Baiklah Kita<x id="v" /> turun<x id="w" /> dan mengacaubalaukan di sana bahasa mereka, sehingga mereka tidak mengerti lagi bahasa masing-masing.<x id="x" />"

Tebal "laut" itu setapak tangan dan tepinya serupa tepi piala, seperti bunga bakung yang berkembang. "Laut" itu dapat memuat dua ribu bat air.

Orang bebal tidak layak mengucapkan kata-kata yang bagus, apalagi orang mulia<x id="z" /> mengucapkan kata-kata dusta.

Ia masih akan membuat mulutmu tertawa<x id="s" /> dan bibirmu bersorak-sorak.<x id="t" />

Dia yang membungkamkan orang-orang yang dipercaya, menjadikan para tua-tua<x id="i" /> hilang akal.

Dengarkanlah pembelaanku, dan perhatikanlah bantahan bibirku.<x id="e" />

Aku akan menguatkan hatimu<x id="s" /> dengan mulut, dan tidak menahan bibirku mengatakan belas kasihan.<x id="t" />

Aku harus berbicara, supaya merasa lega, aku harus membuka mulutku dan memberi sanggahan.<x id="p" />

sebab mereka memahitkan hatinya,<x id="g" /><x id="h" /> sehingga ia teledor dengan kata-katanya.<x id="i" />

Dengan bibirku aku menceritakan segala hukum yang Kauucapkan.<x id="s" />

Biarlah bibirku mengucapkan puji-pujian,<x id="o" /> sebab Engkau mengajarkan<x id="p" /> ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

supaya engkau berpegang pada kebijaksanaan dan bibirmu memelihara pengetahuan.

Ia merayu orang muda itu dengan berbagai-bagai bujukan, dengan kelicinan bibir<x id="n" /> ia menggodanya.

Jiwaku bersukaria, kalau bibirmu mengatakan yang jujur.<x id="h" />

Siapa memberi jawaban yang tepat mengecup bibir.

Si pembenci berpura-pura dengan bibirnya,<x id="t" /> tetapi dalam hati dikandungnya tipu daya.<x id="u" />

percakapan orang-orang yang melawan aku, dan rencana mereka terhadap aku sepanjang hari.<x id="v" />

Pada rangkapan yang pertama, di tepi satu tenda yang di ujung, haruslah engkau membuat sosok-sosok kain ungu tua dan demikian juga di tepi satu tenda yang paling ujung pada rangkapan yang kedua.

Haruslah engkau membuat lima puluh sosok pada rangkapan yang pertama di tepi satu tenda yang di ujung dan lima puluh sosok di tepi satu tenda pada rangkapan yang kedua.

Pada rangkapan yang pertama, di tepi satu tenda yang di ujung, dibuatlah sosok-sosok kain ungu tua dan demikian juga di tepi satu tenda yang paling ujung pada rangkapan yang kedua.