Alkitab SABDA
alkitab.sabda.org

maka di manakah harapanku? Siapakah yang melihat adanya harapan bagiku?

Bukankah takutmu akan Allah yang menjadi sandaranmu, dan kesalehan hidupmu menjadi pengharapanmu?

Demikianlah ada harapan bagi orang kecil, dan kecurangan tutup mulut.

Ia membongkar aku di semua tempat, sehingga aku lenyap, dan seperti pohon harapanku dicabut-Nya.

Harapan orang benar akan menjadi sukacita, tetapi harapan orang fasik menjadi sia-sia.

Biarlah ia merebahkan diri dengan mukanya dalam debu, mungkin ada harapan.

Ah, kiranya terkabul permintaanku dan Allah memberi apa yang kuharapkan!

Hari-hariku berlalu lebih cepat dari pada torak, dan berakhir tanpa harapan.

Demikianlah pengalaman semua orang yang melupakan Allah; maka lenyaplah harapan orang fasik,

Engkau akan merasa aman, sebab ada harapan, dan sesudah memeriksa kiri kanan, engkau akan pergi tidur dengan tenteram;

(62-6) Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku.

Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya ALLAH.

Pengharapan orang fasik gagal pada kematiannya, dan harapan orang jahat menjadi sia-sia.

Keinginan orang benar mendatangkan bahagia semata-mata, harapan orang fasik mendatangkan murka.

Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.

Jika engkau melihat orang yang menganggap dirinya bijak, harapan bagi orang bebal lebih banyak dari pada bagi orang itu.

Kaulihat orang yang cepat dengan kata-katanya; harapan lebih banyak bagi orang bebal dari pada bagi orang itu.

Masih ada harapan untuk hari depanmu, demikianlah firman TUHAN: anak-anak akan kembali ke daerah mereka.

Perempuan itupun berkata: "Seperti yang telah kamu katakan, demikianlah akan terjadi." Sesudah itu dilepasnyalah orang-orang itu pergi, maka berangkatlah mereka. Kemudian perempuan itu mengikatkan tali kirmizi itu pada jendela.

Tetapi mata orang fasik akan menjadi rabun, mereka tidak dapat melarikan diri lagi; yang masih diharapkan mereka hanyalah menghembuskan nafas."