Di seluruh tanah milikmu haruslah kamu memberi hak menebus<x id="f" /> tanah.

Korban itu harus dipotong-potong, lalu kautuangkanlah minyak ke atasnya; itulah korban sajian.

untuk memberi petunjuk dalam hal najis atau dalam hal tahir; itulah hukum tentang kusta.<x id="x" />"

Janganlah kausingkapkan aurat seorang isteri<x id="y" /> ayahmu, karena ia hak ayahmu.<x id="z" />

Janganlah kausingkapkan aurat saudara perempuan<x id="c" /> ayahmu, karena ia kerabat ayahmu.

Janganlah kausingkapkan aurat isteri<x id="h" /> saudaramu laki-laki, karena itu hak saudaramu laki-laki.

Janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan<x id="q" /> berat dan kamu harus mempersembahkan korban api-apian<x id="r" /> kepada TUHAN."

Juga bagi ternakmu, dan bagi binatang liar<x id="e" /> yang ada di tanahmu, segala hasil tanah itu menjadi makanannya.

Kamu harus memelihara hari-hari Sabat-Ku<x id="r" /> dan menghormati tempat kudus-Ku,<x id="s" /> Akulah TUHAN.

Korban sajian selebihnya adalah teruntuk bagi Harun dan anak-anaknya,<x id="b" /> yakni bagian maha kudus<x id="c" /> dari segala korban api-apian TUHAN.

Harus dijaga supaya api tetap menyala di atas mezbah, janganlah dibiarkan padam."

Maka Harun dan anak-anaknya melakukan segala firman yang diperintahkan TUHAN dengan perantaraan Musa.

Segala binatang yang merayap dan bersayap dan berjalan dengan keempat kakinya adalah kejijikan bagimu.<x id="g" />

Dan siapa yang membawa bangkainya, haruslah mencuci pakaiannya dan ia menjadi najis sampai matahari terbenam.<x id="m" /> Haram semuanya itu bagimu.

Tetapi apabila benih itu telah dibubuhi air, lalu ke atasnya jatuh bangkai seekor dari binatang-binatang itu, maka najislah benih itu bagimu.

Tetapi jikalau panau itu masih tetap dan tidak meluas, maka itu bekas barah, dan imam harus menyatakan orang itu tahir.<x id="i" />

Kemudian imam harus mempersembahkan korban bakaran dan korban sajian di atas mezbah. Dengan demikian imam mengadakan pendamaian bagi orang itu,<x id="l" /> maka ia menjadi tahir.<x id="m" />

Siapapun di antaramu janganlah menghampiri seorang kerabatnya yang terdekat untuk menyingkapkan auratnya<n id="1" />; Akulah TUHAN.

Janganlah kausingkapkan aurat isteri<x id="w" /> ayahmu, karena ia hak ayahmu;<x id="x" /> dia ibumu, jadi janganlah singkapkan auratnya.

Mengenai aurat anak perempuan dari anakmu laki-laki atau anakmu perempuan, janganlah kausingkapkan auratnya, karena dengan begitu engkau menodai keturunanmu.