Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 161 - 180 dari 255 ayat untuk berani (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.15) (Mzm 26:1) (sh: Bila orang benar difitnah (Rabu, 26 Februari 2003))
Bila orang benar difitnah

Mazmur ini dilatarbelakangi oleh peristiwa pengadilan suci, sebagaimana berlaku pada zaman raja-raja. Jika seseorang dituduh bahwa ia telah melakukan kesalahan yang besar dan tak dapat ia buktikan bahwa tuduhan itu tidak beralasan, maka orang itu naik banding kepada Tuhan sebagai Hakim tertinggi. Si tertuduh wajib mengangkat sumpah dengan mengutuk dirinya sendiri jika ternyata tuduhan tersebut benar. Selanjutnya ia harus pergi ke Bait Suci dan mengulang sumpahnya di situ dan Tuhan sendiri bertindak mengadili hamba-Nya dan menyatakan dia bersalah atau tidak, sesuai dengan kenyataan yang diketahui Tuhan sendiri.Pemazmur yang menjadi terdakwa, berpaling kepada Tuhan untuk meminta pembelaan bagi dirinya (ayat 1). Baginya Tuhan adalah sumber keadilan yang akan dapat menyatakan benar tidaknya dirinya (ayat 2). Pemazmur meyakini diri tidak bercela karena selalu berpedomankan Tuhan (ayat 3), menjauhi pergaulan dengan orang- orang tidak benar (ayat 4-5), ataupun melakukan perbuatan- perbuatan yang jahat (ayat 9-10), dan hidup dalam ketulusan (ayat 11). Pemazmur memelihara kehidupan ibadah yang baik (ayat 6), menyatakan perbuatan-perbuatan Allah yang ajaib (ayat 7), dan selalu mencari perkenanan dalam hadirat-Nya (ayat 8). Hati nurani si pemazmur menyatakan dirinya bersih sehingga ia berani menyatakan kedekatannya dengan Tuhan di tengah jemaat (ayat 12).

Adakah pembelaan yang lebih meyakinkan selain pembelaan Tuhan kepada anak-anak-Nya? Adakah bukti yang lebih meyakinkan daripada kesaksian hidup yang tidak bercela? Itu semua yang diyakini si pemazmur. Tuhan adalah pembelanya, dan kesaksian hidupnya adalah bukti dirinya benar.

Renungkan: Apakah Anda sudah menyatakan diri sebagai orang yang sudah dibenarkan? Bila belum, bagaimana berharap Tuhan akan menyatakan Anda benar?

(0.15) (Mzm 54:1) (sh: Persembahkanlah korban kepada TUHAN! (Selasa, 8 Juni 2004))
Persembahkanlah korban kepada TUHAN!

Dalam Mazmur 51 dikatakan, "bukan korban sembelihan atau korban bakaran, tetapi korban syukur dan hati yang hancur". Akan tetapi Mazmur 54 ternyata tidak berhenti di situ saja melainkan maju selangkah lagi. Korban syukur dan hati hancur semestinya diikuti oleh korban sembelihan dan korban bakaran. Artinya, setelah melakukan yang satu (pertobatan kepada TUHAN), maka yang lainnya harus menyusul (korban). Dan korban di sini bukan lagi sebagai kewajiban kepada Allah tetapi sebagai ungkapan syukur yang dilakukan dengan kerelaan (ayat 8).

Dengan demikian akan menjadi nyata bahwa hubungan kita dengan TUHAN tidak seperti tuan dan hamba, tetapi seorang bapak dan anak. Hubungan bapak dengan anak pada dasarnya diwujudkan dalam sikap yang akrab dan mesra. Seorang bapak yang baik pastilah selalu merindukan anak-anaknya. Demikian sebaliknya anak-anak terhadap bapaknya. Dapatkah seorang bapak dikatakan baik jika ia hanya menuntut dari anak-anaknya? Atau seorang anak, jika ia hanya menuntut dari bapaknya?

Allah Bapa kita sudah demikian baik terhadap kita. Bahkan kebaikan-Nya ditunjukkan dengan mempersembahkan Anak-Nya yang tunggal untuk keselamatan kita. Apakah kita masih berani mengatakan kita mengasihi Allah sementara persembahan yang kita berikan adalah sisa-sisa uang kita. Mungkin seseorang sudah merasa memberi banyak dengan persembahan uang puluhan juta. Namun, jumlah itu masih terlalu kecil dibanding dengan puluhan kali lipat yang sudah kita terima. Bukan jumlah yang Tuhan lihat, tetapi kerelaan hati kita memberikan yang terbaik kepada-Nya itu yang menyenangkan-Nya.

Tekadku: Aku tidak akan lagi bersikap sebagai orang yang berjasa apalagi penguasa di gereja Tuhan. Sebab dengan demikian saya telah menghina Tuhan.

(0.15) (Mzm 61:1) (sh: Ketika merefleksikan pengembaraan hidup (Minggu, 7 Oktober 2001))
Ketika merefleksikan pengembaraan hidup

Daud mengawali mazmur ini dengan permohonan yang sangat hangat dari batin yang dijejali dengan perasaan jauh dari Allah (ayat 2). Serta merta ia mengakui kisi-kisi hatinya lemah lesu. Ia berhasrat mencapai keselamatan yang tak mungkin dapat digapainya dengan usaha sendiri. Ia memohon Allah menuntunnya ke gunung batu yang sangat tinggi (ayat 3-4), yakni Allah sendiri.

Di ambang batas kesepiannya ia meminta Allah mengizinkannya berlindung pada-Nya (ayat 5). Setelah kerinduan hati terungkap, Daud kini mengingat kembali akan tindakan-tindakan Allah di masa lampau. Terkenang akan masa penobatan dirinya sebagai raja sehingga ia meresponi-Nya dengan nazar yang dengan setia ditepati. Ia sendiri yakin bahwa Allah yang telah menganugerahkan tanggung jawab yang besar, juga akan memberinya kekuatan ekstra untuk melaksanakan tugasnya (ayat 6).

Daud mengakui dirinya tidak memiliki kekuatan pribadi sehingga ia hanya dapat melanjutkan tugasnya bila Allah menambah umurnya (ayat 7). Hidup di dalam perpanjangan jabatan saja tidaklah memuaskan dan ia merindukan dapat hidup di dalam perkenanan Allah dan dijaga oleh kasih setia dan kebenaran-Nya. Daud memang seorang yang sungguh hidup berkenan kepada-Nya.

Renungkan: Ada kalanya ketika kita mengusir kesepian diri, perasaan itu melekat seolah tidak pernah mau menyingkir. Bila hal ini terjadi, periksalah dengan jujur apakah kita berani melepaskan segala sesuatu demi mendapatkan dekapan kasih Allah atau kita tetap memegang erat-erat mamon hidup kita, sehingga kita tidak mendapat tempat di kemah-Nya? Refleksikanlah hidup Anda!

