Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan<n id="1" />, kecillah kekuatanmu.<x id="d" />

Karena cemburu<x id="w" /> adalah geram<x id="x" /> seorang laki-laki, ia tidak kenal belas kasihan pada hari pembalasan dendam;

Pada hari kemurkaan<x id="v" /> harta<x id="w" /> tidak berguna, tetapi kebenaran melepaskan orang dari maut.<x id="x" />

Bodohlah<x id="z" /> yang menyatakan sakit hatinya seketika<x id="a" /> itu juga, tetapi bijak, yang mengabaikan cemooh.<x id="b" />

Kepercayaan kepada pengkhianat di masa kesesakan adalah seperti gigi yang rapuh dan kaki yang goyah.

Seorang isteri yang suka bertengkar serupa dengan tiris yang tidak henti-hentinya menitik<x id="o" /> pada waktu hujan.

Seperti sejuk salju di musim panen, demikianlah pesuruh yang setia bagi orang-orang yang menyuruhnya. Ia menyegarkan hati tuan-tuannya.<x id="m" />

Orang yang menyanyikan nyanyian untuk hati yang sedih adalah seperti orang yang menanggalkan baju di musim dingin, dan seperti cuka pada luka.

Janganlah memuji diri<x id="b" /> karena esok hari<n id="1" />, karena engkau tidak tahu apa yang akan terjadi<x id="c" /> hari itu.

Jangan kautinggalkan temanmu dan teman ayahmu. Jangan datang di rumah saudaramu pada waktu engkau malang.<x id="j" /> Lebih baik tetangga yang dekat dari pada saudara yang jauh.