Jadi jika orang yang tak bersunat memperhatikan tuntutan-tuntutan<x id="r" /> hukum Taurat, tidakkah ia dianggap sama dengan orang yang telah disunat?<x id="s" />

Dalam keadaan manakah hal itu diperhitungkan? Sebelum atau sesudah ia disunat? Bukan sesudah disunat, tetapi sebelumnya.

Kata mereka: "Engkau telah masuk ke rumah orang-orang yang tidak bersunat dan makan bersama-sama dengan mereka.<x id="v" />"

Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya,<x id="d" /> tetapi menjadi ciptaan baru,<x id="e" /> itulah yang ada artinya.

Dan tanda sunat itu diterimanya sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang ditunjukkannya, sebelum ia bersunat.<x id="c" /> Demikianlah ia dapat menjadi bapa<x id="d" /> semua orang percaya<x id="e" /> yang tak bersunat, supaya kebenaran diperhitungkan kepada mereka,

Jika demikian, maka orang yang tak bersunat, tetapi yang melakukan hukum Taurat, akan menghakimi kamu<x id="t" /> yang mempunyai hukum tertulis dan sunat, tetapi yang melanggar hukum Taurat.

Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman.<x id="s" />

Kalau seorang dipanggil dalam keadaan bersunat, janganlah ia berusaha meniadakan tanda-tanda sunat itu. Dan kalau seorang dipanggil dalam keadaan tidak bersunat, janganlah ia mau bersunat.<x id="e" />

Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak penting.<x id="f" /> Yang penting ialah mentaati hukum-hukum Allah<n id="1" />.

Tetapi sebaliknya, setelah mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan<x id="k" /> pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat,<x id="l" /> sama seperti kepada Petrus<x id="m" /> untuk orang-orang bersunat

Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus<x id="u" /> hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti,<x id="v" /> hanya iman yang bekerja oleh kasih<n id="1" />.<x id="w" />

Sunat memang ada gunanya, jika engkau mentaati hukum Taurat;<x id="p" /> tetapi jika engkau melanggar hukum Taurat, maka sunatmu<x id="q" /> tidak ada lagi gunanya.

Adakah ucapan bahagia ini hanya berlaku bagi orang bersunat saja atau juga bagi orang tak bersunat?<x id="a" /> Sebab telah kami katakan, bahwa kepada Abraham iman diperhitungkan sebagai kebenaran.<x id="b" />

dan juga menjadi bapa orang-orang bersunat, yaitu mereka yang bukan hanya bersunat, tetapi juga mengikuti jejak iman Abraham, bapa leluhur kita<n id="1" />, pada masa ia belum disunat.

Karena itu ingatlah, bahwa dahulu<x id="d" /> kamu--sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia,<x id="e" /> --

Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu<x id="w" /> dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan<x id="x" /> Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran<x id="y" /> kita,

dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi,<x id="q" /> orang bersunat atau orang tak bersunat,<x id="r" /> orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka,<x id="s" /> tetapi Kristus adalah semua<x id="t" /> dan di dalam segala sesuatu.