Bacaan untuk Minggu ke-18 sesudah Pentakosta

Bilangan 11:24-30

Yakobus 5:1-6

Markus 9:38-48

Mazmur 135:1-7,13-14

Lagu: Kidung Jemaat 364

PA 5 Mazmur 58

Menduduki kursi penguasa tidak sesulit mempertahankan kedudukan sebagai penguasa yang adil, jujur, dan benar, sehingga semua kalangan rakyat dan bawahannya dapat merasakan kehidupan yang adil, makmur, dan sejahtera. Banyak penguasa bahkan boleh dikatakan hampir semua penguasa hanya memuaskan kehendak dan kedudukannya, dibandingkan memikirkan keadilan dan kesejahteraan bangsa dan negaranya. Banyak keputusan diambil berdasarkan kepentingan pribadi, keluarga, atau golongan tertentu yang membawa pengaruh bagi kekuasaannya.

Melalui PA kita hari ini, kita akan belajar bagaimana pemazmur menegur dengan keras para penguasa yang telah menyalahgunakan kekuasaannya dan bagaimana respons orang benar yang hidup di bawah penguasa demikian.

Pertanyaan-pertanyaan pengarah:

1. Menurut Anda, bagaimanakah pengamatan pemazmur tentang para penguasa, sehingga ia mengajukan pertanyaan sekaligus penilaian dengan begitu lugas, tegas, dan pedas (ayat 2-3)? Bagaimana pengamatan Anda tentang para pemimpin bangsa kita selama ini, apakah pertanyaan pemazmur ini pun tepat ditujukan kepada mereka?

2. Dengan apakah pemazmur menggambarkan kehidupan penguasa (ayat 4-6)? Mengapa pemazmur menggambarkannya demikian?

3. Bagaimana pemazmur meresponi sikap hidup para penguasa (ayat 7-9)? Adakah respons lain yang lebih tepat selain memohon Allah bertindak atas mereka? Jelaskan jawaban Anda! Apakah ini merupakan permohonan karena ketidakberdayaan seseorang dalam menghadapi sang penguasa? Jika tidak, apa makna sesungguhnya ayat-ayat ini?

4. Ternyata permohonan pemazmur berakhir dengan sebuah keyakinan yang jelas, walaupun belum ada tindakan konkrit dari Tuhan yang menjawab pergumulannya (ayat 10-12). Apa saja yang diyakininya? Mengapa ia dapat memiliki keyakinan seperti ini?

5. Bagaimanakah keyakinan pemazmur ini dapat menjadi keyakinan kita, ketika kita berdoa bagi para pemimpin bangsa kita? Tindakan konkrit apakah yang harus kita lakukan di bawah para pemimpin demikian?

(0.15) (Mzm 63:1) (sh: Kehausan yang dipuaskan (Kamis, 17 Juni 2004))
Kehausan yang dipuaskan

Bayangkan Anda di padang gurun tersesat. Kehausan membuat Anda mencari-cari dengan insting untuk hidup. Sayangnya, banyak orang di padang gurun terjebak dengan fatamorgana, sepertinya menemukan sumber air, ternyata hanya bayang-bayang yang membawa kepada kematian.

Pemazmur mengalami kehausan dan kerinduan akan Allahnya seperti orang yang terjebak dalam kegersangan hidup (ayat 2). Namun ia tidak terjebak ke dalam fatamorgana, karena Allah hidup dan nyata selalu dapat dihampiri oleh karena kasih-Nya. Maka dengan "insting" iman, ia bisa melihat Allah yang penuh kasih setia dan hidup seperti di bait suci ketika ia beribadah kepada-Nya (ayat 3). Oleh karena itu tekadnya adalah ia akan menaikkan syukur dan menyatakan komitmen untuk hidup bagi Dia (ayat 3-5).

Pada bagian kedua mazmur ini (ayat 6-9), seruan kerinduan itu dibalaskan dengan pengalaman menikmati keselamatan dari Allah. Kerinduan dan kehausan sejati (ayat 2) akan dipuaskan oleh kenikmatan meja perjamuan ilahi (ayat 6). Bila pada bagian pertama ia bertekad (akan) memegahkan Tuhan (ayat 4), maka sekarang ia bertindak (sedang) bersorak-sorak dan memuji-muji-Nya (ayat 6, 8). Bagaikan gayung bersambut, iman kepada Tuhan tidak sia-sia!

Itu sebabnya di bagian ketiga (ayat 10-12) dengan berani si pemazmur melihat kepada orang-orang yang mengikhtiarkan celakanya. Ia tahu sebagaimana kasih setia Tuhan dinyatakan dalam hidupnya, mereka yang melawan Tuhan akan menerima hukumannya (ayat 10-11).

Setiap orang percaya pasti pernah mengalami kegersangan hidup. Pada saat sedemikian, ingatlah bahwa Allah tetap nyata dan kasih setia-Nya tidak pernah berubah. Tanamkanlah kesadaran mendalam bahwa Allah bukan hanya pelepas dahaga jiwa kita, Ia juga mendengar seruan kita.

Tekadku: Aku hendak memuji Tuhan lagi, karena dahagaku, Engkaulah yang sudah memuaskannya.

(0.15) (Mzm 72:1) (sh: Doakan pemimpin kita! (Selasa, 2 November 2004))
Doakan pemimpin kita!

Pemimpin negara tanpa dukungan rakyatnya tidak dapat berhasil. Siapa lagi yang mendukung pemimpin Indonesia kalau bukan kita warga negaranya.

Mazmur 72 merupakan doa Salomo bagi putranya, yang akan meneruskan takhta Israel. Harapan Salomo bagi raja baru ini, ialah agar ia akan memerintah bangsanya dengan bersandarkan pada hukum Allah, sehingga keadilan ditegakkan (ayat 1-4). Raja yang mengagungkan hukum akan bertindak adil. Ia akan membela rakyatnya yang tertindas dan miskin. Sebaliknya, para penjahat dan pembuat onar dihancurkannya. Keadilannya dalam memimpin akan membawa kesejukan dan damai sejahtera kepada rakyatnya (ayat 5-7). Rakyat pasti mendukungnya dengan utuh, oleh karena raja dekat dengan mereka. Bangsa-bangsa lain pun akan hormat dan tunduk setelah melihat betapa bijaksananya ia memimpin bangsanya (ayat 8-11).

