Dan ia menulis surat, yang isinya sebagai berikut:

Salam dalam Tuhan kepada kamu dari Tertius, yaitu aku, yang menulis surat ini.

Dalam suratku telah kutuliskan kepadamu, supaya kamu jangan bergaul<x id="y" /> dengan orang-orang cabul.

Tetapi aku tidak mau kelihatan seolah-olah aku menakut-nakuti kamu dengan surat-suratku.

Demi nama Tuhan aku minta dengan sangat kepadamu, supaya surat ini dibacakan kepada semua saudara.<x id="a" />

Jadi meskipun aku telah menyedihkan hatimu dengan suratku<x id="v" /> itu, namun aku tidak menyesalkannya. Memang pernah aku menyesalkannya, karena aku lihat, bahwa surat itu menyedihkan hatimu--kendatipun untuk seketika saja lamanya--,

Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka.

Setibanya di Kaisarea<x id="p" /> orang-orang berkuda itu<x id="q" /> menyampaikan surat itu kepada wali negeri<x id="r" /> serta menyerahkan Paulus kepadanya.

Sesudah aku tiba, aku akan mengutus orang-orang, yang kamu anggap layak,<x id="x" /> dengan surat ke Yerusalem untuk menyampaikan pemberianmu.

Adakah kami mulai lagi memujikan diri<x id="a" /> kami? Atau perlukah kami seperti orang-orang lain menunjukkan surat pujian<x id="b" /> kepada kamu atau dari kamu?

Kamu adalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal dan yang dapat dibaca oleh semua orang.<x id="c" />

Sebab itu, berdirilah teguh<x id="j" /> dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima<x id="k" /> dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.

Salam dari padaku, Paulus. Salam ini kutulis dengan tanganku<x id="r" /> sendiri. Inilah tanda dalam setiap surat: beginilah tulisanku.

Saudara-saudara<x id="i" /> yang kekasih, ini sudah surat yang kedua, yang kutulis kepadamu. Di dalam kedua surat itu aku berusaha menghidupkan pengertian yang murni oleh peringatan-peringatan,<x id="j" />

Sebab, kata orang, surat-suratnya memang tegas dan keras, tetapi bila berhadapan muka sikapnya lemah<x id="q" /> dan perkataan-perkataannya tidak berarti.<x id="r" />

Tetapi hendaklah orang-orang yang berkata demikian menginsafi, bahwa tindakan kami, bila berhadapan muka, sama seperti perkataan kami dalam surat-surat kami, bila tidak berhadapan muka.

Dan bilamana surat ini telah dibacakan<n id="1" /> di antara kamu, usahakanlah, supaya dibacakan<x id="r" /> juga di jemaat Laodikia dan supaya surat yang untuk Laodikia dibacakan juga kepadamu.

Jika ada orang yang tidak mau mendengarkan apa yang kami katakan dalam surat ini, tandailah dia dan jangan bergaul dengan dia,<x id="m" /> supaya ia menjadi malu,<x id="n" />

dan meminta surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di Damsyik,<x id="g" /> supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang mengikuti Jalan Tuhan,<x id="h" /> ia menangkap mereka dan membawa mereka ke Yerusalem.

Tentang hal itu baik Imam Besar maupun Majelis Tua-Tua<x id="k" /> dapat memberi kesaksian. Dari mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara<x id="l" /> di Damsyik<x id="m" /> dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang terdapat juga di situ dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum.