Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 17 dari 17 ayat untuk berdasar [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Ayb 5:27) (ende: itulah)

ialah adjaran jang diberikan Elifaz kepada Ijob, berdasar wahi dan pengalaman.

(1.00) (Im 19:16) (jerusalem: mengancam hidup sesamamu manusia) Yaitu dengan tuduhan berat yang tidak berdasar.
(0.62) (Rm 2:17) (ende: Berdasar pada hukum)

Aslinja mengandung arti "beristirahat diatas hukum". Maksudnja: mereka merasa sudah tjukup kalau mereka "mempunjai" hukum taurat, untuk dibenarkan oleh Allah, dan sebab itu melalaikan pengalaman hukum.

(0.50) (Ayb 26:7) (jerusalem: kekosongan) Ialah di bagian utara cakrawala. Cakrawala dianggap bertumpu di atasnya
(0.44) (Yeh 13:10) (jerusalem: Damai sejahtera) Kata Ibrani syalom mencakup baik damai dengan arti tidak adanya perang atau bahaya perang, maupun kesejahteraan dan keamanan dalam masyarakat sendiri, bdk Yer 6:14+
(0.37) (Kis 13:1) (jerusalem: nabi dan pengajar) Mengenai"nabi", lih. Kis 11:27+. Karunia yang menjadi ciri khas "pengajar" (didaskalos) menyanggupkan dia memberikan pengajaran akhlak serta itikad kepada para saudaranya. Pengajaran mereka biasanya berdasar pada Kitab Suci. Bdk 1Ko 12-14+. Kelima nabi dan pengajar yang disebutkan di sini merupakan pemimpin jemaat di Antiokhia: bandingkan daftar keduabelas, Kis 1:13 dan ketujuh, Kis 6:5. Sama seperti ke "Tujuh" itu maka kelima di Antiokhia kiranya orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani.
(0.31) (Kel 20:13) (ende)

Kata "membunuh" jang digunakan disini berarti membunuh lawan perseorangan, dan bukannja membunuh musuh-musuh politik atau melaksanakan hukuman mati atas perintah jang sjah. Demikianlah Kel 21:23; Ima 24:20; Ula 19:21 tidak berbitjara tentang balas dendam perseorangan, melainkan tentang siksaan-siksaan atas dasar Hukum.

Susunan ajat-ajat berikut: pembunuhan - perzinahan - pentjurian. Susunan itu paling tepat berdasar teks hibrani. Teks junani Septuaginta disini membawa susunan jang lain, dan lagi susunannja dalam Ula 5. Susunan Hibrani kita temukan djuga pada Mat 5:21 dsl.; Mat 19:18; Mar 10:19 (junani); Luk 18:20 (Vulg.). Susunan junani menurut Ula 5 pada Mar 10:19 (Vulg.) Luk 18:20 (junani); Rom 13:9

(0.25) (Yer 7:1) (jerusalem: Firman yang datang kepada Yeremia) Bab Yer 7:1-20:18 terutama memuat nubuat-nubuat yang dibawakan Yeremia di masa pemerintahan raja Yoyakim (th 609-597 seb Mas). Wejangan berikut, Yer 7:1-5; 7:16-20; 7:21-28; 7:29-8:3, berdekatan satu sama lain oleh karena semua mengenai ibadat. Khotbah-khotbah itu berasal dari masa pemerintahan raja Yoyakim
(0.25) (Yes 34:1) (sh: Hukum Tuhan berlaku bagi, ... (Selasa, 1 Desember 1998))
Hukum Tuhan berlaku bagi, ...

Fakta menunjukkan bahwa kedudukan, kekuasaan, dan kekayaan, dapat melepaskan seseorang yang bersalah dari tuntutan hukum. Apakah hukum hanya berpihak pada yang jaya dan kaya meski mereka pelaku kejahatan? Bacaan ini memberikan penghiburan dan pengajaran bahwa Israel yang tidak setia, penyembah berhala, pejabat penyeleweng kuasa, koruptor, kelak harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya kepada Tuhan (ayat 1-3). Hukum Tuhan berlaku mutlak dan konsisten.