Selain itu, telinga raja terbuka kepada jeritan orang yang membutuhkan pertolongan. Singkatnya raja mengabdikan hidupnya untuk menghantar rakyat menuju hidup yang lebih baik (ayat 12-14). Itu sebabnya pada masa pemerintahannya, kemakmuran dan kesentosaan dinikmati oleh semua orang (ayat 15-16). Raja yang demikian ini akan dikenang (ayat 17), nama Tuhan akan dipermuliakan, semua bangsa datang untuk mengenal dan menyembah Dia (ayat 18-19). Doa untuk pemimpin harus sesuai dengan panggilan dan tanggung jawab pemimpin di hadapan Allah dan rakyat yang dipimpinnya, bukan untuk kepentingan pemimpin sendiri.

Tuhan sudah memberikan kepada kita presiden beserta tim pemerintahan yang baru. Mereka bukan orang yang sempurna, mungkin pula bukan pilihan kita. Namun, untuk lima tahun ke depan merekalah pemimpin-pemimpin kita. Mari kita doakan agar mereka memiliki takut akan Tuhan sebagai dasar hidupnya, keteguhan jiwa pelayanan sebagai dasar kepemimpinannya, dan sifat adil sosial dalam pengabdiannya bagi bangsa negara Indonesia.

Doaku: Tuhan, berikan kepada presidenku dan para pemimpin bangsa ini hati yang takut kepada-Mu, peduli kepada rakyatnya, berani menindak ketidakadilan dan tegas menumpas kejahatan.

(0.15) (Mzm 78:1) (sh: Cerita-cerita jujur (Senin, 25 April 2005))
Cerita-cerita jujur


Budaya bangsa kita adalah budaya bercerita. Masih teringat oleh saya kebiasaan kakek saya mendongeng yang intinya masih berkesan hingga sekarang. Dalam kebiasaan bercerita itu, bukan saja kisah-kisah binatang yang mengandung pelajaran perlu kita sampaikan, kisah-kisah nyata kehidupan keluarga pun layak mendapat tempat! Kisah nyata sejujurnya harus berani kita paparkan agar sejarah dapat kita jadikan sumber pelajaran yang kaya untuk kini dan generasi mendatang.

Dalam kebiasaan kita bercerita, kita cenderung hanya menonjolkan yang baik, tetapi melupakan bahkan mengubur yang buruk. Kisah peMazmur ini tidak demikian. Menurutnya amsal atau kata-kata hikmat itu harus jujur dan tidak menyembunyikan masa lalu (ayat 4). Justru kegagalan nenek moyang bangsa Israel dan kebesaran anugerah Allah perlu diketahui oleh semua generasi mereka (ayat 4b, 6-8). Mazmur 78 ini merupakan cerita keberdosaan bangsa Israel dan panjang sabar serta anugerah Allah. Pada bagian pertama ini (ayat 1-31) yang ditekankan adalah bangsa Israel berdosa karena telah melanggar Perjanjian Sinai (ayat 5-11), namun Allah tetap setia memelihara mereka oleh anugerah-Nya (ayat 12-16). Bangsa Israel meragukan kasih Allah (ayat 19-20), bahkan kuasa-Nya untuk menyelamatkan mereka (ayat 22). Itu sebabnya murka Allah menyala menghukum mereka (ayat 21,31).

Apakah kebiasaan bercerita kita sudah pupus oleh hiburan-hiburan modern seperti tv, video games, internet, dlsb? Kita perlu belajar menggali kekayaan iman dengan menceritakan kisah-kisah kebaikan Allah, baik yang terdapat dalam Alkitab maupun dari pengalaman nyata hidup kita. Maksud dari kejujuran itu adalah agar iman dan kehidupan generasi penerus makin bertumpu pada kasih karunia Allah dan mereka bertekad untuk tidak mengulang kesalahan-kesalahan yang sama.

Camkan: Kejujuran dalam bercerita tentang hidup adalah akibat dari mengenal Allah telah menerima kita apa adanya.

(0.15) (Mzm 79:1) (sh: Doa yang jujur (Rabu, 27 April 2005))
Doa yang jujur


Biasanya doa yang dinaikkan kepada Tuhan tertata dalam kata-kata indah, penuh syukur dan puji kepada-Nya. Jeritan, keluh kesah, protes kita anggap tidak layak. Nuansa doa adalah kesejukan, ketentraman, dan kedamaian. Dalam teks ini kita bertemu doa yang sangat manusiawi, jujur, dan tidak munafik. PeMazmur berbicara apa adanya, semua yang mengganjal dituangkan tuntas.

Bait Allah telah dinajiskan, Yerusalem telah menjadi reruntuhan. Jenazah orang-orang percaya dijadikan santapan binatang liar, darah umat Tuhan tumpah di mana-mana (ayat 1-3). Oleh sebab itu, keinginan supaya para musuh mereka menuai bencana adalah keinginan yang wajar dan sangat manusiawi (ayat 6-7,12). Inilah doa yang sangat jujur dan tidak munafik. Lebih dalam daripada manusiawi peMazmur mengemukakan alasan bahwa kehancuran dan kekalahan umat Tuhan sama dengan kehancuran dan kekalahan Tuhan sendiri. Kemenangan bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan adalah sama dengan kemenangan dewa mereka (ayat 10). Oleh sebab itu Tuhan perlu menolong mereka demi nama-Nya sendiri (ayat 9).

Doa peMazmur adalah doa yang terbuka, komunikasi yang transparan. PeMazmur menyadari bahwa salah satu alasan penderitaan mereka adalah dosa-dosa masa lampau mereka (ayat 8). Namun, peMazmur juga meyakini belas kasih Tuhan yang melampaui kebersalahan mereka. Itu sebabnya ia berani menaikkan permohonan disertai tekad untuk memasyhurkan nama Tuhan selama-lamanya.

Saat Gereja Tuhan dianiaya, sikap doa yang jujur, terbuka kepada Tuhan harus dipanjatkan. Gereja boleh berseru mohon pertolongan. Gereja bahkan boleh menuntut agar kebenaran ditegakkan dan musuh dihukum. Akan tetapi, Gereja tidak boleh lupa memeriksa diri dengan jujur, mengaku segala dosa, dan bertobat. Gereja juga harus bertekad untuk hidup lebih sungguh bagi Tuhan, menyaksikan Dia dengan setia.

Renungkan: Doa yang tulus didengar Tuhan. Doa sedemikian membukakan diri untuk dibentuk Tuhan.

(0.15) (Mzm 106:34) (sh: Sama bobrok dengan dunia! (Senin, 24 Oktober 2005))
Sama bobrok dengan dunia!

Dosa demi dosa yang dilakukan Israel menunjukkan kebebalannya dan ketidakpekaannya akan kenajisan yang mereka sudah perbuat. Semua kebiasaan jahat dan menjijikkan dari bangsa-bangsa kafir, mereka perlakukan dan lakukan menjadi hal yang biasa (ayat 36-39). Akibatnya Tuhan merasa jijik terhadap mereka (ayat 40).

Apakah sebabnya mereka sampai terjerat dalam dosa-dosa yang begitu mengerikan? Karena mereka tidak taat kepada perintah Allah untuk membasmi semua penduduk Kanaan (ayat 34). Akibatnya, mereka tercemar dan rusak oleh kebiasaan buruk bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah tersebut. Hukuman Tuhan pun tidak tanggung-tanggung. Oleh karena, mereka memilih mengikuti pola hidup bangsa-bangsa kafir daripada mengikut jalan Tuhan yang kudus maka Tuhan menyerahkan mereka ke tangan bangsa-bangsa kafir itu (ayat 41-42). Tujuan Tuhan adalah mempertobatkan mereka melalui penderitaan akibat penjajahan. Sayang sekali, Israel tidak menghiraukan-Nya, mereka bangsa yang tegar tengkuk (ayat 43).

Hanya anugerah saja yang mencegah kebinasaan tuntas Israel. Dalam kasih-Nya, Allah mengingat umat-Nya yang Ia telah ciptakan dan Ia pilih melalui perjanjian kekal (ayat 45). Ia tidak sampai hati membiarkan anak-anak-Nya musnah. Pemazmur menyadari benar akan hal ini, oleh karena itu ia berani berseru mewakili Israel agar sekali lagi Allah mengampuni mereka dan menyelamatkan mereka dari cengkeraman bangsa-bangsa. Tidak lupa pemazmur mengucap syukur untuk kebaikan Tuhan (ayat 47-48).

Apabila kita mengetahui sesama kita yang seiman kom-promi dengan gaya hidup yang berdosa dari dunia ini, janganlah bersikap masa bodoh. Ingatkan mereka dua hal: hal tersebut mendukakan hati Tuhan, dan Tuhan masih mengasihi dan menginginkan mereka kembali bertobat.

Responsku: ---------------------------------------------------------------- ----------------------------------------------------------------

(0.15) (Ams 2:1) (sh: Bersumpah sebelum bersaksi (Selasa, 18 November 2003))
Bersumpah sebelum bersaksi

Seseorang yang ditunjuk sebagai saksi dalam sebuah sidang di pengadilan, akan diminta bersumpah. Dalam sumpah itu, selain saksi berjanji untuk mengatakan yang benar dan hanya yang benar, ia juga membutuhkan pertolongan Tuhan. Saya menyukai isi sumpah ini karena dalam pernyataannya, kebenaran dan Tuhan dikaitkan bersama. Si saksi mengakui bahwa ia memerlukan pertolongan Tuhan untuk mengatakan kebenaran. Memang dapat kita simpulkan, orang yang mencari kebenaran adalah orang yang sedang mencari Tuhan dan orang yang mencari Tuhan adalah orang yang sedang mencari kebenaran (ayat 1-9). Hikmat tidak bertumbuh di tanah yang kotor. Hikmat tidak akan muncul dari hidup yang penuh dengan kejahatan dan dosa. Hikmat adalah buah hidup yang benar. Secara khusus pada bagian Firman Tuhan ini, kita belajar bahwa hikmat adalah penangkal terhadap kejahatan dan perzinahan (ayat 10-19). Hidup berhikmat sebenarnya adalah hidup dalam batas pagar kebenaran Tuhan. Orang yang berhikmat berdisiplin diri untuk hidup dalam batas pagar. Sebaliknya, orang yang tidak berhikmat melintasi batas pagar dan akhirnya terjatuh ke dalam dosa. Kadang kita tergoda untuk melewati batas pagar “sedikit saja.” Kita mulai berbohong dan membelokkan kebenaran. Kita melakukan hal yang salah dan memanggilnya “kesempatan”.

Hidup dalam batas pagar menuntut disiplin dan kedewasaan yang tinggi. Kita sendirilah yang menetapkan batasnya berdasarkan firman Tuhan dan kita sendirilah yang tahu bila kita melanggarnya. Jika kita telah telanjur salah melangkah, berhenti dan berbaliklah. Berhenti sekarang akan lebih baik daripada berhenti kemudian. Orang yang berhikmat dan takut akan Tuhan adalah orang yang berani berhenti dan kembali masuk ke dalam pagar (ayat 20-21).

Renungkan: Kebenaran pasti melahirkan kebenaran, dan dosa pasti melahirkan dosa.

(0.15) (Ams 10:1) (sh: Pendidikan bagi sebuah bangsa (Minggu, 23 Juli 2000))
Pendidikan bagi sebuah bangsa

Menata kembali bangsa kita yang sudah porak-poranda haruslah mengutamakan pendidikan budi pekerti dimulai dari generasi muda. Salomo sudah meyakini ini sejak kurang lebih 3000 tahun yang lampau. Tujuan utama dari pendidikan itu adalah menjadikan anak bijak dan berguna bagi masyarakat dimana ia hidup (1). Bijak di sini bukanlah semata-mata manusia yang terlatih dan trampil dalam disiplin ilmu yang ia pelajari namun juga meyakini dan menerapkan nilai-nilai etika kristen di dalam masyarakat dimana ia hidup.

Apakah yang diperlukan dalam materi `budi pekerti kristen'? Amsal memberikan beberapa materi yang harus ditanamkan di dalam hati dan pikiran anak muda. Pertama, pembinaan mental dan karakter kristen yang berhubungan berani kerja keras, ulet mencari, dan menciptakan kesempatan harus dilatihkan kepada mereka sejak dini dan terus-menerus. Tidak ada keberhasilan yang dapat dicapai dengan sikap santai, gampang putus asa, dan menunggu (4, 5). Kedua, kerelaan untuk menghormati dan tunduk kepada pemimpin dan siapa pun yang lebih tua, harus ditekankan dan dikembangkan (8). Ketiga, kehidupan moral yang bersih (9). Sebagai contoh: tidak terlibat dalam narkoba ataupun pornografi. Keempat, kejujuran harus dijunjung tinggi dan ditegakkan mulai dari hal yang paling kecil yaitu ulangan dan pekerjaan rumah hingga perkataan (10, 11). Kelima, kasih kepada sesama manusia harus terus menguasai hati anak-anak muda. Inilah satu-satunya syarat untuk menghentikan tawuran antar pelajar (12).

Renungkan: Penulis Amsal sangat menekankan pentingnya pendidikan karena ini berhubungan dengan kehidupan manusia (17). Karena yang bertanggung jawab dalam pendidikan, baik itu orang-tua, guru, pendeta, penginjil, harus terus berusaha menemukan dan mengembangkan metode pendidikan sehingga anak-anak tertarik, mau mendengarkan, dan akhirnya menerapkan (17).

Bacaan untuk Minggu ke-6 sesudah Pentakosta

2Raja-raja 4:8-16 Roma 6:1-11 Matius 10:37-42 Mazmur 89:1-4, 15-18

Lagu: Kidung Jemaat 356

(0.15) (Ams 11:1) (sh: Kristen dan pembangunan masyarakat (Selasa, 25 Juli 2000))
Kristen dan pembangunan masyarakat

Bila kita amati kota-kota besar di Indonesia, akan terpampang di depan mata kita pemandangan yang sangat ironis. Kristen beserta keluarganya berangkat beribadah dengan mengendarai mobil mewah dan mengenakan pakaian dan segala aksesorisnya yang tak terbeli dengan gaji buruh selama 1 tahun. Dalam perjalanan, mereka akan bertemu atau melintasi anak-anak jalanan, pedagang asongan, para gelandangan, dan pengemis yang berkeliaran mengharapkan sedekah, yang seringkali tidak cukup untuk membayar 1 kali parkir mobil.

Melihat pemandangan yang ironis ini, bagaimana respons Anda terhadap firman Tuhan yang terdapat dalam Amsal 11:11? Berkat orang benar tidak untuk dinikmati sendiri tapi bersama masyarakat sekitar, sehingga masyarakat ini bertumbuh dan berkembang secara sosial, ekonomi, dan budaya. Proses terjadinya perkembangan kota yang demikian nampaknya suatu proses yang harus atau secara otomatis terjadi begitu saja. Dengan kata lain penulis Amsal menegaskan dimana ada orang kristen di situ harus terjadi perkembangan masyarakat.

Luar biasa sekali peranan Kristen bagi bangsa dan negaranya. Dalam lingkungan yang kecil, Kristen dapat memberikan nasihat dan bimbingan bagi teman-teman dan tetangganya di waktu-waktu yang sulit baik diminta atau tidak sehingga mereka bisa selamat melewati kesulitan-kesulitan yang menghadang (9, 14). Ia berhati-hati dalam berbicara sehingga tidak memicu kerusuhan di tengah-tengah masyarakat (12-13). Kristen harus menjadi contoh sebagai manusia yang melaksanakan segala aktivitas dengan kejujuran dan keadilan (1). Ia memandang dan menghargai semua orang baik orang miskin maupun kaya sehingga tidak terjadi diskriminasi yang akan menimbulkan reaksi bermusuhan (2).

Renungkan: Beberapa ujian yang paling tepat untuk mengetahui apakah Kristen sudah melaksanakan panggilannya adalah jika Anda seorang pengusaha, apakah kesejahteraan seluruh karyawan Anda mengalami perbaikan yang terus-menerus, jika Anda dipercayai memimpin sebuah lembaga, institusi atau perusahaan, apakah Anda berani memperjuangkan agar gaji yang diterima bawahan dapat meningkatkan taraf hidupnya, apakah pajak Anda sudah dihitung sebagaimana mestinya sehingga pemerintah mendapatkan penghasilan bagi anggaran belanjanya?

(0.15) (Ams 14:17) (sh: Siap memasuki Indonesia baru (Senin, 31 Juli 2000))
Siap memasuki Indonesia baru

Gereja bagaikan bahtera yang mengarungi zaman. Bicara dalam konteks dunia, gereja sudah melintasi berbagai zaman. Bila kita berbicara dalam konteks Indonesia, kita pun paling tidak sudah melewati empat zaman. Dan sekarang kita akan memasuki zaman yang baru yang sering disebut sebagai Indonesia baru.

Dalam mengarungi zaman yang berubah-ubah ini, gereja harus terus berupaya agar mampu tetap hadir dan memenuhi panggilannya di bumi Indonesia. Salah satu upaya yang harus dilakukan gereja sesegera mungkin adalah mempersiapkan regenerasi kepemimpinan gereja. Sebab untuk mengarungi Indonesia baru, gereja membutuhkan pemikiran, strategi, dan kebijakan yang berbeda dari yang sudah pernah ada. Gereja dan lembaga pendidikan kristen harus mempunyai program pembinaan yang akan membentuk dan membina generasi muda kristen agar mempunyai karakter, kemampuan, dan kualitas yang dapat membawa gereja mengarungi Indonesia baru hingga mencapai tujuannya.

Pertama, yang harus dikembangkan adalah sabar dan tidak cepat terbawa emosi (17, 29), sehingga tidak mudah terhasut dan terpancing untuk melakukan tindakan bodoh yang akan merugikan diri sendiri. Kedua, ulet, berani kerja keras, dan tahan banting (23). Beriringan dengan pembinaan karakter, generasi muda harus diberi kesempatan untuk aktif berperan di gereja sehingga mereka mempunyai pengalaman yang tak ternilai bagi perannya kelak (18). Ketiga, para generasi muda yang kebetulan mahasiswa harus dimotivasi untuk tidak sekadar lulus atau mendapatkan nilai bagus. Tapi mereka harus didorong untuk benar-benar menguasai ilmu yang ia pelajari (24) sehingga mereka dapat menerobos masuk ke lembaga tinggi negara. Adalah anugerah jika pemimpin gereja kita adalah seorang pejabat negara. Keempat, mereka yang akan menjadi pemimpin gereja harus seorang yang takut akan Tuhan (26- 27). Inilah yang akan terus mendorong mereka untuk menerjang badai dan gelombang sebab mereka mempunyai keyakinan bahwa Allah senantiasa menyertainya.

Renungkan: Dengan mempunyai generasi muda yang berkarakter mulia, berpengalaman, berkemampuan, dan berkualitas, gereja sudah mempunyai satu kaki untuk melangkah tegap memasuki Indonesia baru. Setujukah Anda?

(0.15) (Ams 21:6) (sh: Masa depan ditentukan hari ini (Selasa, 24 Oktober 2000))
Masa depan ditentukan hari ini

Masa 5 atau 10 tahun mendatang tidaklah terjadi begitu saja. Kemiskinan sekarang mungkin akibat kemalasan tahun-tahun sebelumnya. Kesuksesan masa depan tak terlepas dari perjuangan hari demi hari. Walaupun mungkin ada faktor-faktor lain yang mempengaruhinya di luar kemampuan manusia, misalnya kegagalan bisnis di tengah tangga sukses atau kemiskinan nasional akibat bencana alam, dll. Namun demikian, perjuangan kini demi masa depan tak pernah sia-sia.

