Ams 30:1-31:9.Andaikan nama kedua orang bijak yang berbangsa Arab itu hanya nama buatan saja dan bukankah nama tokoh-tokoh yang sungguh-sungguh pernah hidup, maka nama-nama itu toh memperlihatkan betapa orang Israel menghargai hikmat dari luar negeri. Penghargaan itu paling terbukti dengan adanya beberapa "amsal orang bijak", Ams 22:17-23:11, yang terpengaruh oleh petuah-petuah Amenemope" dari Mesir, yang ditulis pada awal milenium pertama seb. Mas.

Wejangan yang tercantum dalam Ams 1-9 berpolakan "Wejangan", yaitu suatu jenis sastera yang lazim dipakai oleh kebijaksanaan di Mesir. Tetapi wejangan itupun serupa dengan "Nasehat-nasehat seorang ayah kepada anaknya", seperti baru-baru ini ditemukan dalam sebuah naskah dari kota Ugarit yang ditulis dalam bahasa Akkad. Malahan pempribadian Hikmat ada contohnya dalam kesusasteraan Mesir, yang suka memperorangkan Maat, yaitu Keadilan-kebenaran. Tetapi orang- orang bijaksana di Israel tidak menjiplak saja. Mereka mempertahankan keaseliannya dan menyesuaikan contoh-contoh dari luar negeri itu dengan kepercayaan mereka kepada Yahwe. Bagian inti kitab Amsal, bab 10-29, dengan cukup pasti dapat ditanggalkan pada masa sebelum pembuangan. Sebaliknya, waktu manakah bab 30-31 disusun tidaklah pasti. Adapun bagian pembukaan, 1-9, pasti disusun di masa belakangan dan corak kesusasteraannya ada kesamaannya dengan karya-karya yang dikarang sesudah masa pembuangan. Maka bagian pembukuan itu ditulis pada abad ke-5 seb. Mas. Pada masa yang sama agaknya kitab Amsal juga memperoleh bentuk definitipnya.

Oleh karen kitab Amsal mencerminkan buah-buah pikiran yang berasal dari pelbagai zaman, maka dengan sendirinya dicerminkan juga perkembangan dalam ajaran. Dalam kedua bagian tertua nada kebijaksanaan manusiawi dan keduniaan menyolok, sehingga bingunglah orang Kristen yang membacanya. Walaupun demikian, namun sudah dalam bagian itu, dengan perbadingan satu lawan tujuh, pepatah- pepatah mempunyai ciri keagamaan. Ajaran memang berupa teologi praktis: Allah mengajar orang yang berkata benar, yang berkasihan, yang berhati murni dan rendah hati. Sebaliknya Allah menghukum sifat-sifat yang berlawanan. Sumber dan ringkasan segala sifat baik ialah hikmat-kebijaksanaan dan ini tidak lain dari takwa dan takut akan Tuhan, Ams 15:16, 33;16:6; 22:4; manusia harus mengandalkan Allah saja, Ams 20:22; 29:25. Bagian pertama kitab Amsal menyajikan nasehat-nasehat yang juga bernafaskan kebijaksanaan manusiawi dan keagamaan. Ditekankan dosa-dosa yang tidak diperhatikan oleh para bijaksana di masa lampau, yaitu: zinah dan pergaulan bebas dengan "perempuan asing" Ams 2:16 dst; 5:2 dst; 5:15 dst. Bagian penutup kitab Amsal ternyata menjunjung tinggi perempuan. Yang lebih penting lagi ialah: Bagian pembukaan, sebagai yang pertama, secara berturutan menyajikan ajaran mengenai hikmat-kebijaksanaan, mengenai nilainya dan tentang peranannya sebagai pembimbing dan pengatur kelakuan. Hikmat sendiripun angkat bicara, memuji dirinya; ia menjelaskan hubungannya dengan Allah dan menyatakan bahwa ia sudah berada pada Allah sejak awal mula dan menolong dalam menciptakan dunia semesta, Ams 8:22-31. Inilah nas pertama yang memperorangkan Hikmat. Nas-nas lain sudah ditunjuk dalam Pengantar umum kitab-kitab kebijaksanaan.

Ajaran Kristus, Hikmat Allah yang sejati, tentu saja melebihi ajaran kitab Amsal. Tetapi sejumlah pepatah kitab Amsal sudah bercirikan ajaran akhlak seperti yang terdapat dalam Injil. Perlu juga orang insaf bahwa agama yang sejati hanya dapat berkembang atas dasar peri kemanusiaannya yang wajar. Perjanjian Baru sering mempergunakan kitab Amsal (14 kutipan, dan 20 kali Amsal disinggung) dan dengan jalan itu Perjanjian Baru mengajak orang Kristen supaya tetap menghargai buah pikiran para bijaksana Israel dahulu.