Kepastian hukuman. Yesaya memperingatkan umat Allah tentang beberapa hal: pertama, kejahatan edomis, yaitu pola pikir yang sekuler, kata-kata dan tingkah laku setiap orang atau setiap bangsa yang hanya mementingkan kesenangan (ayat 6,9). Kedua, kejahatan karena Sion, yakni segala rancangan dan tindakan yang merusak umat Tuhan (ayat 9). Maka Tuhan menjatuhkan hukuman, kesepian (ayat 10), kekacauan (ayat 11), kekurangan (ayat 13), kengerian (ayat 14-15), perselisihan, pembunuhan, peperangan (ayat 3), dll. Yang menyedihkan lagi ialah bahwa Tuhan juga menjatuhkan hukuman eskatologis, yaitu hukuman kekal pada hari penghakiman (ayat 4,10). Hukuman ini berdasar pada firman Tuhan yang berkuasa, tidak berubah, tidak gagal dan kekal, tidak dapat ditunda pemberlakuannya (ayat 16-17).

Doa: Ya Tuhan, hanya hukum-Mu yang berkuasa, dan tidak berubah.

(0.25) (Luk 3:1) (sh: Pelayanan yang berkualitas (Rabu, 29 Desember 1999))
Pelayanan yang berkualitas

Ada empat hal yang membuktikan kualitas pelayanan Yohanes Pembaptis: pertama, senantiasa siap melaksanakan firman Tuhan (2-3); kedua, tegas dalam menyerukan pertobatan dan akibat dosa bagi yang enggan bertobat (7- 9); ketiga, rendah hati sehingga hanya menunjuk kepada Mesias yang harus dimuliakan (15-17); keempat, menegur kesalahan (19-20), tanpa memandang jabatan dan status. Suara kenabian - seperti yang Yohanes lakukan - harus diserukan karena inilah yang sangat dibutuhkan oleh setiap lapisan masyarakat, meski risiko pahit harus ditanggungnya (20).

Khotbah Yohanes untuk masa kini. Inti dari khotbah Yohanes merupakan formulasi yang diperlukan bagi kehidupan manusia di sepanjang segala zaman. Inti khotbah itu adalah terciptanya suatu perubahan mendasar di dalam hati manusia karena penghakiman Allah akan segera terjadi. Karena itu, manusia harus mempunyai kehidupan yang baru, yang dimulai dengan pengampunan dosa, lalu diikuti dengan baptisan sebagai suatu sakramen kudus. Itu semua harus terwujud dari kehidupan baru yang total yang meliputi seluruh keharmonisan dalam hubungan manusia dengan Allah dan sesama (10-14).

Renungkan: Perwujudan suatu kehidupan baru hanya berdasar dan berpusat pada karya Yesus sendiri.

(0.25) (1Ptr 4:7) (sh: Waktunya sudah dekat (Sabtu, 17 Juli 1999))
Waktunya sudah dekat

Waktu berjalan terus dan akan mengakhiri hidup manusia secara pribadi maupun dunia saat Yesus Kristus datang kembali. Apa yang harus Kristen lakukan dalam waktu yang singkat ini? Petrus menasihatkan, agar jemaat dan para pemimpin jemaat mengisi waktu yang ada menurut kehendak Allah.

Isi dengan pelayanan dan perhatian. Pelayanan yang dilakukan Kristen bukan asal ada kemauan, asal ada kesempatan, tetapi dengan seluruh potensi, yang dikaruniakan kepada masing-masing berdasar pada kasih. Dengan demikian, baik jemaat maupun pemimpin jemaat dapat saling memberikan pelayanan dengan baik. Kasih karunia yang telah Allah berikan dalam jemaat pun dapat dipakai dengan penuh tanggung jawab.

Tantangan Kristen. Kristen yang mengikuti jejak Yesus tak akan luput dari serangan dunia ini. Serangan kepada iman Kristen harus diterima dengan sukacita dan tidak malu; sebagai penguji kemurnian iman kepada Kristus. Penindasan terhadap iman Kristen tidak seharusnya menyebabkan kehancuran; justru semakin menguatkan komitmennya kepada Tuhan. Mengisi waktu dengan bijak, melayani dengan dedikasi dan kasih, tegar menghadapi tantangan iman, adalah nasihat yang perlu Kristen hayati dan turuti.

(0.22) (Pkh 7:8) (jerusalem) Bagian ini berbicara tentang pembalasan. Hukum Taurat sudah merumuskan prinsip pembalasan kolektip: kalau umat Israel setia pada Allah, maka ia menjadi bahagia; kalau tidak setia, umat didatangi kemalangan, bdk Ula 7:12 dst; Ula 11:26-28; 28:1-68; Ima 26. Prinsip kolektip itu oleh para berhikmat dialihkan kepada nasib masing-masing orang secara perorangan. Allah membalas setiap orang sesuai dengan perbuatan-perbuatannya, Maz 62:12+. Mereka menyimpulkan bahwa nasib manusia di dunia sini sesuai dengan kelakuannya, baik atau buruk. Kalau dikatakan bahwa kesimpulan itu tidak sesuai dengan pengalaman, maka para berhikmat menjawab: Kebahagiaan dan kesejahteraan orang fasik hanya semu saja, sedangkan kemalangan orang benar hanya sebentar. Penderitaan ini a.l. terungkap dalam Maz 37 dan dianut oleh ketiga sahabat Ayub. Pengkhotbah tidak menyetujui ajaran itu. Jawaban tradisionil atas masalah kesejahteraan orang fasik, Pengk 7:8, ditanggapi dengan keraguan, Pengk 7:9-12. Sebaik-baiknya orang menerima saja nasib seada-adanya tanpa mau menjelaskannya Pengk 7:13-15. Kalau bahkan hidup dan mati terbagi-bagi dengan kurang tepat, Pengk 7:15, maka tidak ada gunanya berdaya-upaya melampaui batas, Pengk 7:16-18. Nama baikpun tidak berdasar, Pengk 7:19-22. Kenyataan tidak dapat dipahami dan merupakan sebuah rahasia tak terselami, Pengk 7:23 dst (Pengk 7:26-28 adalah sebuah sisipan yang mengungkapkan rasa curiga terhadap perempuan). Orang tidak dapat meluputkan diri dari nasibnya (raja juga tidak terluput)Pengk 8:1-9. Dan mini membuat manusia merasa jemu, Pengk 8:10-14. Maka kesimpulannya: nikmatilah hidup sedapat-dapatnya, Pengk 8:15; bdk Pengk 2:24+.
(0.22) (1Raj 15:33) (sh: Dosa pemimpin menular kepada rakyatnya? (Minggu, 27 Februari 2000))
Dosa pemimpin menular kepada rakyatnya?

Bisa "ya" bisa juga "tidak". "Ya" kalau rakyat menganut tanpa mempertimbangkan dosa atau tidak. Terlebih lagi bila batasan itu terlampau tipis atau karena sudah membudaya sampai sudah tidak ada lagi kepekaan terhadap dosa. Bila kebenaran, keadilan, nilai-nilai moral, dan etika menjadi sungsang sehingga sistem masyarakat yang ada: korupsi, kolusi, nepotisme, monopoli, dan manipulasi, merajalela tanpa kendali. Atau sistem ini tercipta karena pemerintah bersama rakyat terlilit dosa tanpa rasa berdosa lagi.

Mungkinkah jawabannya tidak? Bagaimana mungkin terjadi dalam sistem yang sudah begitu kompleks dan rumit, bahkan sulit menemukan simpulnya tatkala mau dicoba diuraikan kekusutan masalahnya. Jawabannya hanya satu, bila rakyat mau menjunjung harkat dan martabat insaninya, yakni menjadi manusia yang luhur dan mulia sesuai maksud dan tujuan penciptaan. Jemaat Tuhan seharusnya tidak ikut arus, namun berperan menegakkan kebenaran dan keadilan. Bila tidak, maka hukuman Allah pasti akan dijatuhkan.