Orang yang suka bersenang-senang dan menikmati mabuk anggur akan hidup berkekurangan. Mereka tidak tahu bagaimana memanfaatkan lumbung kekayaannya, mereka justru memboroskan hartanya seolah hidup hanya untuk hari ini. Namun ada juga orang yang sangat kuatir akan masa depannya, sehingga menimbun banyak harta bagi dirinya sendiri seolah hidupnya masih 1000 tahun lagi. Bagaimana sikap hidup orang bijak? Orang bijak mempersiapkan masa depannya dengan sebaik-baiknya, sehingga harta yang indah dan minyak ada dalam kediamannya (20). Mereka tidak semata mendapatkannya dengan mudah, tetapi mereka memenangkan perjuangan yang sesulit apa pun dengan sikap bijak. Mereka dapat memanjat kota pahlawan-pahlawan dan merobohkan benteng yang mereka percayai (22), karena mereka mempertimbangkan secara bijaksana dan berani mempertaruhkan hidupnya demi masa depannya. Kota pahlawan-pahlawan dan benteng menggambarkan adanya perjuangan berat untuk memperolehnya.

Adakah orang yang bijak karena hikmatnya sendiri? Penulis Amsal mengatakan bahwa tidak ada hikmat dan pengertian yang dapat menandingi Tuhan (30), artinya Tuhanlah sumber hikmat dan pengertian. Orang akan menjadi bijak bila ia mengakui bahwa bukan karena kepandaiannya ia menjadi orang bijak, tetapi karena Tuhan yang Maha bijaksana. Dengan kesadaran ini, ia tidak akan pernah berlaku angkuh atau menyia-nyiakan hikmat dan pengertian Tuhan, sebaliknya dengan penaklukan diri mau hidup dipimpin hikmat Tuhan.

Renungkan: Banyak orang kaya dan sukses, tetapi sedikit orang yang kaya atau sukses karena hikmat dan pengertian dari Tuhan, sehingga dapat menggunakan harta indah yang dimilikinya dengan bijaksana. Jadilah bijak agar masa depan Anda penuh pengharapan di dalam Tuhan!

(0.15) (Pkh 8:2) (sh: Terhadap pemimpin dan masa depan (Kamis, 7 Oktober 2004))
Terhadap pemimpin dan masa depan

Hikmat diperlukan khususnya menyangkut penentuan sikap terhadap pemimpin dan sikap terhadap masa depan. Kepatuhan kepada pemimpin akan membuat seseorang disukai oleh pemimpinnya. Untuk orang beriman kepatuhan itu tidak didorong oleh sikap "menjilat" atasan demi mencari keuntungan diri sendiri, tetapi oleh dorongan takluk kepada Tuhan (ayat 2). Ingatlah juga bahwa perbedaan pendapat adalah wajar sejauh prinsip kebenaran tidak dilanggar. Pemimpin seharusnya memiliki wawasan lebih luas dan pertimbangan lebih jauh daripada orang yang dipimpinnya. Inilah alasan untuk menaati pemimpin.

Tuhan menetapkan manusia hanya dapat mengetahui apa yang terjadi hari ini, mengingat apa yang dialami pada hari kemarin dan tidak berkuasa "membuka" masa depan (ayat 8). Penyebab manusia ingin mencari tahu tentang masa depannya bermacam-macam, a.l.: khawatir anaknya mengalami nasib sial/kecelakaan, takut pasangannya berselingkuh, tidak berani mengalami kemiskinan, dll. Selain itu, tidak sedikit orang-orang yang berkecukupan materinya dan memiliki segalanya juga melakukan hal yang sama. Sikap seperti ini menunjukkan ketidakpercayaannya pada Tuhan yang berkuasa "memegang masa depan". Sebaliknya mereka menciptakan "tuhan" mereka sendiri dan menggantikan-Nya dengan takhayul, ajaran sesat, ilah lain, dsb. Sebenarnya, jika hal ini yang dilakukan, tanpa disadari mereka justru mendatangkan pengadilan Tuhan terhadap dirinya (ayat 6).

Bagaimana dengan masa depan anak-anak Tuhan? Masa depan anak-anak Tuhan adalah ibarat berjalan bersama gembala yang baik yang mengasihi kita sampai Ia rela menyerahkan nyawa-Nya bagi kita dan memberikan perlindungan dari bahaya (Mzm. 23:1-6). Kita tidak perlu mencari-cari sumber tertentu untuk memberitahukan bagaimana masa depan kita. Kesetiaan Tuhan menjaga anak-anak-Nya adalah jaminan tepercaya dalam menghadapi masa depan.

Renungkan: Tuhan ingin kita memercayakan masa depan kita kepada-Nya.

(0.15) (Yes 25:1) (sh: Keselamatan dari Allah (Sabtu, 11 September 2004))
Keselamatan dari Allah

Pasal 25 masih menjelaskan soal penghukuman Allah. Penghukuman-Nya jatuh atas mereka yang melawan kehendak-Nya, sedangkan keselamatan datang kepada mereka yang menanti-nantikan kesetiaan dan rancangan kekal-Nya diwujudkan. Umat-Nya yang semula tampak tak berdaya akan mengalami dan menjadi saluran berkat keselamatan tersebut bagi bangsa-bangsa lain.

Keselamatan dari Allah akan sedemikian ajaib sehingga respons umat adalah akan memuliakan Dia dalam kehidupan dan penaklukan diri penuh (ayat 1). Keselamatan meniadakan yang mustahil menjadi mungkin. Pihak yang tertekan dan lemah akan dibebaskan Allah dari penekan yang perkasa (ayat 2-4). Keselamatan tidak saja menyangkut soal rohani tetapi menyangkut seluruh segi kehidupan dan harkat manusia. Pada saat Allah bertindak mewujudkan keselamatan, kekuatan akan memuliakan Dia bukan melecehkan kebenaran dan kehormatan-Nya (ayat 3). Pada waktu keselamatan dari Allah tiba, siapa pun yang mempermainkan norma-norma kebenaran, keadilan dan tidak bertobat akan ditiadakan (ayat 5). Nasib Moab dalam bagian ini menggambarkan nasib semua orang dan bangsa yang keras hati dan pongah (ayat 10-12). Akibat dari tindakan ini, umat yang diselamatkan akan memasuki kondisi dan era kehidupan penuh suka dan pesta (ayat 6-8).

Di balik penekanan dan tiap dosa ada kekuatan dahsyat si musuh dan maut. Dalam terang Perjanjian Baru, janji kemenangan firman Tuhan ini digenapi oleh Yesus Kristus yang bangkit dari kematian. Berarti proses penggenapan janji keselamatan ini sudah dicicipi oleh kita, gereja-Nya kini. Karena itu, gereja harus menjadi agen pemancar kebenaran, keadilan, kekudusan dan kesukaan. Selama kita terpaku pada kondisi masa kini, kita tidak akan menjadi umat Tuhan yang berani dan perkasa. Jika kita memandang kepada penggenapan firman ini, barulah kita akan mampu menjadi agen Allah.

