Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 13 dari 13 ayat untuk greek:2515 (0.000 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Kis 25:2) (jerusalem: menyampaikan dakwaan) Tindakan di hadapan pengadilan ini sama seperti dalam Kis 24:1; bdk Kis 25:15.
(0.71) (Hos 9:10) (ende)

Semula (digurun waktu mengungsi dari Mesir) Israil memberi banjak harapan. Tetapi segera hal itu dipermalukannja dengan dosanja di Ba'al-Pe-or (Bil 25:1-5) "keaiban" ialah berhala Ba'al.

(0.71) (Yer 25:15) (full: ANGGUR KEHANGATAN AMARAH. )

Nas : Yer 25:15

Anggur yang memabukkan sering kali dipakai dalam Alkitab untuk melambangkan murka Allah (lih. Yer 49:12; 51:7; Ayub 21:20; Mazm 60:5; Yes 51:17,22; Yeh 23:31; Wahy 14:8,10; 16:19; 18:6).

(0.61) (Mat 25:15) (full: TALENTA. )

Nas : Mat 25:15

Perumpamaan tentang talenta mengingatkan kita bahwa tempat dan pelayanan kita di sorga akan ditentukan oleh kesetiaan dalam kehidupan dan pelayanan kita di bumi (bd. ayat Mat 25:29). Talenta melambangkan semua kemampuan, waktu, sumber daya dan kesempatan untuk melayani Allah ketika masih di bumi ini. Hal-hal ini dianggap oleh Allah sebagai sesuatu yang dipercayakan kepada kita dan kita bertanggung jawab untuk mengelolanya dengan sebijaksana mungkin.

