Tentang daging persembahan berhala<n id="1" /><x id="a" /> kita tahu: "kita semua mempunyai pengetahuan.<x id="b" />" Pengetahuan yang demikian membuat orang menjadi sombong, tetapi kasih membangun.

Sebab di dalam Dia kamu telah menjadi kaya<x id="j" /> dalam segala hal: dalam segala macam perkataan dan segala macam pengetahuan,<x id="k" />

Dengan jalan demikian orang yang lemah, yaitu saudaramu, yang untuknya Kristus telah mati, menjadi binasa<x id="u" /> karena "pengetahuan" mu.

Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat,<x id="k" /> dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan.<x id="l" />

Kasih tidak berkesudahan; nubuat<x id="d" /> akan berakhir; bahasa roh<x id="e" /> akan berhenti<n id="1" />; pengetahuan akan lenyap.

Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu.<x id="o" /> Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan oleh karena hati nurani mereka lemah,<x id="p" /> hati nurani mereka itu dinodai olehnya.

Karena apabila orang melihat engkau yang mempunyai "pengetahuan", sedang duduk makan di dalam kuil berhala, bukankah orang yang lemah hati nuraninya itu dikuatkan untuk makan daging persembahan berhala?<x id="t" />

Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat<x id="o" /> dan aku mengetahui segala rahasia<x id="p" /> dan memiliki seluruh pengetahuan;<x id="q" /> dan sekalipun aku memiliki iman<x id="r" /> yang sempurna untuk memindahkan gunung,<x id="s" /> tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna<n id="1" />.

Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu, jika<n id="1" /> aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan<x id="b" /> Allah atau pengetahuan<x id="c" /> atau nubuat atau pengajaran?<x id="d" />