Itulah yang terjadi di masa dinasti Baesa. Baesa yang diberi kesempatan menjadi raja Israel melakukan apa yang jahat dan seluruh rakyatnya pun mengikutinya. Masa yang cukup panjang diberikan Tuhan kepada Baesa dan rakyat Yehuda untuk berkaca kepada pendahulunya. Tetapi raja dan rakyat tidak mempedulikan. Tidak ada pertobatan, tidak ada perbaikan, dan tidak ada berkat. Kalau 24 tahun lampau Baesa dipakai Tuhan menjadi "alat-Nya" untuk menghukum dinasti Yerobeam, kini apa yang terjadi pada keluarga Yerobeam terjadi juga padanya dan seluruh rakyatnya.

Renungkan: Kehancuran kerajaan Israel jangan sampai terulang di negeri kita. Sebagai warga negara janganlah kita hanyut tetapi hasilkan karya, tuturkan karsa yang berdasar pada norma-norma kebenaran ilahi sebagai murid-Nya. Semoga Tuhan memberkati bangsa dan negara Indonesia, tempat Tuhan mengutus kita.

(0.22) (Yeh 14:12) (sh: Terlalu terlambat, kereta penghukuman sudah berjalan (Senin, 30 Juli 2001))
Terlalu terlambat, kereta penghukuman sudah berjalan

Ketika berita bahwa penghukuman atas Yerusalem yang tidak dapat dielakkan diutarakan kepada bangsa Yehuda yang berada dalam pembuangan, mereka yang dalam pembuangan masih mencoba beragumentasi. Argumentasi mereka bukannya tidak berdasar sebab mereka menggunakan kebenaran firman Tuhan yang terdapat dalam Kejadian 18. Allah memperhatikan doa Abraham dan berjanji akan membatalkan penghukuman atas Sodom dan Gomora jika ada 10 orang benar hidup dalam kota Sodom. Terhadap Sodom saja Allah mau menunjukkan kemurahan-Nya apalagi terhadap bangsa-Nya yang sudah dipilih, dipanggil, dan diberikan tanah Perjanjian. Mereka berkeyakinan bahwa Allah pasti akan membatalkan penghukuman-Nya karena masih ada beberapa orang benar di Yerusalem. Apakah demikian?

Firman Allah kepada Yehezkiel menegaskan bahwa Yehuda yang ada di Yerusalem sudah sampai pada tahap dimana pengampunan tidak mungkin diberikan lagi. Pintu kesempatan sudah ditutup. Allah sangat serius dalam pernyataan-Nya sebab Ia menyebutkan tiga tokoh besar dalam sejarah Israel yaitu Nuh, Daniel, dan Ayub. Mereka adalah orang yang setia dan taat kepada Allah walaupun situasi dan kondisi menekan dan memaksa mereka untuk berlaku tidak setia. Namun kebenaran mereka tidak dapat membatalkan penghukuman Allah atas Yehuda. Kebenaran seseorang tidak dapat menyelamatkan orang lain yang tidak benar. Allah sangat konsisten dengan prinsip ini. Walau penghukuman dijatuhkan, tetap akan ada orang-orang yang terluput dari penghukuman yaitu orang-orang yang benar (ayat 22- 23).

Ketika kita mencoba memahami dan menerima prinsip ini memang tidak mudah. Yehezkiel sendiri pun nampaknya bersedih atas apa yang akan menimpa Yehuda yang ada di Yerusalem. Allah dengan kesetiaan-Nya menjanjikan penghiburan yang akan membuat Yehezkiel memahami prinsip Allah (ayat 22-23).

Renungkan: Kesempatan tidak selalu ada. Keputusan Allah tidak selalu akan dapat kita pahami. Kita tidak perlu merisaukan dan memperdebatkan masalah itu. Prioritas utama kita adalah bagaimana agar kesempatan pertobatan atas bangsa kita tidak ditutup dan keputusan Allah yang kadang sulit untuk kita pahami tidak dijatuhkan.

