Setelah Daud selesai mempersembahkan<x id="b" /> korban bakaran dan korban keselamatan, diberkatinyalah<x id="c" /> bangsa itu demi nama TUHAN semesta alam.

Kemah Suci, yang dibuat Musa di padang gurun, dan mezbah korban bakaran pada waktu itu ada di bukit pengorbanan di Gibeon,<x id="t" />

Bagi Supim dan Hosa ialah pintu barat beserta Pintu Gerbang Syalekhet di jalan raya tanjakan. Penjaga yang satu ditaruh berdampingan dengan penjaga yang lain.

Dan para imam menyembelihnya dan mempersembahkan darahnya di atas mezbah sebagai korban penghapus dosa untuk mengadakan pendamaian<x id="y" /> bagi seluruh Israel.<x id="z" /> Sebab raja telah memerintahkan untuk mempersembahkan korban bakaran dan korban penghapus dosa itu bagi seluruh Israel.

Lalu Hizkia memerintahkan untuk mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah. Pada saat persembahan korban bakaran dimulai, mulailah pula dinyanyikan nyanyian bagi TUHAN dan dibunyikan nafiri, dengan iringan alat-alat<x id="e" /> musik Daud, raja Israel.

Dalam balai gerbang itu ada dua meja sebelah sini dan dua meja sebelah sana, tempat menyembelih<x id="h" /> korban bakaran,<x id="i" /> korban penghapus dosa<x id="j" /> dan korban penebus salah.<x id="k" />

mulai dari Pegunungan Gundul, yang mendaki ke arah Seir,<x id="i" /> sampai ke Baal-Gad<x id="j" /> di lembah gunung Libanon,<x id="k" /> di kaki gunung Hermon.<x id="l" /> Semua rajanya ditangkapnya, dan dibunuhnya.<x id="m" />

Sedang Samuel mempersembahkan korban bakaran itu, majulah orang Filistin berperang melawan orang Israel. Tetapi pada hari itu TUHAN mengguntur<x id="z" /> dengan bunyi yang hebat ke atas orang Filistin dan mengacaukan<x id="a" /> mereka, sehingga mereka terpukul kalah oleh orang Israel.

Tetapi Harun dan anak-anaknya berkewajiban membakar korban di atas mezbah<x id="p" /> korban bakaran dan di atas mezbah pembakaran ukupan,<x id="q" /> dan melakukan segala pekerjaan di tempat maha kudus serta mengadakan pendamaian bagi orang Israel, tepat seperti yang diperintahkan Musa, hamba Allah itu.

Lagipula dibuatnya sepuluh bejana<x id="t" /> pembasuhan dan ditaruhnya lima pada sisi kanan dan lima pada sisi kiri sebagai tempat pembasuhan; di situ orang membasuh apa yang diperlukan untuk korban bakaran<x id="u" />, sedang "laut" itu adalah untuk para imam sebagai tempat membasuh.

Lalu masuklah mereka menghadap raja Hizkia dan berkata: "Kami telah mentahirkan seluruh rumah TUHAN, juga mezbah korban bakaran dengan segala perkakasnya dan meja roti sajian dengan segala perkakasnya.

Kemudian mereka menyediakannya bagi dirinya dan bagi para imam, karena para imam, yakni anak-anak Harun, sampai malam hari sibuk mempersembahkan korban bakaran dan segala lemak.<x id="j" /> Oleh sebab itu orang-orang Lewi menyediakannya bagi dirinya dan bagi para imam, yakni anak-anak Harun.

Ada juga empat meja lagi untuk korban bakaran, yang diperbuat dari batu pahat.<x id="l" /> Panjangnya satu setengah hasta, lebarnya satu setengah hasta dan tingginya satu hasta. Di sana diletakkan perkakas-perkakas untuk menyembelih korban bakaran dan korban sembelihan.<x id="m" />

Dan rajalah yang bertanggung jawab mengenai korban bakaran, korban sajian, korban curahan pada hari-hari raya, bulan-bulan baru,<x id="c" /> hari-hari Sabat<x id="d" /> dan pada setiap perayaan kaum Israel.<x id="e" /> Ialah yang akan mengolah korban penghapus dosa, korban sajian, korban bakaran dan korban keselamatan untuk mengadakan pendamaian bagi kaum Israel."