Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus.<x id="w" />

dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah<x id="u" /> sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia.

Demikianlah caranya tempat yang kudus itu diatur. Maka imam-imam senantiasa<x id="e" /> masuk ke dalam kemah yang paling depan itu untuk melakukan ibadah mereka,

Dan juga kemah dan semua alat untuk ibadah dipercikinya secara demikian dengan darah.

Kita mempunyai suatu mezbah dan orang-orang yang melayani kemah<x id="c" /> tidak boleh makan<x id="d" /> dari apa yang di dalamnya.

Sebab ada dipersiapkan suatu kemah,<x id="r" /> yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian<x id="s" /> dan meja<x id="t" /> dengan roti sajian.<x id="u" /> Bagian ini disebut tempat yang kudus.<x id="v" />

Dengan ini Roh Kudus menyatakan,<x id="l" /> bahwa jalan<x id="m" /> ke tempat yang kudus itu belum terbuka, selama kemah yang pertama itu masih ada.

Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar<x id="u" /> untuk hal-hal yang baik yang akan datang:<x id="v" /> Ia telah melintasi kemah<x id="w" /> yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia,<x id="x" /> --artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --

Karena iman ia diam di tanah<x id="x" /> yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah<x id="y" /> dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji<x id="z" /> yang satu itu.

Pelayanan mereka adalah gambaran<x id="z" /> dan bayangan<x id="a" /> dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan<x id="b" /> kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: "Ingatlah," demikian firman-Nya, "bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu.<x id="c" />"