(0.57) (Mi 7:18) (jerusalem) Bagian ini merupakan sebuah doa berupa mazmur seperti terdapat juga dalam Yes 12:1-6; 25:1-5; 26:1-6,7-15,16-19; 63:7-64:11, dll.
(0.36) (2Sam 6:7) (jerusalem: karena keteledorannya itu) Kata Ibrani yang dipakai tidak diketahui artinya. Tabut perjanjian mendahsyatkan musuh-musuhnya, 1Sa 5, dan yang menghinakan dia, 1Sa 6:19. Tetapi apa yang di sini tampil adalah hal yang lain, yakni kekudusan tabut yang di atasnya bertakhtalah Tuhan. Karena itu tabut itu tidak boleh disentuh. Pengertian terhadap kekudusan itu, bdk Ima 17:1+, memang sederhana sekali, namun mengungkapkan suatu perasaan mendalam terhadap keluhuran Allah, bdk Kel 33:20+. Hukum Para Imam melembagakan perasaan itu dengan menetapkan bahwa bahkan orang Lewi berbahaya dengan mendekati tabut itu, kalau tidak terlebih dahulu ditutupi oleh para imam, Bil 4:5; 15,20. Orang Lewipun tidak boleh menyentuh tabut itu sendiri, tetapi mengusungnya dengan kayu pengusungnya dengan kayu pengusung, Kel 25:15.
(0.36) (Yes 21:13) (jerusalem: terhadap Arabia) Harafiah: di gurun (Ibraninya: arab). Judul nubuat ini, Yes 21:13-17, diambil dari Yes 21:13. Yang dimaksud memang suku-suku Arab yang menjadi sasaran dan korban suatu penyerbuan yang hanya dapat datang dari sebelah utara. Para penduduk Tema (dewasa ini disebut Teima), Kej 25:15; Yer 25:23, diajak untuk menerima kaum pelarian dari Dedan (dewasa ini disebut -waha- El Ela), Kej 10:7; Yer 49:8; Yeh 25:13; 27:20. Kedar ialah nama yang lebih luas yang merangkum daerah yang sama, Kej 25:13; Yer 49:28; Yeh 27:21. Waktu pada th 715 menyerbu daerah seberang sungai Yordan raja Sargon juga memasuki bagian barat laut tanah Arab. Negeri Yehuda merasa diri terancam juga.
(0.36) (Yer 25:13) (jerusalem: seperti yang telah dinubuatkan) Mungkin sekali dengan kalimat ini mulailah bagian lain dari kitab Yeremia, sehingga Yer 25:13-14 perlu dihubungkan dengan Yer 25:15 dst. Yer 25:13 nampaknya semacam judul untuk bagian berikut (Yer 13:1-38:28): Apa yang telah dinubuatkan Yeremia tentang segala bangsa. Adapun Yer 13:1-38:28 ini merupakan semacam kata pembukaan bagi kumpulan nubuat-nubuat tentang bangsa-bangsa lain (bab 46-51). Nubuat-nubuat yang tertua dari kumpulan itu agaknya sudah tercantum dalam kitab gulungan yang ditulis pada th 605 itu. Dalam terjemahan Yunani nubuat-nubuat tentang bangsa-bangsa lain itu memang ditempatkan sesudah bab 25 ini.
(0.29) (Bil 25:1) (jerusalem) Ceritera kuno, Bil 25:1-5, mengandaikan keadaan historis yang sama seperti yang melatarbelakangi ceritera-ceritera mengenai Bileam, bdk Bil 22:36+. Tempat kudus bagi Baal-Peor, bdk Bil 23:28, terletak di perbatasan Israel dengan Moab. Kedua bangsa itu berziarah ke tempat kudus itu. Perempuan-perempuan Moab membujuk orang Israel, sehingga turut beribadat kepada dewa (dewata) mereka, bdk Bil 31:16. Bil 25:6-18 yang melalui Bil 25:18 dihubungkan dengan tempat kudus yang sama, berasal dari tradisi Para Imam. Tetapi tradisi Para Imam itu memanfaatkan sebuah tradisi lebih tua. Dalam ceritera tua itu tampil berperan seorang perempuan Midian. Suku Midian itu memang mengembara di seluruh kawasan itu, bdk Bil 22:4,7, jauh di luar wilayah mereka sendiri, bdk Kel 2:11+. Mereka juga berziarah ke tempat kudus yang sama. Ceritera ini menjadi alasan mengapa diceriterakan juga perang melawan Midian, Bil 31:1+. Tradisi mengenai Musa memandang baik suku Midian, bdk Kel 2:18+, tetapi dalam tradisi lain ini suku itu menjadi musuh Israel. Bdk Hak 7-9.
(0.29) (Mzm 11:6) (jerusalem: angin yang menghanguskan) Ialah, bdk Rat 5:10; Sir 43:17 angin panas dari gurun pasir bdk Maz 129:6, yang mengeringkan segala sesuatunya dan amat ditakuti orang. Sama seperti "arang berapi dan belerang" (pemazmur agaknya berpikir kepada kota Sodom dan Gomora, Kel 19:24; Yeh 38:22; Ayu 18:15; Wah 20:9) angin itu melambangkan hukuman yang menimpa para pengejar
(0.25) (Yes 25:1) (sh: Derita ada akhirnya. (Minggu, 15 November 1998))
Derita ada akhirnya.

Zaman sekarang begitu banyak orang yang memalingkan muka, menutup mata bila melihat atau mendengar kisah penderitaan yang tak kunjung berakhir. Mengapa? Selama ini banyak orang termasuk Kristen tidak mampu memahami penderitaan yang terjadi di tengah-tengah dunia ini. Penderitaan yang timbul karena peperangan dan kelaparan sebagai wujud keegoisan manusia; bencana alam sebagai wujud murka alam, dlsb. Namun untuk orang beriman, penderitaan merupakan demonstrasi Allah menempa, mengajar dan membina umat-Nya guna mempersiapkan umat mencapai puncak pengharapan bagi perwujudan keadilan dan kedamaian. Dalam pengharapan itu semua tekanan, serangan angin ribut, badai topan yang menghancurkan dan menyengsarakan manusia akan berhenti, kegagahan dan kesombongan ditiadakan, panas terik yang tidak membawa kenyamanan, ketenangan, dan kesejukan akan disingkirkan dari jalan hidup orang percaya. Itulah saat dimana Allah kembali memproklamirkan tindakan kasih dan kemurahan-Nya.

