Ketika pengintai-pengintai itu melihat seorang keluar dari kota itu, maka berkatalah mereka kepadanya: "Tolong tunjukkan bagaimana kami dapat memasuki kota ini, maka kami akan memperlakukan engkau sebagai sahabat.<x id="l" />"

Lalu ditunjukkannyalah kepada mereka bagaimana mereka dapat memasuki kota itu, dan mereka memukul kota itu dengan mata pedang, tetapi orang itu dengan seluruh kaumnya dibiarkan<x id="m" /> mereka pergi.

Mereka menamai kota itu Dan,<x id="k" /> menurut nama bapa leluhur mereka, yakni Dan, yang lahir bagi Israel, tetapi nama kota itu dahulu adalah Lais.<x id="l" />

Tetapi pada waktu itu mulailah gumpalan asap naik dari kota itu seperti tiang asap. Suku Benyamin menoleh ke belakang dan tampaklah kota itu seluruhnya terbakar, apinya naik ke langit.<x id="x" />

Juga menara Pnuel<x id="i" /> dirobohkannya dan dibunuhnya orang-orang kota<x id="j" /> itu.

Keturunan Yusuf menyuruh orang mengintai Betel itu--nama kota itu dahulu adalah Lus.<x id="k" />

Ketika Zebul, penguasa kota itu mendengar perkataan Gaal bin Ebed, bangkitlah amarahnya.

Demikianlah orang Israel berkumpul melawan kota itu, semuanya bersekutu dengan serentak.<x id="j" />

Tetapi orang-orang Israel telah bermupakat dengan penghadang-penghadang itu untuk menaikkan gumpalan asap<x id="u" /> tebal dari kota<x id="v" /> itu.

Sehari-harian itu Abimelekh berperang melawan kota itu; ia merebut kota itu dan membunuh orang-orang yang di dalamnya; kemudian dirobohkannya kota<x id="c" /> itu dan ditaburinya dengan garam.<x id="d" />

Tetapi ada sebuah menara yang kuat di tengah-tengah kota, dan semua laki-laki dan perempuan, seluruh warga kota itu, melarikan diri ke situ; mereka menutup pintu di belakangnya dan naik ke atas sotoh menara itu.

Sesudah itu bani Yehuda berperang melawan Yerusalem,<x id="l" /> merebutnya lalu memukulnya dengan mata pedang dan memusnahkan kota itu dengan api.

Yehuda maju bersama-sama dengan Simeon,<x id="x" /> saudaranya itu, lalu mereka memukul kalah orang Kanaan, penduduk Zefat; mereka menumpas kota itu. Sebab itu kota itu dinamai Horma.<x id="y" />

Lalu ia mengumpulkan para tua-tua kota itu, ia mengambil duri padang gurun dan onak, dan menghajar<x id="h" /> orang-orang Sukot dengan itu.

Ia mengirim utusan kepada Abimelekh di Aruma dengan pesan: "Gaal bin Ebed dan saudara-saudaranya telah datang ke Sikhem dan ketahuilah mereka menghasut kota itu melawan engkau.

Ketika Gaal bin Ebed pergi ke luar dan berdiri di depan pintu gerbang<x id="x" /> kota itu, Abimelekh kebetulan bangun dari tempat penghadangannya<x id="y" /> beserta rakyat yang bersama-sama dengan dia.

dibawanyalah rakyatnya, dibaginya dalam tiga pasukan,<x id="a" /> lalu mereka mengadakan penghadangan<x id="b" /> di padang. Ketika dilihatnya, bahwa orang-orang kota itu keluar dari dalam kota, bangunlah ia menyerang mereka serta menewaskan mereka.

Abimelekh dan pasukan yang bersama-sama dengan dia menyerbu dan menduduki pintu gerbang kota, sedang kedua pasukan lain itu menyerbu dan menewaskan semua orang yang ada di padang.

Sebab itu singgahlah mereka di Gibea, lalu masuk untuk bermalam<x id="z" /> di situ, dan setelah sampai, duduklah mereka di tanah lapang<x id="a" /> kota. Tetapi tidak ada seorangpun yang mengajak mereka ke rumah untuk bermalam.

Ketika ia mengangkat mukanya dan melihat orang yang dalam perjalanan itu di tanah lapang kota, berkatalah orang tua itu: "Ke manakah engkau pergi dan dari manakah<x id="d" /> engkau datang?"