Orang pendatang dan orang upahan<x id="r" /> tidak boleh memakannya.

Apabila seorang asing atau seorang pendatang di antaramu telah menjadi mampu, sedangkan saudaramu yang tinggal padanya jatuh miskin, sehingga menyerahkan dirinya<x id="d" /> kepada orang asing atau pendatang yang di antaramu itu atau kepada seorang yang berasal dari kaum orang asing,

"Aku ini orang asing dan pendatang<x id="e" /> di antara kamu; berikanlah kiranya kuburan milik kepadaku di tanah kamu ini, supaya kiranya aku dapat mengantarkan dan menguburkan isteriku yang mati<x id="f" /> itu."

Setiap orang awam janganlah memakan<x id="n" /> persembahan kudus; demikian juga pendatang yang tinggal pada imam ataupun orang upahan.

Hasil tanah selama sabat<x id="d" /> itu haruslah menjadi makanan bagimu, yakni bagimu sendiri, bagi budakmu laki-laki, bagi budakmu perempuan, bagi orang upahan dan bagi orang asing di antaramu, yang semuanya tinggal padamu.

"Tanah<n id="1" /><x id="c" /> jangan dijual mutlak, karena Akulah pemilik<x id="d" /> tanah itu, sedang kamu adalah orang asing<x id="e" /> dan pendatang bagi-Ku.

"Apabila saudaramu jatuh miskin,<x id="p" /> sehingga tidak sanggup bertahan di antaramu, maka engkau harus menyokong<x id="q" /> dia sebagai orang asing dan pendatang, supaya ia dapat hidup di antaramu.

Sebagai orang upahan<x id="x" /> dan sebagai pendatang ia harus tinggal di antaramu; sampai kepada tahun Yobel ia harus bekerja padamu.

Juga dari antara anak-anak pendatang yang tinggal di antaramu boleh kamu membelinya dan dari antara kaum mereka yang tinggal di antaramu, yang dilahirkan di negerimu. Orang-orang itu boleh menjadi milikmu.

Keenam kota itu haruslah menjadi tempat perlindungan bagi orang Israel dan bagi orang asing dan pendatang di tengah-tengahmu, supaya setiap orang yang telah membunuh seseorang dengan tidak sengaja dapat melarikan diri ke sana.

Sebab kami adalah orang asing di hadapan-Mu dan orang pendatang<x id="c" /> sama seperti semua nenek moyang kami; sebagai bayang-bayang<x id="d" /> hari-hari kami di atas bumi dan tidak ada harapan.

(39-13) Dengarkanlah doaku, ya TUHAN, dan berilah telinga kepada teriakku minta tolong,<x id="y" /> janganlah berdiam<x id="z" /> diri melihat air mataku!<x id="a" /> Sebab aku menumpang<x id="b" /> pada-Mu, aku pendatang<x id="c" /> seperti semua nenek moyangku.<x id="d" />

Lalu berkatalah Elia<n id="1" />,<x id="c" /> orang Tisbe, dari Tisbe-Gilead,<x id="d" /> kepada Ahab: "Demi Tuhan yang hidup, Allah Israel, yang kulayani, sesungguhnya tidak akan ada embun atau hujan<n id="2" /><x id="e" /> pada tahun-tahun ini, kecuali kalau kukatakan."