Bersyukur: hakikat hidup. Banyak orang percaya dewasa ini tidak mampu mengimbangi tindakan-tindakan atraktif Allah yang membebaskan itu. Padahal dalam setiap tindakan tersebut Allah melepaskan umat dari cengkeraman tangan musuh, membungkamkan semarak sorak-sorai musuh. Bahkan di zaman Perjanjian Baru ini, Allah menghancurleburkan gempita kemenangan dosa lewat pengorbanan Yesus Kristus. Tidak cukupkah semua ini membuat hati tergerak? Lihatlah rasa syukur umat karena kelepasan yang dari Allah. Allah yang tidak pernah melepaskan atribut kekekalan-Nya. Allah yang telah berlaku setia sebelum umat meresponi kesetiaan-Nya. Bersyukurlah untuk semua yang telah, sedang dan akan Allah lakukan dalam hidup ini.

Anugerah Allah adalah sumber kelepasan. Peristiwa demi peristiwa dalam sejarah umat Allah, telah membuktikan bahwa anugerah Allah dinyatakan bukan hanya pada saat manusia lemah, dan tak berdaya membebaskan dirinya, tetapi anugerah yang tetap ada dalam kelemahan manusia, anugerah yang memampukan manusia bertahan dalam kelemahan, anugerah yang menyatakan keajaiban rencana Allah bagi orang percaya. Inilah hakikat hidup sebenarnya sebagai dasar syukur umat percaya dan itu berlangsung terus hingga saat ini.

Doa: Terima kasih Tuhan untuk pembebasan dan penyelamatan dari tekanan kesengsaraan sebagai belenggu dosa.

(0.25) (Mrk 10:32) (sh: Ada apa dengan Yerusalem? (Jumat, 28 Maret 2003))
Ada apa dengan Yerusalem?

Yerusalem, adalah kota yang disebut-sebut Yesus dalam pemberitaan-Nya sebagai kota penggenapan rencana keselamatan Allah. Di kota inilah Yesus akan mati di tangan bangsa-bangsa kafir!    Mereka yang menyertai Yesus masuk kota itu cemas. Satu-satunya    yang tidak menunjukkan kecemasan dalam rombongan itu hanyalah    Yesus. Yesus dengan penuh kerelaan menyadari bahwa Ia harus    menderita, dan mati bagi semua orang. Perjalanan menuju    Yerusalem adalah perjalanan penuh ketakutan dan penderitaan,    tetapi sekaligus perjalanan menuju kemenangan di mana semua    tindakan dan karya-Nya mengarah ke salib yang membebaskan kita    dari kuasa dosa.

Sungguh ironis, sebab di saat para murid cemas, Yakobus dan Yohanes,    anak-anak Zebedeus, melihat kondisi ini sebagai suatu kesempatan    untuk mendapatkan kedudukan tinggi, dan tempat terhormat. Namun    permintaan mereka dijawab Yesus dengan menjelaskan dua hal.    Pertama, cawan yang harus Ia minum. Cawan itu merupakan lambang    sukacita (lih. Mzm. 23:5; 116:13), dan dukacita dalam PL (lih.    Mzm. 11:6; Yeh. 23:31-34; Yes. 51:17-23; Yer. 25:15; Rat. 4:21).    Yesus memakai cawan dalam pengertian terakhir, yaitu bahwa Ia    harus minum dari cawan yang berisikan hukuman. Kedua, baptisan.    Dibaptis berarti merendahkan diri dengan penuh kepatuhan,    mengorbankan diri sendiri (bdk. Luk. 12:50). Melalui kedua    gambaran ini jelas bahwa demi Kerajaan itu Yesus harus    menderita. Mampukah para murid melakukan hal ini?

Melalui penderitaan Kristus, kita mendapatkan teladan pelayanan dan    kehidupan kristiani, yaitu melayani dalam kasih, kerendahan    hati, penaklukan diri kepada kehendak Allah (bdk. Flp. 2:1-11).

Renungkan:    Kebenaran Allah menjadi nyata melalui kematian Yesus Kristus,    dan belas kasihan Allah kepada kita dinyatakan melalui kurban    pengganti yang Allah sendiri berikan.



TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA