Pengkhotbah<x id="m" /> berusaha mendapat kata-kata yang menyenangkan dan menulis kata-kata kebenaran secara jujur.<x id="n" />

Inilah perkataan Pengkhotbah,<x id="a" /> anak Daud, raja di Yerusalem.<x id="b" />

Perkataan orang berhikmat yang didengar dengan tenang, lebih baik dari pada teriakan orang yang berkuasa di antara orang bodoh.

Perkataan mulut orang berhikmat menarik,<x id="i" /> tetapi bibir<x id="j" /> orang bodoh menelan orang itu sendiri.

Awal perkataan yang keluar dari mulutnya adalah kebodohan, dan akhir bicaranya adalah kebebalan yang mencelakakan.

(5-2) Karena sebagaimana mimpi<x id="p" /> disebabkan oleh banyak kesibukan, demikian pula percakapan bodoh disebabkan oleh banyak perkataan.<x id="q" />

(5-6) Karena sebagaimana mimpi banyak, demikian juga perkataan sia-sia banyak. Tetapi takutlah akan Allah.<x id="u" />

Karena makin banyak kata-kata, makin banyak kesia-siaan. Apakah faedahnya untuk manusia?

Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar<x id="e" /> lebih baik dari pada tinggi hati.

Karena titah raja berkuasa; siapakah yang akan mengatakan kepadanya: "Apakah yang baginda buat?<x id="f" />"

Siapa yang mematuhi perintah tidak akan mengalami perkara yang mencelakakan, dan hati orang berhikmat mengetahui waktu pengadilan,

Kataku: "Hikmat lebih baik dari pada keperkasaan, tetapi hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar<x id="w" /> orang."

Kata-kata orang berhikmat seperti kusa<n id="1" /> dan kumpulan-kumpulannya seperti paku-paku<x id="o" /> yang tertancap, diberikan oleh satu gembala.

(5-1) Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah,<x id="n" /> karena Allah ada di sorga dan engkau di bumi; oleh sebab itu, biarlah perkataanmu sedikit.<x id="o" />

Segala sesuatu menjemukan, sehingga tak terkatakan oleh manusia; mata tidak kenyang melihat,<x id="h" /> telinga tidak puas mendengar.

Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: "Lihatlah, ini baru!"? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada.

Juga janganlah memperhatikan segala perkataan yang diucapkan orang, supaya engkau<x id="v" /> tidak mendengar pelayanmu mengutuki engkau.

Siapakah seperti orang berhikmat? Dan siapakah yang mengetahui keterangan setiap perkara? Hikmat manusia menjadikan wajahnya bercahaya dan berubahlah kekerasan wajahnya.

Janganlah tergesa-gesa pergi dari hadapannya,<x id="e" /> janganlah bertahan dalam perkara yang jahat, karena ia berbuat apa yang dikehendakinya.

Orang yang bodoh banyak bicaranya,<x id="k" /> meskipun orang tidak tahu apa yang akan terjadi, dan siapakah yang akan mengatakan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?<x id="l" />