(0.94) (Ams 12:15) (sh: [KOSONG] (Jumat, 28 Juli 2000))
[KOSONG]

(0.83) (Ams 3:9) (jerusalem: hasil pertama) Bdk Ula 26:1+. Satu-satunya ibadat wajib yang disebut kitab Amsal ialah: persembahan hasil bumi yang pertama ini. Tetapi kitab Amsal banyak berkata tentang doa.
(0.82) (Ams 1:3) (jerusalem: kebenaran) Mengenai pengertian "kebenaran", "benar" dsb yang banyak dipakai dalam kitab Amsal bdk Ima 19:15+.
(0.82) (Ams 10:1) (jerusalem: Amsal-amsal Salomo) Mulailah di sini bagian yang paling tua dalam kitab Amsal. Dalam kumpulan pepatah-pepatah ini tidak ada banyak urutan dan aturan. Kadang-kadang dideretkan pepatah-pepatah yang secara lahiriah sedikit berhubung satu sama lain.
(0.71) (Mzm 78:2) (ende: amsal.... teka-teki2)

adalah pepatah2, kisah2 dsb. jang berisi suatu adjaran. Disini ichtisar sedjarah Israil jang berikut.

(0.71) (Ams 26:7) (ende)

Maksudnja: kaki si lumpuh tak berguna, oleh sebab tak dapat dipergunakannja. Amsal untuk si bodoh pun tak berguna, oleh sebab tak tahu bagaimana dipergunakannja.

(0.71) (Ams 1:1) (full: )

Penulis : Salomo dan Orang Lain

Tema : Hikmat untuk Hidup dengan Benar

Tanggal Penulisan: Sekitar 970-700 SM

Latar Belakang

PL Ibrani secara khusus terbagi atas tiga bagian: Hukum, Kitab Para Nabi, dan Tulisan-Tulisan (bd. Luk 24:44). Termasuk dalam bagian ketiga ialah kitab-kitab Syair dan Hikmat seperti Ayub, Mazmur, Amsal, dan Pengkhotbah. Demikian pula, Israel kuno mempunyai tiga golongan hamba Tuhan: para imam, para nabi, dan para bijak ("orang berhikmat"). Kelompok orang bijak khususnya dikaruniai hikmat dan nasihat ilahi mengenai masalah-masalah kehidupan yang praktis dan filosofis. Amsal merupakan hikmat para bijak yang terilhamkan.

Istilah Ibrani _mashal_, yang diterjemahkan "amsal", bisa berarti "ucapan" orang bijak, "perumpamaan", atau "peribahasa berhikmat". Karena itu ada beberapa ajaran (ucapan orang bijak) yang agak panjang dalam kitab ini (mis. Ams 1:20-33; Ams 2:1-22; Ams 5:1-14), dan juga aneka pernyataan ringkas yang menggugah berisi hikmat untuk hidup dengan bijaksana dan benar. Sedangkan kitab Amsal menyajikan suatu bentuk pengajaran berupa amsal yang umum dipakai di Timur Dekat zaman dahulu, hikmatnya itu khusus karena disajikan dalam konteks Allah dan semua standar kebenaran-Nya bagi umat perjanjian Allah. Alasan-alasan popularitas pengajaran berupa amsal pada zaman kuno ialah kejelasannya dan sifat mudah dihafalkan dan disampaikan kepada angkatan berikutnya.

Sebagaimana Daud menjadi sumber tradisi bermazmur di Israel, demikian Salomo menjadi sumber tradisi hikmat (lih. Ams 1:1; Ams 10:1; Ams 25:1). Menurut 1Raj 4:32, Salomo menghasilkan 3000 amsal dan 1005 kidung semasa hidupnya. Penulis lain yang disebutkan dalam Amsal adalah Agur (Ams 30:1-33) dan Raja Lemuel (Ams 31:1-9), keduanya tidak kita kenal. Penulis-penulis lain disebut secara tak langsung dalam Ams 22:17 dan Ams 24:23. Sekalipun sebagian besar Amsal ini digubah pada abad ke-10 SM, waktu terdini yang mungkin bagi selesainya penyusunan kitab ini adalah masa pemerintahan Hizkia (yaitu sekitar 700 SM). Keterlibatan para pegawai Hizkia dalam menyusun amsal-amsal Salomo (Ams 25:1--29:27) dapat diberi tanggal tahun 715-686 SM sementara masa kebangunan rohani yang dipimpin raja yang takut akan Allah ini. Sangat mungkin amsal-amsal gubahan Agur, Lemuel, dan "amsal-amsal dari orang bijak" lainnya terkumpul juga pada waktu itu.

