Jadi bagaimana sekarang: adakah kucari kesukaan manusia atau kesukaan Allah? Adakah kucoba berkenan kepada manusia<n id="1" />?<x id="t" /> Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.

Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu,<x id="q" /> terkutuklah<x id="r" /> dia.

Hanya ini yang hendak kuketahui dari pada kamu: Adakah kamu telah menerima Roh<x id="z" /> karena melakukan hukum Taurat<x id="a" /> atau karena percaya<n id="1" /> kepada pemberitaan Injil?<x id="b" />

Jadi bagaimana sekarang, apakah Ia yang menganugerahkan Roh<n id="1" /> kepada kamu dengan berlimpah-limpah dan yang melakukan mujizat<n id="2" /><x id="c" /> di antara kamu, berbuat demikian karena kamu melakukan hukum Taurat atau karena kamu percaya kepada pemberitaan Injil?<x id="d" />

Saudara-saudara,<x id="u" /> baiklah kupergunakan suatu contoh dari hidup sehari-hari. Suatu wasiat yang telah disahkan, sekalipun ia dari manusia, tidak dapat dibatalkan atau ditambahi oleh seorangpun.

Aku pergi berdasarkan suatu penyataan.<x id="y" /> Dan kepada mereka kubentangkan Injil yang kuberitakan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi<x id="z" />--dalam percakapan tersendiri kepada mereka yang terpandang--,supaya jangan dengan percuma aku berusaha<x id="a" /> atau telah berusaha.

Karena ada tertulis: "Bersukacitalah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembira dan bersorak-sorailah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami.<x id="f" />"