Dia yang berfirman kepada raja: Hai, orang dursila, kepada para bangsawan<x id="v" />: Hai, orang fasik;<x id="w" />

Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila<n id="1" />; mereka tidak mengindahkan<x id="d" /> TUHAN,

Sesungguhnya gelora-gelora<x id="o" /> maut telah mengelilingi aku, banjir-banjir jahanam telah menimpa aku,

(18-5) Tali-tali maut<x id="y" /> telah meliliti aku, dan banjir-banjir<x id="z" /> jahanam telah menimpa aku,

Tak bergunalah dan jahatlah orang yang hidup dengan mulut serong,

Orang yang tidak berguna<x id="h" /> menggali lobang kejahatan, dan pada bibirnya seolah-olah ada api yang menghanguskan.<x id="i" />

Saksi yang tidak berguna mencemoohkan hukum dan mulut orang fasik menelan dusta.<x id="i" />

Bukankah dari padamu muncul orang yang merancang kejahatan terhadap TUHAN, orang yang memberi nasihat dursila?

(41-9) "Penyakit jahanam telah menimpa dia, sekali ia berbaring, takkan bangun-bangun lagi.<x id="u" />"

Tiada kutaruh di depan mataku perkara<x id="z" /> dursila<n id="1" />; perbuatan murtad aku benci,<x id="a" /> itu takkan melekat padaku.

Ada orang-orang dursila<x id="x" /> tampil dari tengah-tengahmu, yang telah menyesatkan penduduk kota mereka dengan berkata: Mari kita berbakti kepada allah lain yang tidak kamu kenal,

Janganlah anggap hambamu ini seorang perempuan dursila; sebab karena besarnya cemas dan sakit hati<x id="a" /> aku berbicara demikian lama."

Tetapi orang-orang dursila<x id="i" /> berkata: "Masakan orang ini dapat menyelamatkan kita!" Mereka menghina dia dan tidak membawa persembahan<x id="j" /> kepadanya. Tetapi ia pura-pura tuli.

Oleh sebab itu, pikirkanlah dan pertimbangkanlah apa yang harus kauperbuat, sebab telah diputuskan bahwa celaka akan didatangkan kepada tuan kita dan kepada seisi rumahnya, dan ia seorang yang dursila,<x id="r" /> sehingga orang tidak dapat berbicara dengan dia."

Suruh jugalah dua orang dursila<x id="f" /> duduk menghadapinya, dan mereka harus naik saksi terhadap dia, dengan mengatakan: Engkau telah mengutuk<x id="g" /> Allah dan raja. Sesudah itu bawalah dia ke luar dan lemparilah dia dengan batu sampai mati."

Hati-hatilah, supaya jangan timbul di dalam hatimu pikiran dursila, demikian: Sudah dekat tahun ketujuh, tahun penghapusan hutang,<x id="d" /> dan engkau menjadi kesal<x id="e" /> terhadap saudaramu yang miskin itu dan engkau tidak memberikan apa-apa kepadanya, maka ia berseru kepada TUHAN tentang engkau, dan hal itu menjadi dosa<x id="f" /> bagimu.

Maka sekarang, serahkanlah orang-orang itu, yakni orang-orang<x id="l" /> dursila yang di Gibea itu, supaya kami menghukum mati mereka dan dengan demikian menghapuskan yang jahat itu dari antara orang Israel.<x id="m" />" Tetapi bani Benyamin tidak mau mendengarkan<n id="1" /> perkataan saudara-saudaranya, orang Israel itu.

Kebetulan ada di sana seorang dursila, bernama Seba bin Bikri, orang Benyamin. Ia meniup sangkakala serta berkata: "Kita tidak memperoleh bagian<x id="b" /> dari pada Daud.<x id="c" /> Kita tidak memperoleh warisan dari anak<x id="d" /> Isai itu. Masing-masing ke kemahnya, hai orang Israel!"

Kemudian datanglah dua orang, yakni orang-orang dursila itu, lalu duduk menghadapi Nabot. Orang-orang dursila itu naik saksi terhadap Nabot di depan rakyat, katanya: "Nabot telah mengutuk Allah dan raja." Sesudah itu mereka membawa dia ke luar kota, lalu melempari dia dengan batu sampai mati.<x id="i" />

Petualang-petualang, orang-orang dursila,<x id="k" /> berhimpun padanya; mereka terlalu kuat bagi Rehabeam bin Salomo, yang masih muda dan belum teguh hati,<x id="l" /> dan yang tidak dapat mempertahankan diri terhadap mereka.