Tujuan

Tujuan kitab ini dinyatakan dengan jelas dalam Ams 1:2-7: memberi hikmat dan pengertian mengenai perilaku yang bijak, kebenaran, keadilan, dan kejujuran (Ams 1:2-3) sehingga

  1. (1) orang yang tidak berpengalaman dapat menjadi orang bijak (Ams 1:4),
  2. (2) kaum muda dapat memperoleh pengetahuan dan kebijaksanaan (Ams 1:4), dan
  3. (3) orang bijak bisa menjadi lebih bijak lagi (Ams 1:5-6).

Sekalipun Amsal pada hakikatnya adalah buku pedoman hikmat untuk hidup dengan benar dan bijaksana, landasan yang diperlukan oleh hikmat tersebut dinyatakan dengan jelas sebagai "takut akan Tuhan" (Ams 1:7).

Survai

Tema yang mempersatukan kitab ini ialah "hikmat untuk hidup dengan benar", sebuah hikmat yang berawal dari tunduk dengan rendah hati kepada Allah dan kemudian mengalir kepada semua bidang kehidupan. Hikmat dalam Amsal ini

  1. (1) memberi nasihat mengenai keluarga, kaum muda, kemurnian seksual, kesetiaan hubungan pernikahan, kejujuran, kerja keras, kemurahan, persahabatan, keadilan, kebenaran, dan disiplin;
  2. (2) memperingatkan mengenai bodohnya dosa, pertengkaran, bahaya lidah, kebebalan, minuman keras, kerakusan, nafsu, kebejatan, kebohongan, kemalasan, teman-teman yang tidak baik;
  3. (3) membandingkan kebijaksanaan dengan kebodohan, orang benar dengan orang fasik, kesombongan dengan kerendahan hati, kemalasan dengan kerajinan, kemiskinan dan kekayaan, kasih dan hawa nafsu, benar dan salah, serta kematian dan kehidupan.

Walaupun kitab ini, seperti Mazmur, tidak dapat diringkas dengan mudah seperti kitab lainnya dalam Alkitab, terdapat struktur yang jelas (lih. Garis Besar); secara khusus hal ini berlaku dalam pasal 1-9 (Ams 1:1--9:18) yang berisi 13 ajaran sebagaimana akan diberikan oleh seorang ayah kepada putranya bila memasuki usia remaja. Terkecuali tiga ajaran (lih. Ams 1:30; Ams 8:1; Ams 9:1), masing-masing diawali dengan "hai, anakku" atau "hai, anak-anakku." Ke-13 ajaran ini berisi banyak titah hikmat yang penting bagi kaum muda. Mulai dengan pasal 10 (Ams 10:1-32) Amsal berisi pengarahan penting mengenai hubungan keluarga (mis. Ams 10:1; Ams 12:4; Ams 17:21,25; Ams 18:22; Ams 19:14,26; Ams 20:7; Ams 21:9,19; Ams 22:6,28; Ams 23:13-14,22,24-25; Ams 25:24; Ams 27:15-16; Ams 29:15-17; Ams 30:11; Ams 31:10-31). Sekalipun Amsal adalah kitab yang isinya sangat praktis, kitab ini juga berisi pandangan yang dalam tentang Allah. Allah adalah perwujudan hikmat (mis. Ams 8:22-31) dan Pencipta (mis. Ams 3:19-20; Ams 8:22-31; Ams 14:31; Ams 22:2); Allah digambarkan sebagai mahatahu (mis. Ams 5:21; Ams 15:3,11; Ams 21:2), adil (mis. Ams 11:1; Ams 15:25-27,29; Ams 19:17; Ams 21:2-3), dan berdaulat (mis Ams 16:9,33; Ams 19:21; Ams 21:1). Amsal ditutup dengan sebuah pujian mengesankan bagi seorang istri yang berbudi luhur (Ams 31:10-31).

Ciri-ciri Khas

Delapan ciri utama menandai kitab ini.

  1. (1) Hikmat, bukannya dikaitkan dengan kepandaian atau pengetahuan yang luas, tetapi dihubungkan langsung dengan "takut akan Tuhan" (Ams 1:7); jadi orang berhikmat adalah mereka yang mengenal Allah dan menaati perintah-perintah-Nya. Takut akan Tuhan ditekankan berulang-ulang dalam kitab ini (Ams 1:7,29; Ams 2:5; Ams 3:7; Ams 8:13; Ams 9:10; Ams 10:27; Ams 14:26-27; Ams 15:16,33; Ams 16:6; Ams 19:23; Ams 22:4; Ams 23:17; Ams 24:21).
  2. (2) Sebagian besar nasihat bijaksana dalam Amsal ini adalah dalam bentuk nasihat seorang ayah yang saleh kepada anak atau anak-anaknya.
  3. (3) Inilah kitab yang paling praktis dalam PL karena menyentuh lingkup prinsip-prinsip dasar yang luas untuk hubungan dan perilaku hidup sehari-hari yang benar -- prinsip-prinsip yang dapat diterapkan kepada semua angkatan dan kebudayaan.
  4. (4) Hikmat praktis, ajaran saleh, dan prinsip-prinsip hidup mendasar disajikan dalam bentuk pernyataan singkat dan mengesankan yang mudah dihafalkan dan diingat oleh kaum muda sebagai garis pedoman bagi hidup mereka.
  5. (5) Keluarga menduduki tempat penting yang menentukan dalam Amsal, bahkan seperti dalam perjanjian Allah dengan Israel (bd. Kel 20:12,14,17; Ul 6:1-9). Dosa-dosa yang melanggar maksud Allah bagi keluarga disingkapan secara khusus dan diberi peringatan.
  6. (6) Ciri sastra yang menonjol dalam amsal-amsal ialah banyak menggunakan bahasa kiasan yang hidup (mis. simile dan metafora), perbandingan dan perbedaan, ajaran singkat, dan pengulangan.
  7. (7) Istri dan ibu bijaksana yang digambarkan pada akhir kitab (pasal 31; Ams 31:1-31) adalah unik dalam sastra kuno karena

pandangannya yang tinggi dan mulia tentang seorang wanita bijak.

  1. (8) Nasihat berhikmat dalam Amsal merupakan pendahulu PL bagi banyak nasihat praktis yang terdapat dalam surat-surat PB.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Hikmat diwujudkan dalam pasal 8 (Ams 8:1-36) dengan cara yang mirip dengan perwujudan _logos_ ("Firman") dalam kitab Yohanes (Yoh 1:1-18). Hikmat itu

  1. (1) ikut terlibat dalam penciptaan (Ams 3:19-20; Ams 8:22-31),
  2. (2) terkait dengan asal-usul kehidupan biologis dan rohani (Ams 3:19; Ams 8:35),
  3. (3) dapat diterapkan pada hidup yang benar dan bermoral (Ams 8:8-9), dan
  4. (4) tersedia bagi mereka yang mencarinya (Ams 2:1-10; Ams 3:13-18; Ams 4:7-9; Ams 8:35-36). Hikmat Amsal diungkapkan dengan sempurna dalam Yesus Kristus, yang "lebih daripada Salomo" (Luk 11:31), yang "telah menjadi hikmat bagi kita" (1Kor 1:30) dan yang "di dalam Dialah tersembunyi segala harta hikmat dan pengetahuan" (Kol 2:3).
(0.59) (Ams 1:1) (ende)

AMSAL SULAIMAN

PENDAHULUAN

Bagian2 tertua dari kesusasteraan Kebidjaksanaan Hibrani dengan djelasnja terdapat dalam kitab jang berdjudul "Amsal Sulaiman". Didalamnja kita dapati permulaan tertulis dari arus jang mengalir sampai ke-abad2 belakangan sebelum Perdjadjian Baru, jaitu sampai ke kebidjaksanaan Putera Sirah dan kitab Kebidjaksanaan. Arus ini terdapat atas sedjumlah besar "orang2 kebidjaksanaan" anonim, jang mentjatat pengalaman2 serta renungan2nja untuk murid2nja dan angkatan jang akan datang. Mereka merupakan suatu golongan tersendiri didalam rakjat Israil, jangberlainan sekali dengan penulis sedjarah, apalagi dengan para nabi. Orang2 jang berwatak sedang ini dan, kendati bertakwa benar, tetapi tjukup menaruh perhatian jang praktis dan duniawi, sangat boleh djadi harus ditjari dikalangan isi istana, dimana mereka bertindak selaku pendidik para pegawai administrasi dan politik dan mungkin djuga memegang sendiri djabatan administrasi dan politik. Tidak djaranglah kalangan ini bertentangan dengan lingkungan nabi2 jang djauh lebih bersemangat dan lebih radikal.

Adapun arti kata Hibrani untuk "amsal" sukar dibentangkan dengan beberapa patah kata sadja. Kata ini melingkupi suatu rentetan jang ber-matjam2 artinja. Kadang2 berarti "peribahasa rakjat", ungkapan tadjam atau teka-teki dan sindiran. Perumpamaan, parabel dan kiasan dinamakan begitu pula, bahkan djuga uraian danpidato jangagak pandjang. Suatu djenis chusus ialah apa jang disebut "pepatah bilangan", jang djuga lambat-laun disempurnakan. Semua "amsal" ini dapat bertahan ber-abad2 lamanja dan djuga berkembang labih landjut. Rupanja merupakan bentuk jang djitu untuk menarik perhatian dan untuk menghafalkan adjaran jang tertjantum didalamnja. Semua bentuk itu terdapat pula dalam kitab Amsal.

