(0.9764272) | (Yes 55:11) |
(full: FIRMAN-KU ... TIDAK AKAN KEMBALI KEPADA-KU DENGAN SIA-SIA.
) Nas : Yes 55:11 Kuasa dan dampak firman Allah tidak pernah dibatalkan atau dinyatakan tidak berlaku lagi; firman-Nya akan membawa kehidupan rohani kepada orang yang menerimanya atau hukuman yang adil kepada orang yang menolaknya (lihat art. FIRMAN ALLAH). |
(0.8369376) | (Ibr 4:12) |
(full: FIRMAN ALLAH.
) Nas : Ibr 4:12 Firman Allah menentukan siapa yang akan memasuki perhentian Allah. Firman ini merupakan pedang tajam yang menusuk sampai ke dalam hati sanubari kita untuk mengetahui apakah pikiran dan motivasi kita itu rohani atau tidak. Pedang ini bermata dua, yang memotong untuk menyelamatkan kehidupan kita atau yang menghukum kita untuk mengalami kematian kekal (bd. Yoh 6:63; 12:48). Oleh karena itu, tanggapan kita terhadap Firman Allah seharusnya lebih mendekatkan kita kepada Yesus sebagai Imam Besar kita (ayat Ibr 4:14-16; lihat art. FIRMAN ALLAH). |
(0.69744793333333) | (Yer 15:16) |
(full: FIRMAN-MU ... KEGIRANGAN BAGIKU DAN ... KESUKAAN HATIKU.
) Nas : Yer 15:16 Yeremia berbeda dengan bangsanya dalam dua hal mendasar.
|
(0.69744793333333) | (Ibr 6:18) |
(full: ALLAH TIDAK MUNGKIN BERDUSTA.
) Nas : Ibr 6:18 Karena Allah tidak dapat berdusta, janji-janji-Nya kepada Abraham itu benar (ayat Ibr 6:14). Kejujuran Allah bukan saja berlaku untuk janji-Nya kepada Abraham, tetapi juga untuk Firman-Nya dalam seluruh Alkitab. Maksudnya, karena Alkitab adalah Firman Allah yang diilhamkan, maka Alkitab itu sepenuhnya benar dan dapat dipercaya. Kebenaran Firman Allah terkandung di dalam kata-kata dan kalimat-kalimat Alkitab itu sendiri. Para penulisnya dituntun sedemikian rupa oleh Roh Kudus ketika menulis naskah-naskah aslinya sehingga penyampaian amanat Allah kepada umat manusia dikomunikasikan tanpa kesalahan (lihat art. FIRMAN ALLAH; dan lihat art. PENGILHAMAN DAN KEKUASAAN ALKITAB; |
(0.5579584) | (Ibr 1:1) |
(full:
) Penulis : Tidak Disebutkan Tema : Perjanjian yang Lebih Baik Tanggal Penulisan: 67-69 M (tidak dapat dipastikan) Latar Belakang Tidak diketahui kepada siapa surat ini dialamatkan, sekalipun Roma merupakan kemungkinan. Judul kitab ini di dalam naskah-naskah Yunani yang tertua hanyalah, "Kepada Orang Ibrani." Sekalipun demikian isi surat ini menunjukkan bahwa surat ini ditujukan kepada orang-orang Kristen Yahudi. Penggunaan Septuaginta (Alkitab PL dalam bahasa Yunani) oleh penulis ketika mengutip PL menunjukkan bahwa para penerima surat ini mungkin adalah orang-orang Yahudi berbahasa Yunani yang tinggal di luar Palestina. Kalimat "terimalah salam dari saudara-saudara di Italia" (versi Inggris NIV -- "mereka dari Italia mengirim salam" Ibr 13:24) mungkin sekali berarti bahwa penulis sedang menulis kepada orang-orang yang tinggal di Roma dan mencantumkan salam dari orang-orang percaya dari Italia yang dalam perantauan. Para penerima surat ini mungkin terdiri atas kelompok-kelompok persekutuan rumah yang merupakan bagian dari jemaat gereja yang lebih luas di Roma. Beberapa di antaranya mulai menunjukkan tanda-tanda akan meninggalkan iman mereka kepada Yesus dan kembali kepada kepercayaan Yahudi mereka sebelumnya, karena mereka dianiaya dan putus asa. Penulis Surat Ibrani ini tidak disebutkan baik dalam judul kitab yang semula maupun sepanjang surat ini, sekalipun ia merupakan tokoh yang cukup dikenal pembacanya (Ibr 13:18-24). Oleh karena satu dan lain alasan, identitas penulis hilang sekitar akhir abad pertama. Selanjutnya dalam tradisi gerejani mula-mula (abad ke-2 sampai ke-4) muncul berbagai pendapat mengenai orang yang mungkin merupakan penulis surat ini. Pendapat bahwa Paulus menulis surat ini baru tersebar luas pada abad ke-5. Banyak ahli PB yang berpandangan konservatif dewasa ini beranggapan bahwa Paulus tidak mungkin menulis surat ini karena gaya penulisan yang halus dan bercorak Aleksandria, ketergantungan pada Septuaginta, cara memperkenalkan kutipan-kutipan PL, cara berargumentasi dan gaya mengajar, susunan argumentasi dan hal tidak menyebutkan dirinya itu bukan merupakan gaya Paulus. Lagi pula, Paulus senantiasa menunjuk kepada penyataan yang langsung diperolehnya dari Kristus (bd. Gal 1:11-12), sedangkan penulis surat ini menempatkan dirinya di antara orang-orang Kristen angkatan kedua yang memperoleh keyakinan Injil karena kesaksian para saksi mata pelayanan Yesus (Ibr 2:3). Di antara tokoh-tokoh PB yang namanya disebut, gambaran Lukas mengenai Apolos dalam Kis 18:24-28 paling cocok dengan keadaan penulis surat ini. Terlepas dari siapa penulis surat ini, hal ini dapat dipastikan: penulis menulis dengan kepenuhan Roh dan wawasan, penyataan dan wibawa yang rasuli. Karena dalam Surat Ibrani penghancuran Bait Suci di Yerusalem dan ibadah di bawah pimpinan para imam Lewi tidak disebut maka ada anggapan yang kuat bahwa surat ini ditulis sebelum tahun 70 M. Tujuan Surat Ibrani terutama ditulis kepada orang-orang Kristen Yahudi yang sedang mengalami penganiayaan dan keputusasaan. Penulis berusaha untuk memperkuat iman mereka kepada Kristus dengan menjelaskan secara teliti keunggulan dan ketegasan penyataan Allah dan penebusan di dalam Yesus Kristus. Ia menunjukkan bahwa penyediaan penebusan di bawah perjanjian yang lama sudah digenapi dan tidak terpakai lagi karena Yesus telah datang dan menetapkan suatu perjanjian yang baru oleh kematian-Nya yang mengerjakan perdamaian. Penulis menantang para pembacanya
Survai Surat Ibrani ini lebih mirip dengan suatu khotbah daripada sebuah surat. Penulis menggambarkan karyanya ini sebagai "kata-kata nasihat" (Ibr 13:22). Surat ini terdiri atas tiga bagian utama.
Ciri-ciri Khas Delapan ciri utama menandai surat ini.
|
(0.4882136) | (Yoh 1:1) |
(full:
) Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah Tanggal Penulisan: 80-95 M Latar Belakang Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil. Injil ini mencatat banyak hal tentang pelayanan Yesus di daerah Yudea dan Yerusalem yang tidak ditulis oleh ketiga Injil yang lain, dan menyatakan dengan lebih sempurna rahasia tentang kepribadian Yesus. Penulis diidentifikasikan secara tidak langsung sebagai "murid yang dikasihi-Nya" (Yoh 13:23; Yoh 19:26; Yoh 20:2; Yoh 21:7,20). Kesaksian tradisi Kekristenan serta bukti yang terkandung dalam Injil ini sendiri menunjukkan bahwa penulisnya adalah Yohanes anak Zebedeus, salah satu di antara dua belas murid dan anggota kelompok inti Kristus (Petrus, Yohanes, dan Yakobus). Menurut beberapa sumber kuno, Yohanes, rasul yang sudah lanjut usianya, sementara tinggal di Efesus, diminta oleh para penatua di Asia untuk menulis "Injil yang rohani" ini untuk menyangkal suatu ajaran sesat mengenai sifat, kepribadian dan keilahian Yesus yang dipimpin oleh seorang Yahudi berpengaruh bernama Cerinthus. Injil Yohanes tetap melayani gereja sebagai suatu pernyataan teologis yang sangat dalam tentang "kebenaran" yang menjelma di dalam diri Yesus Kristus. Tujuan Yohanes menyatakan tujuannya untuk tulisannya dalam Yoh 20:31, yaitu "supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya." Naskah kuno Yunani dari Yohanes memakai satu dari dua bentuk waktu untuk kata Yunani yang diterjemahkan "percaya" (Yoh 20:31): yaitu _aorist subjunctive_ ("sehingga kamu dapat mulai mempercayai") dan _present subjunctive_ ("sehingga kamu dapat terus percaya"). Jikalau Yohanes bermaksud yang pertama, ia menulis untuk meyakinkan orang yang tidak percaya untuk percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan. Kalau yang kedua, Yohanes menulis untuk menguatkan dasar iman supaya orang percaya dapat terus percaya kendatipun ada ajaran palsu, dan dengan demikian masuk dalam persekutuan penuh dengan Bapa dan Anak (bd. Yoh 17:3). Walaupun kedua tujuan ini didukung dalam kitab Yohanes, isi dari Injil ini pada umumnya mendukung yang kedua sebagai tujuan utama. Survai Injil keempat ini menyajikan bukti-bukti yang terpilih dengan cermat bahwa Yesus adalah Mesias Israel dan Putra Allah yang menjelma dan bukan anak angkat. Bukti-bukti yang mendukung termasuk:
Injil Yohanes mempunyai dua bagian besar.
Ciri-ciri Khas Delapan penekanan utama menandai Injil ini.
|