Renungkanlah: Bersyukurlah kepada Tuhan karena kebaikan dan kesetiaan-Nya kepada kita melalui Yesus Kristus. Tetaplah setia kepada-Nya senantiasa!

(0.15) (Yes 48:1) (sh: Dibongkar untuk dibangun ulang (Minggu, 7 Agustus 2005))
Dibongkar untuk dibangun ulang

Koresy adalah alat Allah menghukum dan menyelamatkan umat-Nya. Allah menugaskan Koresy menjatuhkan hukuman terhadap Babel (pasal 45-47). Lalu, Allah menugaskan Koresy menyelamatkan dan memulangkan Israel. Itu adalah anugerah Allah. Israel harus sadar bahwa penyelamatan itu hanya demi kebaikan dan kehormatan Allah. Sebab itu, segala kejahatan Israel perlu dibongkar agar mereka dapat merespons keselamatan itu dan menghargainya.

Diagnosa Allah terhadap Israel tidak tedeng aling-aling. Israel adalah umat yang penuh kebohongan dan kepalsuan. Pengakuan tentang jati diri mereka memang kental: Israel. Mereka juga sangat religius: bersumpah demi nama Tuhan dan mengaitkan diri dengan kota Allah (ayat 1, 2). Mereka bisa menipu dan membuat kagum manusia oleh kerohanian semu itu, tetapi mereka tidak bisa membohongi Allah. Ia tegas membongkar dosa-dosa Israel. Bagi Allah, Israel hanyalah bangsa yang tegar tengkuk, keras kepala, dan kepala batu (ayat 4). Bahkan mereka berani kurang ajar mempertanyakan rencana penyelamatan Allah melalui Koresy (ayat 45:9-13). Akan tetapi, Allah masih menyelamatkan mereka karena rencana kekal-Nya (ayat 3, 5a) dan kemuliaan-Nya (ayat 9-11).

Keselamatan seumpama pembongkaran dan pembangunan ulang. Paulus mengumpamakan keselamatan seperti penciptaan baru (2Kor. 5:17) serasi dengan ucapan Yesus tentang lahir baru (Yoh. 3:5). Tidak ada hal baik apa pun dari diri manusia yang dapat dijadikan modal atau andil untuk mendapatkan uluran tangan Allah atau untuk mengusahakan perbaikan diri sendiri. Oleh karena itu, menerima keselamatan berarti menerima hidup kita dibongkar oleh Tuhan dan mempersilakan Dia membangun kembali hidup kita. Pengalaman Israel harus diterima sebagai prinsip oleh semua orang yang ingin mengalami pembaruan hidup dari Tuhan.

Doaku: _____________________________________________________________________________________________

(0.15) (Yes 63:1) (sh: Pembalasan dan kasih Allah (Rabu, 31 Agustus 2005))
Pembalasan dan kasih Allah

Dalam kisah-kisah romantis biasanya ada gagasan mengenai kecemburuan dan pembalasan. Si tokoh karena kasihnya kepada kekasihnya merasa cemburu karena kekasihnya diganggu oleh musuh. Ia membalas perbuatan musuh yang mengganggu kekasihnya itu dengan keras dan tidak jarang dengan kejam.

Bagian pertama pasal 63 mengisahkan pembalasan Allah terhadap musuh-musuh umat-Nya (ayat 1-6). Allah menyatakan dirinya sebagai pemeras anggur yang menghancurkan para musuh seperti sedang mengirik anggur (baju merah mungkin terkena percikan air anggur; merah di sini melambangkan darah musuh yang tertumpah. Ada permainan kata antara edom lih. Kej. 25:30 - dengan adom artinya merah). Ia melakukannya sendirian dan hukumannya dahsyat (ayat 5-6).

Mengapa Tuhan memedulikan Israel dengan menghancurkan para musuhnya? Karena Ia mengasihi mereka dan sesuai dengan ikatan perjanjian-Nya, Ia menjadi juruselamat mereka (ayat 7-9). Walaupun Ia murka karena mereka memberontak dan mendurhaka terhadap-Nya (ayat 10), kasih setia-Nya yang dulu mereka nikmati (ayat 11-14) tidak pernah benar-benar diangkat dari mereka. Oleh karena itu, mereka berani berseru kepada-Nya serta memanggil Tuhan sebagai "Bapa" dan "Penebus" (ayat 16) agar Ia bersegera menolong mereka (ayat 15-19).

Dinamika kehidupan anak-anak Tuhan mirip dengan jatuh bangunnya umat Israel. Kita begitu mudah melupakan anugerah Tuhan dan melakukan perbuatan yang mendukakan Roh Kudus. Kadang kala Allah `terpaksa' menghukum kita dengan membiarkan penderitaan menerpa kita. Puji syukur kepada Tuhan, kasih setia-Nya tidak pernah berubah. Ia tetap mengasihi kita, menyertai kita, dan membela kita terhadap perlakuan tidak benar dari musuh-musuh kita.

Renungkan: Kasih Allah nyata melalui darah Kristus yang dicurahkan. Darah yang membasuh dosa-dosa kita itu memungkinkan kita mengalami pengampunan dan merasakan kembali kasih setia-Nya.

(0.15) (Yer 1:11) (sh: Yeremia-yeremia Indonesia (Sabtu, 26 Agustus 2000))
Yeremia-yeremia Indonesia

Walter Brueggemann pernah mengatakan bahwa Injil seringkali hanya dipandang sebagai berita yang mewartakan kesukacitaan, kedamaian, dan kabar baik bagi manusia sehingga seolah-olah Injil diyakini tidak mengandung berita yang menggoncangkan, meresahkan, dan mengancam kehidupan manusia. Itulah pemahaman yang salah tentang Injil.

Berita yang harus disampaikan oleh Yeremia kepada bangsa Yehuda mendukung pernyataan di atas. Berita itu sangat menyakitkan, meresahkan, dan mengancam mereka (14-16). Bagaimana mungkin bangsa pilihan Allah akan dihancurkan oleh bangsa-bangsa kafir? Berita yang mengusik kemapanan, menggoncang 'status quo', menjungkirbalikkan konsep-konsep yang sudah dianut masyarakat, hanya mendatangkan risiko yang tidak kecil bagi sang pembawa berita, mungkin nyawa pembawa berita itu menjadi taruhannya. Itulah sebabnya Yeremia gentar karena ia memahami risiko ini (17).

Allah pun sudah memahami reaksi apa yang akan ditunjukkan oleh Yeremia. Karena itu Allah menggunakan berbagai cara untuk menyentuh seluruh aspek pribadinya seperti fisik, imaginasi, intelektual, dan perasaan. Karena itu Allah menggunakan sentuhan fisik (9), permainan kata (11, 12), lambang-lambang dalam penglihatan (11, 13), puisi (15, 6), metapora-metapora yang membesarkan hati (18-19). Walau tidak disebutkan bagaimana akhirnya Yeremia bersedia memenuhi panggilan-Nya, namun pasal-pasal berikutnya menceritakan bagaimana ia menyatakan suara-Nya. Allah telah berhasil meyakinkan Yeremia betapa pentingnya berita bencana itu harus disampaikan kepada Yehuda supaya mereka nantinya dapat kembali menjadi umat pilihan Allah yang kudus dan taat. Yeremia terus mewartakan suara Allah walau tidak ada yang mendengar, walau dibuang dalam pengasingan, bahkan nyawanya menjadi taruhan.

Renungkan: Kristen harus berperan seperti Yeremia di bumi Indonesia: mewartakan kebenaran yang akan membuat telinga para pejabat yang korupsi merah, membuat para pemimpin masyarakat yang menyalahgunakan kekuasaan seperti orang kebakaran jenggot, membuat para orang kaya yang kolusi dengan pejabat tidak bisa tidur nyenyak. Untuk itu mintalah agar Allah menyentuh seluruh aspek kepribadian Anda agar tetap berani dan tak henti-hentinya bersuara.

(0.15) (Yer 20:1) (sh: Penghiburan dan perintah (Sabtu, 30 September 2000))
Penghiburan dan perintah

Inilah peristiwa kekerasan fisik pertama yang diderita oleh Yeremia. Imam Pasyur memukul Yeremia di depan umum dan kemudian memasungnya di pintu gerbang Benyamin di atas rumah Tuhan. Pasung tidak hanya dimaksudkan untuk mengikat Yeremia namun juga untuk menghukumnya. Sebab pasung itu akan membuat leher, lengan, dan kaki Yeremia sakit luar biasa. Yeremia mengalami kesakitan fisik, penghinaan, pembrangusan, serta pembatasan gerak. Namun apakah dengan demikian kebenaran firman Tuhan dapat dibendung dan diberangus? Tidak! Kekuatan firman Tuhan tidak bergantung pada Yeremia yang memberitakannya. Yeremia dapat ditundukkan dan dikuasai oleh imam Pasyur yang mempunyai kedudukan dan kekuasaan lebih tinggi. Namun firman-Nya mempunyai kekuatan luar biasa yang justru akan menguatkan dan memampukan Yeremia untuk tetap memberitakan firman-Nya. Otoritasnya tidak akan berkurang walaupun dibantah dan dibendung oleh manusia dengan kedudukan dan kekuasaannya, karena berasal dari Allah

Pelepasan dirinya diyakini Yeremia sebagai kesempatan untuk tetap memberitakan firman Allah. Karena itu ia langsung menegaskan kembali rencana penghukuman atas Yehuda (4-5). Bahkan kini ditambah dengan penghukuman atas Imam Pasyur yang dengan kedudukannya mencoba memasung dan menghentikan kebenaran firman-Nya. Yeremia berani dan mampu melakukan itu karena firman Tuhan yang menguasainya (bdk. 15:16).

Inilah berita penghiburan sekaligus perintah kepada Kristen di Indonesia. Kristen boleh diberangus, dibatasi geraknya, atau diberantas, namun kekuatan dan otoritas kebenaran firman-Nya tetap akan terus ada dan bekerja.

Renungkan: Kedudukan, kekuasaan, dan kekuatan lembaga manusia apa pun tidak akan mampu menghentikan dan menghadang kekuatan Injil Kristus yang menyatakan berita anugerah dan penghukuman bagi umat manusia. Sekalipun demikian, Kristen tidak boleh lengah atau menyia-nyiakan kesempatan yang tersedia untuk tetap memberitakan Injil-Nya. Kristen juga tidak boleh gentar sehingga mengendorkan aktivitas penginjilan demi rasa tolerani beragama, atau demi terciptanya keamanan dan ketertiban umum.

(0.15) (Yer 29:24) (sh: Jangan mau dibungkam (Sabtu, 21 April 2001))
Jangan mau dibungkam

Bagaimana perasaan kita jika perhatian dan usaha yang kita lakukan demi kebahagiaan orang lain ditanggapi negatif? Apalagi jika diputarbalikkan orang lain sehingga perhatian dan usaha kita yang baik menjadi jelek di mata orang lain?

Ini yang dialami oleh Yeremia. Perhatian dan usahanya kepada bangsa Yehuda dalam pembuangan sedemikian besar, sehingga ia mau menulis firman Tuhan yang ia terima dan mengirimkannya kepada mereka. Itu dilakukan demi masa depan mereka. Namun apa yang Yeremia terima dari salah seorang dari antara mereka? Semaya memutarbalikkan kabar baik dari Allah yang disampaikan oleh Yeremia hingga menjadi kabar dukacita bagi Yehuda. Untuk menguatkan berita yang ia sampaikan, ia berani melakukan kebohongan yang luar biasa yaitu menyatakan dirinya sebagai pembawa berita dari Allah. Ia juga membungkam Yeremia dengan meminjam tangan imam Zefanya. Betapa jahatnya Semaya. Ia menghalangi bangsa Yehuda untuk mendengar berita pengharapan di tengah-tengah penderitaan dan membungkam pembawa berita. Ini berarti ia juga berusaha membungkam Allah.

Ironis sekali pengalaman Yeremia. Ia menyampaikan pengharapan kepada orang yang menderita namun dirinya kini seakan-akan tiada pengharapan karena ancaman dari Semaya. Bagaimanakah respons Yeremia? Ia tidak heran sebab ia menyadari bahwa nabi palsu akan bersuara lebih keras darinya. Ia juga tidak takut namun ia tetap berpegang teguh dan memberitakan berita pengharapan dari Allah. Namun Allah tidak membiarkannya sendiri. Ia menjaganya melalui imam Zefanya. Ia seharusnya menyingkirkan Yeremia tetapi mengapa ia malah membacakan surat Semaya kepada Yeremia? Allah juga menyatakan penghukuman atas Semaya dan keturunannya. Walaupun penghukuman-Nya itu baru pernyataan, ini sudah memanifestasikan bahwa Allah tidak membiarkan hamba-Nya yang memberitakan firman-Nya dilecehkan bahkan disakiti.

Renungkan: Karena itu jangan kaget bila apa yang dialami Yeremia menimpa kita pada masa kini. Manusia mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk memutarbalikkan Injil menjadi berita duka. Namun jika ini terjadi pada kita, jangan biarkan mereka berhasil membungkam kita. Tetaplah beritakan dan bersandar kepada Allah.



TIP #18: Centang "Hanya dalam TB" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab hanya dalam versi TB [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA