Dalil-dalilmu adalah amsal debu, dan perisaimu perisai tanah liat.<x id="m" />

Ia telah menghempaskan aku ke dalam lumpur,<x id="k" /> dan aku sudah menyerupai debu dan abu.<x id="l" />

Ia menurunkan salju<x id="j" /> seperti bulu domba dan menghamburkan embun beku<x id="k" /> seperti abu.

Ia meremukkan gigi-gigiku dengan memberi aku makan kerikil;<x id="k" /> Ia menekan aku ke dalam debu.<x id="l" />

Oleh sebab itu aku mencabut perkataanku<x id="p" /> dan dengan menyesal<x id="q" /> aku duduk dalam debu dan abu<n id="1" />.<x id="r" />"

(102-10) Sebab aku makan abu<x id="y" /> seperti roti, dan mencampur minumanku dengan tangisan,<x id="z" />

Abraham menyahut: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu.<x id="d" />

Lalu Ayub mengambil sekeping beling untuk menggaruk-garuk badannya, sambil duduk di tengah-tengah abu.<x id="l" />

Ratapan kuat, teriakan pahit diperdengarkan terhadapmu; taruh abu<x id="e" /> di atas kepala, berguling-guling<x id="f" /> dalam debu.<x id="g" />

Lalu aku mengarahkan mukaku kepada Tuhan Allah untuk berdoa dan bermohon, sambil berpuasa<x id="w" /> dan mengenakan kain kabung serta abu.<x id="x" />

Dan orang yang mengumpulkan<x id="k" /> abu lembu itu haruslah mencuci pakaiannya, dan ia najis sampai matahari terbenam.<x id="l" /> Itulah suatu ketetapan<x id="m" /> untuk selama-lamanya bagi orang Israel dan bagi orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu.<x id="n" />

Lalu Tamar menaruh abu<x id="m" /> di atas kepalanya, mengoyakkan baju kurung yang maha indah yang dipakainya, meletakkan tangannya di atas kepalanya dan pergilah ia sambil meratap dengan nyaring.

Orang yang sibuk dengan abu<x id="r" /> belaka, disesatkan<x id="s" /> oleh hatinya yang tertipu; ia tidak dapat menyelamatkan jiwanya atau mengatakan: "Bukankah dusta<x id="t" /><x id="u" /> yang menjadi peganganku?"

Hai puteri bangsaku, kenakanlah kain kabung,<x id="c" /> dan berguling-gulinglah dalam debu!<x id="d" /> Berkabunglah seperti menangisi<x id="e" /> seorang anak tunggal,<x id="f" /> merataplah dengan pahit pedih! Sebab sekonyong-konyong akan datang si pembinasa<x id="g" /> menyerangmu.

Dengan banyaknya kesalahanmu dan kecurangan dalam dagangmu engkau melanggar kekudusan tempat kudusmu. Maka Aku menyalakan api<x id="z" /> dari tengahmu yang akan memakan habis engkau. Dan Kubiarkan engkau menjadi abu<x id="a" /> di atas bumi di hadapan semua yang melihatmu.<x id="b" />

Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu.<x id="w" />

Kamu akan menginjak-injak<x id="t" /> orang-orang fasik, sebab mereka akan menjadi abu<x id="u" /> di bawah telapak kakimu, pada hari yang Kusiapkan itu, firman TUHAN semesta alam.

Maka seorang yang tahir haruslah mengumpulkan abu lembu<x id="g" /> itu dan menaruhnya pada suatu tempat<x id="h" /> yang tahir di luar tempat perkemahan, supaya semuanya itu tinggal tersimpan bagi umat Israel untuk membuat air pentahiran;<x id="i" /> itulah penghapus dosa<n id="1" />.<x id="j" />

Setelah Mordekhai mengetahui segala yang terjadi itu, ia mengoyakkan pakaiannya,<x id="v" /> lalu memakai kain kabung dan abu,<x id="w" /> kemudian keluar berjalan di tengah-tengah kota, sambil melolong-lolong<x id="x" /> dengan nyaring dan pedih.

Di tiap-tiap daerah, ke mana titah dan undang-undang raja telah sampai, ada perkabungan yang besar di antara orang Yahudi disertai puasa dan ratap tangis; oleh banyak orang dibentangkan kain kabung dengan abu sebagai lapik tidurnya.