Tidak ada hikmat<x id="k" /> dan pengertian, dan tidak ada pertimbangan yang dapat menandingi TUHAN.<x id="l" />

Biarlah itu menjadi kepunyaanmu sendiri, jangan juga menjadi kepunyaan orang lain.

Oleh karena kamu menolak<x id="h" /> ketika aku memanggil,<x id="i" /> dan tidak ada orang yang menghiraukan<x id="j" /> ketika aku mengulurkan tanganku,

Bila taufan melanda, lenyaplah orang fasik, tetapi orang benar adalah alas<x id="d" /> yang abadi.<x id="e" />

Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia,<x id="v" /> sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan.

Ada orang yang berlagak kaya, tetapi tidak mempunyai apa-apa,<x id="y" /> ada pula yang berpura-pura miskin, tetapi hartanya<x id="z" /> banyak.

Si pencemooh mencari hikmat, tetapi sia-sia, sedangkan bagi orang berpengertian,<x id="f" /> pengetahuan mudah diperoleh.

Pada musim dingin si pemalas<x id="s" /> tidak membajak; jikalau ia mencari pada musim menuai, maka tidak ada apa-apa.<x id="t" />

Orang fasik lari,<x id="w" /> walaupun tidak ada yang mengejarnya,<x id="x" /> tetapi orang benar merasa aman seperti singa<x id="y" /> muda.

Orang miskin yang menindas orang-orang yang lemah adalah seperti hujan deras, tetapi tidak memberi makanan.

Siapa bersitegang leher,<x id="e" /> walaupun telah mendapat teguran, akan sekonyong-konyong diremukkan<x id="f" /> tanpa dapat dipulihkan<x id="g" /> lagi<n id="1" />.

Dengan kata-kata saja seorang hamba tidak dapat diajari, sebab walaupun ia mengerti, namun ia tidak mengindahkannya.

Itulah sebabnya ia ditimpa kebinasaan dengan tiba-tiba,<x id="y" /> sesaat<x id="z" /> saja ia diremukkan tanpa dapat dipulihkan<x id="a" /> lagi.

Jika orang bijak beperkara dengan orang bodoh, orang bodoh ini mengamuk dan tertawa, sehingga tak ada ketenangan.