(0.99836925373134) | (Mrk 8:10) |
(ende: Dalmanuta) Menurut Mat 15:39: Magedan. Barangkali sama dengan "Magdala", kota-asal Maria Magdalena disebelah barat tasik Genesaret. |
(0.85574507462687) | (Mrk 8:10) | (jerusalem: Dalmanuta) Nama tempat ini tidak dikenal, sama seperti Magadan (var: Magdala) dalam Mat 15:39. Barangkali Dalmanuta hanya transkripsi sebuah ungkapan Aram yang kurang dimengerti. |
(0.49918462686567) | (Yoh 19:37) | (jerusalem: memandang) Memandang/melihat itu mempunyai arti khas dalam karangan-karangan Yohanes, yakni "memahami", bdk Yoh 3:14+. Prajurit kafir itu dalam pandangan Yohanes melambangkan semua orang kafir yang menjadi percaya, bdk Yoh 12:20-21,32 serta catatan-catatannya. Pikiran yang sama terungkap dalam Mat 27:54+ dan Mar 15:39+. Bdk juga Luk 23:47,48; Mat 24:30; Wah 1:7. |
(0.42787253731343) | (Kis 15:39) |
(full: PERSELISIHAN YANG TAJAM.
) Nas : Kis 15:39 Kadang-kadang perselisihan dapat timbul di antara orang percaya yang mengasihi Tuhan dan sesamanya. Pada saat perselisihan ini tidak dapat diatasi, yang paling baik adalah membiarkan masing-masing dengan pendapatnya sendiri serta membiarkan Allah bekerja sesuai kehendak-Nya dalam mereka yang terlibat. Perbedaan pendapat yang membawa pemisahan, sebagaimana terjadi dalam kasus Paulus dan Barnabas, tidak boleh disertai kepahitan dan kemusuhan. Baik Paulus maupun Barnabas tetap melanjutkan pekerjaan mereka bagi Allah dengan kasih karunia dan berkat Allah. |
(0.35656043283582) | (Kel 1:8) |
(full: YANG TIDAK MENGENAL YUSUF.
) Nas : Kel 1:8 Kitab Keluaran melanjutkan kisah hubungan Allah dengan orang Israel yang dimulai dalam Kejadian.
|
(0.24959231343284) | (Ayb 31:1) |
(full: AKU TELAH MENETAPKAN SYARAT BAGI MATAKU.
) Nas : Ayub 31:1-34 Di bagian ini Ayub meninjau integritas rohaninya yang teguh, kesetiaannya pada Allah dan jalan-jalan-Nya, serta kebaikannya kepada orang lain.
|
(0.24959231343284) | (Kis 15:35) |
(sh: Sikap menghadapi konflik (Rabu, 25 Mei 2005)) Sikap menghadapi konflikSikap menghadapi konflik
Konflik antara Paulus dan Barnabas dalam perikop ini terjadi setelah
mereka berjuang bersama mengabarkan Injil kepada bangsa-bangsa
nonyahudi. Persahabatan dan kerjasama mereka dengan dasar kasih
Kristus telah teruji melewati waktu. Namun, mereka tetap
mengalami konflik mengenai perbedaan prinsip menghadapi rekan
sepelayanan yang pernah mundur (lihat 13:13). Akibatnya mereka
berpisah dan mengambil jalannya masing-masing (ayat 15:39).
Sayang, Paulus dan Barnabas tidak mengatasi konflik di antara
mereka dengan baik sebagaimana mereka menyelesaikan permasalahan
di jemaat Antiokhia (ayat 15:22). Meski demikian, Tuhan
mengizinkan hal ini terjadi supaya Injil justru tersebar lebih
luas lagi. Kitab Kisah Para Rasul tidak menceritakan apa yang
terjadi dengan pelayanan Barnabas dan Yohanes Markus kemudian.
Namun, di dalam beberapa surat Paulus kita menemukan Yohanes
Markus kembali melayani bersama dengan Paulus (Kol. 4:10; Apabila konflik terjadi maka yang perlu dilakukan adalah: Pertama, berdoa mohon kepekaan dari Tuhan supaya kita melihat masalah dengan benar. Kedua, jangan menyerang pribadi pihak lawan. Ketiga, libatkan orang yang dewasa rohani untuk menjadi penengah. Keempat, berinisiatiflah untuk menyelesaikan konflik itu. Doaku: Ya Roh Kudus, sucikanlah hatiku agar ketika aku terlibat konflik, motivasiku terdalam adalah tetap untuk menyenangkan Tuhan. |
(0.17828021641791) | (Mat 4:3) | (jerusalem: Anak Allah) Sebutan alkitabiah ini tidak perlu selalu mengungkapkan "anak" dengan arti sesungguhnya dan sepenuh-penuhnya. Dapat juga berarti "anak angkat" saja berkat suatu pilihan dari pihak Allah yang menciptakan hubungan khas antara Allah dan makhlukNya. Dengan arti sedemikian itu para malaikat disebut "anak Allah", Ayu 1:16, atau bangsa terpilih, Kel 4:22; Wis 18:13, atau orang-orang Israel, Ula 14;1; Hos 2:1; bdk Mat 5:9,45, dll, atau para pemimpin mereka, Maz 82:6. Kalau sebutan itu ditrapkan pada Raja Mesias, 1Ta 17:13; Maz 2:7; Maz 89:27, maka tak perlu bahwa Mesias itu lebih dari seorang manusia. Tak perlu juga bahwa sebutan itu mempunyai arti lain di mulut iblis, Mat 4:3,6, di mulut orang yang kerasukan roh jahat, Mar 3;11; Luk 5:7; Luk 4:41, atau di mulut kepala lasykar, Mar 15:39; bdk Luk 23:47. Bahkan perkataan sorgawi yang terdengar waktu Yesus dibaptis, Mat 3:17, atau dimuliakan, Mat 17;5, pada diriNya tidak mengandung arti lebih mendalam dari kerelaan ilahi khas, yang dikurniakan kepada Mesias-Hamba Tuhan; juga pertanyaan yang diajukan Imam Besar, Mat 26:63, kiranya tidak memikirkan sesuatu yang lain dari pada Mesias-manusia. Hanya sebutan "Anak Allah" terbuka untuk suatu arti yang lebih mendalam sehingga dapat berarti juga anak yang sesungguhnya. Dan Yesus sendiri menyarankan arti lebih mendalam itu dengan menyebut diriNya sebagai "Anak", Mat 21:37, yang mempunyai Allah sebagai BapaNya secara istimewa, Yoh 20:17 dan bdk "Bapaku", Mat 7:21, dll, sehingga Yesus melebihi para malaikat, Mat 24:36. Sebab Yesus dengan Allah mempunyai hubungan unggul, baik dalam hal pengetahuan maupun kasih, Mat 11:27. Keterangan-keterangan semacam itu didukung keterangan lain mengenai harkat ilahi Mesias, Mat 22:42-46, dan asal-usul sorgawi "Anak Manusia", Mat 8:20+, dan diteguhkan oleh kejayaan kebangkitan. Maka ungkapan "Anak Allah" mendapat arti ilahi yang sesungguhnya, sebagaimana juga terdapat misalnya dalam surat-surat Paulus, Rom 9:5+. Selama Yesus hidup, murid-muridNya tidak menyadari arti ilahi semacam itu dengan jelas (Mat 14:33 dan Mat 16:16, yang menambah sebutan "Anak Allah" pada teks lebih tua seperti tercantum dalam Markus, tentu saja memperlihatkan kepercayaan yang sudah berkembang). Namun demikian kepercayaan yang mereka peroleh sesudah Paskah dengan pertolongan Roh Kudus, sungguh-sungguh bertumpu pada perkataan dan keterangan Yesus sendiri. Yesus benar-benar menyatakan kesadarannya bahwa Ia sungguh-sungguh Anak Bapa, sejauh keterangan semacam itu dapat dipahami dan diterima oleh orang sezamanNya. |
(0.14262417910448) | (Rm 7:5) |
(jerusalem: daging) 1) Arti pertama kata "daging", ialah unsur jasmaniah pada manusia, 1Ko 15:39; bdk Luk 24:39; Wah 17:16; 19:18, dan lawannya ialah roh, Rom 1:9+, daging ialah tubuh yang dapat diamati dengan pancaindera, Kol 2:1,5, khususnya tubuh sebagai alat persatuan seksuil, 1Ko 6:16; 7:18; Efe 5:29,31; bdk Mat 19:5 dsj; Yoh 1:13; Yud 7, yang melandasi hubungan keluarga, famili, dst, serta hak waris, Rom 4:1; 9:3,5; 11:14; bdk Ibr 12:9. Dengan demikian kata "daging" dipergunakan sama seperti kata Ibrani "basar" dalam Kitab Suci untuk menonjolkan segi kelemahan dan fana pada manusia, Rom 6:19; 2Ko 7:5; 12:7; Gal 4:13 dst; bdk Mat 26:41 dsj, dan mengungkapkan kecilnya manusia di hadapan Allah, Rom 3:20 dan Gal 2:16; 1Ko 1:29; bdk Mat 24:22 dsj; Luk 3:6; Yoh 17:2; Kis 2:17; 1Pe 1:24. Maka untuk memperlawankan tata kodrat dan tata kasih-karunia dipergunakan ungkapan "menurut daging", 1Ko 1:26; 2Ko 1:17; Efe 6:5; Kol 3:22; bdk File 16; Yoh 8:15, "daging dan darah", 1Ko 15:50; Gal 1:16; Efe 6:12; Ibr 2:14; bdk Mat 16:17, "kedagingan" (terj: duniawi), Rom 15:27; 1Ko 3:1,3; 9:11; |