(1.00) | Pkh 2:2 | Tentang tertawa<x id="x" /> aku berkata: "Itu bodoh!", dan mengenai kegirangan: "Apa gunanya?" |
(0.98) | Pkh 6:9 | Lebih baik melihat saja dari pada menuruti nafsu. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.<x id="q" /> |
(0.98) | Pkh 7:6 | Karena seperti bunyi duri<x id="b" /> terbakar di bawah kuali, demikian tertawa<x id="c" /> orang bodoh. Inipun sia-sia. |
(0.98) | Pkh 7:23 | Kesemuanya ini telah kuuji untuk mencapai hikmat. Kataku: "Aku hendak memperoleh hikmat,<x id="w" />" tetapi hikmat itu jauh dari padaku<n id="1" />. |
(0.98) | Pkh 7:27 | Lihatlah, ini yang kudapati, kata Pengkhotbah:<x id="c" /> Sementara menyatukan yang satu dengan yang lain untuk mendapat kesimpulan, |
(0.98) | Pkh 9:13 | Hal ini juga kupandang sebagai hikmat<x id="u" /> di bawah matahari dan nampaknya besar bagiku; |
(0.97) | Pkh 3:19 | Karena nasib<x id="y" /> manusia adalah sama dengan nasib binatang, nasib yang sama menimpa mereka; sebagaimana yang satu mati, demikian juga yang lain<n id="1" />. Kedua-duanya mempunyai nafas yang sama, dan manusia tak mempunyai kelebihan atas binatang, karena segala sesuatu adalah sia-sia. |
(0.97) | Pkh 7:14 | Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang inipun dijadikan Allah seperti juga hari mujur,<x id="m" /> supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya. |
(0.97) | Pkh 9:1 | Sesungguhnya, semua ini telah kuperhatikan, semua ini telah kuperiksa, yakni bahwa orang-orang yang benar dan orang-orang yang berhikmat dan perbuatan-perbuatan mereka, baik kasih maupun kebencian, ada di tangan Allah; manusia tidak mengetahui apapun yang dihadapinya.<x id="w" /> |
(0.97) | Pkh 11:6 | Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat<x id="v" /> kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik. |
(0.95) | Pkh 1:10 | Adakah sesuatu yang dapat dikatakan: "Lihatlah, ini baru!"? Tetapi itu sudah ada dulu, lama sebelum kita ada. |
(0.95) | Pkh 1:17 | Aku telah membulatkan hatiku untuk memahami hikmat<x id="s" /> dan pengetahuan, kebodohan dan kebebalan.<x id="t" /> Tetapi aku menyadari bahwa hal inipun adalah usaha menjaring angin, |
(0.95) | Pkh 2:15 | Maka aku berkata dalam hati: "Nasib yang menimpa orang bodoh juga akan menimpa aku. Untuk apa aku ini dulu begitu berhikmat?<x id="p" />" Lalu aku berkata dalam hati, bahwa inipun sia-sia. |
(0.95) | Pkh 2:19 | Dan siapakah yang mengetahui apakah orang itu berhikmat atau bodoh?<x id="v" /> Meskipun demikian ia akan berkuasa atas segala usaha yang kulakukan di bawah matahari dengan jerih payah dan dengan mempergunakan hikmat. Inipun sia-sia. |
(0.95) | Pkh 2:21 | Sebab, kalau ada orang berlelah-lelah dengan hikmat, pengetahuan dan kecakapan, maka ia harus meninggalkan bahagiannya kepada orang yang tidak berlelah-lelah untuk itu. Inipun kesia-siaan dan kemalangan yang besar. |
(0.95) | Pkh 2:23 | Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan<x id="x" /> hati, bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram.<x id="y" /> Inipun sia-sia. |
(0.95) | Pkh 2:24 | Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum<x id="z" /> dan bersenang-senang dalam jerih payahnya.<x id="a" /> Aku menyadari bahwa inipun dari tangan Allah<n id="1" />.<x id="b" /> |
(0.95) | Pkh 5:10 | (5-9) Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang<n id="1" />, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia. |
(0.95) | Pkh 5:16 | (5-15) Inipun kemalangan yang menyedihkan. Sebagaimana ia datang, demikianpun ia akan pergi. Dan apakah keuntungan orang tadi yang telah berlelah-lelah menjaring angin?<x id="b" /> |
(0.95) | Pkh 7:10 | Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman dulu<x id="h" /> lebih baik dari pada zaman sekarang?" Karena bukannya berdasarkan hikmat engkau menanyakan hal itu. |