(0.99686657142857) | (Yer 50:1) | (jerusalem: mengenai Babel) Nubuat-nubuat yang berikut, bab 50-51, terutama menonjolkan dua hal yaitu: keruntuhan Babel dan kembalinya kaum buangan: keruntuhan Babel dan kembalinya kaum buangan. Yeremia mengharapkan kedua kejadian itu, tetapi yakin bahwa tidak segera akan terjadi, bdk Yer 27:7; 29:10,28. Tetapi dalam nubuat-nubuat ini terungkap pengharapan bahwa tidak lama lagi Babel akan musnah (terjadi pada th 538). Dalam keyakinan ini nubuat-nubuat ini berdekatan dengan Deutero-yesaya. |
(0.49843328571429) | (Kej 24:34) |
(sh: Menyelesaikan tugas sampai tuntas (Sabtu, 15 Mei 2004)) Menyelesaikan tugas sampai tuntasMenyelesaikan tugas sampai tuntas. Jalan sudah terbuka. Permintaan doa Eliezer sudah dikabulkan TUHAN. Eliezer sudah sampai di rumah keluarga Ribka. Sekarang apa yang harus dilakukan? Eliezer menceritakan maksud kedatangannya, sebagai utusan Abraham untuk mencarikan istri bagi putranya, Ishak. Eliezer menceritakan bahwa TUHAN sendiri yang menjawab doa permohonannya agar ia dituntun ke tempat yang tepat. Tepat seperti doa permohonannya, ia dihantar sampai ke rumah Ribka. Sekarang ia menantikan jawaban keluarga Ribka. Tanggapan keluarga Ribka, dalam hal ini diwakili Laban dan Betuel (ayah Ribka dan Laban), adalah percaya dan menerima maksud TUHAN atas diri Ribka (ayat 50-51). Ribka sendiri percaya dan menerima hal itu sebagai kehendak Tuhan (ayat 58). Sebagai tanda pinangan, dikeluarkanlah sejumlah perhiasan dan pakaian untuk Ribka dan saudara dan ibunya. Segera setelah pinangan diterima, dan bermalam satu malam, Eliezer pamit pulang untuk membawa Ribka kembali ke kemah Abraham. Namun, pihak keluarga Ribka hendak menahan Ribka selama mungkin, dan meminta waktu sepuluh hari lagi. Eliezer berkeras untuk berangkat saat itu juga (ayat 54-56). Tindakan Eliezer sungguh tepat. Tugas harus diselesaikan dengan tepat dan tuntas. Penundaan pulang mungkin mengakibatkan keluarga Ribka berubah pikiran, dan akhirnya menolak melepaskan Ribka. Sebenarnya kalau Eliezer mau berdalih, perjalanan jauh sehingga butuh waktu istirahat panjang, tentu saja perjalanan boleh ditunda satu atau dua hari lagi. Sebagai hamba yang baik, ia ingin menyenangkan tuannya bukan dirinya. Renungkan: Semua tugas, besar maupun kecil, bila dilihat sebagai pelayanan kepada Tuhan dan sesama, pasti akan kita lakukan dengan penuh tanggung jawab. |
(0.49843328571429) | (Luk 23:50) |
(sh: Yesus benar-benar mati (Sabtu, 10 April 2004)) Yesus benar-benar matiYesus benar-benar mati. Narasi berikut secara jelas melukiskan dan menginformasikan kepada kita bahwa Yesus tidak pingsan atau mati suri tetapi benar-benar mati. Yesus benar-benar mati sehingga perlu dikuburkan. Di mana? Apakah dikubur bersama penjahat-penjahat? Di mana murid? Bukankah mereka seharusnya bertanggungjawab untuk menguburkan Yesus? Di tengah situasi demikian muncul seorang anggota Sanhedrin bernama Yusuf, yang berasal dari Arimatea (ayat 50,51). Lukas melukiskan sosok dan karakter Yusuf sebagai orang baik, hidup benar dan seorang yang menanti-nantikan Kerajaan Allah. Yusuf termasuk anggota yang tidak setuju terhadap keputusan lembaga Sanhedrin terhadap Yesus. Ia menyetujui keputusan Pilatus yang menegaskan hingga tiga kali tentang ketidakbersalahan Yesus. Adalah suatu kesalahan besar menyalibkan orang yang tidak bersalah. Menyadari kesalahannya Yusuf ingin menebusnya. Yusuf menjumpai Pilatus dan meminta mayat Yesus untuk dikuburkan (ayat 52).
Mengapa Yusuf melakukannya? Sebagai pemimpin agama Yahudi Yusuf tahu
persis hukum yang mengatur orang yang disalibkan dalam Renungkan: Kematian Yesus adalah fakta yang tidak dapat disangkal. Karena itu hal sedemikian membuktikan bahwa Kemanusiaan-Nya tidak semu. |
(0.49843328571429) | (Yoh 1:35) |
(sh: Maju tak gentar, menyaksikan yang benar (Kamis, 27 Desember 2001)) Maju tak gentar, menyaksikan yang benarMaju tak gentar, menyaksikan yang benar. Pada kesaksian sebelumnya, tidak ada yang menerima pemberitaan Yohanes. Apakah ia mundur dari tugas kesaksian? Tidak! Pada hari berikutnya, Yohanes kembali bersaksi (ayat 35-36). Ia mengulangi kesaksian yang sama, yakni Yesus adalah Anak Domba Allah. Yohanes terus bersaksi meski pada kesaksian-kesaksian sebelumnya tidak dijelaskan apakah ada yang percaya. Ternyata hasil bukanlah tujuannya. Meski tanpa hasil, Yohanes terus bersaksi. Ia tidak patah semangat atau putus asa. Tujuan hidupnya jelas. Ia adalah saksi bagi Kristus. Kesadaran inilah yang membuatnya tidak lekas patah semangat atau putus asa. Meskipun tidak ada yang percaya, Yohanes tetap merasa tidak perlu mengganti isi kesaksian yang berpusat pada Kristus. Apakah di kemudian waktu ada yang menerima kesaksiannya? Setelah mengulang kesaksian, barulah kelihatan ada murid-murid Yohanes yang mulai tertarik. Dua orang muridnya segera meninggalkannya dan mengikuti Yesus. Yohanes tidak berkecil hati atau protes saat ia kehilangan murid-murid. Pertemuan murid-murid Yohanes dengan Yesus mengakibatkan mereka menjadi percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Mereka yang percaya ini segera bersaksi dan Andreas membawa Petrus ke Yesus (ayat 41). Yesus menyatakan pada Petrus bahwa Ia mengenal masa lalu dan masa depan Petrus (ayat 42). Rantai kesaksian tidak terputus. Filipus yang bertemu Yesus segera bersaksi kepada Natanael (ayat 45) dan juga mengajaknya bertemu Yesus (ayat 47). Kepada Natanael, Yesus mengungkapkan kemahatahuan-Nya (ayat 47-48). Natanael yang bertemu Yesus segera menyembah- Nya (ayat 49). Kepada mereka yang percaya, Yesus menjanjikan bahwa pengenalan mereka akan bertumbuh semakin dalam (ayat 50-51). Renungkan: Percaya pada Yesus dan menjadi saksi-Nya merupakan mata rantai yang tidak terpisahkan. Percaya pada Yesus seharusnya secara alamiah menghasilkan kesaksian tentang Yesus. Tidak mungkin orang mengatakan percaya pada Yesus, tetapi tidak mau bersaksi tentang Yesus. Berdoalah agar Anda diberikan ketaatan untuk menjadi saksi Kristus! |