Ia sujud pada kaki Daud serta berkata: "Aku sajalah, ya tuanku, yang menanggung kesalahan<x id="d" /> itu. Izinkanlah hambamu ini berbicara kepadamu, dan dengarkanlah perkataan hambamu ini.

Kemudian bernazarlah<x id="t" /> ia, katanya: "TUHAN semesta alam,<x id="u" /> jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat<x id="v" /> kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN<n id="1" /> untuk seumur hidupnya<x id="w" /> dan pisau cukur<x id="x" /> tidak akan menyentuh kepalanya<n id="2" />."

Lalu bangkitlah perempuan itu berdiri, sujudlah ia menyembah dengan mukanya ke tanah sambil berkata: "Sesungguhnya, hambamu ini ingin menjadi budak yang membasuh kaki para hamba tuanku itu."

Janganlah anggap hambamu ini seorang perempuan dursila; sebab karena besarnya cemas dan sakit hati<x id="a" /> aku berbicara demikian lama."

Janganlah kiranya tuanku mengindahkan Nabal, orang yang dursila itu, sebab seperti namanya demikianlah ia: Nabal namanya dan bebal<x id="e" /><x id="f" /> orangnya. Tetapi aku, hambamu ini, tidak melihat orang-orang yang tuanku suruh.

Ampunilah<x id="k" /> kiranya kecerobohan hambamu ini, sebab pastilah TUHAN akan membangun bagi tuanku keturunan yang teguh,<x id="l" /> karena tuanku ini melakukan perang<x id="m" /> TUHAN dan tidak ada yang jahat<x id="n" /> terdapat padamu selama hidupmu.

maka tak usahlah tuanku bersusah hati dan menyesal karena menumpahkan darah tanpa alasan, dan karena tuanku bertindak sendiri dalam mencari keadilan. Dan apabila TUHAN berbuat baik kepada tuanku, ingatlah<x id="s" /> kepada hambamu<x id="t" /> ini."