Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah.

Tetapi Imam Besar Ananias<x id="z" /> menyuruh orang-orang yang berdiri dekat Paulus menampar mulut<x id="a" /> Paulus.

Di Damsyik ada seorang murid Tuhan bernama Ananias. Firman Tuhan kepadanya dalam suatu penglihatan:<x id="o" /> <span class="red">"Ananias!"span> Jawabnya: "Ini aku, Tuhan!"

<span class="red">dan dalam suatu penglihatan ia melihat, bahwa seorang yang bernama Ananias masuk ke dalam dan menumpangkan tangannya<x id="q" /> ke atasnya, supaya ia dapat melihat lagi."span>

Di situ ada seorang bernama Ananias,<x id="t" /> seorang saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ.<x id="u" />

Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya<n id="1" />.<x id="e" /> Maka sangatlah ketakutan<x id="f" /> semua orang yang mendengar hal itu.

Jawab Ananias: "Tuhan, dari banyak orang telah kudengar tentang orang itu, betapa banyaknya kejahatan yang dilakukannya terhadap orang-orang kudus-Mu<n id="1" /><x id="r" /> di Yerusalem.<x id="s" />

Lima hari kemudian datanglah Imam Besar Ananias<x id="v" /> bersama-sama dengan beberapa orang tua-tua dan seorang pengacara bernama Tertulus. Mereka menghadap wali negeri<x id="w" /> dan menyampaikan dakwaan<x id="x" /> mereka terhadap Paulus.

Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu<x id="y" /> dikuasai Iblis,<x id="z" /> sehingga engkau mendustai Roh Kudus<n id="1" /><x id="a" /> dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?<x id="b" />

Lalu pergilah Ananias ke situ dan masuk ke rumah itu. Ia menumpangkan tangannya<x id="z" /> ke atas Saulus, katanya: "Saulus, saudaraku<n id="1" />, Tuhan Yesus, yang telah menampakkan diri kepadamu di jalan yang engkau lalui, telah menyuruh aku kepadamu, supaya engkau dapat melihat lagi dan penuh dengan Roh Kudus<n id="2" />.<x id="a" />"