Sebab jika hal itu mungkin, pasti orang tidak mempersembahkan korban lagi, sebab mereka yang melakukan ibadah itu tidak sadar lagi akan dosa<x id="s" /> setelah disucikan sekali untuk selama-lamanya.

Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan,<x id="h" /> marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.<x id="i" />

Kita mempunyai suatu mezbah dan orang-orang yang melayani kemah<x id="c" /> tidak boleh makan<x id="d" /> dari apa yang di dalamnya.

Itu adalah kiasan<x id="n" /> masa sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan<x id="o" /> korban dan persembahan yang tidak dapat menyempurnakan mereka yang mempersembahkannya menurut hati nurani<x id="p" /> mereka,

Pelayanan mereka adalah gambaran<x id="z" /> dan bayangan<x id="a" /> dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan<x id="b" /> kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu.<x id="c" />"

betapa lebihnya darah Kristus<n id="1" />, yang oleh Roh<x id="e" /> yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya<x id="f" /> sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani<x id="g" /> kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia,<x id="h" /> supaya kita dapat beribadah kepada Allah<x id="i" /> yang hidup.