Sebab kitab ini bukan hasil karya satu orang pengarang dan bukan pula dari satu generasi "orang2 bidjaksana". Sungguhpun kitab ini berdjudul "Amsal2 Sulaiman", namun ini se-kali2 tidak berarti, bahwa semua kumpulan bersumberkan "Bapak Kebidjaksanaan" itu, meski setjara tak-langsung sekalipun. Dua bagian, jang dapat dibedakan dengan djelas dandjuga merupakan bagian2 jang terbesar dari kitab ini (10-22,16 dan 25-29), berdjudul pula "Amsal2 Sulaiman" (10,1 dan 25,1). Ini bagian2 jang tertua dari kitab tadi, dan amsal2 didalamnjapun nampaklah primitif sekali bentuknja, baik mengenai isi maupun tjoraknja, umumnja pepatah jang terdiri dua baris, jang berdjadjaran tanpa banjak gandingannja satu sama lain. Kebanjakan djuga bersifat populer dan praktis. Bahwasanja sebagian dari antaranja berasal dari Sulaiman, tidaklah mustahil, tetapi ada banjak djuga jang anonim sama sekali dan ditjatat dari mulut rakjat. Tentang kumpulan kedua dinjatakan dengan djelasnja, bahwa itu disusun oleh pegawai2 radja Hizkia, djadi beberapa abad sesudah Sulaiman.

Kemudian kedua kumpulan itu ditambah dengan lampiran2 jang berlainan pengarang atau penghimpunannja. Kumpulan pertama ditambah dengan "Perkataan para bidjaksana" (22,17-24,22) dan "Inipun dari para bidjaksana" (24,23-34). Tidak mungkin lagi menentukan lebih landjut, siapa2 "orang2 bidjaksana Israil". Amsal2 jang dikumpulkan dalam bagian ini menundjukkan tjorak jang lebih beraneka-ragam dan lebih madju. Kumpulan kedua "Amsal2 Sulaiman" diikuti tiga kumpulan pendek. Jang pertama berdjudul "Perkataa2" ahur bin Jake dari Massa" (30,1-14), orang jang tidak dikenal lebih landjut, seorang anggota suku Arab, dan boleh djadi seorang tokoh chajali belaka. Lampiran lain ialah nasihat2 kepada Lemuel, seorang putera-mahkota, oleh ibunja (31,1-9). Antara ke-dua2nja tadi ada suatu kumpulan anonim pepatah2 bilangan (30,15-33). Seluruh kitab dikuntji dengan pudjian atas isteri jang berbudi (31,10-31), jang bentuk kesusasteraannja sungguh berlainan dengan kumpulan2 jang terdahulu dan sudah pestilah disusun belakangan.

Kitab ini dimulai dengan suatu kata pendahuluan jang pandjang-lebar (1-9). Selain 6,1-19 - jang lebih menjerupai bagian2 lain kitab dan terdiri atas rentetan amsal2 5terdiri,-maka bagian pertama ini merupakan suatu keseluruhan jang besar dan teratur. Adapun isinja memudjikan (1,1-19;2,1-5,23;6,20-71,27) dan melukiskan (1,20-33;8,1-9,6) Kebidjaksanaan. Tjorak bagian ini sungguh berlainan dengan bagian2 lain kitab ini sangat mirip dengan kebidjaksanaan Putera Sirah dan Kitab Kebidjaksanaan. Djelaslah, bahwa bagian ini disusun paling achir dan sudah sangat diperngaruhi nabi2. Baian tadi ditambahkan kepada kumpulan beraneka-ragam amsal sudah ada. Kira2 sadja boleh di katakan, bahwa kitab seperti kita kenal sekarang ini, seluruhnja selesai sekitar tahun 500 sebelum Masehi. Djadi, adalah hasil kebidjaksanaan Israil selama ber-abad2.

Berdasarkan keterangan2 dari kitab itu sendiri, dapatlah dibagi sbb: I Memudjikan Kebidjaksanaan (1-9) II Amsal2 Sulaiman (10-22,16) III Amsal2 para Bidjaksana (22,17-24,22) IV Lagi Amsal2 para Bidjaksana (24,23-34) V Kumpulan kedua Amsal2 Sulaiman (25-29) VI Amsal2 Agur (30,1-14) VII Pepatah2 bilangan (30,15-33) VIII Amsal2 untuk Lemuel (31,1-9) IX Pudjian atas Isteri berbudi (31,10-31).

Didalam terdjemahan Junani urutan bagian2 tadi agak berlainan, hal mana menundjukkan pula, bahwa kitab ini disusun setjara ber-anggur2 dan baru lama kemudian mendapat bentuknja jangdefinitif. Urutan dalam terdjemahan JUnani adalah sbb: I,II,III,VI,VII,VIII,V,IX.

Didjalam dahulu kala tidak hanja Israil sadja jang mempunjai madrasah2 ilmu kebidjaksanaan. Lama sebelumnja di Mesir sudah ada metodes pendidikan sematjam itu, dan tidak sedikitlah dari kumpulan amsal2 Mesir sampai kepada kita. Ilmu kebidjaksanaan Mesir merembas pula ke-negeri2 tetangga. Orang2 Jahudi sering mengadakan perhubungan dengan Mesir dan oleh karenanja tidak mustahil, malahan mungkin sekali, orang2 bidjaksana di Israil tidak sama sekali terpelas dari orang2 bidjaksana Mesir serta negeri2 tetangga. Tetapi ini tidak berarti, bahwa mereka bergantung setjara langsung daripadanja. Soalnja lebih mengenai suasana umum serta metode dan pengaruh satu sama lain, tetapi dengan tidak kita ketahui, bagaimana persisnja djalan proses itu. Agur jang bidjaksana dan ibu Lemuel pastilah bukan orang Israil, melainkan teranglah orang kufur dari djurusan Mesir. Amsal Agur mengingatkan kita kepada buku kebidjaksanaan tertentu dari Mesir.

Kalau umat Serani membatja kitab Amsal ini, maka tak dapatlah kita menghilangkan kesan, bahwasanja selain pasal 1-9, kesemuanja itu bojak dan biasa sadja isinja. Kebanjakan amsal itu mengadjarkan kebidjaksanaan insani jang biasa dan umum sadja, dan lagi dengan senangnja mengutarakan ber-matjam2 kepitjikan manusia serta tjatjat2, tanpa dibubuhi dengan penilaian susilanja. Pada umumnja amsal itu tidak besarlah nilai keigamaannja. Segala sesuatunja agar rendah dan biasa. Kesan itu untuk sebagian besar dapat dibenarkan. Tetapi djanganlah kita lupakan, bahwa dalam kitab ini kita berkenalan dengan permulaan dari perkembangan keigamaan dan kesusilaan Israil dan bahwa kita berharap dengan kalangan orang bidjaksana, jang belum mendapat udjian api para nabi, djadi manusia dri kehidupan praktis, jang berhaluan duniawi dan jang tahu memandang keseluruhan dari tempat jang agak tinggi. Mereka adalah pendidik, jang terutama bermaksud membimbing orang djadi warga dan pegawai jang baik, bahkan djadi radja jang baik. Dari itu mereka menitik beratkan keutamaan2 kodrat dan kebadjikan warga masjarakat, jang mendjamin kedudukan jang lajak dalam masjarakat bagi murid2nja.

Tetapi sebaliknja, ada djuga banjak amsal jang bernada keigamaan. Ada orang baik dan orang djahat, ada keutamaan dan ketjelaan, sekadar manusia berbuat sesuai tidaknja dengan kebidjaksanaan, jang achirnja berasal dari Allah. Allah melihat dan mendengar segala sesuatu, dan tak seorangpun dapat lolos dari kebidjaksanaanNja serta kemahakuasaanNja, sebab Ia adalah Pentjipta dan Penguasa segala sesuatu. Allah inilah jang mengadjar dan menghukum setjara adil dan sekadar perbuatan2. Gandjaran itu berupa berkah serta kebahagiaan didunia, lebih2 banjak anak dan umur pandjang, sedangkan hukuman itu berwudjud hidup jang miskin dan tjelaka dan lekas mati, tanpa meninggalkan keturunan. Djika rangka jang agak sederhana ini dikenakan pada manusia, boleh djadi dapat memuaskan untuk sementara, tetapi didalam abad2 kemudian menimbulkan reaksi jang hebat dan kritik, seperti jang kita dapati dalam kitab Ijob dan Kitab si Pengchotbah.

Pikiran jang, dipandang setjara umum, mendjadi dasar semua amsal, jang beraneka ragam tjoraknja dan sangat berlainan maksudnja itu, dibentangkan sedikit banjak setjara teologis dalam kesembilan pasal permulaan tadi. Ialah pikiran perihal "Kebidjaksanaan". Para penjusun amsal jang terdahulu belum pernah memikirkan dengan sungguh2 perihal dasar terachir adjaran mereka. Itu terserah kepada masa kemudian, ketika pasal2 permulaan itu tersusun sebagai kata pendahuluan dan pertanggungdjawab atas pepatah2 jang banjak djumlahnja dari leluhur itu. Adapun kebidjaksanaan itu suatu pengertian jang samar2 dan melingkupi banjak hal. Bisa berarti ketjakapan dan seni, teristimewanja seni untuk hidup, untuk berbahagia dan berhasil baik dengan mengukuhi aturan2 tertentu dan dengan menghindari segala keterlaluan. Kebidjaksanaan adalah terutama seni untuk hidup mursid, dan kemursidan ditentukan oleh "ketakutan akan Allah", jang mengharuskan orang memenuhi hukumNja, walaupun dimasa dahulu kala Taurat Musa belum tampil dengan djelasnja seperti dimasa kemudian. lalu kebidjaksanaan disamakan dengan hukum Allah ini. Madju selangkah lagi, maka kebidjaksanaan mendjadi sifat Allah sendiri, jang dapat dianugerahkanNja kepada manusia, jang oleh karenanja djadi mursid, lants kebidjaksanaan. Kebidjaksanaan sebagai sifat Allah achirnja diperorangkan (1,20-33;8,1-9,6). Ia datang dari Allah dan ada pada Allah dan djuga pada manusia. Ia adalah penasihat Allah jang kekal dan arsitekNja dalam mentjiptakan dunia, membimbing para penguasa dalam memerintah rakjat mereka dan membawa manusia kekehidupan. Renungan2 perihal kebidjaksanaan sebagai penengah antara sifat Allah dan pribadi Ilahi merupakan persiapan akan pewahjuan "Sabda Allah" dan Roh Kudus, seperti jang kita dapati dalam Perdjandjian Baru. Sama beraneka-ragamnja seperti pengertian "kebidjaksanaan" ialah pengertian "kebodohan", jang dapat berarti ketololan maupun kefasikan dan djuga dapat diperorangkan. Kebodohan itu mendjadi kebalikan dari kebidjaksanaan Ilahi dan mendjadi sebab musababnja dosa dan tjatjat.

Pada achirnja kitab ini terdapat ichtisar pembagian jang kami adakan.

(0.58) (Ams 25:1) (full: HIZKIA. )

Nas : Ams 25:1

Hizkia memerintah Israel 200 tahun setelah Salomo (sekitar 715-686 SM); lih. pasal 2Raj 18:1-20:21; 2Taw 29:1-32:33; Yes 36:1-39:8 untuk keterangan mengenai masa pemerintahannya.

(0.53) (Ams 1:1) (sh: Tujuan penulisan (Senin, 19 Juli 1999))
Tujuan penulisan

Kitab Amsal dimulai dengan pokok bahasan yang memaparkan maksud dan tujuan penulisan kitab Amsal. Kitab ini membimbing pembaca untuk hidup dengan kebijaksanan, disiplin, berpengetahuan, dan hidup dalam kebenaran. Tulisan-tulisan Amsal yang terfokus pada hikmat yang muncul sampai 41 kali dalam kitab ini menunjukkan betapa pentingnya untuk dicermati oleh pembacanya. Melalui kata-kata bijak yang ditulis dalam bentuk syair, peribahasa, pernyataan-pernyataan pengajaran, penulis mendesak pembacanya agar memiliki hikmat dalam seluruh aspek hidup.

Takut akan Tuhan, adalah tema dari seluruh tulisan kitab Amsal, dan merupakan awal dari hidup berhikmat. "Takut" bukan berarti 'ngeri', 'seram', tetapi lebih menunjukkan sikap hormat, menjunjung tinggi, menundukkan diri pada kedaulatan Allah dan menaati perintah-perintah-Nya. Tuhan adalah sumber hikmat tertinggi dan ilahi. Karena itu setiap orang perlu datang kepada Sang Sumber hikmat dan memperoleh hikmat daripada-Nya. Setiap manusia harus mengakui bahwa segala kepandaian dan kemampuan yang ada padanya berasal dari Allah, Sumber hikmat. Siapa pun yang mau datang memperoleh hikmat daripada-Nya akan memiliki hidup bijaksana, bermoral tinggi, dan selaras dengan kehendak-Nya.

(0.51) (Ams 19:1) (sh: Alkitab memang untuk segala bidang (Selasa, 8 Agustus 2000))
Alkitab memang untuk segala bidang

Bagaimanakah respons Anda jika ada orang yang bersaksi bahwa Alkitablah satu-satunya yang dibutuhkan oleh semua manusia tanpa terkecuali? Jika Anda mengamini, dapatkah Anda menyebutkan satu alasan yang paling berkesan bagi Anda? Memang ada beberapa alasan, tapi yang ingin ditekankan oleh amsal kita hari ini adalah bahwa Alkitablah yang dibutuhkan oleh manusia sepanjang abad, sebab Alkitab selalu berbicara tentang kenyataan.

Di dalam dunia yang hampir segala sesuatunya diukur dengan uang, amsal dengan gamblang mengatakan bahwa menjadi orang miskin itu sangat tidak enak. Alasannya ia akan tetap pada tingkat kemiskinan jika beruntung, jika tidak ia akan merosot dari satu tingkat kemiskinan kepada kemiskinan yang lebih rendah. Coba bayangkan, jika seseorang tidak mempunyai relasi (7), bagaimana mungkin ia dapat memperbaiki tingkat kehidupannya? Untuk berkembang dan maju, seseorang pasti membutuhkan bantuan dan dukungan dari orang lain. Berbeda dengan orang kaya, ia dapat menjadi semakin kaya sebab banyak relasi yang dapat ia bangun (4, 6). Tidak ada yang dibanggakan dengan menjadi miskin, kecuali jika ia mempunyai kelakuan bersih (1). Tapi kebanggaan itu sebenarnya dapat dimiliki oleh semua orang. Karena itulah manusia tidak boleh malas dalam bekerja ataupun belajar (15), namun juga tidak boleh sembarang rajin (2), harus disertai dengan hikmat dan pengetahuan.

Perkawinan yang harmonis dan langgeng semakin langka. Perceraian bukan lagi peristiwa yang menggemparkan. Salah satu penyebab utamanya dipaparkan oleh amsal secara jelas yaitu istri yang tidak bijak (13). Karena itu mempunyai istri yang baik adalah anugerah yang sangat besar (14). Amsal tidak bermaksud meremehkan perempuan, justru sebaliknya amsal `mengagungkan' perempuan sebagai pihak yang mempunyai peranan penting bagi kelangsungan bahtera rumah tangga. Karena itu berdoalah untuk istri yang bijak.

Renungkan: Kenyataan yang paling penting dan nyata bagi manusia juga dipaparkan dengan jelas yaitu tentang hidup dan mati. Hanya satu yang dapat memelihara hidup, bukan kekayaan dan bukan istri yang bijak, melainkan ketaatan kepada firman Tuhan (16). Ia sudah memberikannya dalam bentuk yang tertulis yaitu Alkitab.

(0.47) (1Raj 4:32) (ende)

Berita ini mengenai Sulaiman sebagai guru kebidjaksanaan mendjadi dasar jang tjukup kuat untuk mempertahankan, bahwa sebagian dari Kitab Amsal, entah langsung entah tak langsung, berasal dari Sulaiman.

Sebagai guru kebidjaksanaan jang pertama di Israil, ia memberi djuga namanja kepada beberapa karja ilmu kebidjaksanaan lain lagi, Pengchotbah, Kebidjaksanaan, Madah Agung.

(0.47) (Ayb 28:1) (ende)

Madah kebidjaksanaan ini sangat serupa dengan kitab Amsal Ams 8:1-31 dan kitab Putera Sirah Sir 24:1-22. Kebidjaksanaan disini adalah kebidjaksanaan ilahi, suatu sifat Tuhan jang hampir bersendiri, mendjadi kepribadian. Dan kebidjaksanaan ilahi ini berbeda dengan kebidjaksanaan, jang diberikan kepada jakni ketakutan akan Allah (Ayu 28:28).

(0.47) (Ams 15:22) (full: TIDAK ADA PERTIMBANGAN. )

Nas : Ams 15:22

Kitab Amsal sering kali menekankan bijaksananya mencari nasihat orang lain mengenai rencana dan maksud kita (juga lih. Ams 11:14; Ams 20:18; Ams 24:6).

(0.47) (Ams 26:11) (full: ANJING KEMBALI KE MUNTAHNYA. )

Nas : Ams 26:11

Petrus menerapkan amsal ini kepada orang yang dahulu ikut Kristus, mengetahui jalan kebenaran, dan kemudian berbalik dari Allah dan perintah-perintah-Nya yang kudus untuk hidup di dalam dosa lagi (2Pet 2:20-22).

(0.47) (Mzm 78:2) (jerusalem: amsal) Kata Ibrani masyal berarti: sebuah ucapan berirama yang terdiri atas dua (atau lebih banyak) larik yang sejalan, bdk Maz 49:5+; Hab 2:6; Yeh 17:2; 24:3 lih pengantar untuk kitab-kitab Kebijaksanaan. Maz 78:2 ini serupa dengan Ula 32:1.
(0.47) (Ams 8:1) (jerusalem: Bukankah hikmat) Bab 8-9 merupakan puncak ajaran kitab Amsal mengenai hikmat-kebijaksanaan, bdk Ams 8:22+. Pokok pikiran yang sama diuraikan dalam kitab-kitab selanjutnya, Sir 1:1-20; 24; Wis 6-9; bdk Ayu 28.
(0.47) (Yes 32:6) (jerusalem) Bagian ini pernah sastera kebijaksanaan dan terutama mengingatkan beberapa bagian dari Kitab Amsal. Boleh jadi ayat-ayat ini ciptaan seorang berhikmat yang disisipkan ke dalam kitab Yesaya sebagai penjelasan pada Yes 32:5, yang menyebutkan "orang bebal" dan "orang yang berbudi luhur", bdk Yes 32:6,8.


TIP #24: Gunakan Studi Kamus untuk mempelajari dan menyelidiki segala aspek dari 20,000+ istilah/kata. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA