Celakalah mereka yang memandang dirinya<x id="u" /> bijaksana, yang menganggap dirinya pintar!

Anak semang<x id="s" /> dan budak perempuanku<x id="t" /> menganggap aku orang yang tidak dikenal, aku dipandang mereka orang asing.

Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa,<x id="d" /> orang Enak<x id="e" /> yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang,<x id="f" /> dan demikian juga mereka terhadap kami."

Inilah firman yang diperintahkan TUHAN mengenai anak-anak perempuan Zelafehad, bunyinya: Mereka boleh kawin dengan siapa saja yang suka kepada mereka, asal mereka kawin di lingkungan salah satu kaum dari suku ayah mereka.

Sebab itu ia berlaku seperti orang yang sakit ingatan<x id="t" /> di depan mata mereka dan berbuat pura-pura gila di dekat mereka; ia menggores-gores pintu gerbang dan membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya.

Ketika seluruh rakyat melihat hal itu, mereka menganggap hal itu baik, seperti segala sesuatu yang dilakukan raja dianggap baik oleh seluruh rakyat.

Tetapi bagi mereka, itu adalah tenungan yang menipu, walaupun mereka mengangkat sumpah yang muluk-muluk; tetapi ia mengingat<x id="k" /> kesalahan<x id="l" /> mereka, sehingga mereka ditangkap.

Setelah imam Pinehas dan para pemimpin umat serta para kepala kaum-kaum orang Israel yang bersama-sama dengan dia, mendengar perkataan yang dikatakan oleh bani Ruben, bani Gad dan bani Manasye itu, maka mereka menganggap hal itu baik.

Tetapi banyak di antara para imam, orang-orang Lewi dan kepala-kepala kaum keluarga, orang tua-tua yang pernah melihat rumah<x id="v" /> yang dahulu, menangis<x id="w" /> dengan suara nyaring, ketika perletakan dasar rumah ini dilakukan di depan mata mereka, sedang banyak orang bersorak-sorai dengan suara nyaring karena kegirangan<n id="1" />.

Ketika semua musuh kami mendengar hal itu, takutlah semua bangsa sekeliling kami. Mereka sangat kehilangan muka dan menjadi sadar, bahwa pekerjaan itu dilaksanakan dengan bantuan Allah kami.