(0.22) (Ef 3:14) (sh: Doa seorang pemberita Injil (Sabtu, 12 Oktober 2002))
Doa seorang pemberita Injil

Bagi Paulus memberitakan Injil berjalan seiring dengan berdoa. Doa merupakan sumber kekuatan dalam memberitakan Injil dan untuk penerima Injil. Apa isi doa Paulus? Ada empat hal yang didoakannya.

1. Paulus berdoa agar Allah menguatkan jemaat (ayat 16). Roh Kudus menguatkan batin orang percaya, dan Kristus tinggal dalam batin orang percaya. Bagi kita yang percaya Yesus, Roh Kudus dan Yesus tinggal dalam hati kita. Paulus mendoakan agar orang percaya semakin dalam memiliki relasi dengan Kristus melalui Roh Kudus.

2. Pauus berdoa agar orang percaya berakar dan berdasar dalam kash, serta menguasai semua aspek kehidupan (ayat 17). Paulus memakai metafora tumbuhan (akar) dan bangunan (fondasi).

3. Paulus berdoa agar jemaat memahami kasih Kristus (ayat 18). Paulus juga berdoa agar makin mengenal kasih Kristus. Dengan semakin mempraktikkan kasih, kasih semakin dikenal dan dihayati. Kasih Kristus seperti apa?

Lebar, panjang, tinggi dan dalam. John Stott memberi komentar yang menarik tentang hal ini: “Kasih Kristus demikian lebar sehingga meliputi semua etnis manusia, demikian panjang sehingga bertahan hingga kekekalan, demikian dalam sehingga menjangkau orang yang paling berdosa, demikian tinggi sehingga meninggikannya ke surga”.

Akhirnya, Paulus berdoa agar orang percaya dipenuhi kepenuhan Allah (ayat 19). Kepenuhan Allah berarti kelimpahan anugerah-Nya yang dicurahkan memenuhi manusia. Kepenuhan Allah dapat juga berarti kepenuhan yang memenuhi Allah sendiri yakni kesempurnaan-Nya. Arti kedua lebih dekat dengan yang Paulus maksudkan. Orang Kristen akan menjadi sempurna sama seperti Bapa adalah sempurna. Inilah keadaan orang Kristen seperti yang juga Tuhan Yesus perintahkan dalam Matius 5:48. Inilah doa Paulus kepada Allah (ayat 14). Dan Paulus percaya bahwa Allah tidak hanya mendengar doanya, juga mampu mengerjakannya (ayat 20-22).

Renungkan: Hendaknya doa-doa kita berorientasi bukan pada kebutuhan dan keinginan kita, tetapi pada maksud-maksud baik Allah yang kekal dalam Yesus Kristus.

(0.22) (Ibr 7:11) (sh: Keunggulan imamat Yesus (Minggu, 30 Oktober 2005))
Keunggulan imamat Yesus

Penulis Ibrani sekarang meneruskan argumentasinya bahwa imamat Melkisedek lebih tinggi daripada imamat Lewi. Secara logika, digantikannya imamat Lewi dengan imamat Melkisedek membuktikan bahwa imamat Lewi tidak sempurna (ayat 11-12).

Secara sejarah, Melkisedek ada lebih dahulu daripada suku Lewi. Berarti, Melkisedek menjadi imam yang member-kati Abraham jauh sebelum Hukum Taurat diberikan pada zaman Musa. Jadi, imamat Melkisedek tidak mengacu kepada peraturan Hukum Taurat maupun terikat kepadanya (ayat 13, Melkisedek bukan keturunan Israel; band. dengan ay. 3 mengenai keunikan silsilah Melkisedek). Sama seperti Melkisedek menjadi imam bukan berdasarkan Hukum Taurat, demikianlah pula dengan Tuhan Yesus. Menurut Taurat seorang imam harus berasal dari suku Lewi sedangkan Yesus berasal dari suku Yehuda (ayat 14). Keimaman Tuhan Yesus bukan berdasarkan peraturan yang dibuat untuk manusia melainkan berdasar kepada keilahian yang ada pada diri Yesus (ayat 16-17).

Secara teologis, Hukum Taurat tidak membawa umat Allah pada kesempurnaan pengampunan dosa (ayat 18-19). Kalau imamat Melkisedek bisa menggantikan imamat Lewi yang diatur oleh Hukum Taurat, itu berarti Hukum Taurat pun bisa diubah. Jadi, Hukum Taurat belum menyelesaikan masalah dosa secara tuntas. Oleh sebab itu, penulis Ibrani mengajak para pembacanya untuk jangan terpaku kepada Hukum Taurat, tetapi melihat ke depan kepada janji pendamaian Allah melalui Imam Besar Yesus Kristus.

Fungsi Hukum Taurat dengan imamat Lewi adalah menolong umat Israel menyadari seriusnya dosa dan mencari pertolongan sungguh-sungguh kepada Allah sendiri. Demi-kian pula kita belajar dari Perjanjian Lama untuk menyadari betapa seriusnya dosa itu sehingga mata kita tertuju kepada Tuhan Yesus, satu-satunya Juruselamat kita.

Doaku: Terimakasih Tuhan karena Perjanjian Lama menunjuk kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat satu-satunya.

(0.19) (Mat 25:31) (sh: Memberi 'saudara Yesus', memberi kepada Yesus (Rabu, 4 April 2001))
Memberi 'saudara Yesus', memberi kepada Yesus

Memberikan perhatian, pertolongan, atau harta kepada saudara Tuhan Yesus yang hina, miskin, dan perlu pertolongan menyebabkan seseorang dapat masuk dalam kerajaan Allah. Penghargaan dan hak masuk ke dalam kemuliaan diberikan Raja kepada mereka yang melakukan perbuatan baik, bukan karena motivasi untuk mendapatkan pahala. Bahkan mereka melakukan semua itu karena kasih tanpa pamrih. Mereka melakukan kepada orang-orang yang paling hina tanpa memikirkan untuk keuntungan atau kemuliaan diri. Akan tetapi mereka rela berkorban, rela berbagi harta, terbuka melihat kesulitan dan kekurangan orang lain, dan tidak berpusat pada kebutuhan sendiri tetapi peka terhadap kebutuhan yang lain. Hati dan sikap ini jelas tidak akan dimiliki mereka yang tidak mempunyai kasih Allah.

Suatu hari kelak bila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya, Ia akan datang sebagai Raja yang adil. Ia akan memisahkan bangsa-bangsa menjadi dua golongan seperti gembala yang memisahkan domba dan kambing. Domba diberi hak masuk ke dalam kemuliaan Sang Raja sedang kambing dimasukkan ke dalam siksaan kekal. Raja yang adil memperhatikan pola dan gaya hidup para murid-Nya selama di bumi ini. Apa yang dilakukan oleh murid-murid-Nya, sekalipun tidak menjadi motivasi murid-murid untuk mendapatkan pahala, ternyata dihargai dan Raja memberikan kemuliaan dan hidup kekal kepada mereka.

Penggambaran tentang apa yang akan terjadi kelak di hadapan takhta kemuliaan Raja hendaknya menjadi pelajaran yang perlu kita camkan dan lakukan. Perhatian, bantuan, pemberian tidak kita arahkan kepada orang yang dapat membalas kebaikan kita; justru kepada yang paling hina, kepada yang tidak dapat membalas, kepada yang paling membutuhkan. Itu pun kita lakukan bukan untuk menumpuk pahala dalam Kerajaan Allah tetapi dalam ketulusan, kerendahan hati, dan tidak bermotivasi keuntungan atau kemuliaan diri.

Renungkan: Berdasar firman Tuhan hari ini marilah kita memeriksa diri, motivasi apakah yang mendorong kita berbuat baik kepada sesama. Kepada siapakah kita biasanya memberikan bantuan dan pertolongan, yang bisa membalas kebaikan kita ataukah kepada yang paling membutuhkan pertolongan tanpa dapat membalas jasa.



TIP #24: Gunakan Studi Kamus untuk mempelajari dan menyelidiki segala aspek dari 20,000+ istilah/kata. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA